Disusun oleh:
PURWOKERTO
Rosidi
Ismoyowati
Ibnu Harisulistyawan
Nu’man Hidayat
2020
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS
Kerangka adalah suatu satu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak
tulang yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat melekatnya otot.
Kerangka juga melindungi beberapa organ vital. Sistem rangka berintegrasi
dengan sistem otot yang merupakan suatu proses fisiologis yang penting dalam
menunjang aktivitas unggas. Kharakteristik kerangka unggas bersifat spesifik,
yaitu ringan dan berisi udara, yang disesuaikan dengan fungsinya untuk bergerak,
berjalan dan terbang. Kerangka unggas disajikan pada Gambar 5.
Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada unggas hampir sama dengan
hewan mamalia. Ayam mempunyai jantung dengan dua atrium dan dua ventrikel.
Pemisah antara atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri adalah
interatrial septum dan interventricular septum (Gambar 7). Secara garis besar,
arteri membawa darah meninggalkan jantung dan akan kembali lagi kejantung
melalui vena.
VD
Organ reproduksi pada ayam atau unggas jantan dibagi dalam tiga bagian
utama, yaitu sepasang testis, sepasang saluran deferens dan kloaka (Gambar 9).
Testis terdiri dari sejumlah besar saluran kecil yang bergulung dan dari lapisan-
lapisannya dihasilkansperma. Saluran tubulus seminiferus menuju ductus
deferens, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan sperma keluar dari tubuh.
Ductus deferens bermuara ke dalam papila kecil yang berperan sebagai organ
intromittent.
Sistem reproduksi pada unggas betina terdiri dari satu ovarium dan satu
oviduk (Gambar 10), organ tersebut juga merupakan kelenjar endokrin. Ovarium
pada ayam betina terdapat satu yang terletak pada ronnga badan sebelah kiri.
Ovarium ayam betina dewasa biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang
berkembang, berwarna kuning besar (yolk) sejumlah besar folikel putih kecil yang
merupakan bakal kuning telur.
Oviduk merupakan saluran tempat disekresikannya albumen atau putih
telur, membran kerabang dan pembentukkan kerabang telur. Oviduk pada ayam
betina berbentuk pipa yang melipat yang sebagian besar terletak pada sisi bagian
kiri rongga perut.Oviduk terbagi menjadi 5 bagian yaitu: infundibulum, magnum,
istmus, uterus dan vagina.
Ekskresi air dan sisa metabolik sebagian besar terjadi melalui ginjal. Sistem
ekresi pada unggas terdiri dari dua buah ginjal yang bentuknya relatif besar dan
memajang, terletak di belakang paru-paru dan menempel pada tulang punggung.
Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dengan jelas, ginjal
terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit fungsional utama
dari ginjal (Gambar 12). Fungsi utama ginjal adalah memproduksi urin.
I = DL/DP x 100%
Keterangan :
I = indeks telur (%)
DL = diameter lebar
DP = diameter panjang
Nilai indeks telur bervariasi antara 65%-82%, dan yang ideal adalah 70%-75% (Tri
Yuwanta, 2008).
Berdasarkan indeks telurnya, telur unggas dapat diklasifikasikan pada menjadi tiga
yang tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi telur unggas berdasarkan indeksnya
No. Indeks telur Bentuk telur
1. < 70 Terlalu lonjong
2. 70-80 Normal
3. > 80 Terlalu bulat
A
C D
AB = diameter panjang
CD = diameter tumpul
Gambar 13. Bentuk telur ayam
Kualitas kerabang telur dapat diukur dengan indeks kerabang telur, yang
diperoleh dengan membagi berat kerabang telur dengan luas permukaan kerabang
telur. Rumusnya adalah:
I = C/S X 100
Telur tersusun dari kuning telur (yolk), putih telur (albumen), selaput
kerabang (shell membrane), kerabang (shell) dan komponen lainnya yang terdapat
pada albumen dan yolk (Gambar 16).
Yolk bersifat semi liquid, granuler dan berwarna kuning, bentuknya bulat dan
berada di tengah-tengah telur. Yolk dilapisi selaput tipis yang disebut membrana
vittelina. Dibagian atas (di bawah membrana vittelina) terdapat lembaga telur atau
discus germinalis, yang selalu terdapat dibagian atas yolk karena memiliki massa
jenis yang lebih kecil dibanding yolk. Warna kuning pada yolk karena adanya
xanthofil, yaitu pigmen karoten dari pakan.
Albumen berupa cairan kental dan transparan yang tersusun dari tiga lapisan
yaitu: outer thin white (lapisan albumen luar yang encer), thick white (lapisan
tengah yang kental) dan inner thin white (lapisan albumen bagian dalam yang
encer). Bagian albumen yang membentuk dua pita berbelit seperti spiral,
memanjang dari ujung yolk dan bersifat koloidal disebut chalaza. Chalaza
berfungsi menjaga yolk tetap berada dibagian tengah telur.
Gambar 16. Struktur Telur Unggas
Membrane shell adalah selaput tipis yang terdapat diantara albumen dan
kerabang telur. Ada dua Menbrane shell yaitu outer Menbrane shell dan inner
Menbrane shell yang saling menempel, kecuali pada bagian ujung tumpul dan
diantara selaput tersebut membentuk rongga udara atau air sac.
Kerabang telur sebagian besar tersusun dari mineral, terutama CaCO3
(98,43%); yang lainnya: MgCO3 (0,84%) dan Ca(PO4)2 (0,75%), serta protein
3,3%. Kerabang telur bersifat poreus dan dibagian luar dilapisi cuticula yang
berfungsi mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam telur dan mengurangi
terjadinya penguapan.
III. PENETASAN TELUR UNGGAS
b)
Gambar 20. Perkembangan embrio umur satu hari sampai dengan menetas
4.3 Selaput Ekstra Embrional
Selama penetasan embrio unggas tidak memiliki hubungan langsung dengan
induknya, sehingga zat-zat makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari telur
itu sendiri. Penyerapan zat-zat makanan dan metabolisme selama perkembangan
embrio dalam telur dapat berlangsung karena adanya membran ekstraembrional
(Gambar 21), yang terdiri dari:
1. Amnion dan chorion: keduanya mulai tumbuh dari daerah kepala yang
selanjutnya menyelimuti seluruh tubuh embrio. Lapisan paling luar adalah
chorion dan bagian bawahnya amnion. Amnion merupakan kantong yang berisi
cairan transparan, untuk memelihara embrio agar bergerak bebas selama
pertumbuhan dan melindunginya dari benturan fisik.
2. Yolk sac (kantong kuning telur): merupakan membran yang membungkus
kuning telur. Membran ini mensekresikan enzim protease yang mengubah
protein kuning telur menjadi asam amino sehingga dapat diserap embrio. Yolk
sac dan sisa isinya akan diserap dan masuk ke dalam tubuh segera sebelum
menetas dan merupakan cadangan makanan bagi doc yang baru menetas.
3. Allantois: merupakan membran yang menyelimuti embrio dan berperan
sebagai suatu sistem sirkulasi. Fungsi dari allantois adalah:
a. Respirasi: mengalirkan oksigen ke dalam darah embrio dan
mengeluarkan karbondioksida
b. Digesti : membantu digesti albumen dan absorpsi Ca dari kerabang
c. Ekskresi : membuang hasil ekskresi dari ginjal embrio dan menanpungnya
di rongga allantois. Allatois berkembang pada hari ke 3 dan lengkap pada
hari ke 12.
Gambar 21. Membran ekstraembrional