Anda di halaman 1dari 9

Menurut Kant (2001), selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang

disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut,
leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga
dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus
interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi
udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Saccus pneumaticus merupakan suatu organ pada unggas yang berfungsi untuk melindungi alat-alat
dalam rongga udara sehingga dapat bertahan pada suhu yang dingin , membantu pernafasan pada saat
burung sedang terbang, membantah panas badan yang lebih tinggi, menambah berat badan dengan
mengembang kempiskan saccus pada burung yang terbang dan membantu memperkeras
suara( Pratiwi , 2007 ).

Burung termasuk hewan berdarah panas, dengan eksoskeleton yang terdiri dari bulu-bulu yang menjaga
tubuhnya tetap hangat. Kakinya ditutupi oleh sisik-sisik. Tungkai depan bermodifikasi menjadi sayap-
sayap dan tersusun atas bulu-bulu yang membantu untuk terbang. Tungkai belakang berguna untuk
menjaga keseimbangan tubuh. Aves memiliki kantung udara yang membuat tubuhnya menjadi ringan

Terdapat dua tipe tulang pada struktur kerangka unggas yaitu ossa pneumaticy dan ossa medullary.
Ossa pneumaticy berperan dalam proses pernafasan dan terbang pada unggas. Tulang yang tergolong
dalam ossa pneumaticy adalah ossa cranii, os humerus, os clavicula, dan ossa vertebrae sacrales (Smith,
2011). Pada ossa pneumaticy, sumsum tulang digantikan oleh kantung udara. Oleh karena udara lebih
ringan dari sumsum tulang, ossa pneumaticy memiliki berat jenis lebih rendah dibandingkan ossa
medullary (Gutzwiller, 2010).
Sistem respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme hidup yang
digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus
dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernafasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebrata memiliki alat pernafasan dan
mekanisme pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup yaitu respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi internal adalah
proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Sedangkan respirasi eksternal adalah
proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan sisa hasil metabolisme sel yang berupa O2
( Wiwi Isnaeni, 2006).

Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe), syrinx (voice
box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat
banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk
berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan
oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan
mammalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot diafragma berfungsi
mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru
tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat
berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Sembiring, 2009).

/enurut *ampbell (2002), kantong udara (saccus pneumaticus) tidak secara langsung ber ungsi dalam
pertukaran udara ,akan tetapi bertindak sebagai alat penghembus yang men#aga agar udaramengalir
melalui paru-paru. Kantong udara #uga ber ungsi kerapatanburung yang merupakan suatu adaptasi
penting ketika terbang.Keseluruhan sistem paru-paru dan kantong udara diventilasi ketika
burungmenghirup dan menghembuskan udara pernapasan. dara mengalir melalui sistem yang saling
berhubungan dengan satu arah sa#a. /enurut!ukes (%&& ),saccus pneumaticus yang terhubung
dengancavum pneumaticus ber ungsi untuk men#aga suhu tubuh dari pengaruh udaraatau keadaan-
keadaan luar serta membantu memperkeras suara ketikaberkicau. /enurut Slonane (2008), kantong-
kantong udara ber ungsiuntuk memperbesarsyrinx , sehingga memperkeras suara, mencegahhilangnya
panas secara berlebihan, dan mengatur berat #enis tubuhburung ketika terbang./enurut *ampbell
(2002), mekanisme pernapasan pada burungdibagi men#adi dua, yaitu inhalasi dan ekshalasi. "roses
inhalasi dimulaimelalui hidung, kemudian masuk ke trakea, menu#u kantong udara posterior dan
berakhir di paru-paru. "roses ekshalasi dimulai dari paru-paru menu#u kantong udaraanterior (saccus
thoracalis anterior ) masuk ketrakea menu#u lubang hidung. /enurut /aina (2003), pernapasan
padaburung yang tidak terbang ter#adi karena gerakan tulang dada yangmenyebabkan tulang-tulang
rusuk bergerak ke muka dan ke arah bawah.$ongga dada akan membesar dan paru-paru
mengembang./engembangnnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi) dan sebaliknya,
#ika rongga mengecil maka paru-paru akan mengempissehingga udara dari kantong udara kembali ke
paru-paru. dara segar mengalir melalui parabonkus pada waktu inspirasi dan ekspirasi sehingga ungsi
paru-paru burung lebih e isien daripada paru-paru mamalia..$ongga dada dengan gerakan akti tidak
dapat berlangsung padawaktu terbang karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk
Tinjauan Pustaka

Respirasi adalah suatu proses yang melibatkan terjadinya penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran
karbondioksida (CO2) serta energi yang digunakan untuk mempertahankan reaksi metabolisme dan
reaksi lainnya yang terjadi di dalam jaringan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju respirasi
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal (faktor lingkungan) dan faktor internal
( Nurjanah, 2002).

Unggas yang dapat terbang dengan jarak jauh seperti merpati memiliki beberapa perbedaan morfologi
tubuh dengan unggas yang dapat terbang dalam jarak pendek seperti ayam atau unggas yang sama
sekali tidak dapat terbang seperti kalkun. Perbedaan tersebut diantaranya terdapat pada mekanisme
respirasi, morfologi bulu, otot, dan tulang dari unggas tersebut (Nasution et al., 2013).

Saccus pneumaticus merupakan suatu organ pada unggas yang berfungsi untuk melindungi alat-alat
dalam rongga udara sehingga dapat bertahan pada suhu yang dingin ,membantu pernafasan pada saat
burung sedang terbang, membantah panas badan yang lebih tinggi, menambah berat badan dengan
mengembang kempiskan saccus pada burung yang terbang dan membantu memperkeras
suara( Pratiwi , 2007 ).

Menurut Slonane (2008), kantong-kantong udara berfungsiuntuk memperbesar syrinx, sehingga


memperkeras suara, mencegah hilangnya panas secara berlebihan, dan mengatur berat jenis tubuh
burung ketika terbang.

Terdapat dua tipe tulang pada struktur kerangka unggas yaitu ossa pneumaticy dan ossa medullary.
Ossa pneumaticy berperan dalam proses pernafasan dan terbang pada unggas. Tulang yang tergolong
dalam ossa pneumaticy adalah ossa cranii, os humerus, os clavicula, dan ossa vertebrae sacrales (Smith,
2011).

Diameter cavum medullaris tulang humerus yang relatif lebih besar pada burung merpati,
memungkinkan volume udara yang masuk ke dalam saccus pneumaticus yang terdapat di dalam tulang
humerus juga semakin besar. Hal ini diduga sebagai salah satu faktor yang memengaruhi ringannya
tulang pada burung merpati(Idawati et al., 2013).
Materi dan Metode

Materi

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penjepit, selang, dan spuit.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah preparat Columba livia.

Metode

Bagian-bagian dari saccus pneumaticus pada Columba livia diamati secara langsung, serta sistem kerja
dari saccus pneumaticus dipelajari dan diamati.
Hasil dan Pembahasan

Saccus pneumaticus merupakan suatu organ pada unggas yang berfungsi untuk melindungi alat-alat
dalam rongga udara sehingga dapat bertahan pada suhu yang dingin , membantu pernafasan pada saat
burung sedang terbang, membantah panas badan yang lebih tinggi, menambah berat badan dengan
mengembang kempiskan saccus pada burung yang terbang dan membantu memperkeras
suara( Pratiwi , 2007 ).

Sistem respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme hidup yang
digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus
dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernafasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebrata memiliki alat pernafasan dan
mekanisme pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup yaitu respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi internal adalah
proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Sedangkan respirasi eksternal adalah
proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan sisa hasil metabolisme sel yang berupa O2
(Isnaeni, 2006). Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe),
syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi
yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk
berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan
oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan
mammalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot diafragma berfungsi
mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru
tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat
berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Sembiring, 2009).

Saccus pneumaticus yang berada pada aves tidak berperan secara langsung dalam respirasi aves, tetapi
sangat penting untuk membantu proses respirasi aves. Saccus pneumaticus pada aves terdapat 11
diantaranya Saccus cervicalis yang berjumlah sepasang dan terletak di pangkal leher, Saccus
interclavicularis berjumlah tunggal dan terletak di antara coracoid, Saccus axillaris yang berjumlah
sepasang dan terletak di pangkal sayap, Saccus thoracalis anterior yang berjumlah sepasang dan terletak
di rongga dada depan, Saccus thoracalis posterior yang berjumlah sepasang dan terletak di rongga dada
belakang, dan Saccus abdominalis yang berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut (Dukes,
2015).

Slonane (2008) menyatakan bahwa, kantong-kantong udara berfungsiuntuk memperbesar syrinx,


sehingga memperkeras suara, mencegah hilangnya panas secara berlebihan, dan mengatur berat jenis
tubuh burung ketika terbang. Campbell (2002) menyatakan bahwa, kantong udara (saccus pneumaticus)
tidak secara langsung berfungsi dalam pertukaran udara, akan tetapi bertindak sebagai alat
penghembus yang menjaga agar udara mengalir melalui paru-paru. Kantong udara juga berfungsi
kerapatan burung yang merupakan suatu adaptasi penting ketika terbang. Keseluruhan sistem paru-
paru dan kantong udara diventilasi ketika burung menghirup dan menghembuskan udara pernapasan.
Udara mengalir melalui sistem yang saling berhubungan dengan satu arah saja.

Maina (2003) menyatakan bahwa, pernapasan pada burung yang tidak terbang terjadi karena gerakan
tulang dada yang menyebabkan tulang-tulang rusuk bergerak ke muka dan ke arah bawah. Rongga dada
akan membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnnya paru-paru menyebabkan udara luar
masuk (inspirasi) dan sebaliknya, jika rongga mengecil maka paru-paru akan mengempis sehingga udara
dari kantong udara kembali ke paru-paru. Udara segar mengalir melalui parabonkus pada waktu
inspirasi dan ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien daripada paru-paru mamalia.

Proses inhalasi 1 berawal dari oksigen yang masuk akan melewati trakea lalu ke paru-paru (pulmo) lalu
masuk ke Saccus thoracalis posterior dan terjadi proses ekshalasi 1. Proses ekshalasi 1 yaitu oksigen dari
Saccus thoracalis posterior masuk ke pulmo difusi O2 dan CO2 terjadi di pulmo. Proses inhalasi kedua
yaitu CO2 dari pulmo akan memasuki Saccus thoracalis anterior. Proses ekshalasi kedua, setelah Saccus
thoracalis anterior CO2 akan melewati trakea dan keluar dari dalam tubuh. Semua saccus terisi oleh
udara pada waktu inspirasi. Saccus thoracalis posterior terisi udara yang banyak mengandung oksigen
yang datang. Campbell (2002) menyatakan bahwa, mekanisme pernapasan pada burung dibagi menjadi
dua, yaitu inhalasi dan ekshalasi. Proses inhalasi dimulai melalui hidung, kemudian masuk ke trakea,
menuju kantong udara posterior dan berakhir di paru-paru. Proses ekshalasi dimulai dari paru-paru
menuju kantong udara anterior (saccus thoracalis anterior ) masuk ketrakea menuju lubang hidung.
Respirasi pada burung dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, kadar oksigen, ketinggian
terbang, umur dan rangsangan mekanik. Temperatur berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan yang
terjadi. Kadar oksigen berpengaruh pada mekanisme terjadinya pernapasan. Ketinggian terbang
berpengaruh terhadap banyaknya ketersediaan oksigen untuk melakukan respirasi. Umur berpengaruh
terhadap kecepatan respirasi yang terjadi, sedangkan rangsangan mekanik akan mempengaruhi jumlah
kebutuhan oksigen saat respirasi. Idawati et al. (2013) menyatakan bahwa, diameter cavum medullaris
tulang humerus yang relatif lebih besar pada burung merpati, memungkinkan volume udara yang masuk
ke dalam saccus pneumaticus yang terdapat di dalam tulang humerus juga semakin besar. Hal ini diduga
sebagai salah satu faktor yang memengaruhi ringannya tulang pada burung merpati.

Ada beberapa penyakit pernafasan pada burung, yaitu aspergillus. Aspergillosis merupakan infeksi
opurtunistik, paling sering terjadi pada paru-paru, dan disebabkan oleh spesies Aspergillus yaitu
Aspergillus fumigatus, jamur yang terutama ditemukan pada pupuk kandang dan humus. Spora spesies
ini dapat diisap masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan infeksi kronik atau aspergillosis diseminata,
jika terjadi infeksi paru invasif oleh Aspergillus. Bronkopulmonari aspergillus alergik dapat terjadi pada
orang yang alergi terhadap Aspergillus(Hasanah, 2017).
Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Saccus pneumaticus yang
berbentuk kantong akan bekerja membantu pernapasan burung pada saat terbang. Saccus pneumaticus
terdiri dari Saccus cervicalis pada pangkal leher, Saccus interclavicularis, ada tulang coracoid, Saccus
axillaris pada ketiak, Saccus thoracalis anterior pada bagian dada depan, Saccus thoracalis posterior
pada bagian dada belakang, dan Saccus abdominalis pada rongga perut. Saccus pneumaticus memiliki
mekanisme untuk proses pernapasan ada proses inhalasi 1, ekshalasi 1, kemudian inhalasi 2, lalu
ekshalasi 2.
Daftar Pustaka

Campbell, N.A., J.B. Reece, and L.G. Mitchell. 2002. BiologiEdisi V Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Dukes, H.N. 2015. Physiology of Domestic Animals Thirteenth Edition. Willey Blackwell. USA.

Isnaeni. Wiwi. 2006. FisiologiHewan. Kanisius. DIY.

Nasution, I., Shinta Mutia R.M, dan Hamny. 2013. Rasio ketebalan dinding terhadap diameter tulang
humerus ayam kampung (Gallus domesticus) dan burung merpati (Columba domestica). Jurnal Medika
Veterinaria. 7(1):1-3

Nurjanah, Sarifah. 2002. Kajian laju respirasi dan produksi etilen sebagai dasar penentuan waktu simpan
sayuran dan buah-buahan. Jurnal Bionatura. 4(3): 148-156

Slonane, G. 2008. Anatomi dan Histologi untuk Pemula. Kedokteran EGC. Jakarta.

Onuk, B., R. Merih Haziroglu, dan Murat Kabak. 2009. Gross anatomy of the respiratory system in goose
(anser-anser domesticus) : Broncii and saccus pneumatici. University of Ankara. 165-170

Anda mungkin juga menyukai