Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum II Ilmu Reproduksi Ternak

PENGENALAN ALAT REPRODUKSI BETINA


PADA UNGGAS DAN RUMINANSIA

Oleh
NAMA : DIXY TYAS ZULVANDAWA
NIM : L1A117038
KELAS : A
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : MUHAMAD RIDWAN SALIM

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN KONSULTASI

No
Hari/tanggal Materi konsultasi Paraf
.

Kendari, April 2019


Menyetujui
Asisten Praktikum,

Muhamad Ridwan Salim


L1A115087
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan peristiwa penting dalam mendapatkan keturunan.

Sistem reproduksi ini dibagi menjadi dua yakni sistem reproduksi betina dan

sistem reproduksi jantan. Reproduksi betina adalah suatu proses yang kompleks

yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila

makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki dewasa

kelamin

Organ reproduksi betina terdiri atas ovarium dan oviduk atau saluran

reproduksi yang terdiri atas infundibulum, maghnum, isthmus, uterus, dan vagina.

Ovarium terletak pada rongga badan sebelah kiri. Pada saat perkembangannya

embrio, terdapat dua ovarium dan pada perkembangan selanjutnya hanya ovarium

sebelah kiri yang berkembang, sedangkan bagian kanan rudimenter. Ovarium

betina biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang berwarna kuning

besar (yolk) dan terdapat banyak folikel kecil berwarna putih (folikel belum

dewasa) (Suprijatna dkk, 2010).

Dalam bidang peternakan, reproduksi tidak dapat dipisahkan dengan

produktivitas ternak. Sebagai contoh untuk menghasilkan telur, susu, dan bakalan

ternak, haruslah melalui proses reproduksi, yang dimulai dengan pembentukan sel

telur/sel sperma, ovulasi, fertilisasi,pertumbuhan dan perkembangan fetus sampai

dengan dilahirkan (partus). ilmu reproduksi ternak jantan maupun betina

merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Dengan mempelajari anatomi

reproduksi ternak betina kita mengetahui cara kerja sistem reproduksi ternak dan

diharapkan mampu diaplikasikan langsung di lapangan.


Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum pengenalan alat

reproduksi betina pada unggas dan ruminansia.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum pengenalan alat reproduksi

betina pada unggas dan ruminansia adalah:

a. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui alat reproduksi betina pada

unggas dan ruminansia.

b. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui fungsi dari masing-masing

alat reproduksi betina pada unggas dan ruminansia.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dilakukannya praktikum pengenalan alat reproduksi

betina pada unggas dan ruminansia ini adalah :

a. Mahasiswa dapat mengetahui alat reproduksi betina pada unggas dan

ruminansia.

b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi alat reproduksi betina pada unggas

dan ruminansia.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Reproduksi

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu

faali (fisiologi). Sistem reproduksi betina untuk ternak sapi terdiri dari dua

ovarium dan sistem saluran. Sistem saluran mencakup oviduct, uterus, tanduk

uterus, vagina, dan vulva. Organ dalam didukung oleh ligamentum yang terdiri

dari mesovarium yang mendukung ovarium, mesosalpinx yang mendukung

oviduct, dan mesometrium yang mendukung uterus. Sokongan ligamentum pada

sapi dan domba, secara dorsolateral pada daerah ilium dan ovarium berlokasi di

dekat pelvis (Yusuf, 2012).

2.2. Alat Reproduksi Betina Ruminansia

Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina,

seperti halnya testes pada hewan jantan. Ovarium dapat dianggap bersifat

endoktrin atau sitogenik (menghasilkan sel), karena mampu menghasilkan

hormon yang akan diserap langsung kedalam peredaran darah, dan juga ovum

(jamaknya ova), yang dapat dilepaskan dari kelenjar . Keutamaan organ ini karena

menghasilkan gamet betina (sel telur) dan hormon (estrogen dan progesteron).

Sapi, kuda, dan domba betina adalah monotocous, biasanya melahirkan satu pada

kehamilan setiap periode. Oleh karena itu, satu sel telur dihasilkan pada setiap

siklus berahi. Babi merupakan ternak polytocous, menghasilkan 10 sampai 25 sel

telur setiap siklus berahi dan melahirkan beberapa anak pada setiap periode

kehamilan (Yusuf, 2012).


Uterus merupakan saluran alat kelamin yang berbentuk buluh, berurat

daging licin, untuk menerima ovum yang telah dibuahi atau embrio dari oviduct,

dan pemberian makanan dan perlindungan bagi fetus, selanjutnya untuk

mendorong fetus ke arah luar pada saat kelahiran. Bentuk morfologi uterus pada

berbagai spesies hewan berbeda-beda menurut derajat persenyawaan dari saluran

muller pada periode embrional. Dinding uterus terbagi menjadi 3 lapis yaitu

lapisan serosa di sebelah luar, lapisan muskularis di sebelah tengah

(myometrium), dan lapisan mukosa di sebelah dalam. Lapisan mukosa disebut

juga endometrium mengelilingi lumen uterus (Feradis, 2010).

Cervix berdinding tebal dan elastis, bagian anterior yang menuju badan

uterus sedangkan ujung posterior menjorok ke vagina. Kebanyakan spesies,

panjang cervix berkisar antara 5 sampai 10 cm dengan diameter luar 2 sampai 5

cm. Cervix terdiri dari saluran yang merupakan pembukaan ke dalam uterus yang

berfungsi untuk mencegah kontaminasi mikroba terhadap uterus, namun juga

dapat berfungsi sebagai reservoir sperma setelah perkawinan (Yusuf, 2012).

Vagina adalah bagian dari saluran reproduksi yang pada rongga pelvis di

antara uterus dan vulva. Vagina adalah jalur partus untuk lewatnya fetus dan alat

penerima penis dari pejantan saat kopulasi. Menurut Yusuf (2012), panjang

vagina berkisar antara 25 sampai 30 cm pada sapi dan kuda, dan 10 sampai 15 cm

pada kambing dan domba. Vagina adalah berbentuk tabung, berdinding tipis dan

cukup elastis. (Caturto , 2009).

Vulva, atau alat kelamin luar, terdiri dari vestibula depan dengan bagian-

bagian terkait dan ruang depan labia. Vestibula adalah bagian dari sistem saluran

betina yang umum bagi sistem reproduksi dan saluran kencing. Panjangnya
sekitar 10 sampai 12 cm pada sapi dan kuda, setengah panjang tersebut pada babi

dan seperempatnya pada domba dan kambing. Bagian luar vulva terdiri dari labia

minora, lipatan dalam atau bibir vulva, dan labia majora, lipatan luar atau bibir

vulva. Labia minora homolog dengan preputium (selubung) pada jantan dan tidak

menonjol. Labia majora homolog dengan skrotum pada jantan, merupakan bagian

dari sistem betina yang dapat terlihat secara eksternal. Labia majora pada sapi

ditutupi dengan rambut halus hingga clitoris mucosa. Clitoris sekitar 1 cm secara

ventral di dalam labia (Soeparna, 2014).

2.3. Alat Reproduksi Betina Pada Unggas

Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infudibulum atau funnel,

magnum,isthimus, uterus atau shell gland dan vagina. Oviduk mempunyai struktur

yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40g (10 g padat dan 30 g air)

dalam waktu sekitar 26 jam ( Feradis, 2010).

Infudibulum atau papilon,panjang dari bagian ini adalah 9 cm dan fungsi

utama dari infudibulum ini hanyalah menangkap ovum yang masak. Bagian ini

sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran

vitelina. Kuning telur berada dibagian ini antara 15-30 menit. Perbatasan antara

infudibulum dan magnum yang dinamakan dengan sarang spermatozoa

merupakan terminal akhir dari laju lintas spermatozoa sebelum terjadi pembuahan

(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruhan, 2013).

Magnum, merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk yaitu 33 cm dan

magnum tersususn dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan

sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersusun dari sel gobelet.
Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di

magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam ( Bahmid, 2015).

Isthmus merupakan bagian terpendek dari oviduk dan berfungsi dalam

pembentukan kerabang tipis luar dan dalam (Recce 2009). Isthmus dan uterus

walet memiliki kemiripan pada pengamatan mikroskopis, perbedaan antara

isthmus dan uterus dilihat dari panjang silia pada lapisan epitel dan panjang

lipatan primer. Isthmus memiliki silia yang pendek dan lipatan primer yang sangat

pendek, sedangkan uterus memiliki silia dan lipatan primer yang tinggi (Sharaf et

al. 2013).

Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di

dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam

kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan

merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar

18 sampai 20 jam ( Afiati, 2013).

Vagina merupakan tempat terakhir pembentukan telur dimana telur yang

sudah berkerabang akan dilapisi oleh kutikula, sehingga pori-pori kerabang

tertutup. Vagina memiliki epitel silindris banyak baris pada lapis mukosa. Telur

yang telah masuk ke dalam vagina sudah tidak mengalami proses pembentukan

telur sehingga pada vagina tidak ditemukan kelenjar dilamina proria, namun

sebagian besar dinding vagina terdiri dari lapisan otot yang berfungsi dalam

proses peristaltik pengeluaran telur (Recee, 2009).


BAB III. METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan organ reproduksi betina pada unggas dan

ruminansia dilaksanakan pada hari Rabu ,Tanggal 27 Maret 2019 Pukul 10:00

WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Unit Fisiologi, Reproduksi, &

Kesehatan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat

reproduksi betina pada unggas dan ruminansia dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 Masker Untuk melindungi dari kontaminasi virus
pada organ reproduksi jantan pada
unggas dan ruminanasia
2 Pinset Untuk menjepit bahan yang diamati
3 Talang plastik Untuk menyimpan bahan
4 Sarung tangan Untuk melindungi tangan dari bakteri
5 Alat Tulis Untuk mengunakan mencatat penjelasan
yang disampaikan.
6 Kamera Dokumentasi

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 Alat reproduksi betina pada Untuk bahan pengamatan
unggas
2 Alat reproduksi betina pada Untuk bahan pengamatan
ruminansia
3.3. Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum pengenalan alat reproduksi

betina pada unggas dan ruminansia adalah sebagai berikut :

1. Asisten menjelaskan tentang seputar alat reproduksi betina pada unggas

dan ruminansia

2. Mengamati alat reproduksi betina pada unggas dan ruminansia

3. Mendokumentasikan alat reproduksi betina pada unggas dan ruminansia

yang sudah di jelaskan asisten,

4. Membuat laporan sementara sesuai yang sudah dijelaskan oleh asisten.


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam praktikum pengenalan alat reproduksi

betina pada ruminansia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Alat Reproduksi Ruminansia


No Nama alat Gambar Fungsi
Ruminansia
1 Ovarium - Untuk menghasilkan sel
telur dan menghasilkan
hormon androgen

2 Tuba falopi - Sebagai tempat


fertilisasi

3 Uterus - Untuk mempertahankan


dan memelihara embrio.

4 Servik - Untuk menjaga


kontaminasi
mikroorganisme dari
luar
5 Vagina - Sebagai alat kopulasi

6 Vulva Saluran reproduksi bagian


luar
-

Adapun hasil pengamatan dalam praktikum pengenalan alat reproduksi

betina pada unggas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Alat Reproduksi Unggas


No Nama Organ Gambar Fungsi
Unggas
1 Oviduk - Untuk menghasilkan
sel telur ,
menghasilkan
hormon androgen

2 Infudibulum - Untuk menangkap


sel telur yang sudah
matang di dalam
oviduk.
3 Magnum - Untuk membentuk
putih telur yang
dihasilkan oleh
infidibulum dan
oviduk selama 3-4
jam.

4 Isthmus - Membentuk selaput


telur

5 Uterus - Proses pembentukan


kerabang telur
selama 20 jam.

6 Vagina - Sebagai alat kopulasi

7 Kloaka - Sebagai tempat


keluarnya telur
4.2. Pembahasan

4.2.1. Alat Reproduksi Betina Ruminansia

Berdasarkan Tabel 3 mendapatkan hasil bahwa organ –organ reproduksi

betina pada ruminansia yaitu: Ovarium, tuba falopi, uterus, servik, vagina, dan

vulva.Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti

halnya testes pada hewan. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan

menghasilkan hormon androgen. Hal ini sebanding dengan pernyataan (Yusuf,

2012) yang menyatakan bahwa ovarium adalah organ primer (atau esensial)

reproduksi pada betina, seperti halnya testes pada hewan jantan. Ovarium dapat

dianggap bersifat endoktrin atau sitogenik (menghasilkan sel), karena mampu

menghasilkan hormon yang akan diserap langsung kedalam peredaran darah, dan

juga ovum (jamaknya ova), yang dapat dilepaskan dari kelenjar . Keutamaan

organ ini karena menghasilkan gamet betina (sel telur) dan hormon (estrogen dan

progesteron). Sapi, kuda, dan domba betina adalah monotocous, biasanya

melahirkan satu pada kehamilan setiap periode. Oleh karena itu, satu sel telur

dihasilkan pada setiap siklus berahi. Babi merupakan ternak polytocous,

menghasilkan 10 sampai 25 sel telur setiap siklus berahi dan melahirkan beberapa

anak pada setiap periode kehamilan.

Tuba falopi berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus merupakan

struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah

dibuahi dan perkembangan zigot.Uterus berfungsi untuk mempertahankan dan

memelihara embrio.
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk

menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung

oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding

ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam

disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut

perimetrium.

Servik terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan sebagai

pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini tersusun atas otot daging sphincter.

Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan mucosa cervix dan

akan menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Servik berfungsi untuk

menjaga kontaminasi mikroorganisme dari luar.

Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di dalam

pelvis di antara uterus dan vulva. Vagina memiliki membran mukosa disebut

epitel squamosa berstrata yang tidak berkelenjar tetapi pada sapi berkelenjar. pada

bagian kranial dari vagina terdapat beberapa sel mukosa yang berdekatan dengan

cervix.Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi.

Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. Vulva terdiri

dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian dalamnya disebut

labia minora. Vulva berfungsi sebagai saluran reproduksi luar. Hal ini sebanding

dengan pernyataan (Soeparna, 2014) yang menyatakan bahwa vulva, atau alat

kelamin luar, terdiri dari vestibula depan dengan bagian-bagian terkait dan ruang

depan labia. Vestibula adalah bagian dari sistem saluran betina yang umum bagi

sistem reproduksi dan saluran kencing. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm pada

sapi dan kuda, setengah panjang tersebut pada babi dan seperempatnya pada
domba dan kambing. Bagian luar vulva terdiri dari labia minora, lipatan dalam

atau bibir vulva, dan labia majora, lipatan luar atau bibir vulva. Labia minora

homolog dengan preputium (selubung) pada jantan dan tidak menonjol. Labia

majora homolog dengan skrotum pada jantan, merupakan bagian dari sistem

betina yang dapat terlihat secara eksternal. Labia majora pada sapi ditutupi dengan

rambut halus hingga clitoris mucosa. Clitoris sekitar 1 cm secara ventral di dalam

labia

4.2.2. Alat Reproduksi Betina Unggas

Berdasarkan Tabel 4 mendapatkan hasil bahwa alat –alat reproduksi betina

pada unggas meliputi: oviduk, infudibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina,

dan kloaka. Oviduk berfungsi untuk menghasilkan sel telur , menghasilkan

hormon androgen.

Infudibulum merupakan bagian awal dari oviduct Terdiri atas 2 bagian

Funnel infundibulum ,Tubular region. Infudibulum berfungsi untuk menangkap

sel telur yang sudah matang di dalam oviduk. Hal ini sebanding dengan

pernyataan yang terdapat dalam buku (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruhan, 2013) yang menyatakan bahwa infudibulum atau papilon,panjang dari

bagian ini adalah 9 cm dan fungsi utama dari infudibulum ini hanyalah

menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber

protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada dibagian ini

antara 15-30 menit. Perbatasan antara infudibulum dan magnum yang dinamakan

dengan sarang spermatozoa merupakan terminal akhir dari laju lintas spermatozoa

sebelum terjadi pembuahan.


Magnum merupakan alat yang berfungsi untuk membentuk putih telur

yang dihasilkan oleh infidibulum dan oviduk selama 3-4 jam.Hal ini sebanding

dengan pernyataan ( Bahmid, 2015) yang menyatakan bahwa Magnum,

merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk yaitu 33 cm dan magnum

tersususn dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan sekresi

putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersusun dari sel gobelet. Sel

gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum

untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam

Isthmus adalah bagiannya pendek dan sedikit lapisan mucosa. Panjang

ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput

kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi

melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur.

Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di

dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam

kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan

merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar

18 sampai 20 jam..

Vagina merupakan tempat terjadinya pembentukan kutikula dan tidak

terdapat sekresi pembentukan telur. Telur melewati vagina selama 3 sampai 5

menit, kemudia dikeluarkan dan 30 menit setelahnya akan terjadi ovulasi kembali.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan panjang vagina 11 cm

dengan berat 20 gram. Afiati et al., (2013) menambahkan bahwa,vagina memiliki

panjang 10 cm. Horhoruw (2012) mengatakan bahwa panjang vagina adalah 10


cm dan berat vagina adalah 4,28 gram. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi.

Kloaka merupakan alat reproduksi yang berfungsi sebagai tempat keluarnya telur.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum pengenalan alat

reproduksi betina pada unggas dan ruminansia yaitu:

a. Alat reproduksi betina pada ruminansia meliputi Ovarium, tuba falopi,

uterus, servik, vagina, dan vulva. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan

sel telur. Tuba falopi berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus berfungsi

untuk mempertahankan dan memelihara embrio. Servik berfungsi untuk

menjaga kontaminasi mikroorganisme dari luar. Vagina berfungsi sebagai

alat kopulasi. Dan vulva berfungsi sebagai saluran reproduksi bagian luar.

b. Alat reproduksi betina pada unggas meliputi oviduk, infudibulum,

magnum, istimus, uterus, vagina, dan kloaka. Oviduk berfungsi

menghasilkan sel telur. Infudibulum berfungsi untuk menangkap sel telur

yang sudah matang di dalam oviduk. Magnum berfungsi untuk membentuk

putih telur. Isthmus berfungsi untuk membentuk selaput telur. Uterus

berfungsi sebagai pembentuk kerabang telur. Vagina berfungsi sebagai alat

kopulasi. Dan kloaka berfungsi sebagai tempat keluarnya telur.

5.2. Saran

Diharapkan agar asisten lebih baik lagi dalam mendampingi praktikan

dalam menjelaskan materi seputar praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Afiati, Fifi., Herdis, dan S. Said. 2013. Pembibitan Ternak dengan Inseminasi
Buatan. Jakarta. Niaga Swadaya.

Blakely, J and D. H. Bade. 2010. Ilmu Peternakan (Terjemahan). Edisi ke-4.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Caturto P.N. 2009. Agribisnis Ternak Ruminansia. Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013. Reproduksi Hewan.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.

Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.


Recee WO. 2009. Function Anatomy and Physiology of Domestic Animals. Iowa
(US): Wiley-Blackwell Pr.
Sharaf A, Eid W, Abuel-atta AA. 2013. Age Related Morphology of the Ostrich
Oviduct (Isthmus, Uterus, Vagina). BJVM. 16(3): 145-158.

Soeparna, Solihati, Nurcholidah. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Institut Pertanian


Bogor Press. Bogor.

Yusuf, Muhammad. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. LKPP Universitas
Hassanudin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai