Disusun Oleh:
Rasiah 1414161047
Toni Damasah Wijaya 1414161056
Kelas/Semester : Biologi B/VI (Enam )
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya..
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
4.8. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ
pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem respirasi manusia melalui
berbagi bentuk media presentasi.
C. INDIKATOR
3.8.1. Mengetahui definisi dari bernapas
3.8.2. Menyebutkan alat-alat yang berperan dalam proses pernafasan
3.8.3. Menjelaskan fungsi dari masing-masing alat pernafasan dan menunjukkan letaknya
3.8.4. Membedakan mekanisme pernafasan dada dan perut melalui suatu percobaan
3.8.5. Menganalisis berbagai jenis kelainan pada system respirasi pada gambar yang di amati
3.8.6. Menyebutkan alat pernapasan pada hewan dan mekanisme pernafasannya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:
1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan dalam proses penciptaan organ-
organ pernafasan manusia dan peranan dari organ-organ pernafasan manusia serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan pengamatan dan berdiskusi
3. Mengetahui defini dari bernafas
4. Menyebutkan alat-alat yang berperan dalam proses pernafasan
5. Menjelaskan fungsi dari masing-masing alat pernafasan dan menunjukkan letaknya
6. Mampu membedakan pernafasan dada dan pernfasan perut
7. Mampu menganalisis berbagai jenis kelainan pada system respirasi pada gambar yang di
amati.
8. Mampu menjelaskan organ pernfasan ada hewan serta mekanisme pernafasannya
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
Sistem Respirasi pada Manusia
Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen
dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-
sel tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap
air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk
membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan
1. Alat-alat respirasi
Alat – alat pernafasan manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru,
bronkus, bronkiolus, dan alveolus
a. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara akan mengalami
penyaringan dan penghangatan
b. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan
c. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)
d. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin
tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea
merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
e. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan
f. Bronkhiolus, percabangan bronkus
g. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi
pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru (pulmo).
Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh
cairan limfe.
2. Mekanisme pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat
di otak. Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2
dalam darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas
semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan
memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan
pernafasan perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar
rusuk (intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah
diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1. Pernapasan dada
Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi
lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan
menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara
membesar, akibatnya udara terdorong ke luar dari paru-paru.
2. Pernafasan perut
Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma akan mendatar,
akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan mengecil, sehingga udara
masuk ke paru-paru
Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma naik/melengkung,
sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar, akibatnya udara terdorong
keluar. Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang
berelaksasi, tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.
3. Volume udara
Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh cara dan
kekuatan seseorang melakukan respirasi. Udara yang dipernafaskan oleh tubuh dapat
digolongkan menjadi:
1. Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat
aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2. Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara
maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat dihembuskan secara
maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (1500 cc)
4. Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya setelah
melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS)
6. Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di dalam paru-paru
(KT = KV + VR)
Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya
Jenis kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih banyak
memerlukan energi
Suhu tubuh, makin tinggi suhu tubuh semakin cepat frekuensi pernapasannya
Posisi tubuh, ini berpengaruh terhadap mekanisme inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan, karena orang yang giat melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi
dari pada orang yang sedang santai.
b. Asma
Merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai
dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat
reversibel, dan spasme bronkus.[2] gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa
berat, dan sesak napas.
Asma ditandai dengan adanya episode berulang dari mengi, sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk.[16]Dahak bisa saja terbentuk di paru-paru karena batuk tetapi sulit
untuk dikeluarkan.[17] Selama masa penyembuhan setelah serangan mungkin
terbentuk apa yang disebut mirip nanah yang disebabkan oleh tingginya kandungan
sel darah putih yang disebut eosinofil.[18] Gejala biasanya memburuk pada waktu
malam atau pagi hari atau sebagai respons terhadap kegiatan olahraga atau udara
dingin.[19] Pada sejumlah penderita asma ada yang jarang menunjukkan gejala,
sebagai respons terhadap pemicu, sedangkan sejumlah penderita asma yang lain
mungkin menunjukkan gejala yang nyata dan persisten.
c. Tuberkulosis ( TBC )
Merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat
mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya
mycobacterium tuberculosis (disingkat "mtb" atau "mtbc").[1] tuberkulosis biasanya
menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi tb aktif batuk,
bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.[2] infeksi tb umumnya
bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten
yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila tuberkulosis tidak diobati maka lebih
dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. Gejala klasik infeksi tb aktif yaitu
batuk kronis dengan bercak darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam
hari, dan berat badan turun. (dahulu tb disebut penyakit "konsumsi" karena orang-
orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada
organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam.
d. Faringitis
Adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.Radang ini
bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang lemah. Faringitis
biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Pengobatan dengan antibiotika hanya
efektif apabila karena terkena bakteri. Kadangkala makan makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala
radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek. Terdapat
dua jenis radang tenggorok yaitu akut dan kronis:
Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu
yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu
yang mengganjal di tenggorok.
e. Laringitis
Adalah inflamasi laring.[1] hal tersebut merupakan suatu kondisi medis yang
ditandai dengan peradangan pada laring (pita suara), yang menyebabkan suara sesak
dan hilagnya suara.[2] penyebab paling umum dari laringitis adalah karena pilek dan
flu.[2] laringitis biasanya disebabkan oleh virus atau penggunaan suara yang
berlebihan.[2] apabila laringitis disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, vitus aau
bakteri yang spesifik tersebut dapat menular.[2] tetapi, jika laringitis dikarenakan oleh
kanker laring atau penggunaan suara yang berlebihan, hal ini tidak bersifat menular.[2]
ada dua tipe laringitis yaitu laringitis akut dan laringitis kronis.[2] laringitis akut hanya
berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis kronis dapat bertahan hingga lebih
dari 3 minggu.[2] infeksi virus adalah penyebab paling umum dari laringitis akut
sedangkan reflux asam merupakan penyebab paling sering dari laringitis kronis.[2]
laringitis kronis yang berat dapat menyebabkan pneumonia (infeksi paru).[2] laringitis
akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan hampir seuanya sembuh
dengan cepat.[1] sedangkan laringitis kronik lebih umum terjadi saat musim dingin
dan sering terjadi setelah flu biasa atau influenza.[1] faktor penyebab lainnya dapat
karena merokok, meminum alkohol, dan mengeluarkan suara yang berlebihan.[1]
f. Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus) (saluran
udara di dalam paru-paru).[1] Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya
akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis
bisa bersifat serius.
g. Sinusitis
Sinusitis, dikenal juga sebagai rhinosinusitis, adalah pembengkakan dari sinus
(terdapat 6 sinus, 3 di kiri dan 3 di kanan). Dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau
masalah-masalah auto imunitas. Jika disebabkan oleh virus, biasanya akan sembuh
dengan sendirinya dalam 10 hari. Hal ini merupakan suatu hal yang umum terjadi di
daerah berhawa dingin (4 musim), di mana di Amerika Serikat terjadi 24-31 juta
kasus sinusitis tiap tahunnya.[1]
Pertemuan Kedua
Sistem pernapasan pada aves atau yang lebih di kenal dengan Burung, Alat
pernapasan burung terdiri atas :
Lubang hidung
Batang tenggorok (trakea)
Cabang batang tenggorok (bronkus)
Paru-paru.
Udara yang di Hirup burung masuk melalui lubang hidung, lalu ke
batang tenggorok, cabang batang tenggorok dan akhirnya masuk ke dalam
paru-paru.di dalam paru-paru terdapat gelembung paru-paru(alveolus), tempat
terjadinya pertukaran gas. sementara itu di bagian bawah trakea terdapat pula
alat suara yang di sebut dengan nama Siring. udara bertekanan tinggi yang
melalui siring akan menggetarkan selaput suara di dalamnya sehingga
menghasilkan bunyi.
Beberapa jenis reptilia yang hidup di air, misalnya kita ambil sebagai
contoh buaya, Buaya memiliki katup pada lubang hidung, batang tenggorok,
serta kerongkongannya. Dengan demikian, ketika buaya menyelam, air tidak
dapat masuk ke saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
4. Sistem Pernapasan pada Amfibi
Alat pernapasan Pisces atau yang di kenal dengan ikan pada umumnya
berupa insang yang berjumlah Empat pasang, Letak insang di samping kiri
serta kanan kepala ikan. Pada setiap insang memiliki banyak lembaran yang di
selubungi oleh jaringan epitel dengan banyak anyaman pembuluh darah
kapiler. Permukaan insang sangatlah lebar, terutama pada ikan yang aktif
bergerak, cerakan cepat dapat meningkatkan kecepatan aliran air pada insang.
Jenis udang-udang lain yang dapat hidup di air dan darat mempunyai
rongga insang dengan banyak pembuluh darah. Pada kepiting darat,
pertukaran udara terjadi dalam rongga insang. Insang menonjol ke dalam
rongga insang yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.
9. Sistem Pernapasan pada Cacing
Hewan dan tumbuhan bersel satu tidak memiliki alat pernapasan khusus.
Jadi keluar masuknya udara untuk pernapasan hewal bersel satu (protozoa),
misalnya Amoeba sp. terjadi melalui selaput atau membran sel secara di fusi.
menggunakan O2 untuk keperluan oksidasi, kadar O2 di dalam tubuhnya
berkurang, sedangkan kadar CO2 bertambah.
Hal ini mengakibakan terjadinya perbedaan kadar oksigen di luar dan di dalam
sel. Selanjutnya, oksigen berdifusi masuk ke dalam sel. Demikian juga, apabila kadar
CO2 di luar sel tetap, sedangkan kadar CO2 di dalam sel bertambah, CO2 diluar sel
tetap, sedangkan kadar CO2 di dalam sel bertambah, CO2 di dalam sel berdifusi ke
luar sel.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi
Model : STAD (Student Teams Achievement – Divisions )
Picture and picture
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam disertai senyum, kemudian
menanyakan kabar siswa.
b. Guru mengabsen siswa dan meminta siswa berdoa sebelum
memulai pembelajaran.
c. Siswa disuruh untuk menutup hidungnya dalam beberapa detik
d. Kemudian guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada
semua siswa., “apa yang kalian rasakan ? ”
5 menit
e. Kemudian guru memberikan pertanyaan dan menunjuk beberapa
siswa untuk menjawabnya . “ kira –kira mengapa bisa terjadi
seperti itu ?” dan “apa kamu ketahui tentang bernafas?”
f. Guru menayangkan video mengenai system pernafasan
g. Guru menyebutkan tentang pokok bahasan pertemuan kali ini
yaitu sistem respirasi.
h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dalam rangka
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
mencapai indicator kompetensi yang di tetapkan
i. Guru menjelaskan sedikit gambaran mengenai system respirasi
dan menjelaskan kegiatan selanjutnya yang akan siswa lakukan.
Inti
a. Mengamati 60 Menit
Siswa mengamati video pembelajaran terkait Organ pada
system pernafasan
Disaat siswa mengamati video pembelajaran, guru menilai
aspek sikap siswa (disiplin, bertanggung jawab,percaya diri
dll.)
b. Menanya
Guru menanyakan kepada siswa apa yang kalian tangkap dari
video tersebut ?
Siswa diberikan waktu untuk bertanya mengenai video yang
telah diputarkan ataupun materi yang guru sampaikan
c. Eksperimen dan eksplorasi
Siswa dibagi menjadi 7 kelompok diskusi mengenai Sistem
pernafasan
Setiap kelompok mengamati apa yang guru sampaikan
Setiap kelompok di berikan waktu untuk mendiskusikan apa
yang telah guru intruksikan.
Perwakilan setiap kelompok diberi waktu untuk menjelaskan
mengenai tugas yang disampaikan oleh guru kepada setiap
anggotanya sampai benar benar megerti.
Guru memberikan penegasan mengenai diskusi tersebut.
Guru melanjutkan menjelaskan materi mengenai system
pernafasan pada hewan
d. Asosiasi
Setiap kelompok mendapat satu gambar untuk didiskusikan.
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas.
Guru menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang sudah dijelaskan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
e. Mengkomunikasikan
Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah di laksanakan
Penutup
Guru memberikan kertas konsep kepada masing masing
kelompok.
Guru menyampaikan instruksi kegiatannya
Setiap melakukan intruksi apa yang guru sampaikan
Guru mengevaluasi hasil kerja siswa
Guru memberikan kesempatan kepada lima untuk mengambil
sedotan yang berisi soal evaluasi.
Siswa diberi kesempatan menjawab pertanyaan tersebut
15 Menit
Guru memberikan Apresiasi terhadap kelompok yang
mendapatkan poin tertinggi.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kemudian
menutup pembelajaran.
Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteuan yang
akan datang
Guru mengajak siswa untuk menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca “Hamdallah”
I. PENILAIAN
Metode dan bentuk instrumen
Metode Bentuk intrumen
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda
cek (√) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
N Skor
Aspek Pengamatan
No. 1 2 3 4
Tidak
1 nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
Tidak
2 melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
Mengungkapkan
3 perasaan terhadap sesuatu apa adanya
Melaporkan
4 data atau informasi apa adanya
Mengakui
5 kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir:
14
𝑥 4 = 2,8
20
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
N Melakukan
Sikap yang diamati
No. Ya Tidak
Masuk
1 kelas tepat waktu
Mengumpulkan
2 tugas tepat waktu
Memakai
3 seragam sesuai tata tertib
Mengerjakan
4 tugas yang diberikan
Tertib
5 dalam mengikuti pembelajaran
Mengikuti
6 praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
Membawa
7 buku tulis sesuai mata pelajaran
Membawa
8 buku teks mata pelajaran
Jumlah
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 6, maka diperoleh skor 6, dan skor tertinggi 8 maka skor akhir adalah:
6
𝑥 4 = 3,00
8
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab. Berilah
tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
N Skor
Aspek Pengamatan
No. 1 2 3 4
Melaksanakan
1 tugas individu dengan baik
Menerima
2 resiko dari tindakan yang dilakukan
Tidak
3 menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
Mengembalikan
4 barang yang dipinjam
Meminta
5 maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
𝑥 4 = 2,8
20
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
2. Penilaian Kognitif
SISTEM
RESPIRASI
ALAT PERNAPASAN
MEKANISME
PERNAPASAN
KELAINAN SISTEMPERNAPASAN
HIDUNG
LARING
FARING
TRAKEA
BRONKUS
PARU-PARU
INSPIRASI
EKSPIRASI
Vol.PERNAFASAN
PERNAPASAN
Frek.PERNAFASAN
PERNAPASAN
KANKER PARU -
PARU
TBC
PROTOZOA
PISCES
REPTIL
AMPHIBI
AVES
MAMALIA
RASIAH
Soal Evaluasi Blanko peta konsep system pernapasan