Anda di halaman 1dari 12

ACARA IV

ANATOMI HEWAN PSEUDORUMINANSIA

WORKING PAPER PRAKTIKUM


BIOLOGI

Oleh

Nama : Gadhang Tri Mulyono


NIM : 23010123120007
Kelas : Peternakan A Kel 2
Asbing : Galuh Parlina

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Waktu dan tempat pelaksanaan

Praktikum biologi dengan materi anatomi hewan pseudoruminansia


dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 September 2023 pukul 07.00 - 08.40
WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia.

1.2. Materi

Materi yang akan digunakan pada praktikum anatomi hewan ini


menggunakan beberapa alat dan bahan seperti; gunting bedah tajam–tajam yang
digunakan untuk memotong dan membedah otot yang keras. Gunting bedah
tajam-tumpul berfungsi untuk membedah bagian yang tidak dalam. Nampan
digunakan sebagai tempat meletakkan bagian-bagian dari organ. Pisau bedah
berfungsi untuk menyembelih dan membedah. Scalpel atau silet berfungsi untuk
memotong bagian dari organ dalam pada kelinci yang terdiri dari scalpel handle
no.3 dan no.4 serta scalpel no.12 dan no.24. Hand glove atau sarung tangan lateks
yang berfungsi untuk melindungi tangan dari kotoran atau darah pada saat
melakukan pembedahan. Sedangkan bahan yang digunakan untuk mengetahui
anatomi hewan adalah kelinci.

1.3. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum anatomi hewan yaitu pertama


disiapkannya bahan percobaan yaitu kelinci. Kemudian langkah kedua dilakukan
penyembelih kelinci menggunakan pisau, penyembelihan dilakukan hingga
memotong tiga saluran yaitu vena jugularis, esovagus serta trakea hingga
terputus,sebelum melakukan penyembeliahan terlebih dahulu membaca doa agar
kelinci tidak haram. Penyembelihan dilakukan dengan cepat, kemudian diletakkan
pada nampan. Langkah kedua yaitu dilakukan pembedahan dari bagian mulut dan
hidung hingga anus. Selanjutnya dikeluarkan organ-organ pada kelinci, kemudian
dipisahkan saluran pencernaan dan saluran pernapasan pada kelinci. Langkah
terakhir diamati bagian-bagian dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan
pada kelinci dan diambil foto sebagai lampiran laporan.
.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anatomi Hewan

Anatomi merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang struktur dan


fungsi bagian dari makhluk hidup. Anatomi menguraikan bagian-bagian yang
lebih rinci atau kecil. Hal ini sesuai pendapat Ahmad et al. (2022) yang
menyatakan bahwa anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
tubuh dengan cara menguraikan bagian tubuh menjadi bagian-bagian kecil .
Anatomi mempelajari letak-letak susunan dari organ dan bagian tubuh dari
makhluk hidup yang lebih mendalam dari bagian tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan. Hal ini sesuai pendapat Moha (2021) yang menyatakan bahwa anatomi
adalah ilmu yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian dari tubuh
manusia, binatang maupun tumbuhan atau bisa disebut ilmu yang menguraikan
mendalam tentang sesuatu. Anatomi hewan merupakan ilmu biologi yang
mempelajari struktur dan fungsi bagian-bagian perkembangan dari hewan,
struktur tubuh hewan berkembang dari struktur sederhana menuju sempurna. Hal
ini sesuai pendapat Pratomo (2017) yang menyatakan bahwa anatomi hewan
adalah menjelasan tentang struktur pada bagian tubuh hewan secara mendalam
beserta organisasinya.

2.2. Pengertian Hewan Pseudoruminansia dan Contohnya

Pseudoruminansia merupakan jenis hewan yang memakan konsentrat dan


biji-bijian, dengan jumlah yang besar, hewan pseudoruminansia memiliki sekum
dan tidak memiliki rumen. Hewan pseudoruminansia memiliki pencernaan yang
dapat melakukan fermentasi. Hal ini sesuai pendapat Sudolar dan Zhafirah (2019)
yang menyatakan bahwa ternak pseudoruminansia memiliki saluran pencernaan
yang dapat melakukan fermentasi pakan, yang dikonsumsi oleh ternak terjadi
pada sekum. Pseudoruminansia jenis binatang yang mengonsumsi tumbuh-
tumbuhan atau disebut dengan binatang herbivora yang tidak dapat mencerna
serat-serat dengan baik. Pseudoruminansia memiliki lambung tunggal contohnya
pada binatang tikus, kuda, unta, alpaca, kuda nil, kelinci dll. Hewan
pseudoruminansia salah satu contohnya adalah kelinci yang memiliki lambung
tunggal dan terjadi fermentasi pada sekumnya. Hal ini sesuai pendapat Hasanah
et al. (2021) yang menyatakan bahwa kelinci tergolong ke dalam ternak
pseudoruminansia, dikarenakan kelinci hanya memiliki satu lambung, berbeda
dengan ruminansia yang memiliki lambung dua atau lebih.

2.3. Sebut dan Jelaskan Organ Saluran Pernapasan Pseudoruminansia

Sumber: Data Primer


Praktikum Biologi, 2023.

Keterangan ;
d. Bronkus
a. Hidung
e. Bronkiolus
b. Laring
f. Paru – paru
c. Trakea

Saluran pernapasan pada kelinci terdapat saluran hidung, laring, trakea,


bronkus, bronkiolus, dan paru-paru. Hidung merupakan tempat pertukaran
masuknya udara dan tempat keluarnya H 2O dari luar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Imamah dan Siddiqi (2019) yang menyatakan bahwa hidung merupakan
organ yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara dari paru-paru dan
sebagai indra penciuman. Laring terdapat pada saluran setelah hidung menjadi
penghubung sistem pernapasan saluran laring memungkinkan menyalurkan udara
dari tenggorokan ke trakea. Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing (2020) yang
menyatakan bahwa laring merupakan saluran pernafasan sebagai pintu masuk
udara ke saluran nafas bagian bawah. Saluran laring terbagi menjadi tiga bagian
yaitu supraglotik, daerah glotis dan subglotis. Trakea merupakan alat penghubung
antara laring dan bronkus dan sebagai penyaring partikel-partikel yang dibawa
udara. Hal ini sesuai pendapat Rivanda (2015) yang menyatakan bahwa trakea
adalah saluran pernapasan bagian bawah yang menghubungkan laring dan
bronkus, trakea terletak dari ujung bawah laring hingga atas bronkus.

Bronkus merupakan organ dalam dari sistem pernapasan yang


menghubungkan antara trakea dengan paru-paru, terbagi menjadi dua bronkus
kanan dan kiri. Berfungsi memastikan aliran udara yang masuk dan keluar . Hal ini
sesuai pendapat Hayu (2018) yang menyatakan bahwa bronkus merupakan saluran
percabangan utama dari trakea menuju paru-paru. Bronkiolus merupakan cabang
dari bronkus yang terdapat didalam paru-paru menjadi penyalur udara ke alveoli
dan sebagai pembersih udara. Hal ini sesuai pendapat Rahmawati (2018) yang
menyatakan bahwa bronkiolus merupakan saluran konduksi di dalam paru-paru
bagian lobulus, berfungsi sebagai pembersih udara. Paru – paru merupakan organ
utama pernapasan,pada paru-paru terjadi pertukaran oksigen dan hydrogen. Hal
ini sesuai pendapat Hariadi et al. (2015) yang menyehatkan bahwa paru-paru
merupakan organ penting yang memegang kendali dalam peredaran udara. Paru-
paru berfungsi sebagai tempat penukar oksigen dengan karbon dioksida dari darah
yang disebut dengan pernapasan.
2.4. Sebut dan Jelaskan Organ Pencernaan Pseudoruminansia

h Sumber: Data Primer


Praktikum Biologi,
2023.
Keterangan :
a) Mulut e) Lambung

b) Faring f) Usus halus

c) Epiglottis g) Usus besar


h) Anus
d) Kerongkongan
Organ pencernaan kelinci terdiri dari mulut, faring, epiglottis,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus. Mulut merupakan organ
penting dalam sistem pencernaan, mulut menjadi tempat pertama makanan
dihancurkan yang kemudian akan diteruskan ke lambung. Hal ini sesuai pendapat
Ardiansyah et al. (2018) yang menyatakan bahwa mulut merupakan tempat
pertama dihancurkannya makanan sebelum diteruskan ke dalam lambung. Faring
merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan kerongkongan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Darmadi et al. (2015) yang menyatakan bahwa faring
merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan kerongkongan.
Epiglotis merupakan organ yang mencegah masuknya makanan dan minuman ke
dalam trakea. Hal ini sesuai pendapat Gurusinga (2019) yang menyatakan bahwa
epiglottis merupakan pintu masuk ke dalam laring atau kerongkongan.

Kerongkongan merupakan saluran penghubung yang menyalurkan


makanan ke lambung. Hal ini sesuai pendapat Runtulalu et al. (2015) yang
menyatakan bahwa kerongkongan merupakan saluran penghubung mulut dengan
lambung, makanan didorong ke dalam lambung melalui gerak peristaltic.
Lambung merupakan tempat terjadinya pencernaan pada kelinci, berfungsi
menampung, mengelola, dan mendorong ke usus halus yang seterusnya akan
dilakukan penyerapan. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni dan Riandari (2018)
yang menyatakan bahwa lambung berfungsi untuk menyimpan makanan dan
mengelola secara sementara yang kemudian akan masuk ke dalam usus halus.
Usus halus merupakan tempat terjadinya penyerapan gizi pada makanan yang
kemudian dialirkan ke darah. Memiliki ukuran yang kecil namun menjadi organ
terpanjang, pada usus halus terbagi menjadi tiga bagian duodenum, jejunum, dan
ileum. Hal ini sesuai pendapat Guna et al. (2014) yang menyatakan bahwa usus
halus merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan untuk pertumbuhan.

Usus besar merupakan bagian yang lebar dan tebal dibanding dengan usus
halus. Usus besar terbagi menjadi tiga bagian, terdiri dari sekum sebagai tempat
fermentasi, kolon, dan rectum. Usus besar berfungsi untuk penyerapan air dan
mineral pada makan. Hal ini sesuai pendapat Runtulalu et al. (2015) yang
menyatakan bahwa fungsi utama dari usus besar sebagai penyerapan air dan
mineral yang tidak terserap oleh usus halus. Anus merupakan bagian akhir dari
sistem pencernaan, anus berfungsi sebagai tempat pembuangan feses. Anus

terletak pada bagian bawah rektum, bagian terakhir dari usus besar . Hal ini sesuai
dengan pendapat Latif (2019) yang menyatakan bahwa anus merupakan lambung
diujung pencernaan, berfungsi sebagai tempat limbah makanan atau feses keluar.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa hewan pseudoruminansia merupakan jenis hewan yang pemakan
konsentrat dan biji-bijian, dengan jumlah yang besar, memiliki sekum. Terdapat
dua saluran organ pada hewan psedoruminansia yaitu saluran pencernaan dari
mulut, faring, epiglottis, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan
anus, saluran pernapasan dimulai dari hidung, laring, trakea, bronkus, bronkiolus,
dan paru-paru. Pada setiap saluran memiliki fungsi dan peran yang berbeda serta
memiliki perbedaan yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, I., S. Samsugi, dan Y. Irawan. 2022. Penerapan augmented reality pada
anatomi tubuh manusia untuk mendukung pembelajaran titik titik bekam
pengobatan alternatif. J. Technoinfo. 16(1)): 46-53.
Arfajsyah, H. S., I. Permana, dan F. N. Salisah. 2018. Sistem pakar berbasis
android untuk diagnosa penyakit gigi dan mulut. J. Ilmiah Rekayasa dan
Manajemen Sistem Informasi. 4(2): 110-117.
Guna, I. N. W., N. A. Suratma, dan I. M. Damriyasa. 2014. Infeksi cacing
nematoda pada usus halus babi di Lembah Baliem dan pegunungan Arfak
Papua. J. Buletin Veteriner Udayana. 6(2): 129-134.
Gurusinga, A. G. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Mata Pelajara Ipa Pokok
Bahasan Sistem Pernapasan Manusia Kelas V Sd Negeri Tiga Serangkai
Tp 2018/2019. Program Pasca Sarjana Universitas Quality, Medan.
(Thesis Sarjana Keguruan dan Ilmu Pendidikan).
Hariadi, M. A. 2015. Aplikasi segmentasi paru-paru. J. Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi. 7.(1): 5-8.
Hasanah, R.N., Sutaryo, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti. 2021. Pemanfaatan
tepung daun kelor (moringa oleifera) dalam ransum terhadap produksi non
karkas kelinci new zealand white jantan. J. Peternakan. 17(1): 38-46.
Hayu, T. P., dan A. Soekanto. 2018. Pengaruh paparan uap anti nyamuk elektrik
yang mengandung allethrin terhadap berat dan warna paru-paru tikus. J.
Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 5(1): 26-36.
Imamah, I., dan A. Siddiqi. 2019. Penerapan teorema bayes untuk mendiagnosa
penyakit telinga hidung tenggorokan (THT). J. Manajemen, Teknik
Informatika Dan Rekayasa Komputer. 18(2): 268-275.
Latif, N. 2019. Penerapan model decision tree algoritma untuk mengidentifikasi
penyakit pencernaan dengan pengobatan herbal. J. Ilmiah Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar. 5(2): 8-13.
Moha, K. 2021. Anatomi kurikulum. J. Kajian Pendidikan Islam. 1(1):1-7.
Murni, S., dan F. Riandari. 2018. Penerapan metode teorema bayes pada sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit lambung. J. Teknologi Dan Ilmu
Komputer Prima. 1(2): 166-172.
Pratomo, W. G. 2017. Pengenalan Perilaku Gerakan Hewan Menggunakan
Augmented Reality Dengan Metode Animasi Rigging. Program Sarjana
Universitas Akakom Yogyakarta, Yogyakarta. (Skripsi Sarjana
Manajemen Informatika dan Komputer).
Rahmawati, A. A. 2018. Analisis Perbandingan Kerusakan Alveolus Paru Tikus
Rattus Norvegicus Terhadap Paparan Asap Rokok Konvensional dan
Elektrik. Program Pasca Sarjanah Universitas Muhammadiyah, Semarang
(Thesis Sarjana Fakultas Kedokteran.).
Rivanda, A. 2015. Pengaruh paparan karbon monoksida terhadap daya konduksi
trakea. J. Majority. 4(8): 153-160.
Runtulalu, D., L. Liliana, dan K. R. Purba. 2015. Media interaktif pembelajaran
sistem pencernaan. J. Infra 3(2): 103-108.
Sudolar, N. R., dan A. Y. Zhafirah. 2019. Perbandingan pakan buatan dan pakan
komersial untuk pakan kelinci. J. Ilmiah Respati. 10(1): 58-62.
Tobing, J. 2020. Penatalaksanaan sumbatan jalan nafas atas (jackson iv) dengan
krikotirotomi dan trakeostomi. J. Sosial dan Humaniora. 4(1): 120-126.

Anda mungkin juga menyukai