FISIOLOGI TERNAK
Oleh
DEPARTEMEN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BAB I
Organ Pernafasan, dan sistem reproduksi pada ternak dilaksanakan pada hari
Jumat, tanggal 26 Maret 2021 pukul 09.20 – 12.10 WIB melalui daring
1.1. Materi
Materi yang digunakan meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan
adalah pisau bedah untuk menyembelih, membedah, dan memotong organ yang
akan diamati, gunting digunakan untuk memotong dan memisahkan tiap organ,
baki bedah digunakan untuk meletakkan hewan yang akan dibedah dan untuk
mengamati tiap organ pada hewan tersebut. Push pin digunakan untuk
menancapkan hewan yang dibedah agar hewan tidak bergeser ketika dibedah dan
hewan unggas, marmut untuk contoh hewan pseudoruminansia, dan awetan sapi
1.2. Metode
organ dalamnya. Setelah organ dapat dikeluarkan, dipisahkan tiap sistem organ
jugularis, dan trakea. Kemudian marmut yang telah disembelih diletakan pada
baki bedah dan dipasangkan push pin pada keempat kakinya. Setelah push pin
mengikuti arah yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan pemisahan organ yang
meliputi organ pernapasan dan pencernaan secara hati – hati . Lalu dilakukan
PEMBAHASAN
3
Sumber : Praktikum Fisiologi Ternak 2021
Keterangan :
berfungsi sebagai tempat masuknya O2 dan keluarnya CO2, selain itu rongga
hidung berungsi untuk menyaring benda asing dengan bantuan bulu halus dan
lendir, serta berfungsi untuk mengubah suhu udara agar sesuai suhu tubuh. Hal ini
sesuai dengan (Rosmaneli, 2017) yang menyatakan bahwa lubang hidung
berfungsi sebagai lalu lintas jalan keluar masuk udara. Di dalam lubang hidung
terdapat bulu-bulu halus yang berguna untuk menyaring udara kotor. Selain itu,
hidung juga berguna untuk mengatur suhu udara yang akan masuk ke paru-
paru. Kemudian udara masuk ke faring, di dalam faring terdapat katup yang
dinamakan glotis yang berfungsi mengatur jalur dipernafasan dan makanan agar
pakan di ternak tidak masuk paru-paru. Hal ini sesuai dengan (Herlinda, 2019)
yang menyatakan bahwa epiglottis merupakan katup tulang rawan yang berfungsi
Lalu udara menuju laring kemudian ke trakhea. Laring adalah bagian dari
sistem pernapasan, berbentuk seperti tabung yang terhubung ke bagian atas batang
tenggorokan (trakea) yang berfungsi sebagai jalur udara menuju paru-paru. Hal ini
faring dan trakhea. Laring dikenal sebagai kotak suara (Voice box) mempunyai
bentuk seperti tabung pendek dengan bagian besar diatas dan menyempit ke
terdiri dari cincin tulang rawan. Hal ini sesuai dengan (Herlinda, 2019) yang
menyatakan bahwa trakhea atau disebut juga batang tenggorok yang memiliki
panjang kurang lebih 9 cm dimulai dari larung sampai kira-kira setinggi vertebra
thorakalis kelima.trakhea tersebut tersusun atas enam belas sampai dua puluh
lingkaran.
memisahkan paru-paru kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan (Aldilla et al., 2016)
yang menyatakan bahwa bronkus merupakan bagian dari traktus trakeobronkial,
yaitu suatu struktur yang dimulai dari trakea kemudian berlanjut menjadi bronkus
tepatnya ke alveolus. Aleolus merupakan tempat bertukarnya CO2 dan O2. Hal ini
sesuai dengan (Fauzi et al., 2019) yang menyatakan bahwa alveolus berfungsi
gigi dan bibir. Saat pakan masuk mulut akan terjadi pengunyahan dan
menghasilkan enzim untuk pencernaan makanan. Hal ini sesuai dengan (Sunggu,
2019) yang menyatakan bahwa fungsi utama dari mulut ialah menghancurkan
makanan yang masuk sehingga berukuran cukup kecil yang dapat ditelan
karena pada mulut terdapat gigi dan lidah. Setelah melalui mulut makanan lalu
atau dimamahbiak.
mengalami pencernaan, dan terjadi juga proses fermentasi oleh mikroba. Hal ini
Omasum atau biasa disebut lambung buku yang bertugas untuk mereduksi partikel
pakan menjadi lebih kecil dan tempat absorbsi air sebelum memasuki abomasum.
Hal ini sesuai dengan (Rahmatulla et al., 2019) yang menyatakan bahwa omasum
menerima campuran pakan dan air, dan sebagian besar air diserap oleh luasnya
daerah penyerapan yang terdiri dari banyak lapis, Omasum pada ternak sapi
sama natrium dan kalium juga menyerap VFA (Volatyl Fatty Acid).
abomasum juga terdapat enzim pepsin dan renin. Pernyataan ini diperkuat oleh
(Rahmatulla et al., 2019) yang menyatakan bahwa kadar air dari gumpalan
dicerna lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan
al., 2017) yang menyatakan bahwa abomasum merupakan organ dalam sistem
pencernaan.
Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum sebagai penerima sekresi
pankreas dan sebagai tempat penyerapan makanan. Hal ini sesuai dengan (Raditya
et al., 2013) yang menyatakan bahwa duodenum merupakan salah satu bagian
dari usus halus yang terletak paling anterior dan berfungsi sebagai tempat
penyerapan sari sari makanan. Jejenum sebagai tempat penyerapan kembali. Hal
ini sesuai dengan (Satimah et al., 2019) yang menyatakan bahwa jejunum
merupakan bagian usus halus yang berperan dalam proses penyerapan nutrien
lanjutan dari duodenum dan memiliki fungsi untuk menyerap sari-sari makanan
sampai tidak dapat dicerna. Illeum yang merupakan bagian terakhir dari usus
halus yang berfungsi sebagai penghubung dengan usus besar. Hal ini sesuai
dengan (Sariati et al., 2019) yang menyatakan bahwa aecara umum struktur
histologi usus halus sapi (duodenum, jejunum dan ileum) tersusun atas lapisan
Pada usus besar terjadi pembusukan makanan. Hal ini sesuai dengan
(Latif, 2019) yang menyatakan bahwa usus besar merupakan tempat fermentasi
makanan (pembusukan makanan yang tidak tercerna) yang di bantu oleh udara
terakhir yaitu kotoran kemudian dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses. Hal
ini sesuai dengan (Rahmatulla et al., 2019) yang menyatakan bahwa hanya sedikit
sekali digesta yang tersaerap lewat usus besar, materi yang tidak terserap
kemudian dikeluarkan lewat anus sebagai feses, materi yang keluar dari feses
meliputi air, sisa-sisa pakan yang tidak dicerna, sekresi saluran pencernaan,
sebagai penghasil semen. Hal ini sesuai dengan(Anwar & Jiyanto, 2019)yamg
spermatozoa yang panjang dan berbelit, terbagi atas caput, copus, dan cauda
epididimis, melekat erat pada testis dan dipisahkan oleh tunika albugenia.
epididimis. Hal ini sesuai dengan (Prihartini, 2020) yang menyatakan bahwa vas
cairan asam yang berguna untuk memberi aroma khas semen. Kelenjar cowper
sepasang dan mempunyai ukuran kecil. Hal ini sesuai dengan (Phadmacanty et al.,
sepasang kelenjar berbentuk ovoid dan berukuran kecil. Penis merupakan organ
reproduksi betina.
menghasilkan ovum atau sel telur serta untuk menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Hal ini sesuai dengan (Abidin et al., 2012)yang menyatakan bahwa
keras yang menghubungkan ovarium dengan uterus. Hal ini sesuai dengan (Melia
et al., 2016) yang menyatakan bahwa tuba falopii atau oviduk merupakan saluran
dan rahim.
vagina dan ovidukhal ini sesuai dengan (Puspitadewi, 2007) yang menyatakan
bahwa uterus merupakan salah satu organ reproduksi dari siste reproduksi betina.
Struktur uterus terdiri dari 3 macam lapisan, yaitu endometrium (tunika mukosa-
Uterus terbagi menjadi 3 yaitu cornua uretri, corpus uretri dan corpus uteri.
Corpus uteri merupakan tempat tumbuh kembang dan pemberian nutrisi bagi
telur. Vagina merupakan tabung muskuler yang lebar dari leher rahim hingga
uretra, vagina berfungsi sebagai tempat penerimaan dari depososo semen dan
sebagai alat kopulatoris ruminansia betina dan keluarnya fetus saat kelahiran.
Kemudian vulva sebagai penentu bahwa ternak sedang dalam birahi. Hal ini
sesuai dengan (Mulyono & Mukarromah, 2016) yang menyatakan bahwa tanda-
tanda sapi estrus dapat dilihat secara fisik, yaitu warna vulva sapi memerah,
1
2 Sumber : Praktikum Fisiologi Ternak 2021
hewan pseudoruminansia
Keterangan :
hidung terdapat bulu hidung yang befumgsi sebagai penyaring udara yang masuk,
di dalam hidung juga terdapat lendir untuk mengatur kelembaban. Hal ini sesuai
dengan (Mustarichie et al., 2018) yang menyatakan bahwa bulu hidung menyaring
udara yang memasuki hidung. Menurut (Imamah & Siddiqi, 2019) menyatakan
bahwa hidung adalah organ yang merupakan jalan masuk dan keluarnya
udara dari dan ke paru-paru, selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ
Bronkus atau batang tenggorok merupakan cabang dari trakea yang juga sebagai
penghubung dengan paru-paru. Hal ini sesuai dengan Nugraheni (2016) yang
Tempat bertukarnya O2 dan CO2 yaitu alveolus. Hal ini sesuai dengan Fauzi et al.
merupakan tempat masuknya makanan dan menghasilkan air liur di dalam mulut
terdapat gigi, llidah, dan bibir. Hal ini sesuai dengan (Syawitri et al., 2018) yang
dalam mulut terdapat gigi yang berfungsi untuk menguyah makanan. Esofagus
dan sebagai jalan makanan yang berbentuk tabung. Hal ini sesuai dengan (Selan et
berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan Setelah makanan masuk
melalui mulut dan esofagus, makanan bergerak menuju lambung yang berfungsi
jejunum, dan ileum dimana terjadi oenyerapan sari-sari makanan. Hal ini sesuai
dengan (Eristiawan et al., 2021) yang menyatakan bahwa usus halus mempunyai
lalu menuju sekum yaitu tempat terjadinya fermentasi serat kasar sebelum menuju
usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum. Hal ini sesuai dengan (Jannah et al.,
2017) yang menyataan bahwa Sekum merupakan bagian usus yang berfungsi
nutrien yang tidak terserap di usus halus seperti serat. Rektum merupaka tempat
untaian feses, dimana nantinya akan dikeluarkan melalui saluran akhir rektum
yaitu anus. Hal ini sesuai dengan (Putri et al., 2019) yang menyatakan bahwa
rektum merupakan salah satu bagian usus besar yang paling ujung yang berfungsi
1
Sumber : Praktikum Fisiologi Ternak 2021
3
Sumber : Praktikum Fisiologi Ternak 2021
Keterangan :
Hal ini sesuai dengan (Siregar & Hasugian, 2019) yang menyatakan bahwa
hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara.
menuju laring udara mrnuju trakhea. Trakhea berfungsi untuk menyalurkan udara
ke bronkus yang diteruskan ke paru-paru. Hal ini sesuai dengan (Corputty et al.,
leher yang bagian superior nya dikelilingi oleh struktur kartilago laring. Pada
Bronkeolus berfungsi untuk mengontrol kebutuhan udara yang masuk dan keluar.
oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk pembakaran dan untuk pembentukan
tenaga serta berfungsi untuk mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa CO 2 dan
uap air.
yang befungsi untuk mengecilkan ukuran partikel pakan dengan cara mematuk. Di
dalam mulut juga terdapat sekresi saliva oleh kelenjar saliva yang mana saliva
mendorong pakan menuju crop. Hal ini sesuai dengan (Selan et al., 2020) yang
tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok
dan perbatasan faring pada bagian kranial dan proventrikulus bagian kaudal. Crop
pakan, pencernaan kimiawi dengan enzim amilase. Hal ini sesuai dengan(Suryana
et al., 2017) yang menyatakan bahwa Tembolok adalah organ elastis setelah
proventikulus terdapat sekresi HCL yang mana asam HCL berperan dalam
menjadi pepton yang mana pepton akan dicerna oleh enzim protase di dalam usus
halus. Hal ini sesuai dengan (Winarti et al., 2019) yang menyatakan bahwa ukuran
gizzard dibantu oleh grit. Hal ini sesuai dengan (Rohmah et al. 2016) yang
menyatakan bahwa otot gizzard yang terbiasa untuk mengoyak makanan dengan
bantuan pasir kecil akan lebih tebal dan kuat. Proses pelumatan ini bertujuan
untuk pemaksimalan penetresi enzim pada pencernaan secara kimiawi. Setelah itu
makanan menuju usus kecil untuk diserap kembali sari-sari makanan yang masih
tertinggal. Sekum dan usus besar berfungsi untuk fermentasi serat kasar dan
absorbsi air. Hal ini sesuai dengan (Winarti et al., 2019) yang menyatakan bahwa
sekum ayam broiler terdiri dari 2 buah yang berfungsi sebagai tempat
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari testis sebagai tempat produksi
spermatozoa dan terletak ada rongga perut. Hal ini sesuai dengan (Kurniati &
Nugraheni, 2019) yang menytakan bahwa testis merupakan organ genital yang
pematangan sel spermatozoa. Hal ini sesuai dengan (Riyadhi et al., 2018) yang
saluran yang berfungsi sebagai jalannya sperma pada ovulasi. Hal ini sesuai
dengan (Prapti Sedijani, 2020) yang menyatakan bahwa vas deferens, merupakan
saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian
belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Epididimis bersifat sepasang terletak pada sebelah testis yang berfungsi sebagai
dilepaskan dari ovarium, kuning telur tetap di infundibulum selama 15-17 menit.
Hal ini sesuai dengan (Rusidah et al., 2017) yang menyatakan bahwa
perkawinan alami, sperma berada dalam infundibulum, uterus dan vagina Pada
uterus cangkang telur terbentuk, telur tetap disini selama 20 jam atau lebih.
Vagina terbuat dari otot yang membantu mendorong telur keluar dari tubuh ayam.
Lapisan kutikula pada telur juga terbentuk di vagina sebelum oviposisi. Kloaka
tempat keluarnya sekreta pada ayam. Hal ini sesuai dengan (Wahyuningsih et al.,
2019) yang menyatakan bahwa telur yang dihasilkan sistema reproduksi juga akan
KESIMPULAN
tiap jenis hewan baik itu ruminansia, pseudoruminansia, dan unggas memiliki
sistem pernapasan, pencernaan, dan reproduksi yang berbeda. Hal ini di sebabkan
oleh beberapa faktor seperti makanan, lingkungan, dan fisiologis yang berbeda.
Pada organ pencernaan ruminansia lebih kompleks karena karena mengunyah atau
memamah melalui 2 fase (memamah biak). Tujuannya agar serat dapat tercerna
retikulum, rumen, omasum, abomasum, usus halus, usus besar, dan anus. Organ
pernafasan ternak ruminansia terdiri dari rongga hidung, laring, faring, trakhea,
bronkus, bronkeolus, dan paru-paru. Organ reproduksi hewan ruminansia jantan
yaitu testis, epididimis, cas deferens, kelenjar prostat, kelenjar cowper, dan penis.
uterus, vagina, dan vulva. Oviduk terdiri dari infundibulum, amfulla, dan isthmus.
esofagus, lambung, usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum,
kemudia sekum, usus besar yag terdiri dari rektum dan kolon, dan organ terakhir
yaitu anus. Organ pernafasan hewan pseudoruminansia terdiri dari hidung, laring,
(gizzard), usus halus, sekum (usus buntu), usus besar, kloaka. Organ penafasan
Organ reproduksi unggas jantan meliputi testis, epididimis, vas deferens, kloaka,
vent (anus). Sedangkan organ reproduksi unggas betina yaitu ovarium, uterus,
vagina, kloaka.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Ondho, Y. S., & Sutiyiono, B. (2012). Penampilan Berahi Sapi Jawa
Based on Poel 1, Poel 2, and Poel 3). Jurnal Animal Agriculture, 1(2), 86–
92.
https://doi.org/10.30870/jppi.v2i1.444
Anwar, P., & Jiyanto, J. (2019). Identifikasi Hormon Testosteron Sapi Kuantan
230. https://doi.org/10.25077/jpi.21.3.230-239.2019
Corputty, E., Lumintang, N., Tandililing, S., Langi, F. L. F. G., & Adiani, S.
dikelilingi oleh struktur kartilago laring . Luka di trakea kh. Jurnal Bedah
https://doi.org/10.19087/imv.2020.10.1.71
Fauzi, Y. S., Apriliana, E., & Jausal, A. N. (2019). Peran Tiamin ( Vitamin B1 )
Imamah, I., & Siddiqi, A. (2019). Penerapan Teorema Bayes untuk Mendiagnosa
https://doi.org/10.30812/matrik.v18i2.398
Jannah, R., Jalaluddin, M., & Aliza, D. (2017). Jumlah Koloni Bakteri Selulotik
Kersen (Muntingia Calabura) terhadap Rasio Berat Testis pada Tikus yang
https://doi.org/10.26714/medart.1.1.2019.15-21
Larasati, H., Hartono, M., & Siswanto. (2017). Prevalensi Cacing Saluran
https://ci.nii.ac.jp/naid/40021243259/
https://ejournal.fikom-unasman.ac.id/index.php/jikom/article/view/98
Melia, J., Agil, M., Supriatna, I., & Amrozi, A. (2016). Anatomi dan Gambaran
Ultrasound Organ Reproduksi Selama Siklus Estrus Pada Kuda Gayo Betina
https://doi.org/10.21157/j.ked.hewan.v10i2.5026
(Psidium guajava L.) terhadap Tebal Epitel Epididimis Tikus Putih Jantan
https://doi.org/10.26630/jk.v10i2.1247
Mulyono, A., & Mukarromah, A. (2016). Analisis Tekstur Dan Warna Citra
Vulva Sapi Untuk Deteksi Masa Kawin Sapi Menggunakan Learning Vector
https://doi.org/10.18860/neu.v0i0.3131
Mustarichie, R., Nur Hasanah, A., Gozali, D., & Saptarini, N. M. (2018).
Musculus) Swiss Webster. Jurnal Sains Dan Matematika, 15(2), 55–60 – 60.
Putri, R. A., Masyitha, D., Zainuddin, Fitriani, Gani, F. A., & Balqis, U. (2019).
Studi Histologis Usus Besar Sapi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner,
3(2), 62–70.
Raditya, I., Ardana, I. B. K., & Suastika, P. (2013). Tebal struktur histologis
Rahmatulla, R., Kurnia, D., & Anwar, P. (2019). Hubungan Bobot Organ
Pencernaan (Lambung, Usus Halus, Dan Usus Besar) Dengan Bobot Badan
Riyadhi, M., Rizal, M., & Mildawati, . (2018). Viabilitas Spermatozoa Cauda
https://doi.org/10.29244/avi.6.1.38-43
Rusidah, Y., Sistina, Y., Biologi, F., Jenderal, U., Peternakan, F., Jenderal, U., &
Embrio, V. (2017). Fertilitas dan Viabilitas Embrio Telur Itik yang Induknya
100.
Sariati, Masyitha, D., Zainuddin, Firiani, Balqis, U., Iskandar, C. D., & Thasmi,
C. N. (2019). Jumlah Sel Goblet dan Kelenjar Lieberkuhn Pada Usus Halus
Satimah, S., Yunianto, V. D., & Wahyono, F. (2019). Bobot Relatif dan Panjang
https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.4.396-403
Selan, Y., Amalo, F., Maha, I., Deta, H., & Teme, A. (2020). Histomorfologi Dan
Hutan Merah (Gallus Gallus) Asal Pulau Timor. Jurnal Ilmiah Peternakan
Siregar, K., & Hasugian, P. M. (2019). Penerapan Metode Certainty Factor untuk
Manusia melalui Media KIT IPA Murid Kelas IV SDN 169 Sarong
Syawitri, A., Defit, S., & Nurcahyo, G. W. (2018). Diagnosis Penyakit Gigi dan
Salmonella Sp. Pada Telur Ayam Ras yang Dijual Di Pasar Wage
Bioedunesia, 4(2).
Winarti, W., Mahfudz, L. D., Sunarti, D., & Seytaningrum, S. (2019). Bobot
(skripsi)