Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN BIOLOGI UMUM

SISTEM RESPIRASI

Oleh:
Nama

: NUR AINI

NIM

: 140210102006

Kelompok

: I (Satu)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.

Judul
SISTEM RESPIRASI

II.

Tujuan
Mengetahui kapasitas vital paru-paru pada manusia

III.

Dasar Teori
Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal
dari makhluk hidup yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada
di lingkungannya. Sedangkan proses perombakan bahan makanan
menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran
karbon dioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi yang
menggunakan oksigen disebut juga respirasi. Proses respirasi yang
menggunakan oksigen disebut juga respirasi aerob sedangkan respirasi
yang tidak membutuhkan oksigen disebut respirasi anaerob. (Joko waluyo.
2006: 285)
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi,
walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda.
Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas.
Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu
proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam
sel sehingga diperoleh energi. (Joko waluyo. 2006: 286).
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali
untuk melakukan beberapa aktivitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh,
pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan
pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan. (Joko waluyo.
2006: 286).
Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan
mengeluarkan karbondioksida ke udara. Atau respirasi adalah pertukaran
gas oksigen dari udara bebas oleh organism hidup untuk serangkaian

proses metabolism (oksidasi) di dalam tubuh, dengan mengeluarkan


karbondioksida sebagai sisa metabolism. (Joko waluyo. 2006: 287).
Sistem pernapasan manusia merupakan sistem pernapasan yang
kompleks dan ditunjang oleh alat-alat yang kompleks pula. Sebelum kita
mengetahui mekanisme pernapasan, terlebih dahulu kita pelajari organorgan

yang

berperan

penting

dalam

proses

pernapasan.

(Doewes,Muchsin.2011:10)
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam
aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari energi
kimia yang terikat dalam materi organik menjadi energi siap pakai ( ATP )
dalam sel. Hewan umumnya memiliki organ respirasi yang bermacam
macam tergantung pada habitat dan pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan
evolusi juga menentukan macam organ respirasinya. (Agiel. 2010:online)
Secara khusus organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan
CO2 dari dalam dan luar tubuh. Organ ini pada ujungnya merupakan suatu
bentuk membran yang sangat tipis, sehingga memungkinkan pross difusi
antara lingkungan luar dengan dalam tubuh. (Agiel. 2010:online)
Sistem respirasi pada mamalia terdiri atas bagian saluran udara dan
bagian pernafasan. Bagian saluran udara terdiri atas rongga mulut, faring,
larink, trakea, bronki dan bronkioli. Sedang bagian pernafasan terdiri atas
bronkioli respiratori, duktu alveoli dan alveoli. Udara yang dapat
dihembuskan sekuat kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat kuatnya
disebut kapasitas vital paru paru. (Agiel. 2010:online)
Pada prinsipnya, pertukaran gas yang terjadi di jaringan tubuh dan
paru-paru terjadi secara difusi mengikuti perbedaan tekanan. Udara yang
sampai alveoli memiliki tekanan O2 yang lebih tinggi dan tekanan CO 2
yang lebih rendah dibandingkan dengan darah dalam pembuluh arteri yang
melewati alveoli. Jika tekanan udara 1 atmosfer (760 mmHg), dan volume
O2 adalah 21%, tekanan parsial O2 (PO2) di udara bebas adalah 0,21 x 760
mmHg, yaitu sekitar 160 mmHg. Sementara itu, tekanan parsial CO2
(PCO2) diketahui adalah sekitar 0,23 mmHg. Akibatnya, O 2 dari udara

berdifusi melewati epitel alveoli dan kapiler ke dalam darah di dalam


kapiler (Campbell, 1998: 845).
Struktur jalan nafas udara melalui hidung atau mulut dan berpindah
ke faring. Faring merupakan bagian atas kerongkongan yang berada di
belakang jalan nasal dan di belakang lidah. Udara kemudian berpindah ke
dalam laring, daerah bagian bawah kerongkongan tempat pita suara
berada. Udara harus melalui celah di antara dua pita suara untuk memasuki
trakea. Trakea adalah bagian pipa kaku (rigid) yang terbuat dari cincin
tulang rawan. Trakea yang kaku itu berguna untuk mencegah agar tidak
kolaps akibat tekanan negatif yang terjadi selama inspirasi. (Campbell,
1998: 845)
Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi bagian-bagiansebagai
berikut:
1. Hidung
Rongga hidung memiliki sepasang lobang di depan untuk masuk
udara., disebut nares dan sepasang lobang dibelakang untuk
menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan disebut
choanae. Rongga hidung sepasang kiri-kanan, dibatasi di tengah oleh
sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang. Rongga hidung dibagi
atas empat daerah yaitu vestibula, atrium, daeerah pembauan, dan
daerah pernafasan. (Yatim, 1990:170)
2. Faring
Merupakan tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari
bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi
nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke
arah rongga nasal melalui dua naris internal (koana). Orofaring
dipisahkan oleh palatum linak muskular, suatu perpanjangan palatum
keras tulang. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring,
yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.
(Sloane, 1995:267-268)
3. Laring
Laring disebut juga dengan kotak suara yang menghubungkan faring
dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak

triangular dan ditopang oleh sembilan karilago;tiga berpasangan dan


tiga tidak berpasangan. Kartilago tidak berpasangan yaitu kartilago
tiroid, krikoid, dan epiglotis. Kartilago berpasangan yaitu terdiri dari
kartilago aritenoid, kornikulata dan kuneiform. Dua lipatan faring
membagi menjadi dua bagian yaitu pasangan bagian atas adalah lipatan
ventrikular, dan pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati. (Joko
Waluyo. 2010: 257-264).
4. Trakea
Batang tenggorokan

terletak

di

daerah

leher

didepan

kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang


10 cm. Dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisandalam berupa
epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin
tulang rawan dan berotot polos. Lapisan luar tersusun atas jaringan
ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk
pipa dari batang tenggorokan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya
berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk
bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut
kitaakan batuk atau bersin. (Yatim, 1990:170)
5. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada
dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru
sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki
tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paruparu dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura.
Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian
dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang
membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput
terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk
mengatasi

gesekan

pada

saat

paru-paru

mengembang

dan

mengempis.Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk


secaraeksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap
airdan zat-zat lain. Bagian-bagian yang behubungan dengan paru-paru
antara lain:

a. Bronkus (Cabang Tenggorokan)


b. Bronkiolus
c. Alveolus
(Yatim,1990:172)

Proses pernafasan diatur oleh otot otot diafragma dan otot-otot


antar tulang rusuk; kerja otot itulah yang dapat mengatur volume ruang
dada, diperbesar atau diperkecil sesuai kehendak kita. Proses pernafasan
dapat dibedakan antara pernafasan dada dan pernafasan perut. (Yatim,
1990: 174)

a.

Pernafasan Dada
Pernapasan

yang

melibatkan

otot

antar

tulang

rusuk.

Mekanismenya adalah sebagai berikut:


Fase inspirasi
Fase ini berupa kontraksinya otot antar tulang rusuk, sehingga

rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada lebih kecil
dari pada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
(Yatim, 1990: 175)

b. Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang
rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rogga dada mengecil, dan tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbondioksida keluar. (Yatim, 1990: 175)

Pernafasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut
dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi
dua tahap yakni sebagai berikut.

1 Fase Inspirasi.
.
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk. (Agiel. 2010:online).
2 Fase Ekspirasi
.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali
ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru
(Agiel. 2010:online).

