Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROSES PATOFISIOLOGI PADA SISTEM PERNAPASAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu:

Tavip Indrayana, Skep., Ns., MSc

Kelompok 3 (1B)

Inestia Nur Fatihah P1337420423058

Nisa Sugianti P1337420423041

Virda Uliana Rohadi P1337420423039

Ricko Agil Firmansyah P1337420423161

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN AJARAN 2023/ 2024


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi pada Sistem Pernapasan


B. Patofisiologi yang Berkaitan dengan Penyakit Pernapasan
C. Farmakologi yang Lazim Digunakan dan Penatalaksanaan Penyakit
Pernapasan
D. Proses Patofisiologi pada Sistem Pernapasan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pernapasan atau yang sering disebut sistem respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernapasan ini
merupakan salah satu sistem yang sangat berperan penting dalam tubuh untuk
menunjang dalam kelangsungan hidup. Sistem pernapasan dibentuk oleh beberapa
struktur, struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu pertukaran
oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida antara darah dan
atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses pertukaran gas antara
darah sirkulasi dan sel jaringan dimana sistem respirasi internal ini terjadi pada seluruh
sistem tubuh.

Manusia merupakan makhluk hidup yang senang beraktivitas. Kebutuhan manusia


sangatlah banyak dan diantaranya ialah kebutuhan manusia akan udara, udara
dibutuhkan untuk membawa limbah-limbah yang harus dikeluarkan. Fungsi pernapasan
akan bekerja sama dengan sistem. Dalam transportasi agar proses metabolisme pada
tubuh dapat berjalan dengan baik. Sistem respirasi atau pernapasan merupakan salah
satu studi terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia. Sistem pernapasan pada manusia
terjadi melalui saluran penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan yang terdapat dalam
tubuh, dimana masing-masing alat pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-
beda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Pada Sistem Pernapasan?
2. Bagaimana Patofisiologi yang Berkaitan dengan Penyakit Pernapasan?
3. Bagaimana Farmakologi yang Lazim Digunakan dan Penatalaksanaan Penyakit
Pernapasan?
4. Bagaimana Proses Patofisiologi pada Sistem Pernapasan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Anatomi dan Fisiologi pada Sistem Pernafasan

2. Untuk Mengetahui Patofisiologi yang Berkaitan dengan Penyakit Pernapasan

3. Untuk Mengetahui Farmakologi yang Lazim Digunakan dan Penatalaksanaan Penyakit


Pernapasan

4. Untuk Mengetahui Proses Patofisiologi pada Sistem Pernapasan

D. Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi pada Sistem Pernapasan


Anatomi pada Sistem Pernapasan
Pernapasan adalah proses menggerakkan udara masuk dan keluar dari paru-
paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal tubuh,
terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida. Anatomi
pada sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, serta paru-
paru yang didalamnya terdapat alveoli. Berikut penjelasannya,
1. Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah
menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Di bagian depan berhubungan keluar melalui
nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas
faring (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum,
yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Terdadapat 3 fungsi rongga hidung:
a) Dalam hal pernapasan udara : yang di inspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi). penghanatan, dan pelembapan.
b) Ephithelium olfactory : bagian meial rongga hidung memiliki fungsi
dalam penerimaan bau.
c) Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik
dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.

2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak. Faring
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum
molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang
menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara
pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membrane timpani, sedangkan untuk Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga bagian tengah.
2) Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palaturn lunak dan tulang
hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana
orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang
rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari
dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan
dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara
stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran
pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces.
3) Laringofaring terletak di belakang laring. Laringofaring sistem respirasi menjadi
terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan
makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

3. Laring
Laring adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan
makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan
karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada laring adalah untuk
melindungi jalan napas atau jalan udara dari faring ke saluran napas lainnya, namun
juga sebagai organ pembentuk suara atau menghasilkan sebagian besar suara yang
dipakai berbicara dan bernyanyi. Disamping produksi suara, ada fungsi lain yang lebih
penting, yaitu Laring bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara
selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang
tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita
suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam
mendorong sekresi keluar.

4. Trakea
Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang
terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings
sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan
napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk
mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru- paru. Trakea
dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang
berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring
untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang
menghasikan mukus.

5. Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkus- bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah
tampuk paru. Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan.
Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit
lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan. Bronkus kiri lebih panjang dan
lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah. Cabang utama
bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder) dan
kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).

6. Paru-paru
Paru-paru adalah struktur elastis seperti spons. Paru-paru berada dalam rongga
torak, yang terkandung dalam susunan tulang- tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan
kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada). Paru-
paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea). Paru-paru
memilki:
a) Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
b) Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
c) Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung
d) Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan
visceral pleura (membrane serous).
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
1) Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction
portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas.
2) Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian
paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350
juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal
atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus
dan respiratorius (lintasan berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki
kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya.
Fisiologi pada Sistem Pernapasan
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen diambil melalui
hidung dan mulut pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial
ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membrane yaitu membrane alveoli kapiler, yang memisahkan oksigen
dari darah. Oksigen menembus membrane ini dan diambil oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini di pompa ke dalam arteri ke semua bagian
tubuh.
Di dalam paru-paru, karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membrane alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronkial dan trakea, dan dikeluarkan. melalui hidung dan mulut. Pada waktu gerak
badan, lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak
karbondioksida dan sedikit oksigen, jumlah karbondioksida itu tidak dikeluarkan, maka
konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan
dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan
ventilasi ini mengeluarkan karbondioksida dan mengambil lebih banyak oksigen.
Pernafasan jaringan atau pernafasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobin dengan oksigen melewati seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler,
dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari hemoglobin
untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerina sebagai gantinya yaitu
karbondioksida.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai
sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi dalam paru- paru terjadi pertukaran zat antara
oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah
secara osmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius dan
masuk ke dalam tubuh. melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis. Sebagai sisa dari proses
pembakaran adalan CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah venda masuk ke
jantung. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran
CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolism, sedangkan sisa dari metabolism lainnya
akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai