Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organ Reproduksi Betina


Organ reproduksi betina terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun dan bekerja
sama secara kompleks hingga membentuk suatu kesatuan kerja sehingga dapat
digunakan dalam proses reproduksi dan menghasilkan keturunan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup suatu spesies. Organ reproduksi betina terdiri dari beberapa bagian
diantaranya adalah ovarium, tuba falopii (oviduk), uterus, serviks, vagina, dan vulva.
Sistem reproduksi betina untuk ternak terdiri dari dua Ovarium dan sistem saluran.
Sistem saluran mencakup Oviduct, Uterus, tanduk Uterus, Vagina, dan Vulva. Organ
dalam didukung oleh Ligamentum yang terdiri dari Mesovarium yang mendukung
Ovarium, Mesosalpinx yang mendukung Oviduct, dan Mesometrium yang mendukung
Uterus. Sokongan Ligamentum pada sapi dan domba, secara dorsolateral pada daerah
Ilium dan Ovarium berlokasi di dekat Pelvis (Yusuf, 2012).
2.2 Macam-Macam Organ Reproduksi Betina
2.2.1 Ovarium
Ovarium terletak di dalam kavum abdominalis, mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan organ endokrin
yang mengeluarkan hormon reproduksi betina yaitu estrogen dan progesteron. Pada
umumnya ovarium terdapat dua buah, kanan dan kiri yang terletak di dalam pelvis.
Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut spesies dan fase dari siklus
estrus. Ovarium terdiri atas bagian dalam yang disebut medulla dan bagain luar
yaitu korteks (Soeparna & Solihati, 2014).
Dua komponen penting yang terdapat pada ovarium yaitu folikel dan korpus
luteum. Folikel pada ovarium berasal dari epitel benih yang melapisi permukaan
ovarium. Dalam mencapai berkembangannya, folikel mealui tingkatan-tingkatan
folikel primer, sekunder, tersier (yang sedang tumbuh) dan de Graf (yang matang)
(Tita & Ismudiono, 2013).
Pada sapi, berbentuk oval dengan ukuran bervariasi dengan panjang 1,3-5,0
cm, dan lebar 1,3-3,2 cm, dan tebal 0,6-1,9cm. pada domba, ovarium berbentuk
lonjong dengan panjang berkisar 1,3-1,9 cm, sedangkan pada kuda berbentuk
seperti ginjal dengan ukuran panjang 4,0-8,0 cm, lebar 3,0-6,0 dan tebal 3,0-5,0
cm. Ovarium pada babi, berbentuk lonjong menyerupai serangkai buah anggur
karena banyaknya folikel dan orpus luteum (Soeparna & Solihati, 2014).
2.2.2 Oviduct
Terdapat keterkaitan anatomi antara Ovarium dan Oviduct. Panjang dan
diameter Oviduct bervariasi pada setiap mamalia. Oviduct dapat dibagi ke dalam
empat bagian fungsional, yaitu Fimbriae; bentuk saluran abdominal terbuka dekat
dengan Ovarium, Infundibulum, Ampulla, dan Isthmus; yang menghubungkan
antara Oviduct dengan Uterus. Panjang Ampulla sekitar setengah dari total panjang
Oviduct, menyatu dengan perbatasan Isthmus. Isthmus terhubung langsung dengan
Uterus (Wahyuni, 2013).
2.2.3 Uterus
Uterus merupakan suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk
penerimaan Ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan Fetus, dan stadium
permulaan ekspulsi Fetus pada waktu kelahiran. Uterus teridiri dari Cornua,
Corpus, dan Cervix. Pada sapi, domba dan kuda mempunyai uterus jenis Uterus
bipartitus, terdapat suatu dinding penyekat (septum) yang memisahkan kedua
Cornua dan Corpus uteri yang cukup panjang. Cornu uteri pada sapi dan domba
berlekuk seperti tanduk domba jantan. Corpus uteri mempunyai panjang kira-kira
2- 4 cm. Tergantung pada umur dan bangsa sapi, Cornua uteri berukuran panjang
20-40 cm dan diameter 1,25-5 cm pada keadaan tidak bunting. Kedua Cornua
disatukan oleh ligament- ligament Intertcornual dorsal dan Ventral untuk kira-kira
separuh panjangnya. Uterus dapat terletak pada lantai Pelvis atau pada sapi yang
sudah sering melahirkan, melewati tepi Pelvis pada lantai caudal rongga perut
(Bana, 2015).
Uterus umumnya terletak dorsal atau lateral dari Vesica urinaria dan
dipertautkan ke Dorsolateral oleh Ligamentum lata atau Mesometrium. Selama
kebuntingan, Uterus sangat besar dan tertarik ke depan dan ke bawah Cavum
abdominalis. Cervix uteri berukuran panjang 5-10 cm,diameter 1,5-7 cm (rata-rata
3-4 cm) dengan diameter terbesar pada hewan yang sudah sering beranak
(pluripara). Cervix terletak caudal dari Corpus uteri di dalam rongga Pelvis, pada
tepi Pelvis, atau di dalam rongga perut. Selama kebuntingan, Cervix tertarik ke
dalam Cavum abdominalis (Bana, 2015).
2.2.4 Serviks
Serviks terletak di antara Uterus dan Vagina sehingga dikatakan sebagai pintu
masuk ke dalam Uterus. Cervix ini tersusun atas otot daging Sphincter. Terdapat
lumen Cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan mucosa Cervix dan akan
menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Cervix menghasilkan cairan yang
dapat memberi jalan pada Spermatozoa menuju ampula dan untuk menyeleksi
sperma. Selama birahi dan kopulasi, Cerviks berperan sebagai masuknya sperma.
Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran Uterus itu tertutup dengan sempurna
guna melindungi Fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka,
Cerviks mengembang, hingga Fetus dan membran dapat melaluinya pada saat
kelahiran. Fungsi dari Cervix adalah menutup lumen Uterus sehingga menutup
kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai
tempat Reservoir Spermatozoa (Faikatushalihat, 2019).
2.2.5 Vagina
Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di dalam Pelvis di
antara Uterus dan Vulva. Vagina memiliki membran mukosa disebut Epitel
squamosa berstrata yang tidak berkelenjar tetapi pada sapi berkelenjar. pada bagian
Kranial dari Vagina terdapat beberapa sel mukosa yang berdekatan dengan Cervix.
Vagina terdiri dari 2 bagian yaitu Vestibulum yang letaknya dekat dengan Vulva
serta merupakan saluran reproduksi dan saluran keluarnya urin dan yang kedua
adalah Portio vaginalis cervixis yang letaknya dari batas antara keduanya hingga
Cervix. Vestibulum dan Portio vaginalis cervixis dibatasi oleh suatu selaput
pembatas yang disebut himen. Fungsi dari Vagina adalah sebagai alat kopulasi dan
tempat sperma dideposisikan, berperan sebagai saluran keluarnya sekresi Cervix,
Uterus dan Oviduct dan sebagai jalan peranakan saat proses beranak. Vagina akan
mengembang agar Fetus dan membran dapat keluar pada waktunya. Pada hewan
yang tidak bunting panjang Vagina sapi mencapai 25,0 sampai 30,0 cm. Variasi
ukuran Vagina ini tergantung pada jenis hewan, umur dan frekuensi beranak
(semakin sering beranak, Vagina semakin lebar) (Ni Made, 2018).
2.2.6 Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. Vulva terdiri dari
dua bagian. Bagian luar disebut Labia mayora dan bagian dalamnya disebut Labia
minora. Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan sedangkan
Labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan. Pertautan antara
Vagina dan Vulva ditandai oleh Orifis uretral eksternal atau oleh suatu pematang
pada posisi kranial terhadap Uretral eksteral yaitu Himen vestigial. Himen tersebut
rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vulva akan menjadi tegang karena
bertambahnya volume darah yang mengalir ke dalamnya (Faikatushalihat, 2019).
2.2.7 Klitoris
Klitoris yaitu merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog
dengan Gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm
dalam Labia. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (Glans).
Klitoris terdiri atau jaringan Erektil yang tertutup oleh Epitel skuamusa berstrata.
Selain itu Klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi.
Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang Estrus. Fungsi dari Klitoris ini
membantu dalam perkawinan (Ni Made, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Bana, Ir Joice. 2015. Modul Praktikum Anatomi Hewan. Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Lestari., Damayanti, T., & Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya: Airlangga
University Press.

Ni,Made. 2018. Sapi bali dan pemasarannya. Warmadewa university press. Denpasar.

Ni’am, H. U. M., A. Purnomoadi dan S. Dartosukarno. 2012. Hubungan Antara Ukuran-


Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina pada Berbagai Kelompok Umur.
Animal Agriculture Journal 1 (1): 541-556.

Soeparna & N.Solihati, 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Bogor: IPB Press.

Yusuf, Muhammad. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. LKPP Universitas
Hassanudin. Makassar.

Wahyuni Sri. 2013. Morfologi Kelenjar Aksesori Kelamin Muncak Jantan. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syah Kuala. Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai