ANATOMI HEWAN
Disusun Oleh :
Kelompok 8 Biologi Agribisnis B 2021
1.2. Materi
Acara praktikum 4 bertujuan untuk pengenal anatomi hewan. Lebih tepatnya hewan
pseudoruminansia. Ada berberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini. Alat
pertama yang digunakan dalam praktikum ini adalah kotak pembius. Kotak pembius ini
berfungsi sebagai tempat untuk membius Tikus Putih (hewan pseudoruminansia). Alat kedua
adalah baki bedah. Baki beda berfungsi sebagai meletakkan objek yang akan di bedah. Alat
ketiga ada gunting. Gunting ini berfungsi untuk menggunting organ organ hewan
pseudoruminansia. Alat keempat adalah pisau bedah. Pisau bedah ini berfungsi untuk
membedah hewan yang akan dibedah. Alat terakhir ada push pin. Alat ini berfungsi untuk
menancapkan badan hewan yang akan di bedah ke baki bedah.
Bahan pertama yang digunakan dalam praktikum ini adalah tikus putih. Hewan ini
berfungsi sebagai objek yang akan di bedah. Bahan yang kedua adalah klorform. Kloroform
berfungsi sebagai pembius hewan yang akan di bedah. Bahan yang ketiga adalah kapas. Kapas
berfungsi untuk mencelupkan kloroform. Bahan yang terakhir adalah lateks dan masker. Lateks
dan masker berfungsi untuk menghindari tangan terluka dari benda tajam dan melindungi diri
dari kotoran
1.3. Metode
Pertama- tama, masukan hewan pseudoruminansia kedalam kotak pembius yang sudah
diberi kapas yang mengandung klorform, kemudian biarkan berberapa menit hingga hewan
tersebut kehilangan kesadaran. Kemudian sembelih hewan tersebut dari bagian leher hingga
saluran vena jugularis, esofagus dan trakea terputus. Letakkan tikus putih yang sudah disembelih
tadi diatas baki bedah serta tancapkan keempat kaki tikus putih tersebut menggunakan push pin.
Sayat badan tikus putih tersebut menggunakan pisau, kemudian keluarkan organ pernafasan dan
pencernaan dari badan tikus tersebut. Uraikan dan susun organ- organ tikus tersebut. Foto dan
catat hasil pengamatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pencernaan merupakan sistem organ yang berfungsi sebagai pencerna makanan
dan minuman makhluk hidup. Hal ini dinyataka oleh Istiqomah dan Fadhil, (2013) bahwa sistem
pencernaan sebagai tempat atau alat untuk mencerna setiap makanan dan minuman yang masuk
ke dalam tubuh. Pada sistem pencernaan tikus putih ini terdapat lambung, usus halus, usus besar
dan anus. Pada huruf a terdapat lambung, lambung memiliki kapasitas penyimpanan makanan
sebanyak 2- 4 liter. Hal ini dinyatakan oleh Runtualu et, al (2015) Lambung memiliki dinding
yang elastis, sehingga dapat menyimpan makanan dengan kapasitas 2 – 4 liter. Fungsi utama
dari lambung adalah memproduksi asam dan enzim yang digunakan untuk mencerna makanan.
Pada huruf b terdapat usus besar yang berfungsi menyerap cairan dan vitamin, memproduksi
antibodi dan mencegah infeksi. Pada huruf c terdapat usus halus yang berfungsi untuk memecah
dan menyerap nutrisi dari makanan/ minuman yang dikonsumsi oleh tubuh. Pada huruf d
terdapat anus yang berfungsi sebagai tempat pembuangan nutrisi yang tidak digunakan lagi oleh
tubuh
Sistem Pernafasan merupakan sekumpulan organ yang terlibat dalam proses pertukaran
gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Pada huruf a terdapat trakea. Trakea berfungsi
sebagai penghantar gas dan pelingdung dari bakteri. Hal ini dinyatakan oleh Rivanda, (2015)
bahwa fungsi trakea tidak hanya tempat penghantaran gas saja tetapi memiliki fungsi
lainnya, seperti proteksi terhadap alergen, bakteri, dan bahan iritan. Pada huruf b tedapat paru-
paru. Paru paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Hal ini
dinyatakan oleh Amrullah dan Ekojono, (2015) bahwa paru- paru adalah organ yang berfungsi
untuk menukar oksigen dengan karbondioksida di dalam darah yang prosesnya ini disebut
respirasi atau pernafasan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, A. J. A. dan Ekojono. 2015. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru-paru Dengan
Metode Forward Chaining. J. Informatika Polinema. 2 (1): 13-17.
Fadlil. A dan Istiqomah. N. Y. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran
Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer: Jurnal Sarjana Teknik Informatika,
1(1), 32- 41
Nasrullah. N dan Prihatmoko. S. 2015. Pengembangan Alat Bantu Belajar Anatomi Hewan
Menggunakan Puzzle: Jurnal Ilmiah Komputer Grafis, 8(1), 32- 36.
Rivanda. A. 2015. Pengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea.
Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung, Semarang.
Runtulalu. D, Liliana, dan Purba. R. K. 2015. Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pencernaan:
Jurnal Infra, 3(2).