Anda di halaman 1dari 31

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Islam Kepanjen


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI MIA/ Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 8 JP x 45 Menit (5 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan
organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem respirasi
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

C. Indikator Kompetensi
1.2.1 Menunjukkan kesadaran dan kekaguman pola pikir ilmiah dalam mengamati
bioproses yang terjadi pada sistem pernapasan manusia
1.3.1 Menunjukkan sikap peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
akibat pencemaran udara, menjaga dan menyayangi diri sendiri serta
lingkungan dengan cara tidak merokok sebagai manifestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
2.1.1 Menerapkan perilaku jujur ketika menggali data dan fakta dalam
mempelajari sistem pernapasan pada manusia
2.1.2 Menerapkan perilaku disiplin dalam melakukan analisis struktur dan fungsi
jaringan penyusun organ dengan proses pernapasan pada manusia
2.1.3 Menerapkan perilaku peduli terhadap sesama teman ketika melakukan kerja
kelompok dalam mempelajari sistem pernapasan pada manusia
2.1.4 Menerapkan perilaku peduli terhadap lingkungan dengan mengkritisi dan
meminimalisir aktivitas pembakaran agar pencemaran udara tidak
bertambah parah
2.1.5 Menerapkan perilaku peduli terhadap kesehatan dengan mengatasipasi
penyebaran penyakit yang menyerang sistem pernapasan, memilih berjalan
kaki dan tidak menggunakan kendaraan bermotor apabila jarak tujuan tidak
terlalu jauh sehingga meningkatkan kesehatan organ pernapasan serta
menambah kapasitas paru-paru
2.1.6 Menerapkan perilaku proaktif pada setiap kegiatan pembelajaran sistem
pernapasan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.1 Menerapkan perilaku peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan saat
melakukan analisis struktur dan fungsi jaringan penyusun organ dengan
proses pernapasan pada manusia di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.8.1 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun hidung
dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.2 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun faring
dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.3 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun laring
dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.4 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun trakea
dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.5 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun
bronkus dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.6 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun
bronkiolus dengan proses pernapasan pada manusia
3.8.7 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi jaraingan penyusun
alveolus dengan proses pernapasan pada manusia

D. Materi Pembelajaran
Berikut ini merupakan materi ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar.

Materi Faktual

Materi Konseptual
ALAT RESPIRASI PADA MANUSIA DAN MEKANISMENYA
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tubuh manusia harus
melakukan berbagai kegiatan agar dapat memenuhi kebutuhan sel-sel penyusun
tubuhnya akan oksigen (O2) dan sari makanan lainnya.
Dengan bantuan O2 inilah pembongkaran energi yang terkandung dilam
suatu sari makanan dapat dibebaskan dengan sempurna. Hasil samping dari proses
pembongkaran energi tersebut adalah zat karbondioksida (CO2) yang harus
dikeluarkan dari dalam sel dan selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh. Dengan
demikian, antara tubuh dan lingkungan sekitarnya berlangsung suatu proses
pertukaran gas (O2 dan CO2) yang dikenal sebagai proses pernapasan atau proses
respirasi.

2.1. ORGAN RESPIRASI


2.1.1. Hidung
Hidung merupakan bagian paling atas dari alat pernapasan dan
merupakan alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung terdapat
saraf-saraf penciuman. Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut
udara masuk ke dalam rongga hidungdan melalui lubang hidung. Rongga
hidung memiliki tiga fungsi utama yaitu:
(a) Memanaskan udara
Pada rongga hidung terdapat suatu struktur yang disebut concha.
Permukaan concha ini diliputi banyak pembuluh darah kapiler, sehingga
suhunya selalu hangat. Udara yang menuju paru-paru bila melaluinya
akan dihangatkan.
(b) Menyaring udara.
Mencegah pemasukan gas-gas yang membahayakan ke dalam paru-
paru. Hal ini dimungkinkan oleh adanya indra pembau pada hidung,
sehingga jika tercium bau gas yang tidak enak merupakan petunjuk
agar hidung ditutup. Gas CO yang tidak berbau akan lolos dari
penyaringan ini, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Mencegah masuknya debu-debu yang terkandung di dalam udara.
Hal ini dimungkinkan oleh adanya rambut-rambut halus disebut silia,
yang meliputi selaput mukosa hidung. Ketika dilalui udara silia
bergerak menggelombang.
(c) Melembabkan udara
Keadaan selaput mukosa hidung selalu lembab dan selalu memberikan
sebagian kelembapannya untuk udara yang terisap masuk. Oleh karena
itu, udara akan menjadi lembab dan hangat sebelum masuk paru-paru.

Gambar 2.1 Alat respirasi manusia


2.1.2 Laring (Pangkal tenggorokan).
Pada bagian ujung belakang rongga hidung terdapat daerah yang disebut
faring (tekak). Faring merupakan lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan
udara ke laring.
Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. dan tulang-tulang
rawan pembentuk jakun. Apabila kita perhatikan bagian leher pada laki-laki
dewasa akan tampak adanya tonjolan jakun ini. Sebenarnya jakun tidak hanya
milik laki-laki saja, wanita pun memilikinya, hanya saja jakun pada wanita tidak
menonjol seperti milik laki-laki. Jakun tersusun dari katup pangkal tenggorok,
perisai tulang rawan, serta gelang-gelang tulang rawan. Pada laring juga terdapat
selaput suara yang akan bergetar jika ada udara yang melaluinya, misalnya pada
saat berbicara. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis (anak tekak).
Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya menutup jika ada makanan
yang masuk ke kerongkongan.Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot
untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang
menghubungkan trakea dengan faring.

2.1.3 Trakea (Batang tenggorokan)


Batang tengorok atau trakea merupakan saluran pernapasan yang
memanjang dari pangkal rongga mulut sampai dengan rongga dada. Trakea
berbentuk pipa tersusun dari cincin-cincin tulang rawan terletak di depan
kerongkongan. Trakea menghubungkan rongga hidung maupun rongga mulut
dengan paru-paru. Maka, di samping melalui hidung, udara pernapasan dapat juga
diambil melalui mulut.
Batang tenggorok selalu dalam keadaan terbuka sehingga proses
pernapasan dapat dilakukan setiap saat.. Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh
selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan
bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak
masuk ke dalam paru-paru. Apabila udara yang masuk itu kotor dan tidak dapat
disaring seluruhnya serta mengandung bakteri atau virus, akan mengakibatkan
infeksi radang tenggorokan dan mengganggu jalannya pernapasan.

2.1.4 Bronkus (Cabang batang tenggorokan).


Bronkus merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea.
Bronkus terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Cabang brokus ke kiri lebih
mmendatar bila dibandingkan dengan cabang bronkus ke kanan. Hal ini
merupakan penyebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah diserang penyakit
dibanding paru-paru kiri. Setiap bronkus terdiri dari lempengan tulang rawan dan
dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus bercabang-cabang lagi disebut
bronkiolus. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan.

2.1.5 Pulmo (Paru-paru).


Paru-paru adalah alat respirasi terletak antara rongga dada dan diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga
perut. Selain sebagai pembatas, otot diafragma berperan aktif dalam proses
pernapasan. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan.
Paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari
tiga gelambir. Di dalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus
paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh halus.
Pembuluh-pembuluh halus ini berakhir pada gelembung-gelembung halus mirip
buah anggur yang berisi udara yang disebut alveolus. (alveoli = jamak). Yang
jumlahnya kira-kira mencapai 300.000.000 alveoli dengan luas permukaan
seluruhnya apabila direntangkan sekitar 80 meter persegi. Alveolus sangat tipis,
namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah yang membentuk jaring-
jaring.

Gambar 2.2 Alveolus dan kapiler-kapiler darah


2.2 MEKANISME PERNAPASAN
Proses bernapas pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak
sadar. Bernapas secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan
saat pernapasan, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang,
kemudian menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Bernapas secara
tidak sadar, yaitu respirasi yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat
kita tidur nyenyak pun kita melakukan pernapasan.
Bernapas adalah pengambilan udara pernapasan masuk kedalam paru-paru
(inspirasi) dan pengeluarannya (ekspirasi). Inspirasi dan ekspirasi ini berlangsng
lima belas sampai delapan belas kali setiap menit. Proses tersebut diatur oleh otot-
otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Kerja otot-otot tersebutlah yang dapat
mengatur volume ruang dada, memperbesar ataupun memperkecil menurut
kehendak kita
Proses bernapas selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya,
manusia dapat melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.

Gambar. 2.3 Kedudukan tulang rusuk pada saat


Inspirasi dan Ekspirasi

2.2.1 Pernapasan Dada


Pernapasan dada disebut juga pernapasan tulang rusuk. Proses inspirasi
diawali dengan berkontraksinya otot antar tulang rusuk, menyebabkan
terangkatnya tulang rusuk. Keadaan ini menyebabkan rongga dada membesar
sehingga tekanan udara di dalam dada menurun dan paru-paru mengembang.
Paru-paru yang mengembang menyebabkan tekanan udara rongga paru-paru
menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar. Dengan demikian udara dari luar
masuk ke dalam paru-paru.
Sebaliknya proses ekspirasi berlangsung pada saat otot antar tulang rusuk
berelaksasi sehingga tulang rusuk turun kembali. Keadaan ini mengakibatkan
rongga dada menyempit, sehingga tekanan udara dalam rongga dada meningkat
dan paru-paru mengecil. Paru-paru yang mengecil menyebabkan tekanan udara
dalam rongga paru-paru menjadi lebih tinggi dibanding tekanan udara luar,
sehingga udara keluar dari paru-paru.

2.2.2 Pernapasan Perut


Mekanisme proses inspirasi pernapasan perut diawali dengan
berkontraksinya otot diafragma, sehingga diafragma yang semula melengkung
berubah menjadi datar. Keadaan diafragma yang datar mengakibatkan rongga
dada dan paru-paru mengembang. Tekanan udara yang rendah dalam paru-paru
menyebabkan udara dari luar masuk ke paru-paru.
Proses ekspirasi terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehingga
diafragma kembali melengkung. Keadaan melengkungnya diafragma
mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengempis, tekanan udara dalam
paru-paru naik, maka udara keluar dari paru-paru.

2.3. MEKANISME PERTUKARAN CO2 DAN O2


Pertukaran gas antara O2 dan CO2 terjadi melalui proses difusi,
berlangsung di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangsung
sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui
membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi menuju ke konsentrasi
rendah atau tekanan rendah. Faktor-faktor yang mempenaruhi difusi gas melintasi
membran sel adalah:
a. tekanan parsial gas (tekanan gas tertentu, misalnya tekanan oksigen saja
terhadap tekanan seluruh udara),
b. permeabilitas membran respirasi,
c. luas permukaan membran respirasi,
d. kecepatan sirkulasi darah di paru-paru dan,
e. reaksi kimia yang terjadi di dalam darah.

Gambar 2.4. Mekanisme pertukaran O2 dan CO2

O2 masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai


alveolus. Di alveolus terjadi difusi O2 ke kapiler paru-paru yang terletak di
dinding alveolus. Masuknya O2 dari luar (lingkungan) menyebabkan tekanan
parsial O2 atau PO2 di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler
paru-paru. Oleh karena itu, O2 akan bergerak dari alveolus menuju kapiler paru-
paru, yang disebabkan proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan
parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah.
Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung
hemoglobin sampai menjadi jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di
alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin terdiri dari empat sub unit, setiap sub unit terdiri dari bagian yang
disebut heme. Di setiap pusat heme terdapat unsur besi yang dapat berikatan
dengan oksigen, sehingga setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat
molekul oksigen berbentuk oksihemoglobin. Reaksi antara hemoglobin dan
oksigen berlangsung secara reversibel (bolak-balik) yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: pH, suhu, konsentrasi O2 dan CO2, serta tekanan parsial.
Reaksi pengikatan O2 oleh Hb adalah sebagai berikut

Hb 4 + 4 O2 4 Hb O2
Arah reaksi tersebut ke kiri bila terjadi di jaringan tubuh, dan ke kanan bila di
jaringan paru-paru.
Hemoglobin akan mengangkut O2 ke jaringan tubuh kemudian berdifusi
masuk ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, O 2 digunakan
untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak O 2 yang
digunakan oleh sel-sel tubuh, maka semakin banyak CO2 yang terbentuk dari
proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan partial CO 2 atau PCO2 dalam
sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh.
Oleh karenanya CO2 dapat berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam kapiler vena sel-
sel tubuh, kemudian akan di bawa oleh eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-
paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi
karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi dari pada tekanan
parsial CO2 dalam alveolus.
Bila pengangkutan O2 terutama dilaksanakan oleh Hb, maka pengangkutan CO2
dilakukan oleh plasma darah. CO2 dapat larut dengan baik di dalam plasma darah
dan membentuk asam karbonat:

CO2 + H2O H2CO3


Akibat terbentuknya asam karbonat tersebut, pH darah menurun sampai 4,5,
karena H2CO3 sebagai suatu senyawa yang labil akan mengurai dan meningkatkan
kadar ion H+ darah :

H2CO3 H+ + HCO3
Jadi CO2 diangkut oleh darah dalam bentuk ion HCO 3. Proses pengangkutan
dengan pengubahan secara bolak-balik dari CO2 menjadi H2CO3 dan sebaliknya
dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase.
A. B.
Gambar 2.5.A. Mekanisme transportasi CO2 dari jaringan tubuh
Ke kapiler darah
.B Mekanisme transportasi CO2 dari kapiler darah
ke paru-paru

CO2 dalam eritrosit akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat
yang dapat menyebabkan darah bersifat asam. Darah yang bersifat asam dapat
melepaskan banyak O2 ke dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh yang
memerlukannya. Reaksi pembentukan asam karbonat adalah sebagai berikut:

CO2 + H2O H2CO3


Akibat tebentuknya asam karbonat, pH darah menjadi asam yaitu sekitar
4.5, keasaman tersebut dinetralkan oleh ion-ion Natrium (Na +) dan Kalium (K+)
dalam darah.
KELAINAN DAN PENYAKIT SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

3.1. Gangguan Pernapasan pada Manusia


Beberapa kelainan dan penyakit sistem pernapasan pada manusia antara
lain adalah sebagai berikut.
3.1.1 Gangguan pada Saluran Respirasi
a. Disebabkan oleh Infeksi
Faringitis, merupakan peradangan pada faring sehingga
timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun
kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan
oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan
banyak merokok
Dipteri, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Corynebacterium diptherial yang dapat
menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan
bakteri tersebut. Bila racun dipteri menyebar melalui
aliran darah, maka hal ini akan merusak selaput jantung,
demam, kelelahan, dan kadang-kadang lumpuh dan
seringkali menimbulkan kematian.
Tonsilitis, adalah radang disebabkan infeksi pada tonsil
disebabkan oleh bakteri. Gejalanya adalah sakit
tenggorokan, sulit menelan, temperatur badan naik,
demam, dan otot-otot terasa sakit.
Bronkitis, adalah radang selaput lendir pada trakea dan
saluran bronkial. Gejalanya adalah batuk-batuk, demam,
sakit di bagian dada.
b. Tidak disebabkan oleh infeksi
Rinitis, adalah radang membran mukosa pada rongga
hidung menyebabkan bengkak dan mengeluarkan banyak
lendir (sekresi). Peradangan ini disebabkan oleh alergi
terhadap sesuatu benda atau suasana.
Asma, adalah gangguan pada sistem pernapasan
dengan gejala sukar bernapas ditandai dengan kontraksi
yang kaku dari bronkiolus menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh
hipersensitivitas bronkiolus (disebut asma bronkiale)
terhadap benda-benda asing di udara. Pada penderita di
bawah usia 30 tahun, asma kira-kira 70% disebablkan
oleh hipersensitivitas alergi, terutama hipersensivitas
terhadap tumbuhan. Pada penderita yang lebih tua, kira-
kira 70% asma disebabkan karena alergi pada bahan
bahan kimia dan kabut/debu.

Gambar 3.1. masuknya racun dari udara luar ke dalam paru-paru

3.1.2 Gangguan pada alveolus


a. Disebabkan oleh Infeksi
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana
alveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang
berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah
pneumonia bakteri. Penyakit ini dimulai dengan infeksi
dalam alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami
peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan
eritrosit masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian,
alveolus terinveksi oleh cairan dan eritrosit. Infeksi
disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus lain sehingga
dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Tuberkolosis (TBC). Merupakan penyakit spesifik yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae.
Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi
yang paling sering adalah paru-paru dan tulang.
Pada tuberculosa, serangan bakteri menyebabkan reaksi jaringan
yang aneh dalam paru-paru. Daerah yang terinfeksi akan diserang
oleh makrofag, sehingga daerah tersebut rusak dan akan dikelilingi
oleh jaringan fibrotik untuk membentuk tonjolan yang disebut
tuberkel. Proses ini membantu membatasi penyebaran tuberkel
yang mengandung bakteri dalam paru-paru. Tetapi hampir 3% dari
seluruh penderita tuberkulosis tidak terbentuk proses
(pendindingan) ini, sehingga tuberkel yang berisi bakteri menyebar
ke seluruh paru-paru. Pada stadium lanjut akan menyebabkan
daerah fibrotik di seluruh paru-paru sehingga mengurangi jumlah
jaringan paru-paru fungsional. Keadaan ini menyebabkan:
1. peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang
berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
menyerang,
2. mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan,
3. mengurangi luas permukaan membran respirasi, yang
akan meningkatkan ketebalan membran respirasi
sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi
paru-paru.
b. Tidak disebabkan oleh infeksi
Emfisema paru-paru, adalah suatu kondisi dimana
alveoli menjadi luas secara berlebihan, mengakibatkan
penggelembungan paru-paru yang berlebihan sehingga
terdapat udara yang berlebihan di dalam paru-paru.
Dengan demikian pernapasan menjadi sulit, hal ini
disebabkan oleh:
1. infeksi kronik karena rokok atau bahan-bahan lain yang
mengiritasi bronkus dengan serius sehingga
mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran
respirasi.
2. infeksi akibat kelebihan mukus akibat peradangan dan
edema epitel bronkiolus.
3. gangguan saluran respirasi, menyebabkan kesukaran
ekspirasi dan udara yang terperangkap dalam alveolus
menyebabkan alveolus menjadi renggang.
Gangguan pada Sistem Transportasi
Asfiksi, adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke
jaringan atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah
maupun jaringan tubuh. Misalnya pada orang tenggelam
menyebabkan alveolus terisi air. Gangguan lain adalah
keracunan Karbonmonooksida karena hemoglobin (Hb)
mengikat karbonmonoksida (CO) sehingga pengangkutan
oksigen (O2) dalam darah berkurang.
Hipoksia, adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila
cukup berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel,
tetapi pada tingkat yang kurang berat akan mengakibatkan:
(a) penekanan aktivitas mental, kadang-kadang memuncak
sampai koma, dan
(b) menurunkan kapasitas kerja otot
Asidosis, disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat
dan asam bikarbonat dalam darah menyebabkan
terganggunya respirasi.
Sianosis. Adalah kebiruan pada kulit disebabkan karena
jumlah hemoglobin deoksigenisasi yang berlebihan di dalam
pembuluh darah kulit, terutama dalam kapiler.

3.2 Prosedur Diagnostik Penyakit Pernapasan


Penyakit-penyakit pada alat pernapasan dapat didiagnosis dengan
menggunakan metode morfologi dan fisiologi.
3.2.1 Metode Morfologi
Metode morfologi adalah diagnosis yang dilakukan pada
struktur morfologi alat-alat respirasi. Teknik yang digunakan
pada metode ini yaitu teknik radiologi, bronkoskopi, dan
pemeriksaan sputum.
a. Teknik radiologi, yaitu metode dengan menggunakan sinar
X. Ada berbagai macam metode pada teknik radiologi, yaitu
radiogram dada rutin, tomografi, fluoroskopi, bronkografi,
angiografi, dan sidik paru perfusi atau fentilasi.

Radiogram dada rutin

Radiogram dada rutin yaitu foto sinar X yang dilakukan


pada kondisi setelah berinspirasi maksimum dan
menahan napas untuk menstabilkan diafragma. Hasilnya
dapat memberikan informasi tentang tekstur dan derajar
aerasi parenkim paru-paru, toraks, pleura dan alat
respirasi bagian atas.

Tomografi,

Tomografi dilengkapi dengan Computed Tomography Scan


(CT Scan). Teknik ini merupakan teknik radiologi foto sinar-
X yang dapat memberikan gambaran irisan dari paru-paru
secara rinci, sehingga dapat menentukan kelainan trakea,
cabang bronkus, dan lesi pada pleura (tumor).

Fluoroskopi,

Yaitu radiologi untuk melihat toraks dan semua isinya


dalam keadaan bergerak sehingga dapat diketahui kerja
dari bagian-bagian paru-paru dan diafragma selama
respirasi.

Bronkografi,

Yaitu memasukkan radio opak ke dalam percabangan


trakeobronkial. Radio opak adalah minyak yang diberi
yodium atau tantalum yang dapat diisap sebagai bubuk
halus dengan bantuan alat bertekanan positif. Teknik ini
dapat mendeteksi kelainan bronkus.

Angiografi pembuluh paru-paru, dilakukan dengan


menyuntikkan cairan radio-opak melalui kateter (selang
kecil) yang dimasukkan melalui vena tangan ke dalam
atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Teknik ini digunakan untuk menentukan lokasi
emboli (benda asing) paru-paru.

Sidik paru perfusi atau fentilasi, dilakukan dengan


menggunakan isotop (bersifat radioaktif) untuk
mendeteksi emboli paru-paru. Sidik paru-paru terdiri dari
dua macam, yaitu sidik perfusi dan sidik ventilasi. Sidik
perfusi yaitu menyuntikkan albumin ke dalam vena.
Distribusi radioaktivitas dihitung dengan sebuah
scintiscanner dan bayangannya direkam oleh kamera.
Sidik ventilasi memanfaatkan gas radioaktif, biasanya
memakai xenon-133 untuk mendeteksi pneumonia dan
efisema.

b. Bronkoskopi, merupakan suatu teknik yang memungkinkan


visualisasi langsung trakea dan cabang-cabang utamanya.
Cara ini digunakan untuk memeriksa kelainan pada bronkus.
Bronkoskopi konvensional menggunakan suatu alat pipa
logam berlubang dengan lensa cermin yang disinari. Pipa itu
dengan mudah dapat dimasukkan ke dalam percabangan
trakeobronkial sesudah pasien diberi anastesi lokal. Teknik
bronkoskopi terbaru menggunakan alat yang terbuat dari
serat optik sehingga lebih fleksibel.

c. Pemeriksaan Sputum (cairan yang dikeluarkan dari mulut


dan mengandung saliva serta mukus) dilakukan secara
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan secara
makroskopis, contohnya yaitu dengan mengetahui warna,
bau dan adanya darah pada sputum. Pemeriksaan
mikroskopis dapat mengungkapkan organisme penyebab
berbagai penyakit pada alat alat respirasi, seperti bakteri
penyebab pneumonia dan TBC, serta berbagai jenis infeksi
jamur. Waktu terbaik untuk mengumpulkan sputum adalah
segera sesudah bangun tidur karena sekresi bronkus yang
abnormal cenderung tertimbun pada waktu sedang tidur.

3.2.2.Metode Fisiologi,

Metode fisiologi adalah metode yang dilakukan dengan diagnosis,


yaitu dengan teknik analisis gas darah. Dilakukan dengan menggunakan
contoh darah pada arteri brankialis. Teknik pengambilan darah pada arteri,
yaitu pergelangan tangan diekstensikan dengan menempatkan diatas
gulungan handuk. Mula-mula bagian lengan disterilkan, lalu satu tangan
yang lain menusuk arteri tersebut dengan alat suntik yang sudah diisi
dengan heparin. Sesudah sekitar 5 ml darah terhisap ke dalam alat suntik,
darah dapat langsung di bawa ke laboratorium untuk dianalisis.

3.3 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Tubuh

Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri.


Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk merokok, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,
tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Orang yang tidak merokok tetapi berada di
lingkungan yang tercemar asap rokok tentu akan ikut mengisapnya, apalagi jika
ruang tersebut kurang ventilasinya. Orang tersebut disebut perokok pasif.

Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping
merupakan asap tembakau yang terus-menerus keluar dari ujung rokok dan
disebarkan ke udara bebas.

Berdasarkan buku Diseases & Disorders terbitan Anatomical Chart


Company, rokok adalah zat berbahaya yang mengandung lebih 200 macam
racun, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas
dan partikel. Komponen gas diantaranya terdiri atas: karbon monoksida, karbon
dioksida, hidrogen sianida, amoniak, nitrogen oksida, akrolein, asetilen, metanol,
uretan, bensaldehida dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen padat/ partikel
umumnya terdiri atas: nikotin, tar, benzopiren, fenol, kadmium dll. Bahan-bahan
ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok
berhenti.

Menghisap asap rokok orang lain lebih berbahaya daripada bagi si perokok
itu sendiri sebab bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Dari
sebatang rokok yang terbakar akan dihasilkan asap samping dua kali lebih banyak
daripada asap utama, karena asap samping terus-menerus dikeluarkan, sedangkan
asap utama keluar jika sedang diisap. misalnya karbon monoksida (CO) lima kali
lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren
tiga kali, dan amoniak lima puluh kali. Jadi risiko kesehatan yang dihadapi
perokok pasif hampir tidak ada bedanya dengan perokok aktif.

Masing-masing senyawa toksik di dalam asap rokok menimbulkan akibat


yang berbeda. Tiga komponen toksik utama dalam asap rokok adalah
karbonmonoksida (CO), nikotin, dan tar.

KARBON MONOKSIDA (CO)

Kira-kira 3-5% asap rokok terdiri atas karbonmonoksida, yaitu suatu gas
racun yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Hemoglobin yang fungsinya
mengikat oksigen untuk keperluan tubuh memiliki kemampuan mengikat
karbonmonoksida jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya
mengikat oksigen. Itulah sebabnya sangat berbahaya jika kita berada pada ruangan
yang mengandung karbonmonoksida.

NIKOTIN
Nikotin adalah suatu alkaloid yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
dan merupakan racun bagi saraf. Kadar nikotin yang tinggi dapat menghambat
informasi rangsang saraf sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas refleks
tubuh. Nikotin dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis,
meningkatkan produksi bermacam-macam mediator saraf, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan metabolisme.

Absorbsi nikotin berlangsung sangat cepat dan secara cepat pula


didistribusikan ke otak, yang selanjutnya menimbulkan efek pada sistem saraf
pusat yang manifestasinya dapat timbul dengan segera, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi berbagai sistem di dalam tubuh.

TAR

Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru


dan meyebabkan kanker.

Zat-zat toksik, nikotin maupun tar, dapat melumpuhkan silia, yaitu rambut-
rambut halus yang ada di permukaan dalam saluran pernapasan yang berfungsi
sebagai penyaring benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan,
serta mengendap di sepanjang saluran pernapasan maupun pembuluh-pembuluh
yang lain.
Gambar 3.2. Bahan beracun yang dikeluarkan dari sebuah asap rokok

3.3.1 ROKOK DAN PENYAKIT

Dampak terhadap saluran pernapasan dan paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas


dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran
napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel
dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel
radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul


perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini
menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM),
termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Suatu penelitian di Finlandia menunjukan bahwa pada orang dewasa yang


kena asap rokok berpeluang menderita asma dua kali lipat dibandingkan orang
yang tidak kena asap rokok (Jaakkola et al, 2001).

Studi lain menunjukan bahwa seseorang penderita asma yang kena asap
rokok selama satu jam, mengalami 20 persen kerusakan fungsi paru-paru (Dahms
et al, 1998). Apalagi pada anak-anak, efek rokok lebih parah lagi. Ini disebabkan
karena lebar saluran pernapasan anak-anak yang sempit, sehingga jumlah napas
anak-anak lebih cepat dari orang dewasa. Akibatnya, jumlah asap rokok yang
masuk ke dalam saluran pernapasan mejadi lebih banyak dibandingkan berat
badannya. Selain itu, karena sistem pertahanan tubuh yang belum berkembang,
munculnya gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibandingkan orang
dewasa.

Hasil analisis 4.000 orang anak berumur 0-5 tahun menunjukan bahwa anak-
anak yang orang tuanya merokok 10 batang sehari, menyebabkan peningkatan
jumlah kasus asma serta mempercepat munculnya gejala asma pada anak-
anaknya. Begitu juga anak yang kembali dari rumah sakit setelah perawatan asma
akut, penyembuhannya akan terganggu karena orang tua yang merokok (Abulhosn
et al, 1997).

Dampak terhadap jantung

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung.


Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat
buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan


penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri
maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan
sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta
adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan
kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16
persen (peringkat pertama).

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan


karbonmonoksida (CO). Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan
oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga
merugikan kerja miokard.

Selain mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan


oksigen miokard. Nikotin juga mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya
adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Disamping menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga meningkatkan


frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta
menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf,
otak, merangsang pelepasan adrenalin, dan banyak bagian tubuh lainnya.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan


langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO
menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen,
dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah).
Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan
viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan


bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah
perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

Hasil penelitian membuktikan, terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan


merokok dengan timbulnya penyakit jantung koroner dan pembuluh darah. Efek
jangka pendek yang dirasakan ialah jantung berdebar-debar. Ini membuktikan
bahwa merokok sangat mempengaruhi fisiologi jantung.

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.


Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya
usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko
merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar
lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner


berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.

Materi Prinsip

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
3. Metode : Diskusi dan Studi Literatur

Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi Nilai
Guru Peserta didik waktu Karakter
Kegiatan Guru membuka pelajaran Peserta didik menjawab salam 10 - Religius
Awal dengan memberi salam dan dan merespon pertanyaan dari menit - Jujur
menanyakan keadaan Peserta Guru - Disiplin
didik Wassalamualaikum Wr. Wb. - Peduli
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi/siang Bu. - Proaktif
Selamat pagi/siang anak- Alhamdulillah baik Bu.
anak. Bagaimana kabar
kalian hari ini?
Guru meminta salah satu Salah satu peserta didik
peserta didik untuk memimpin doa
memimpin doa sebelum Berdoa dimulai.
memulai pembelajaran
Silakan, ketua kelas
memimpin doa, sebagai wujud
syukur kita terhadap
Kebesaran Tuhan yang telah
memberikan kesehatan
Guru melakukan presensi Peserta didik memperhatikan
kehadiran peserta didik presensi dari Guru
Puji syukur kepada Tuhan Baik Bu
karena pada hari ini kita bisa
belajar bersama. Sebelum
memulai pembelajaran,
terlebih dahulu Ibu akan
mempresensi kehadiran kalian
pada hari ini
Guru memeriksa kondisi kelas Peserta didik merespon
sebelum pembelajaran dengan membuang sampah
Coba, kalian perhatikan pada tempatnya dan
disekeliling meja kalian, membersihkan papan tulis
apabila ada sampah mohon yang kotor
untuk dibuang ke tempat
sampah. Selanjutnya, mohon
kesediannya untuk
membersihkan papan tulis
yang kotor
Guru memberikan motivasi Peserta didik merespon
dan apersepsi untuk dengan harapan memberikan
memberikan semangat agar jawaban yang sesuai
Siswa terpacu dalam belajar Saya Bu. Bedanya adalah
serta memancing pengetahuan makhluk hidup dapat
siswa seputar pembelajaran bernapas sedagkan makhluk
yang sebelumnya. tak hidup tidak bisa bernapas.
Bersyukurlah kita karena
masih diberikan kesehatan .
untuk belajar pada hari ini.
Anak-anak, ayo coba siapa
yang tahu apa yang
membedakan makhluk hidup
dengan makhluk tak hidup?
Benar sekali

Guru mejelaskan indikator Siswa berkelompok dengan


pembelajaran pada hari ini memperhatikan penjelasan
serta meminta tiap Siswa Guru dan menerima Lembar
untuk berkumpul dengan Kerja Siswa (LKPD)
kelompokknya dan
memberikan Lembar Kerja
Siswa (LKPD)
Mengeksplorasi fenomena/fakta
Kegiata Guru menyajikan foto-foto Peserta didik memperhatikan 15
n Inti tentang penyakit kulit yang dan menjawab pertanyaan menit
disebabkan oleh infeksi jamur Guru.
Perhatikan tayangan foto Penyakit tersebut mungkin
penyakit kulit tersebut. dikarenakan oleh jamur Bu.
Organisme apakah yang Saya Bu, karena jamur
menyebakan penyakit merupakan organisme
tersebut.? Benar. Sampah di dekomposer yang
muka bumi ini pasti akan menguraikan sampah.
menumpuk jika organisme
jamur tidak diciptakan, siapa
yag tahu apa alasannya? Ya
tepat sekali.

Fokus pada permasalahan yang ingin diinvestigasi


Guru mengarahkan pertanyaan Peserta didik mengajukan 10
sehingga diharapkan Peserta permasalahan terkait peranan menit
didik dapat menggali jamur dengan harapan
permasalahan berdasarkan permasalahan yang dituju
sajian foto penyakit kulit dan sebagai berikut.
jawaban diskusi Saya Bu, jamur ada yang
Nah, berdasarkan diskusi dan menimbulkan penyakit, ada
sajian foto penyakit kulit, yang dapat dimakan,
adakah yang ingin dijadikan obat, nah
mengajukan permasalahan? sebenarnya bagaimana
Guru memberikan respon pada peranan jamur dalam
permasalahan yang diajukan kehidupan Bu?
dan berhenti sejenak
memberikan waktu kepada Peserta didik memberikan
Peserta didik untuk membuat hipotesis untuk permasalahan
hipotesis berdasarkan tersebut.
permasalahan. Saya tahu Bu, jamur memiliki
Bagus sekali permasalahan peran yang menguntungkan
yang diajukan. Silakan ditulis dan merugikan. Jamur dapat
di LKPD yang sudah hidup sebagai parasit
dibagikan. Mungkin ada yang sehingga banyak merugikan,
bisa menjawab dari namun jamur juga dapat
permasalahan tersebut? Atau hidup bersimbiosis
ada yang masih timbul mutualisme dan sebagai
permasalahan. saproba sehingga peran jamur
Baik, jawabannya bagus menguntungkan.
sekali mungkin ada yang ingin
menambahkan jawaban, jika
tidak ayo kita pelajari
bersama

Merencanakan investigasi
Guru menginstruksi Siswa untuk Peserta didik memperhatikan 5
mencari sumber literatur yang instruksi Guru dalam sumber menit
terpercaya dalam melakukan literatur yang terpercaya untuk
peyelidikan tentang peranan melakukan peyelidikan
jamur dalam kehidupan. tentang peranan jamur dalam
Baik anak-anak, untuk kehidupan.
menemukan jawaban tentang Baik Bu
peranan jamur apa yag kalian
butuhkan? Benar. Sumber
internet yang digunakan
tidak boleh mengambil dari
wordpress, blog, kaskus dan
laman-laman yang kurang
kredibel. Silakan mencari
literature di jurnal-jurnal
resmi, proceding, modul
yang terpercaya. Jika tidak
ada pertanyaan lagi, silakan
dikerjakan dengan tertib.

Melakukan investigasi
Guru mendampingi dan Peserta didik menjawab soal 25
memberikan arahan kepada pada LKPD menit
Peserta didik dalam menjawab
soal pada LKPD
Menganalisis data dan bukti
Guru membantu Siswa dalam Peserta didik menganlisis
menganlisis jawaban dengan jawaban dengan sumber 5
sumber literatur terpecaya literatur terpecaya menit
apabila mengalami kesulitan
dalam menelaah

Membangun pengetahuan baru


Guru mendampingi Siswa dalam Siswa menuliskan 5
menuliskan pengetahuan baru menuliskan pengetahuan menit
berdasarkan hasil jawaban yang baru berdasarkan hasil
telah dibandingkan dengan jawaban yang telah
sumber literatur dibandingkan dengan
sumber literatur

Mengkomunikasikan pengetahuan baru/hasil investigasi


Guru meminta siswa untuk Siswa menyajikan hasil 5
menyajikan hasil jawabannya jawabannya dalam bentuk menit
dalam bentuk poster yang poster yang menarik
menarik

Kegiatan Guru meminta perwakilan Salah satu Siswa 5


penutup peserta didik untuk menyimpulkan kegiatan menit
menyimpulkan kegiatan pada pembelajaran pada hari ini
pembelajaran hari ini Kesimpulan dalam
pembelajaran hari ini
adalah peranan jamur ada
yang menguntungkan dan
merugikan. Jamur yang
menguntungkan memiliki
cara hidup sebagai
saproba dan bersimbiosis
mutualisme, sedagkan
jamur yag merugikan
hidup sebagai parasit.
Guru meminta Siswa melakukan Salah satu Peserta didik
refleksi pembelajaran mengemukakan refleksi
pembelajaran
Guru meminta peserta didik Peserta didik
untuk mempelajari klasifikasi memperhatikan tugas yang
dan peranan jamur yang akan diberikan oleh Guru
diujikan pada ualangan di
pertemuan berikutnya
Guru meminta salah satu Peserta Siswa memimpin doa
didik memimpin doa sebelum mengakhiri
Pembelajaran untuk hari ini bisa pembelajaran
diakhiri dengan berdoa terlebih Berdoa mulai
dahulu, silakan ketua kelas
memimpin doa.
Guru menutup pelajaran dengan Siswa menjawab salam dari
mengucapkan salam Guru
Wassalamualaikum Wr.Wb Waalaikumsalam Wr. Wb

Pertemuan 4 (1x45 Menit)


Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi Nilai
Guru Peserta didik waktu Karakter
Kegiatan Guru membuka pelajaran Peserta didik menjawab salam 5 - Religius
Awal dengan memberi salam dan dan merespon pertanyaan dari menit - Jujur
menanyakan keadaan Peserta Guru - Disiplin
didik Wassalamualaikum Wr. Wb. - Peduli
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi/siang Bu. - Proaktif
Selamat pagi/siang anak- Alhamdulillah baik Bu.
anak. Bagaimana kabar kalian
hari ini?
Guru meminta salah satu Salah satu peserta didik
peserta didik untuk memimpin doa
memimpin doa sebelum Berdoa dimulai.
memulai pembelajaran
Silakan, ketua kelas memimpin
doa, sebagai wujud syukur
kita terhadap Kebesaran
Tuhan yang telah memberikan
kesehatan
Guru melakukan presensi Peserta didik memperhatikan
kehadiran peserta didik presensi dari Guru
Puji syukur kepada Tuhan Baik Bu
karena pada hari ini kita bisa
melaksanakan ulangan
harian. Sebelum memulai
pembelajaran, terlebih dahulu
Ibu akan mempresensi
kehadiran kalian pada hari ini
Guru memeriksa kondisi kelas Peserta didik merespon
sebelum pembelajaran dengan membuang sampah
Coba, kalian perhatikan pada tempatnya dan
disekeliling meja kalian, membersihkan papan tulis
apabila ada sampah mohon yang kotor
untuk dibuang ke tempat
sampah. Selanjutnya, mohon
kesediannya untuk
membersihkan papan tulis
yang kotor

Guru meminta Siswa untuk Peserta didik memperhatikan


jujur dalam mengerjakan penjelasan Guru
ulangan harian. Ya Bu
Mohon kejujurannya dalam
mengerjakan soal ulangan
harian, misalnya Ibu tidak
mengetahui jika kalian
mencontek tetapi Tuhan Yang
Maha Mengetahui.

Kegiata Guru memberikan soal Peserta didik mengerjakan 15


n Inti ulangan harian kepada Siswa soal ulanga harian menit

Kegiatan Guru meminta perwakilan Salah satu Siswa 5


penutup peserta didik untuk menyimpulkan kegiatan menit
menyimpulkan kegiatan pada pembelajaran pada hari ini
pembelajaran hari ini Kesimpulan pembelajaran
hari ini adalah telah
dilakukan ulangan harian
tentang klasifikasi dan
peranan jaur dalam
kehidupan
Guru meminta Siswa Salah satu Peserta didik
melakukan refleksi mengemukakan refleksi
pembelajaran pembelajaran
Guru menugaskan peserta Peserta didik memperhatikan
didik untuk membaca dan tugas yang diberikan oleh
mempelajari klasifikasi hewan Guru
sebagai kegiatan lanjutan di
pertemuan berikutnya
Guru meminta salah satu Siswa memimpin doa sebelum
Peserta didik memimpin doa mengakhiri pembelajaran
Pembelajaran untuk hari ini Berdoa mulai
bisa diakhiri dengan berdoa
terlebih dahulu, silakan ketua
kelas memimpin doa. Siswa menjawab salam dari
Guru menutup pelajaran Guru
dengan mengucapkan salam Waalaikumsalam Wr. Wb
Wassalamualaikum Wr.Wb

F. Penilaian
Teknik dan Instrumen Penilaian:
a. Penilaian Kompetensi Sikap : self assessment (lembar angket), (jurnal belajar)
(lembar observasi) dan (lembar wawancara semi terbuka)
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan : tes tulis (pilihan ganda) dan penugasan
(LKPD)
c. Penialaian Kompetensi Keterampilan : penilaian unjuk kerja/praktik/praktikum
(lembar observasi) dan produk (poster)

G. Media, Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Realia dan Information Communication Technology (ICT)
2. Alat/Bahan : Alat tulis menulis, buku literature, laptop, LKPD.
3. Sumber Pembelajaran :
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A.,
Minorsky, P. V., Jackson, R. B. 2008. Biologi (Terjemahan) Edisi 8
jilid 2. Jakarta: Erlangga

Irnaningtyas. 2015. Biologi ntuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan


Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Suparmin dkk. 2013. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X (Peminatan IPA) Seri
Character Building PAKEM. Pendekatan Saintifik Kontekstual.
Jakarta: Mediatama

Link internet

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Tricho
phyton/

http://www.ucmp.berkeley.edu/fungi/fungi.html

Anda mungkin juga menyukai