Bila otot-otot sekat rongga dada ( diafragma ) berkerut, maka


diafragma mendatar dan rongga dada membesar. Paru paru seakan akan
melekat pada diafragma dan dinding rongga dada. Hal ini dapat dilihat
saat diafragma sedang turun maka paru paru mengikuti gerakan tersebut.
(Geneser,Finn.1994:97)
Pada waktu nafas keluar, otot diafragma melemas dinding perut
mendesak diafragma ke atas, sehingga kembali ke kedudukan seperti
semula. Rongga dada menjadi kecil , paru-paru akan mengikuti gerakan
itu sehingga udara didesak keluar. (Geneser,Finn.1994:98)
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa frekuensi pernafasan setiap
orang berbeda. sebenarnya dalam bernafas itu paling baik addalah bernafas
menggunakan hidung karena udara kotor tidak akan masuk pada sistem
pernafasan berikutnya dan dapat memperbaiki ritme pernafasan. Orang
yang bernafas menggunakan hidung membutuhkan volume udara yang
relatif sedikit. Kita dapat mengetahui seberapa banyak volume udara yang
kita butuhkan menggunakan alat spirometer. (Geneser,Finn.1994:98)
Secara garis besar, volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6, yaitu:
a. Volume tidal (tidal volume)
Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 cc atau
500 ml.

b. Volume cadangan inspirasi/ udara komplemator


Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah
c.

bernapas biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.


Volume cadangan ekspirasi/ udara suplementer
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah
mengeluarkan napas(ekspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc atau

1500 ml.
d. Volume sisa/residu
Volume udara yang

masih

tersisa

dalam

paru-paru

setelah

mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc


atau 1000 ml.
Kapasitas vital
Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah

e.

melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya dalam


paru-paru setelah mengeluarkan inspirasi semaksimal mungkin juga,
f.

yang besarnya 3500 cc atau 3500 ml.


Volume total
Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin,
yang besarnya 4500 cc atau 4500 ml. Jadi Vtotal

paru-

=Vsisa+Kapasitas Vital
(Waluyo,2010:254).
paru

Volume kapasitas paru paru 5 6 liter terdiri dari :


a. Volume tidal sebanyak 0,5 liter hasil pernafasan normal.
b. Volume cadangan inspirasi = volume udara ekstra yang dapat diinspirasi
setelah volume tidal, bisa mencapai 3 liter.
c. Volume cadangan ekspirasi = volume cadangan ekstra yang dapat
diekspirasi normal bisa mencapai 1,1 liter.
d. Volume residu adalah volume udara yang masih tetap berada di paru
paru sekalipun sudah dilakukan ekspirasi kuat, bisa mencapai 1,2 liter.
Frekuensi pernafasan
Cepat lambatnya pernafasan dipengaruhi oleh :
a. Umur : Makin tua makin lambat, karena butuh sedikit energi
b.

Jenis kelamin : Laki laki lebih butuh banyak energi dibanding


perempuan

c.

Suhu tubuh : Suhu tubuh turun, oksigen makin butuh banyak untuk
meningkatkan metabolisme.

d. Posisi tubuh/aktivitas : Makin aktif tubuh, makin banyak butuh oksigen.


e.

Kegiatan tubuh : orang yang melakukan aktivitas kerja


membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya
maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga
frekuensi pernapasannya semakin cepat pula. (Joko Waluyo.
2006: 257-264)
Gangguan saluran pernapasan yang disebabkan infeksi bakteri atau
virus. Pada umumnya gangguan ini menyebabkan peradangan karena
adanya respons sistem kekebalan tubuh. Peradangan ini diberi nama
bergantung pada tempat terjadinya peradangan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Faringitis
Bronkitis
Dipteri
SARS
Asma
Emfisema
Kanker paru-paru (Fauzi. 2008:online)

IV.

Metode Penelitian
4.1.
Alat Dan Bahan
4.1.1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.

Gelas besar
Botol besar bervolume 5 liter
Pipa plastik ( selang )
Timbangan berat badan
Alat ukur ( mit line )

4.1.2 Bahan
a.
4.2.

Air secukupnya
Langkah Kerja

Membuat skala pada botol besar dari 0 - 0,25 0,5 0,75 1- 1,25 1,5dan seterusnya,gunakan gelas ukur untuk membuat skala

Mengisi botol besar lalu di balik

Memasang pipa plastik


Menarik nafas sedalam-dalamnya dan hembuskan nafas sekuat-kuatnya
(maksimal) lewat mulut yang di hubungkan dengan pipa plastic.Kemudian
membaca volumenya

Menyuruh orang percobaan melakukan gerak badan misalnya lari-lari


mengelilingi lapangan atau ruangan

Menarik nafas sedalam-dalamya dan hembuskan nafas sekuat-kuatnya


(maksimal) lewat mulut yang di hubungkan dengan pipa plastik.

Membandingkan kapasitas vital sebelum da sesudah olahraga

Kelompok

Nama

Umur (th)

Berat badan Tinggi badan Lingkar dada


(kg)
(cm)
(cm)
Duduk

Lari-lari

Volume vital

V.
Hasil Pengamatan

VI.

Pembahasan
Dalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan mengenai

sistem respirasi pada manusia. Ada 7 probandus yang diambil dari masingmasing kelompok. Masing-masing probandus memiliki umur yang berbeda, jenis
kelamin yang berbeda, tinggi badan yang berbeda, berat badan yang berbeda, dan
lingkar badan yang berbeda pula.
Saat kita mendengar kata respirasi, maka yang pertama muncul
dibenak kita adalah pernapasan. Pernapasan merupakan suatu proses menghirup
udara yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun,
karena sistem pernapasan oleh susunan saraf otonom.
Paru paru merupakan organ menusia yang berfungsi untuk
melakukan respirasi atau bernafas. Tanpa bernapas, manusia akan mati dalam
hitungan menit. Sel-sel dan jaringan tubuh akan lumpuh karena tidak
memperoleh energi untuk hidup serta beraktivitas. Jadi, ketika kita sedang
menghirup udara, sebenarnya kita berjuang untuk bertahan hidup.
Volume total paru-paru manusia kurang lebih 4500 ml yang
merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital dan volume residu. Kapasitas vital
merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah
melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, kurang lebih sebesar 3500 ml.
Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu volume udara
pernapasan biasa yang kurang lebih 500 ml, volume cadangan inspirasi yang
merupakan volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah
bernapas biasa yang besarnya kurang lebih 1500 ml dan volume cadangan
ekspirasi yang merupakan volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
maksimal setelah mengeluarkan napas biasa kurang lebih sebesar 1500 ml. Dan
untuk volume residu atau sisa adalah volume udara yang masih tersisa dalam
paru-paru setelah mengeluarkan napas maksimal yang besarnya kurang lebih
1000 ml. Sehingga apabila ditambahkan, volume total paru-paru akan diperoleh
kurang lebih sebesar 4500 ml. Maka paru-paru manusia mampu menampung
kurang lebih 4500 ml udara.

Percobaan kali ini adalah menentukan kapsitas vital paruparu.Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dihembuskan sekuat kuatnya
setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Oksigen yang masuk dan keluar.
melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada
manusia dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
Volume tidal (udara pernapasan biasa) merupakan volume udara yang
diinspirasikan dan diekspirasikan disetiap pernapasan normal, jumlahnya
kira-kira 500 ml.
Volume cadangan inspirasi (udara komplementer) merupakan volume
tambahan udara yang dapat diinspirasikan diatas volume tidak normal dan
ia biasanya sama dengan kira-kira 3000 ml.
Volume cadangan ekpirasi (udara suplementer) merupakan jumlah udara
yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu
ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya kira-kira 1100 ml.
Volume sisa (udara residu) adalah volume udara yang masih tersisa didalam
paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat. Volume ini rata-rata sekitar
1200 ml. Volume sisa ini merupakan udara yang tidak dapat dikeluarkan
sekalipun bahkan dengan ekpirasi sekuat-kuatnya. Hal ini penting karena ia
menyediakan udara didalam alveolus untuk mengaerasikan darah bahkan
diantara dua siklus pernapasan. Seandainya tidak ada udara sisa,
konsentrasi oksigen dan karbondioksida didalam darah akan naik turun
secara jelas dengan setiap pernapasan, ini tentu akan merugikan proses
pernapasan.
Besar kapasitas vital paru-paru yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: berat badan, tinggi badan, lingkar dada, umur dan jenis kelamin.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang
berbeda. Laki-laki memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar daripada

perempuan. Kadar O2 yang dibutuhkan laki-laki lebih banyak dari perempuan


karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak daripada perempuan.
Selain itu usia juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru.
Pengaruh usia terhadap kapasitas paru-paru yaitu semakin bertambahnya usia
seseorang maka intensitas pernapasannya juga menurun.
Selanjutnya, lingkar dada yang besar volume paru-parunya juga
besar sehingga kapasitas vital paru-parunya juga besar. Hal ini karena apabila
ukuran rongga torak besar, paru-paru mengembang lebih besar sehingga
kapasitas udara untuk menampung udara pernapasan lebih besar pula.
Berat badan tinggi badan probandus juga mempengaruhi kapasitas
vital paru-paru. Semakin besar berat badan dan tinggi badan maka kapasitas
paru-parunya juga semakin besar.
Kapasitas vital seseorang ketika duduk dan berlari juga berbeda.
Semakin tinggi aktifitas, frekuensi pernapasan juga semakin cepat. Hal ini
dikarenakan agar mendapat energi yang besar melalui proses respirasi. Proses
respirasi yang demikian membutuhkan suplai oksigen yang besar untuk
mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel di seluruh tubuh.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan probandus yang
memiliki tinggi badan dan berat badan yang besar dan adanya aktivitas maupun
tidak, tidak berpengaruh pada kapasitas vital paru-paru, karena dibuktikan pada
tabel hasil pengamatan terjadi fluktuasi pada kapasitas vitalnya. Hal ini mungkin
disebabkan adanya kesalahan saat percobaan yaitu ketika menarik napas dan
menghembuskan napas kurang dilakukan dengan sekuat-kuatnya oleh probandus
sehingga tidak didapatkan hasil sesuai teori.
Untuk mendapatkan kapasitas vital paru-paru kali ini diperlukan
penjumlahan dari udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer.
Secara matematis dapat dirumuskan bahwa KVP=UP+UK+US. Udara
pernapasan adalah udara yang dihirup saat inspirasi dan ekspirasi dan udara
pernapasan ini sebesar 500 cc. Udara komplementer sebesar 1500 cc. Dan udara
suplementer adalah udara yang dikeluarkan sekuat-kuatnya setelah bernapas
sedalam-dalamnya. Besar udara suplementer adalah udara yang ditentukan pada
percobaan kali ini.

Dari hasil praktukum didapatkan kapasitas vital paru paru yang


berbeda. Probandus dari Kelompok I adalah Maulana Ishaq dengan umur 18
tahun, jenis kelamin laki-laki, tinggi badan 173 cm, berat badan 50,5 kg, lingkar
dada 82 cm, menghasilkan kapasitas vital paru paru pada saat santai 3250 cc,
dan setelah berolahraga ialah 2000 cc.
Probandus dari kelompok II adalah Arlin M. dengan jenis kelamin
perempuan, berumur 19 tahun, tinggi badan 147 cm, berat badan 46 kg, dan
lingkar dada 84 cm. Ketika dalam keadaan santai kapasitas yang diperoleh
mencapai 2500 cc dan setelah probandus melakukan gerak (olah raga) volume
yang dicapai adalah 2000 cc.
Probandus dari Kelompok III adalah Wildan K. dengan umur 19
tahun, jenis kelamin laki-laki, tinggi badan 160 cm, berat badan 56 kg, lingkar
dada 89 cm, menghasilkan kapasitas vital paru paru pada saat santai 2750 cc,
dan pada saat beraktivitas ialah 1750 cc.
Probandus dari kelompok IV adalah Lupita dengan jenis kelamin
perempuan, berumur 18 tahun, tinggi badan 167 cm, berat badan 52 kg, dan
lingkar dada 86 cm. Ketika dalam keadaan santai kapasitas yang diperoleh
mencapai 2500 cc dan setelah probandus melakukan gerak (olah raga) volume
yang dicapai adalah 2250 cc.
Probandus dari kelompok V adalah Inami dengan jenis kelamin
perempuan, berumur 18 tahun, tinggi badan 167 cm, berat badan 59 kg, dan
lingkar dada 91 cm. Ketika dalam keadaan santai kapasitas yang diperoleh
mencapai 2500 cc dan setelah probandus melakukan gerak (olah raga) volume
yang dicapai adalah 2000 cc.
Probandus dari kelompok VI adalah Slamet dengan jenis kelamin
laki-laki, berumur 19 tahun, tinggi badan 175 cm, berat badan 48 kg, dan lingkar
dada 86 cm. Ketika dalam keadaan santai kapasitas yang diperoleh mencapai
3000 cc dan setelah probandus melakukan gerak (olah raga) volume yang dicapai
adalah 2500 cc.
Probandus dari kelompok VII adalah Masnah D. dengan jenis
kelamin perempuan, berumur 19 tahun, tinggi badan 158 cm, berat badan 52 kg,
dan lingkar dada 86 cm. Ketika dalam keadaan santai kapasitas yang diperoleh

mencapai 3100 cc dan setelah probandus melakukan gerak (olah raga) volume
yang dicapai adalah 2000 cc.
Setelah dilakukan pengukuran kapasitas paru-paru, para anggota
kelompok disuruh berlari dan setelah berlari diukur kembali kapasitas vital paruparunya. Ternyata ada yang terjadi peningkatan kapasitas vitalnya dan ada juga
yang menurun. Hal ini terjadi karena orang yang banyak melakukan aktivitas
frekuensi pernapasannya akan semakin meningkat karena akan lebih banyak
memerlukan energi. Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit
aktivitas, jelas frekuensi pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit
memerlukan energi. Sehingga aktivitas tubuh juga mempengaruhi kapasitas vital
paru-paru. Semakin aktif tubuh seseorang maka kapasitas vitalnya semakin besar
pula.
Dari hasil yang kami peroleh di atas, terlihat bahwa kapasitas vital
paru-paru antara individu yang satu dengan individu yang lain berbeda-beda.
Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia, berat badan,
tinggi badan, lingkar dada, serta banyak sedikitnya aktivitas yang dilakukan
seseorang. Tidak hanya itu, sebenarnya ada faktor lain yang mempengaruhi
adanya perbedaan kapasitas vital paru-paru manusia, yaitu jenis kelamin.
Faktor utama yang menyebabkan adanya perbedaan kapasitas vital
paru-paru pada manusia adalah usia seseorang. Apabila pada anak kecil yang
masih berusia 4 tahun, kapasitas vital paru-paru akan lebih kecil dibandingkan
dengan orang dewasa. Kenapa bisa demikian, karena pada saat anak berusia 4
tahun, berat badan, tinggi badan, serta lingkar dadanya masih kecil, sehingga
oksigen yang diperlukan oleh tubuh juga belum begitu banyak. Yang
mengakibatkan kapasitas udara atau kapasitas vital paru-paru juga masih terlalu
kecil.
Semakin banyak aktivitas seseorang, maka kapasitas pernafasan
juga akan semakin meningkat. Semakin bertambahnya usia seseorang, pasti akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yaitu penambahan
jumlah sel, ukuran, dan volume tubuh. Dengan bertambahnya usia seseorang,
secara otomatis berat badan dan tinggi badan akan bertambah pula.
Bertambahnya berat badan dan tinggi badan pasti jumlah selnya juga kan
berbeda. Dengan naiknya jumlah sel tersebut, secara otomatis jumlah oksigen
yang diperlukan juga akan meningkat sehingga produksi oksigen dalam paruparu juga akan bertambah. Pertambahan udara suplementer itulah yang
mengakibatkan pernapasan antar individu berbeda. Hal ini sesuai dengan teori.
Hasil pengamatan mengatakan bahwa, faktor jenis kelamin ikut
mempengaruhi kapasitas paru-paru. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa
kapaasitas vital antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, yaitu
kapasitas vital laki-laki cenderung lebih besar dari pada kapasitas vital paru-paru
perempuan, baik dalam keadaan santai maupun dalam keadaan olah raga. Hal ini
sesuai dengan data pengamatan dan teori yang ada.

Perbandinga kapasitas vital paru-paru antara laki-laki dan


permpuan adalah Berbeda. rata-rata kap. Paru-paru laki-laki: 6liter, sedangkan
wanita 4.7liter.pada umumnya kap paru" wanita 25% lebih rendah dari laki-laki.
Hal ini dikarenakan laki-laki melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih berat
ketimbang wanita, sehingga membutuhkan oksigen yang lebih banyak pula.
Sedangkan
saat
sesudah
dan
sebelum
oalahraga,Berdasarkan tipe dan intensitas performa latihan, olahraga
dapat dibagi menjadi 2b a g i a n b e s a r y a i t u O l a h r a g a S t a t i k d a n
Olahraga
Dinamik, o l a h r a g a
d i n a m i k
d e n g a n
m e l i b a t k a n
b a n y a k
o t o t menyebabkan peningkatan
kebutuhan
oksigen.
Sedangkano l a h r a g a
statik
hanya
menyebabkan
sedikit
p e n i n g k a t a n dalam
kebutuhan
oksigen. Dengan adanya
pembedaan di d a l a m
jenis
olahraga
maka
fungsi
pernapasan
d a l a m berolahraga maupun istirahat juga berbeda. Pada saat istirahat
bervariasi antara setiap orangnya dengan jumlahantara 4 sampai 15
liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh antara laki-laki
dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah antara volume tidaldan
frekuensi respirasi bervariasi antara 400 sampai 600 ml untuk
volumetidal dan 10 sampai 25 kali untuk frekuensi respirasi. Untuk kepastian
ukuran atau jumlahnya sangat bervariasi karena banyak faktor.
Bila seseorang beristirahat setelah melakukan aktivitas maka daya
tahan kardorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak
melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan seseorang akan menyebabkan otot
menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot terutama otot pernapasan meyebabkan
pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang
terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orangyang berlatih bernapas
lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yangdiperlukan
untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlahoksigen
sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya

VII.

Penutup
VII.1
Kesimpulan
Dari praktikum tentang mempelajari pengolongan darah
pada manusia yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu:
respirasi
pengambilan

adalah
oksigen,

suatu

proses

pengeluaran

mulai

dari

karbohidrat

hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia


dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara
bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Kapasitas vital paru-paru adalah volume udara maksimum
yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah terlebih dahulu
mengisi paru-paru secara maksimum.
Adapun faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paruparu adalah jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
dada, dan aktivitas seseorang. Kapasitas vital paru-paru seseorang
yang diam dan yang malakukan aktivitas akan berbeda.kapasitas
yang diam lebih sedikit daripada kapasitas vital paru-paru
seseorang yang beraktivitas.
Laki-laki memiliki kapasatas vital paru-paru yang lebih
besar dibandingkan perempuan, dan sesama wanitapun terjadi
perbedaan kapasitas vital paru-paru di sebabkan selain umur juga
lingkar dada dan tinggi badan serta berat badan yang berbeda antar
probandus.

7.2. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan
mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikan

agar praktikum bias berjalan dengan lancar dan waktu yang


digunakan bisa efektif dan efisien serta menghasilkan data

yang akurat.
Praktikan harus lebih teliti membaca skala

pada botol agar tidak terjadi kesalahan


Sebaiknya alat-alat yang digunakan disediakan
lebih banyak lagi agar masing-masing orang
mengetahuinya secara jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Agiel. 2010. Sistem Respirasi.http://www.slideshare.net/agielrodriguez/sistemrespirasi-11855895[ 17 April 2015 ]
Campbell. 1998. Biologi Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Doewes,Muchsin.2011.Kontribusi system respirasi terhadap VO2 maks studi
korelasi

pada

atlel

berbagai

cabang

di

Surakarta.J

respir

indo.vol.31,no.1,Universitas Negeri Surakarta.[17 April 2015]


Fauzi.

2008.

Kelainan

Gangguan

Penyakit

Sistem

Respirasi

Manusia.http://Fauzi.web.com/2008/04/07/kelainan-gangguan-penyakitsistem-respirasi-manusia/ [ 17 April 2015 ]


Geneser,Finn.1994.Buku Teks Histologi.Jakarta:Binarupa Aksara
Sloane, Ethel. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Waluyo, Joko. 2010. BIOLOGI UMUM. Jember. UPT Penerbitan Unej.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: University Press
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: Tarsito.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai