Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM PERNAPASAN, SISTEM PENCERNAAN DAN
SISTEM REPRODUKSI UNGGAS

M. SAPTA MUHARRAM
05041382227083

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unggas adalah jenis-jenis ayam yang dipelihara atau dibudidayakan
untuk tujuan penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa
jenis unggas memberikan keuntungan bagi peternak antara lain adalah ayam, itik,
puyuh. Unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan keuntungan
bagi manusia yang memeliharanya.
Ayam termasuk hewan homointerm dengan tingkat metabolisme yang tinggi,
termasuk hewan yang dapat menjaga dan mengatur suhu tubuhnya agar tetap
normal melalui proses homeostatis. Hal ini dikarenakan adanya reseptor otak,
yaitu hipotalamus untuk mengatur suhu tubuh. Ayam memiliki system reproduksi
yang berbeda yaitu pada organ kopulasi yaitu papilla. Sistem pencernaan ayam
memiliki perbedaan pada sekum yang berkembang. Ayam memiliki tingkah laku
yang khas dari ternak lainnya yaitu walking, preening, foraging, feeding dan
drinking.
Sistem Pencernaan merupakan rangkaian proses yang terjadi di dalam saluran
pencernaan ayam untuk memanfaatkan nutrient dari pakan atau bahan pakan yang
diperlukan tubuh untuk hidup, beraktivitas, berproduksi, dan bereproduksi.
Saluran pencernaan pada ayam terdiri dari berbagai organ yang berfungsi untuk
memecah pakan atau bahan pakan yang masuk ke saluran pencernaan, menyerap
zat gizi yang dibutuhkan dan membuang sisa yang tidak dapat dicerna. Proses
pencernaan meliputi mekanik, enzimatis, dan mikrobiologis yang terbentang dari
mulut sampai ke usus besar dan kloaka. Organ pencernaan pada unggas meliputi
mulut, oesophagus, crop, proventriculus, gizzard, usus halus, coecum, usus besar
dan kloaka.
Alat pernafasan ayam terdiri dari tiga komponen penting yaitu saluran
pernafasan (hidung, sinus hidung, trakhea dan bronkhus), paru-paru dan kantong
udara (air sac) . Paru-paru ayam sangat sederhana dan kurang elastis dibandingkan
dengan paru-paru hewan mamalia. Oleh sebab itu, peranan kantong udara dan

1 Universitas Sriwijaya
2

otot-otot di daerah perut sangat penting pada saat meaakukan inspirasi dan
ekspirasi. Umumnya, unggas memiliki sembilan kantong udara yaitu kantong
udara servikalis, thorakalis kranialis, thorakalis kaudalis, abdominalis (masing-
masing berpasangan) dan kantong udara klavikularis (tunggal) . Beberapa kantong
udara meluas ke bagian dalam tulang atau ke dalam jaringan subkutan. Kantong
udara merupakan suatu rongga dengan dinding tipis dan halus, sehingga sulit
dikenali sewaktu dalam posisi mengempis. Tetapi jika terjadi infeksi kantong
udara, biasanya mengalami penebalan dan peradangan (air sacculitis), sehingga
mudah/dapat dideteksi sewaktu nekropsi ayam (RALPH SAY, 2017) .
Praktikum adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan tiap mata kuliah
di Universitas Sriwijaya dimana praktikum yang dilakukan adalah mata kuliah
ilmu lingkungan ternak dengan topik Anatomi dan fisiologi pada tenak Unggas
dengan metode nekropsi (membedah ayam). praktikum tersebut di lakukan
berdasarkan kelompok sedangakan pembuatan laporan di lakukan secara individu.
Dan ayam yang dibedah adalah ayam sehat dengan tujuan untuk mengetahui
anatomi dan fisiologi serta ukuran masing- masing organ pada ternak unggas yang
meliputi sistem pernapasan, pencernaan, dan reproduksi pada ayam. Karena ayam
yang yang dipakai adalah ayam yang sehat dan bisa di konsumsi maka ayam
tersebut tidak di euthanasia (patah leher, emboli udara dan sebagainya) tapi di
bunuh secara halal menggunakan pisau.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat melakukan pengamatan,
pengukuran, identifikasi terhadap organ reproduksi, pencernaan, dan pernapasan
pada unggas serta mengetahui tata letak dari masing-masing sistem organ tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum ini ialah mengetahui organ apa saja
yang menjadi sistem organ untuk sistem pernapasan, sistem pencernaan,dan
sistem reproduksi pada ternak ayam. serta mengetahui tata letak dan ukurannya
dari masing-masing sistem organ tersebut.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saluran Pernapasan


Sistem pernapasan unggas secara umum bahwa setelah inspirasi sekitar
setengah dari volume tidal masuk ke dalam kantung hawa belakang (posterior).
Ketika seekor unggas melakukan inspirasi, udara dari lingkungan masuk melalui
nares sampai ke trakea, bergerak ke bronkus primer dan langsung ke kantong
hawa posterior dan secara bersamaan udara dari paru-paru bergerak ke kantong
hawa anterior (Powell 2015; Dorgan dan Takici 2018).
Sistem pernapasan adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara
oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernafasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di
dalam sel-sel tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan
invertebrata memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan yang berbeda
dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup yaitu respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi internal
adalah proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Sedangkan
respirasi eksternal adalah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan
pembuangan sisa hasil metabolisme selyang berupa O2 (Isnaeni, 2006)
2.1.1 Lubang hidung
Untuk mengambil udara untuk bernafas, terdapat bulu-bulu halus di
dalamnya yang digunakan untuk menyaring udara yang masuk. Lubang hidung
(nostril) mengantarkan udara ke cavum nasi. Cavum nasi berhubungan secara
langsung atau tidak langsung dengan beberapa sinus paranasalis (Heryani, 2017).
2.1.2 Laring
Laring merupakan saluran pernapasan setelah lubang hidung. Organ
pernapasan ayam ini berfungsi sebagai jalan masuknya udara selama proses
inspirasi. Proses inspirasi adalah proses saat ayam menghirup udara dari luar
ketika ayam sedang menarik napas (Tarmudji, 2013). Laring adalah pintu masuk
menuju trakea, menurut Radiopoetrao (1991) bagian ini disokong oleh cartilago

3 Universitas Sriwijaya
4

cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang. Organ ini juga
berfungsi sebagai jalan masuk udara selama inspirasi, membantu proses menelan
makanan, mengatur suara, dan membantu mengelola tekanan intra thoracis.
2.1.3 Trakea
Trakea merupakan struktur anatomi dari sistem pernapasan unggas yang
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara, menghubungkan laring dan
faring dengan paru-paru. Trakea dapat ditemukan di daerah dada dan tersusun atas
tulang lunak yang disebut dengan tulang rawan.Trakea tersusun atas cincin
cartilago melingkar menyerupai bentuk O yang berfungsi mencegah terjadinya
collaps dari tekanan negatif paru-paru. ( ADNIN,N.2016).
2.1.4 Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea kearah kanan dan kiri (bronkus
dexter dan bronkus sinister), dengan tempat percabangan yang disebut bifurcatio
trachea. Batang tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi bronkus lateralis yang
masing-masing terbagi lagi menjadi parabrokus (Radiopoetro, 1991). Bronkus
adalah saluran yang menghubungkan antara trakea dan paru-paru. Dalam hal ini,
bronkus berfungsi mengantarkan udara dari saluran napas atas ke dalam paru-paru
sekaligus mengeluarkannya dari paru-paru.
2.1.5 Paru Paru
Lungs atau Paru-paru terdapat pada bagian ujung – ujung bronkus
berjumlah sepasang dan melekat pada bagian dorsal thorax. Paru – paru
terbungkus oleh selaput yang disebut pleura (Radiopoetro, 1991). Paru – paru
merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam pernapasan. Fungsi
utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk
pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk mengeluarkan
sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-paru
ayam sangat kaku dan selama bernapas hanya terjadi sedikit gerakan
mengembang dan mengempis Arrayyaan, A. E., 2015)
2.1.6 Air Sac (Kantong Udara)
Kantung udara merupakan ruang kosong yang terdapat diantara putih telur

Universitas Sriwijaya
5

dan lapisan membran cangkang, kantung udara terletak pada bagian ujung telur
yang lebih besar. Pada telur yang baru saja dikeluarkan oleh ayam, kondisi telur
masih hangat dan kantung udaa masih belum terbentuk, namun saat telur suhunya
mulai menurun maka outter membrane pada cangkang mulai terpisah dari inner
mambrane, dan membentuk kantung udara. Didalam telur juga terdapat bagian
yang bernama garminal disc, yang merupakan saluran yang menuju ke pusat dari
kuning telur (Hardianto dkk, 2012: 82).
2.2 Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi untuk
mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.Dari semua organ
pencernaan, bagian usus halus adalah bagian organ pencernaan yang memiliki
fungsi cukup penting.Hal tersebut juga berlaku pada ayam yang tergolong hewan
dengan saluran pencernaan pendek.Meski begitu, saluran pencernaan ayam yang
sederhana ini bisa bekerja dengan efisien. Sistem pencernaan ayam adalah mulut,
esofagus, tembolok, proventrikulus, gizzard, usus halus, usus besar, cecum dan
kloaka (Bell, 2002). Pakan akan masuk melalui mulut menggunakan paruh. Saliva
terdpat pada mulut ayam. Saliva mengandung enzim yang menandakan
pencernaan pakan. Saliva mengandung enzim amilase dan maltase (Wardani,
2004)
2.2.1 Paruh (Mulut)
Unggas hanya memiliki paruh/beak, bukan mulut yang dilengkapi dengan
gigi, sehingga tidak melakukan fungsi gigi yaitu memecah pakan yang
dikonsumsi, tetapi hanya untuk mengambil makanan/pakan. Paruh tersusun atas
jaringan tanduk yang disebut keratin. Didalam paruh dilengkapi dengan lidah
yang berfungsi mendorong pakan masuk ke esophagus. Air minum dan sekresi
saliva dari kelenjar ludah akan membantu dalam proses penelanan. Bagian depan
lidah unggas tidak ada alat perasa. Glandula salivarius pada berbegai unggas
kecuali pada ayam dan kalkun, menghasilkan enzim alfa-amilase berguna untuk
mencerna karbohidrat. Fungsi saliva pada ayam hanya sebagai lubrikan dan
membantu proses deglutasi pakan (Scenes, et al., 2014). Produksi saliva ayam
sekitar 7-25 ml/hari (Rizal, 2016). Bentuk paruh menyebabkan unggas kurang
menyukai makanan yang berbentuk mash, apalagi bagi unggas yang masih
muda/kecil. Hal ini akan menyebabkan pakan menjadi lengket di mulut atau
mudah tersedak. Indera perasa/taste bud pada unggas juga sangat sedikit

Universitas Sriwijaya
6

dibandingkan ternak lain, yaitu hanya sekitar 24 pada ayam dan 200 pada itik
dibandingkan sekitar 17.000 pada ternak kelinci (Amrullah, 2013)
2.2.2 Kerongkongan (Eshopagus)
Esofagus adalah saluran panjang yang merupakan jalan makanan dari mulut
sampai permulaan tembolok dan perbatasan faring pada bagian kranial dan
proventrikulus bagian kaudal (Widyantono, 2013). Esofagus terletak di antara
trakea dan musculus cervicalis yang kemudian berbelok ke kanan dan posisi ini
dipertahankan pada sepanjang daerah leher. Di dalam rongga tubuh esofagus
melewati bifurcatio trachea, dibawah permukaan ventral paru-paru dan berada
diatas basis jantung. Pada thoracic inlet, dinding ventral esofagus membesar yang
membentuk crop. Crop berfungsi untuk menyimpan sementara makanan yang
masuk saat lambung muscular atau gizzard penuh.
2.2.3 Tembolok (Crop)
Tembolok merupakan kantong untuk menyimpan makanan dan air.
Keadaan tembolok yang kosong akan mengirimkan sinyal pada otak untuk
mengambil makanan (Jacob dan Tony, 2013). Tembolok merupakan tempat
penyimpanan cadangan makanan dan berkembang baik pada unggas pemakan
biji-bijian seperti ayam. Fungsi utama tembolok adalah untuk menampung
makanan sebelum diteruskan ke proventrikulus. Tembolok juga mensekresikan
mukus, yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi untuk melunakkan makanan yang
keras (König et al., 2016).
2.2.4 Proventikulus
Proventrikulus merupakan penghubung antara tembolok dengan
gizzard.Proventrikulus terjadi pencernaan seperti pada perut manusia (Jacob dan
Tony, 2013). Menurut Usman (2010), proventrikulus merupakan perluasan
esofagus yang utama pada sambungan dengan ampela, biasa disebut sebagai
glandular stomach atau perut yang sebenarnya. Proventrikulus berfungsi untuk
mensekresikan pepsin, yaitu suatu enzim untuk membantu pencernaan protein.
2.2.5 Empedal (Gizzard)
Gizzard merupakan organ pencernaan ayam yang mudah merespon
perubahan ukuran partikel pakan. Gizzard berfungsi sebagai organ pencernaan
mekanis dalam tubuh ayam, yakni memperkecil ukuran pakan sebelum masuk ke

Universitas Sriwijaya
7

dalam usus halus. Ukuran pakan dalam usus halus berkisar antara 50-200 μm.
Semakin tinggi ukuran pakan dalam gizzard, maka akan semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran pakan yang bisa masuk ke usus halus.
pH Gizzard berkisar antara 2,5-3,5. Broiler yang mengkonsumsi pakan dengan
struktur yang keras atau dalam bentuk butiran, akan menurunkan pH gizzard
sehingga pH-nya akan tetap asam dibandingkan pakan yang berbentuk tepung
atau mash. Faktor yang mempengaruhi perkembangan gizzard ayam diantaranya
feed intake atau jumlah konsumsi ayam dan pemuasaan yang biasanya dilakukan
ketika feed intake tidak masuk standar sehingga pemuasaan ini akan memacu
ayam untuk mengkonsumsi pakan dalam jumlah banyak. Selain itu juga
kandungan serat dalam pakan menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap
perkembangan gizzard. Hal itu karena fungsi dari serat kasar adalah untuk
meningkatkan kecernaan pakan dengan menstimulasi saluran pencernaan untuk
berkembang secara optimal, termasuk gizzard. Perkembangan gizzard pertama
kali distimulasi oleh pemberian pakan saat chick in dan masa brooding. Setelah
itu, perkembangannya dipengaruhi penggunaan whole wheat atau gandum utuh
dan ukuran partikel pakan yang dikonsumsi. Berat gizzard akan berkorelasi positif
dengan ukuran partikel pakan yang berbentuk crumble atau butiran. Ketika DOC,
pakan dengan bentuk medium dan partikel jagung yang kasar bisa meningkatkan
berat gizzard 26-41%. Beratnya gizzard tersebut mengindikasikan gizzard yang
berkembang. (Agus Maulana 2022)
2.2.6 Usus Halus (Small Intestine)
Usus halus merupakan salah satu bagian organ pencernaan utama yang
mempunyai fungsi untuk proses pencernaan dan absorbsi. Duodenum merupakan
bagian dari usus halus yang berfungsi sebagai penyerapan air, natrium dan
mineral mineral lain. Duodenum terjadi pencernaan dengan proses penguraian
dari nutrient 10 kasar berupa pati, lemak dan protein. Duodenum mensekresikan
enzim tripsin, amilase, dan lipase dari pankreas dan getah empedu dari hati untuk
mencerna pakan. Perkembangan duodenum apabila tidak sempurna
mengakibatkan fungsi duodenum tidak optimal, absorbsi terganggu dan dapat
terjadi diare serta mengurangi produktivitas ayam (Raditya dkk., 2013).

Universitas Sriwijaya
8

2.2.7 Usus Buntu (Sekum)


Sekum adalah bagian organ pencernaan yang juga sering disebut usus buntu.
Sekum pada ternak unggas khususnya ayam terdiri dari dua bagian yaitu bagian
kiri dan bagian kanan. Beberapa nutrien yang tidak tercerna dalam usus halus
mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum akan tetapi jumlah dan
penyerapannya sangat kecil. Pakan yang masuk ke dalam sekum akan terjadi
proses pencernaan secara mikrobiologik karena di dalam sekum terdapat beberapa
mikrobia yang mampu membantu pencernaan terutama pencernaan serat kasar
(Rasyaf, 2012). Kisaran normal bobot dan panjang sekum adalah 6-8 g dan 15-20
cm (Yaman, 2010).
2.2.8 Usus Besar (Rektum)
Usus besar atau disebut juga intestinum crassum merupakan tempat untuk
absorbsi air kembali sebelum feses dikeluarkan dari tubuh agar feses menjadi
tidak terlalu lembek ataupun tidak terlalu keras sehingga tubuh tidak mengalami
dehidrasi. Usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air dari sisa-sisa
makanan. Menurut Usman (2010), usus besar relatif lebih pendek daripada usus
halus pada ayam, panjangnya sekitar 10 cm dan berat 4 sampai 6 gram pada ayam
dewasa.
2.2.9 Anus
Semua saluran pencernaan hewan dapat disebut sebagai tabung dari mulut
sampai anus yang memiliki fungsi untuk mencerna, mengabsorbsi, dan
mengeluarkan sisa makanan yang tidak tercerna. Sekresi yang dihasilkan oleh
usus halus berupa enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah gula dan zat
makanan lainnya menjadi bentuk sederhana elanjutnya dialirkan ke dalam aliran
darah (David, 2011).
2.3 Saluran Reproduksi betina
Sistem reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Ovarium
merupakan tempat pematangan sel telur (ovum). Sedangkan oviduct merupakan
saluran yang menghubungakn ovarium dengan vagina. Oviduct terbagi menjadi
infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina. Di dalam oviduct juga
terjadi proses pembentukan telur. Pada umumnya, sistem reproduksi pada unggas

Universitas Sriwijaya
9

hanya berfungsi sebelah kiri.Sedangkan sebelah kanan tumbuh kemudian lama


kelamaan mengalami regresi sehingga rudimenter.
2.3.1 Ovarium
Ovarium terdiri dari kurang lebih 1.500 folikel yang menempel pada
permukaan ovarium dengan perantara tangkai yang tertanam di dalam jaringan
ikat yang berpembuluh darah dalam ovarium. Masing-masing tangkai tersebut
mengikat banyak folikel. (Latifa, 2017).
2.3.2 Infundibulum
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai Panjang
sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima
telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat
terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting
yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur. Pada
bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan
tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan
antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat
fertilisasi. Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya
fertilasi.Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di
dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk
akan masuk ke bagian magnum.
2.3.3 Magnum
Magnum merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk (33 cm). Magnum
tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih
telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersusun dari el goblet. Sel goblet
mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk
dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam (Yuwanta, 2004). Menurut
Horhoruw (2012), berat magnum adalah 22 sampai 27 gram. Terdapat perbedaan
antara kisaran normal dengan data hasil praktikum yaitu panjang magnum untuk
kedua ayam lebih panjang daripada literatur dan berat magnum lebih berat dari
kisaran normal. Hal ini disebabkan oleh perbedaan umur, faktor genetik, produksi
telur yang telah dihasilkan (Usman, 2010)

Universitas Sriwijaya
10

2.3.4 Isthmus
Organ ini mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran
isthmus adalah 10 cm dan telur berafa di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5
jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih,
sedangkan 4 jam terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah
sehingga memberikan warna merah (Imam Rahayu et, al,. 2012).
2.3.5 Uterus
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di
dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam
kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan
merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar
18 sampai 20 jam. (FIRDAUS.I.2020)
2.3.6 Vagina
Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm.
Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang
sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan
dilapisi olehmucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga
invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui
kloaka.Telur melewati vagina dengan cepat yaitu 3 menit, kemudian telur
dikeluarkan (oviposition) dan 30 menit setelah peneluran akan terjadi ovulasi
(Yuwanta, 2014).
2.3.7 Kloaka
Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka yang merupakan muara
keluarnya ekskreta. Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam
saluran pencernaan unggas kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum,
muara sperma pada ayam jantan disebut proktodeum, dan muara feses dinamakan
koprodeum. Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan
koprodeum terletak berhimpitan. Menurut Yaman (2010), kloaka memiliki
panjang normal 1,5 sampai 3 cm dan berat normalnya 6 sampai 8 gram.
Kloaka merupakan ruangan yang dibentuk oleh tiga sistema yaitu sistema
pencernaan, perkemihan, dan reproduksi Salmonella sp. Yang dikenal dengan
bakteri usu, sehingga apabila terjadi pengekuaran bakteri (shedding) dari hewan

Universitas Sriwijaya
11

ternak yang menderita salmoleosis maka kloaka akan terlewati tinja akibatnya
bakteri dapat ditemukan di daerah tersebut (Afifah, 2013). Kloaka berfungsi
sebagai lubang pengeluaran sisa pencernaan pada ternak unggas (Fadillah dan
Polana, 2005).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu di laksanakan pada hari Senin 14 November 2022, pukul 14.00 –
selesai, dan tempat pelaksanaannya di kadang unggas peternakan, fakultas
pertanian, universitas sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau, gunting, nampan,
ember,meteran, dan alas berupa karung.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah 4 ekor ayam dan air panas.
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan praktikum berupa pisau, nampan, ayam.
2. Lalu sembelih ayam menggunakan pisau yang tajam.
3. Bersihkan bulu yang menempel pada ayam.
4. Potong ayam pada bagian tengah.
5. Lalu keluarkan organ pencernaannya. Usahakan jangan sampai terputus.
6. Lalu ukur masing-masing organ pada ayam.

12 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum pada unggas yang telah dilakukan, dapat diperoleh
hasilnya dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Sistem Pencernaan ayam
No Organ Ukuran (cm)
1. Mulut 3 cm
2. Esofagus 9 cm
3. Tembolok 6 cm
4. Proventikulus 7 cm
5. Gizzard 11 cm
6. Usus Halus 56 cm
7. Usus Buntu(ceca) 11 cm
8. Usus Besar 12 cm
9. Anus 5 cm

Tabel 2. Sistem Reproduksi ayam


No Organ Ukuran (cm)
1. Ovarium 4 cm
2. Infundibulum Tidak diukur
3. Magnum 29 cm
4. Isthmus Tidak diukur
5. Uterus 4 cm
6. Vagina 1 cm
7. Kloaka 5 cm

13 Universitas Sriwijaya
14

4.2 Pembahasan

4.2.1 Saluran Pernapasan


Sistem pernafasan pada ayam terdiri dari nares (lubang hidung), laring,
trakea, bronkus, dan bronkeolus. Fungsi utama saluran pernafasan pada ayam
adalah menyediakan oksigen, mengeluarkan karbondioksida, membantu
pengaturan suhu tubuh. Selain itu system pernafasan juga sebagai sumber
produksi suara untuk berbicara, berkicau, atau bentuk komunikasi lainnya.
4.2.2 Saluran Pencernaan
Sistem pencernaan bekerja dalam menyerap nutrisi dalam pakan sehingga
mampu memenuhi kebutuhan ayam (Jacob dan Pescatore, 2013), terdiri atas
saluran cerna utama, yaitu mulut, oesofagus, ingluvies, proventrikulus,
ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, jejunum, illeum), coecum, intestinum
crassum, dan cloaca, dilengkapi dengan kelenjar tambahan, yaitu hati, pankreas
dan kantung empedu (Zainuddin et al., 2015).
4.2.3 Saluran Reproduksi
Ovarium yang memiliki fungsi sebagai tempat pematangan sel telur dan
oviduk yang terdiri dari infundibulum sebagai tempat menangkap sel
telur yang telah matang dari ovarium, magnum sebagai tempat pelapisan albumen
pada telur, isthmus sebagai tempat pelapisan kulit tipis telur, uterus
sebagai tempat pembuatan cangkang telur, vagina untuk ovoposisi telur dan
kloaka sebagai saluran keluarnya sel telur dari tubuh unggas. Unggas memiliki
sepasang oviduk, tetapi hanya oviduk bagian kiri yang dapat berfungsi dan
berkembang sedangkan yang sebelah kanan bersifat rudimeter ( Afiati et. al. 2013)

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
sistem pernapasan pada ayam terdiri dari organ, yaitu lobang hidung, laring,
trakea, bronkus,dan paru-paru,. Lalu pada sistem pencernaan pada ayam terdiri
dari organ, yaitu mulut, esophagus / keronkongan, crop / tembolok, proventrikulus
/ lambung sejati, ventrikulus / Gizzard, saluran empedu, hati, pankreas,
deudenum, jejenum, meckel diverticulum, ileum, usus buntu / ceca, usus besar /
rectum, kloaka, vent / anus. Dan pada organ sistem reproduksi ayam terdiri dari
infundibulum / papilon, magnum, isthmus, uterus, vagina dan kloaka. Setiap
organ dari sistem tersebut memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Sarannya pada praktikum ini agar lebih diberikannya arahan oleh assisten
dosen kepada mahasiswa dalam melakukan pembedahan dan pengukuran organ –
organ agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

15 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

ADNIN, N. (2016). GAMBARAN PATOLOGI TRAKEA PADA AYAM


PETELUR YANG TERSERANG SNOT (CORYZA) SETELAH
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) (Doctoral
dissertation).

ANASTAS, E. A. M. STUDI MORFOLOGI ANATOMI STRUKTUR SYRINX


AYAM KETAWA USIA 1 BULAN SAMPAI 4 BULAN

Arrayyaan, A. E., (2015). Studi Morfologi Anatomi Struktur Syrinx Ayam


Ketawa Usia 1 Bulan Sampai 4 Bulan. Universitas Hasanuddin.

Azizah, C. T. N., Husna, N., & Kinanti, R. N. (2021). STRUKTUR ANATOMI


ESOFAGUS DAN PROVENTRIKULUS AYAM HUTAN MERAH
(Gallus gallus).
Fadli, C. (2021). PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA
DALAM RANSUM TERHADAP DAYA CERNA BAHAN KERING
DAN LEMAK KASAR ITIK ALABIO UMUR 4 BULAN: The Effect Of
Giving Papaya Leaf Flour In Rating On Carcass Weight Of Alabio Ducks
Age 4 months. Jurnal Ilmiah Peternakan, 9(2), 59-62.

Firdaus, I. (2020). Ilmu Fisiologi dan Teknologi Reporduksi “Organ Reproduksi


Betina Pada Unggas”. Universitas Udayana: Denpasar.

GIGIH, FIKRILLAH S. 2019. Sistem Reproduksi Ayam Jantan dan Betina.

I, Mustofa. 2018. “Makalah Ayam Broiler”. Undip.ac.id

Jamaluddin, ZA. 2020. SISTIM PENCERNAAN PADA UNGGAS.


Rangkasbitung. Banten

König, H. E., Liebich, H. G., Korbel, R. dan Klupiec, C. 2016. Digestive system
(apparatus digestorius)" dalam "Avian Anatomy Textbook and Colour
Atlas. Editor: H. E. König, R. Korbel, dan H. G. Liebich. 5m Publishing,
Chapter 6, hal. 97-100.

Ralph Say, 2017, Infeksi Kantung udara (air sacculitis). Jakarta:widya diponegoro.

SAHARA, S. N., SUPRIJATNA, E., & YUNIANTO, V. D. (2017). Pengaruh


Pemberian Sinbiotik (Limbah Jamu dan Lactobacillus Sp.) sebagai Zat
Aditif Pakan Ayam Petelur terhadap Kecernaan Serat Kasar, Protein Kasar
dan Retensi Nitrogen (Doctoral dissertation, Fakultas Peternakan Dan
Pertanian Undip).

16 Universitas Sriwijaya
17

Santoso, K., Maheshwari, H., & Maddu, A. (2019). Efektivitas Pemberian


Nanopartikel Kitosan-Iopamidol Menggunakan Nebulizer Pada
SaluranPernapasan Ayam Broiler Berdasarkan Hasil Pencitraan Sinar-
x. JCPS(Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 3(1), 198-205.

Tarmudji, 2013. “Penyakit Pernafasan Pada Ayam, Ditinjau Dari Aspek Klinik
dan Patologik Serta Kejadiannya di Indonesia”. Balai Penelitian Veteriner,
Bogor

Tiara Ayustika. 2022. “Struktur Organ Dalam Ayam”. academica.edu

Wahyuningsih, E. (2019). Identifikasi bakteri Salmonella sp pada telur ayam ras


yang dijual di Pasar Wage Purwokerto sebagai pengembangan bahan ajar
mikrobiologi. Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2), 79-83.

WIDODO, Eko. Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Brawijaya Press, 2018.

Yuwanta, Tri. 2014. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Menyembelih Ayam Gambar 2. Mengukur bagian luar ayam

Gambar 3. Merendam ayam dengan air panas Gambar 4. Mencabut bulu Ayam

Gambar 5. Membedah organ tubuh ayam Gambar 6. Mengukur organ ayam

18 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai