Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRATIKUM

ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK SISTEM


PERAFASAN DAN SISTEM PENCERNAAN, SISTEM
REPRODUKSI UNGGAS JANTAN

Dian Aprianto
05041182328055

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ternak unggas tergolong hewan homeothermic dengan ciri khusus yaitu
tidak mempunyai kelenjar keringat dengan hamper seluruh bagian tubuh
tertutup bulu. Hal ini menyebabkan unggas dalam keadaan panas
mengalami kesulitan dalam membuang panas tubuh. Dampaknya, unggas
yang di pelihara di wilayah beriklim tropis rentan mengalami cekaman
panas. Cekaman panas merupakan suatu kondisi ketidak nyamanan ternak
yang disebabkan oleh meningkatnya suhu tubuh atau stressor lain yang
berasal dari luar ataupun dari dalam tubuh ternak Prayitno dan Sugiharto
(2015) mendefinisikan cekaman atau stress yaitu semua respon biologis
yang dapat memicu ancaman serta menggangu homeostatis, bahkan setiap
stressor penyebab dampak negative pada kesejahteraan ternak dapat
dikategorikan sebagai stress. Ayam kampung merupakan salah satu ayam
jenis yang banyak dipelihara baik dari skala kecil maupun skala yang
masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah
lemak. Ayam kampung tergolong ayam buras yang kebalikan dari ayam
ras, sebutan ini mengacu pada ayam yang sering ditemukan di sekitar
perkampungan. Ayam kampung merupakan unggas yang telah lolos
seleksi alami karena mempunyai keunggulan beradaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan Indonesia terutama di pedesaan (Hardiasworo, 2015).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan pengamatan,
pengukuran, identifikasi terhadap organ reproduksi pada unggas serta
mengetahui fungsi dari masing-masing sistem organ tubuh unggas tersebut.

1.3. Manfaat
Manfaat dari pratikum ini dapat mengetahui fungsi sistem organ
pernapasan, sistem organ pencernaan, sistem organ reproduksi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pernafasan


Sistem pernafasan pada ayam ini berbeda dengan hewan lainnya.
Pernafasan pada ayam adalah kantong udara yang berada di daerah
serviks,interk lavikula,perut, dan di dada. Fungsi utama organ pernafasan
ayam ini adalah untuk menyediakan oksigen,mengeluarkan karbon
dioksida,dan mengatur suhu tubuh. Selain itu,sistem pernafasan ayam juga
sebagai sumber produksi suara untuk berbicara dan bentuk komunikasi
lainnya,sama seperti manusia,ayam juga memiliki organ pernafasan yang
digunakannya untuk bertahan hidup.

2..1.1. Lubang Hidung


Hidung merupakan organ paling awal dari sistem pernapasan yang
terletak di bagian kepala dan terdiri dari epitel toraka bertingkat, bersilia,
dan bersel goblet. Hal ini sesuai dengan pendapat Donisia, (2016) yang
menyatakan bahwa struktur penyusun rongga hidunh terdiri epitel toraka
bertingkat, silia rambut penyaring, sel goblet dan kelenjar mukosa. Hidung
berfungsi sebagai rongga masuk keluarnya udara serta tempat penyaringan
udara yang masuk. Menurut Yuwanta (2014) ronnga hidung terdapat
rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk udara dan juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler
darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Selain itu, rongga
hidung juga berlapis selaput, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(sebasea) dan kelenjar (sudorifera). Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan ditemukan hasil bahwa hidung dalam keadaan normal ditandai
dengan teksturnya yang masih utuh dan tidak ditemukannya bercak merah
maupun tanda-tanda penyakit seperti keluarnya kental berwarna putih

Universitas Sriwijaya
kekuningan.

2.1.2. Laring

Laring adalah saluran pernapasan yang terletak di pangkal tenggorokan


yang membawa udara menuju ke trakea. Hal ini sependapat dengan Yuwanta
(2014) bahwa laring merupakan pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan
tulang rawan membentuk jankun yang terdapat celah menuju batang
tenggorokan (trakea). Fungsi utama laring adalah untuk melindungi saluran
pernapasan dari masuknya benda asing yang tidak diinginkan. Hal ini sesuai
dengan Rihiantoro (2014) bahwa laring berfungsi melindungi saluran
pernapasan dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi
mekanik, sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran
napas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa
laring dalam keadaan normal ditandai dengan teksturnya yang masih utuh
dan tidak ditemukannya bercak darah maupun tanda-tanda kelainan.

2.1.3. Trakhea

Trachea merupakan organ pernapasan ayam berbentuk pipa yang terdiri


dari cincin-cincin tulang rawan. Pada ujung trakea terdapat syrinx sebelum
bercabang menjadi bronkus kiri dan bronkkus kanan Trakea terletak di
bawah laring yang tersusun dari cincin tulang rawan dan berbentuk pipa,
bagian dalam trakea dilapisi selaput yang terdiri dari sei-sel bersilia. Hal ini
sesuai dengan Rihiantoro (2014) bahwa trakea adalah struktur yang kaku,
berbentuk setengah cincin yang saling menyambung mempertahankan
bentuk lumen trakea. Trakea berfungsi sebagai saluran keluar masuknya
udara dan menahan kotoran-kotoran agar tidak masuk ke dalam paru- paru.
Hal ini sesuai dengan Yuwanta (2014) yang menyatakan bahwa trakea
berfungsi menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk
kedalam paru-paru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan
hasil bahwatrakea dalam keadaan normal ditandai dengan teksturnya yang

Universitas Sriwijaya
masih utuh dantidak ditemukannya bercak darah maupun tanda-tanda
kelainan.

2.1.4. Bronkus

Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang


rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya yang melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkhus adalah cabang cabang aliran udara yang menuju paru kanan
dankiri yang bekerja saling berkesinambungan, terletak di ujung bawah
trakea, jikasalah satu mendapat gangguan maka yang satu lagi akan berusaha
bekerja ekstra.Bronkus merupakan bagian dari saluran pernapasan yang
tersusun atas sel goblet,sel serous dan sel bersilia yang berbentuk kolumnar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dionisia (2016) yang menyatakan bahwa sel
epitel yang melapisi bronkus terdiri dari sel bersilia,sel goblet,sel serous dan
sel clara. Fungsi dari bronkus adalah melembabkan udara sebelum menuju
alveolus dan menyalurkan ke paru-paru. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rihiantoro (2014) yang menyatakan bahwa bronkus memiliki fungsi utama
yaitu melembabkan udara yang akanmasuk ke dalam paru-paru. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa bronkus dalam keadaan
normal ditandai dengan teksturnya yang masih utuh dan tidak
ditemukannya tanda- tanda kelainan.

2.1.5. Paru-paru

Paru-paru terletak didalam rongga dada bagian atas, di bagian samping


dibatasi oleh otot dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan yang terdiri atas 3
lobus dan par- paru kiri yang terdiri atas 2 lobus.

2.2. Sistem Pencarnaan

Sistem pencernaan pada unggas merupakan sistem pencernaan yang


sederhana,karena hanya tersedia tempat yang sempit di dalam usus untuk

Universitas Sriwijaya
kehidupan jasad renik untuk membantu mencerna pakan. Saluran pencernaan
dapat dianggap sebagai tulang memanjang yang dapat dimulai dari mulut
sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa,susunan saluran
pencernaan dari mulai mulut,esopagus,tembolok,proventikulus,gizzard,
duodenum,jejenum,ileum,secum,rectum,dan kloaka.

2.2.1. Paruh(Mulut)

Unggas mempunyai paruh yang terletak di bagian luar sebagai organ


awal sistem serta di dalamnya terdapat lidah, lidah di dalam paruh
mendorong pakanmasuk ke kerongkongan kemudian masuk ke tembolok.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rahmanto (2012) yang menyatakan
bahwa hewan ternak unggas mempunyai paruh yang di dalamnya terdapat
lidah membantu untuk mendorong pakan dalam paruh masuk ke
kerongkongan. Paruh pada unggas berfungsi untuk mengambil atau mematuk
pakan. Hidayati (2014) menjelaskan bahwa paruh pada unggas berguna
untuk mematuk bahan pakan kemudian pakan didorong oleh lidah sehingga
oleh esofagus disalurkan menuju ke tembolok. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan ditemukan hasil bahwa paruh ayam dalam keadaan
normalditandai dengan tidak ditemukannya cacat fisik maupun tanda-tanda
penyakitseperti keluarnya lendir atau bercak darah.

2.2.2 Kerongkongan(Esophagus)

Esofagus merupakan organ yang terletak di antara paruh dan


tembolok.Pada ujung saluran esofagus terdapat faring. Pada daerah faring
terdapat klepyang mencegah makanan agar tidak masuk ke trakea. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Fadil (2015) yang menyatakan bahwa
dalam esofagus dan di ujungnya yang disebut faring terdapat klep yang
mencegah pakan masuk ke trakea. Fungsi esofagus yaitu menyalurkan pakan
dari mulutmenuju ke proventrikulus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Zainuddin et al., (2014) yang menyatakan bahwa pakan dari mulut
disalurkan oleh esofagusmenuju ke- proventrikulus atau lambung.

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa esophagus
dalam keadaan normal ditandai dengan teksturnya yang masih halus dan
tidak ditemukannya bercak darah.

2.2.3. Tembolok(Crop)
Tembolok merupakan organ pencernaan berbentuk kantung yang terletak
diantara bawah esophagus. Sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh,
ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang dikenal
sebagai crop (tembolok). Fungsi utama tembolok adalah sebagai tempat
penyimpanan makanan sementara serta pelunakan pakan dengansaliva. Hal
ini sesuai dengan Yuwanta, (2014) bahwa dalam tembolok sedikit bahkan
tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari
mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok sebagai pelunakan pakan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa tembolok
dalamkeadaan normal ditandai dengan teksturnya yang masih halus dan
tidak ditemukannya bercak darah.

2.2.4. Proventikulus
Proventrikulus merupakan bagian perut unggas yang terletak
sebelumventrikulus, berbentuk kecil dan tidak dapat menyimpan lama serta
di dalamnyaterdapat enzim pepsin untuk memulai pencernaan protein, lipase
untuk pemecahanlemak, dan amilase untuk pemecahan karbohidrat sehingga
membantu proses pencernaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Rahmanto (2012) yang menyatakan bahwa bentuk proventrikulus yang kecil
tidak dapat menyimpan lamamakanan yang masuk dan proventrikulus
menghasilkan enzim pepsin, lipase, danamilase sehingga membantu dalam
proses pencernaan. Fungsi proventrikulusyaitu memulai pencernaan protein
karena menghasilkan enzim pepsin danmenghasilkan enzim- enzim
pencernaan sederhana yaitu pencernaan lemak (lipase) dan pencernaan
karbohidrat (amilase) serta menampung pakan setelahdari tembolok,
sebelum digiling di gizzard(ampela). Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Universitas Sriwijaya
Enofri (2015) yang menyatakan bahwa setelah pakan ditampung ditembolok
selanjutnya masuk ke proventrikulus yang menghasilkan enzim lipase dan
amilase dan menghasilkan enzim. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
ditemukan hasil bahwa proventrikulus dalam keadaan normal ditandai
dengan teksturnya yang masih halus dan tidak ditemukannya bercak darah.

2.2.5. Empedal(Gizzard)

Empedal berbentuk bulat telur dan tersusun dari serabut, otot yang padat
dan kuat. Fungsi utama empedal adalah menggilling dan meremas pakan
yang masih keras sehingga berukuran kecil dan meningkatkan permukaan
partikel pakan.

2.2.6. Usus Halus(Small Intestine)

Usus halus yaitu organ pencernaan yang terletak setelah vertikulus


berupa saluran yang berkelok–kelok yang panjangnya antara 6-8 meter, lebar
25 mm dan banyak terdapat lipatan vili-vili yang menyerap sari-sari
makanan, di dalam viliterdapat pembuluh darah, pembuluh limfa dan sel
goblet. Hal tersebut sesuaidengan pendapat Wresdiyati et al., (2013) yang
menyatakan bahwa secarahistologis struktur usus halus yaitu terdapat vili-
vili pada permukaanya, didalamnya mengandung pembuluh darah dan
terdapat sel limfa serta terdapat selgoblet sehingga membantu dalam
menyerap sari-sari makanan. Fungsi usus halus berperan dalam pencernaan
kimiawi yang menghasilkan getah pencernaan sertadalam penyerapan sari-
sari makanan karena usus halus merupakan organ utama tempat
berlangsungnya pencernaan dan menyerap sari-sari makanan karena terdapat
vili-vili, semakin banyak vili-vili semakin luas daerah penyeraapannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa usus halus
dalam keadaan normal ditandai dengan teksturnya yang masih halus dan
tidak ditemukannya bercak darah.

2.2.7. Usus Buntu/Sekum

Universitas Sriwijaya
Usus buntu/sekum atau ceca terdapat di bagian bawah dan rectum
terdapat didua bentukan yang bercabang diusus yang buntu sehingga disebut
usus buntu. Didalam usus buntu terdapat pencernaan katbohidrat, protein
dan sintesis air serta sintesis vitamin a.

2.2.8. Usus Besar(Rectum)/Last Intestinium

Usus besar terdiri dari kolon dan rectum yang terletak setelah usus halus
dan seka. Bagian yang naik disebut kolon sedangkan bagian rektum dan anus
menurun.. Hal terssebut sesuai dengan pendapat Fadil (2015) yang
menyatakan bahwa permukaan usus besar yang naik disebut dengan kolon
yang berbentuk spiral dan yang menurun disebut rectum dan anus. Fungsi
Usus Besar yaitu dalam menyerap bahan- bahan seperti vitamin, air dan
menyerap sedikit gula yangterdapat dalam bahan pakan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Wresdiyati et al., (2013) yang menyatakan bahwa di dalam
usus besar terjadi penyerapan air,vitamin dan zat gula dari bahan pakan yang
dimakan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil bahwa
usus besar dalam keadaan normal ditandaidengan teksturnya yang masih
halus dan tidak ditemukannya bercak darah.

2.2.9. Kloaka

Kloaka adalah lubang pembuangan ekskreta dari tubuh yang sebelumnya


ditampung di bagian rektum,terletak dibagian paling ujung saluran
pencernaan.Hal terssebut sesuai dengan pendapat Fadil (2015) yang
menyatakan bahwa Kloaka merupakan tempat pembuangan ekskreta dari
tubuh. Fungsi kloaka sebagai lubang tempat pembuangan feses. Hal
ini sesuai dengan pendapat Faza (2017) yang menyatakan bahwa materi
yang tidak terserap dari usus besar akan dikeluarkan berupa ekskreta melalui
lubang kloaka. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan hasil
bahwa kloaka dalam keadaan normal ditandai dengan teksturnya yang masih
utuh dan tidak ditemukannya bercak darah.

Universitas Sriwijaya
2.3. Sistem Reproduksi Jantan

Organ reproduksi ayam terdiri dari sepasang testis,epididimis, pas


deferens,dan organ kopulasi pada kloaka.

2.3.1. Testis

Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah


punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna
kuning terang. Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin disebut
androgen dan sel gamet disebut sperma.

2.3.2. Epididimis

Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal


testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma kaudal menuju ductus
deferens.

2.3.3. Duktus Deferens/Pas Deferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam muda kelihatan lurus dan pada ayam tua
tampak berkelok-kelok. Letak kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada
kloaka sebelah lateral urodeum. Fungsinya menyalurkan sperma ke kopulasi.

2.3.4. Organ Kopulasi

Pada unggas ductus deferens berakhir pada suatu lubang kecil yang
terletak pada dinding dorsal kloaka.Fungsi kopulasi: alat untuk
mengeluarkan sperma.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Waktu di laksanakan pada hari Jum’at 04,November 2023, pukul 08.00
WIB sampai dengan selesai, dan tempat pelaksanaannya di kandang unggas
peternakan, fakultas pertanian, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah
sebagai berikut.
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau, gunting, nampan,
ember, meteran kain, karung, karter, timbangan digital, kertas label dan kain
lap.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ayam kampung
Jantan, kertas tisu, air panas, sarung tangan, alumunium foil, kantung
plastik, sabun cuci.

3.3. Cara Kerja


Langkah-langkah yang dilakukan eseha melaksanakan praktikum adalah
Siapkan ayam yang akan diamati sistem reproduksinya , lalu sembelih ayam
tersebut. Setelah disembelih, bersihkan ayam tersebut dari bulu-bulunya

Universitas Sriwijaya
agar lebih mudah untuk di bedah. Lalu bedah ayam tersebut sampai bagian
isi ayam tersebut terlihat. Kemudian pisahkan alat reproduksi ayam tersebut
dari organ-organ lainnya agar lebih mudah untuk diamati.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum sistem pernafasan dan pencernaan pada unggas yang
telah dilakukan, dapat diperoleh hasilnya dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Pernafasan Ayam Jantan

No Nama organ Panjang Lebar Berat


1. Lubang hidung
2. Laring
3. Trachea 15 cm 1 cm 8 gram
4. Bronkus
5. Paru-paru 6 cm 4 cm 18 gram

Tabel 2. Sistem Pencernaan ayam Jantan

No Nama organ Panjang Lebar Berat


1. Paruh
2. Esophagus 14 cm 1 cm 3 gram
3. Tembolok 19 cm 3 cm 13 gram
4. Proventikulus 4 cm 2 cm 7 gram
5. Gizzard 6 cm 5 cm 60 gram
6. Duodenum 30 cm 1 cm 11 gram
7. Hati 13 cm 5 cm 47 gram
8. Pankreas 11 cm 1 cm 4 gram

Universitas Sriwijaya
9. Sekum 17 cm 0,5 cm 9 gram
10. Usus besar 1,5 cm
11. Kloaka 6 cm 3 cm 11 gram

4.2. Pembahasan
Hasil dari praktikum adalah dapat mengidentifikasi bagian-bagian sistem
organ beserta fungsinya masing-masing dan juga ukuran organ pada ternak
unggas jantan. Hasil praktikum dapat di lihat beberapa dokumentasi
yang di lampirkan di halaman terakhir.

4.2.1. Sistem Pernafasan

Pernafasan ayam terdiri dari tiga komponen penting yaitu saluran


pernafasan (hidung, sinus hidung,trakea dan bronkus), paru-paru dan
kantong udara. Paru-paru ayam sangat sederhana dan kurang elastis
dibandingkan dengan paru-paru hewan mamalia. Oleh sebab itu, peranan
kantong udara dan otot-otot di daerah perut sangat penting pada saat
melakukan inspirasi dan ekspirasi. Umumnya, unggas memiliki kantong
udara yaitu kantong udara servikalis, thorakalis kranialis, thorakalis
kaudalis, abdominalis (masing-masing berpasangan) dan kantong udara
klavikularis (tunggal). Beberapa kantong udara meluas ke bagian dalam
tulang atau ke dalam jaringan subkutan.

4.2.2. Sistem Pencernaan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat


diketahui bahwa Esophagus pada ayam memiliki Panjang 14 cm. Esofagus
berfungsi untuk meneruskan pakan yang masuk melalui paruh kemudian
disalurkan menuju tembolok melalui Gerakan peristaltic. Saluran
pencernaan ayam memiliki esehat yang berbeda, tergantung pada umur dan
jenis unggas, terdiri atas tiga macam jenis pencernaan, yaitu (1) pencernaan
secara mekanik/ fisik, merupakan pencernaan yang dilakukan oleh serabut
otot, terutama terjadi di gizzard yang dibantu oleh bebatuan, (2) pencernaan

Universitas Sriwijaya
secara kimiawi/enzimatik, yaitu pencernaan yang dilakukan oleh enzim
pencernaan yang dihasilkan kelenjar salaiva di mulut (amylase),
proventiculus dan gizzard (pepsin dan lipase), duodenum (amylase, tripsin,
kolagenase, garam empedu dan lipase), yang berfungsi memutuskan ikatan
protein, lemak, dan kerbohidrat, serta (3) pencernaan secara mikrobiologik,
yaitu pencernaan yang terjadi di sekum dan kolon.

Tembolok pada ayam praktikum memiliki diameter 3 cm. Crop atau


tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dari makanan,
makanan menjadi lunak oleh air liur. Provantikulus pada ayam praktikum
memiliki Panjang 4 cm. Proventriculus dilapisi oleh membrane mukosa
yang banyak mengandung kelenjar getah lambung (gastric galand) yang
berfungsi mensekresikan asam chloride pepsin. Gizzard pada ayam
praktikum memiliki diameter 5 cm. Fungsi utamanya adalah menggiling
pakan pada bagian depan langsung berhubungan dengan perut kelenjar,
usus halus serta organ pencernaan lainnya.

Duodenum pada ayam praktikum memiliki diameter 30 cm. Duodenum


merupakan bagian dari usus halus yang berfungsi sebagai penyerapan air,
natrium dan mineral mineral lain.

Hati pada ayam praktikum memiliki diameter 5 cm. Fungsi hati yaitu
metabolism zat dari protein, lemak, sekresi empedu, dan sekresi senyawa
metabolis yang sudah tidak berguna bagi tubuh.

Pankreas pada ayam praktikum memiliki Panjang 11 cm. Fungsi


pancreas sebagai endokrin adalah menghasilkan hormone insulin yang
mengatur nutrient berupa energi untuk diserap oleh tubuh.

Sekum pada ayam praktikum memiliki Panjang 17 cm. Pakan yang


masuk ke dalam sekum akan terjadi proses pencernaan secara
mikrobiologik karena di dalam sekum terdapat beberapa mikrobia yang
mampu membantu pencernaan terutama pencernaan serat kasar.
Usus besar pada ayam praktikum memiliki diameter 1,5 cm. Usus besar
berfungsi sebagai tempat absorbsi air dari sisa-sisa makanan. Usus besar

Universitas Sriwijaya
relatif lebih pendek daripada usus halus pada ayam, panjangnya sekitar 10
cm dan berat 4 sampai 6 gram pada ayam dewasa.
Kloaka pada ayam praktikum memiliki diameter 3 cm. . kloaka ruang
Bersama yang menghubungkan saluran pencernaan, saluran urin dan
reproduksi sebelum produk-produk dari masing-masing saluran dikeluarkan
ke dunia luar melalui anus.

4.2.3. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada ayam terdiri atas testis,epididimis,ductus


deferens dan kloaka. Testis berfungsi menampung sel sperma,epididymis
berfungsu sebagai tempat jalur sperma lewat. Duktus deferens berfungsi
sebagai tempat penyimpangan sel sperma, dan kloaka tempat keluarnya sel
sperma,kloaka memiliki Panjang 6 cm,diameter 3 cm dan berat 11 gram.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sistem digesti ternak unggas terdiri atas mulut, oesophagus, crop,


proventrikulus, gizzard, usus halus, coecum, usus besar, dan kloaka. Organ
tambahan terdiri atas hati, limpa dan pankreas. Hasil pengukuran dan
penimbangan didapatkan bahwa panjang dan berat masing-masing organ
pencernaan secara keseluruhan tidak berada pada kisaran normal. Perbedaan
ukuran ada saluran pencernaan dapat disebabkan oleh umur, pemberian
pakan dan lingkungan.

Sistem reproduksi ayam atau unggas yang berkembang baik adalah


sebelah kiri, sedangkan organ sebelah kanan mengalami rudimenter. Alat
reproduksi unggas betina terdiri dari ovarium, infundibulum, magnum,
isthmus, uterus, dan vagina. Perbedaan ukuran pada saluran reproduksi
betina juga disebabakan oleh umur dan produksi telur. Alat reproduksi ayam
eseha terdiri dari sepasang testis, vasdeferens, dan papilla. Berdasarkan data
hasil pembahasan disimpulkan bahwa panjang dan berat alat reproduksi
betina untuk kedua ayam tidak berada pada kisaran normal. Hal ini
disebabkan karena factor umur, genetik, dan tingkat produksi telur.

5.2. Saran

Kepada para pratikum agar memperhatikan cara mengidentifikasi organ


luar maupun dalam yaitu alat respirasi maupun alat pencernaan pada unggas
yang di praktikkan atau yang dibedah dalam pratikum.

Universitas sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Donisia, W.2016.Fisiologi dan Fungsi mukoflia Bronkus. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Enofri, R. 2015. Ukuran organ pencernaan ayam pedaging yang diberi tepung
buah kurma (phoenix dactilfyera) dalam ransum komersial. Fakultas
Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau , Pekan baru.(Skripsi).
Fadil.2015. Organ-organ pencernaan pada ternak ruminansia,zat-zat toksik pada
pakan nabati dan mekanisme keracunan pada ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Tadulako.(Skripsi)
Fadilah, Roni., Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur.
Agro Media Pustaka, Jakarta.
Faza, A. F.2017. Pengaruh Suplementasi Baking Soda dalam Pakan terhadap
Profl LemakDarah Sapi Lemak Laktasi. Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi).
Hardiasworo,,2015. Ayam unggul ayam yang di minati masyarakat,
http://ditjenrkh.go.id. Bandung.
Hidayati, N. 2014. Pengaruh Pemberian Kombinasi Tepung Keong Mas
(Pomacea Canaliculata) dan Tepung Paku Air ( Azolla pinnata)
Terfermentasi Terhadap Kadar Kolesterol Dan Warna Kuning Telur Pada
Ayam Petelur Strain Isa Brown PeriodeLayer. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang. (Skripsi)
Muharlien,. E.Sudjarwo,. A. Harmiyati,. Dan H.Setyo.2017.Ilmu Produksi
Ternak Unggas.Universitas Brawijaya Press, Malang.
Rihiantoro.2014. Pengaruh Pemberian Bronkodilator Inhalasi Terhadap Fungsi
Paru-Paru.J. Ilmu Biologi. 10(1) : 1907-0357.
Rahmanto. 2012. Struktur histologic usus halus dan efsiensi pakan ayam
kampung dan ayam broiler. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. UniversitasNegeri Yogyakarta, Yogyakarta. ( Skripsi )
Salanga, F., L, Wahyudia, E. D. Queljoea, dan Deidy Y. Katilia. Kapasitas
ovarium ayampetelur aktif. J. Mipa. 4 (1): 99-102.
Wresdiyati, T., S. R. Laila., Y. Septiorini., I. I. Arief dan M. Astawan. 2013.
Prebiotik indigenus meningkatkan profl kesehatan usus halus tikus yang
diinfeksi Enteropathogenic E. Coli. J. MKB. 45( 2 ) : 78- 85
Yuwanta, T. 2014. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

Universitas sriwijaya
Zainuddin, D. M., Y. Mulyana dan Fitriani. 2014. Struktur histologi tembolok
(Ingluvies)pada unggas. J. Medika Veterinaria. 4 (1) : 47- 50

LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pengulitan ayam Gambar 2. Proses pembedahan

Gambar 3. Organ pencernaan ayam Gambar 4. Proses pengukuran


organ ayam

Universitas sriwijaya
Gambar 5. Proses penimbangan organ ayam Gambar 6. Organ ayam

Universitas sriwijaya
Universitas sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai