CONCEPT FULFILLMENT OF NEEDS OXYGENATION

IN MEETING THE NEEDS OF OXYGENATION

Lecturer : Ns. Ida Erni Sipahutar.,S.Kep.,M.Kep.
Course : Basic Nursing

Written By:

Nama : Vito Sanghita Pande

NIM : P07120223010
Kelas : 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2024
 DAFTAR ISI
(TABLE OF CONTENT)

DAFTAR ISI (TABLE OF CONTENT)................................................................................

BAB I PEMBAHASAN (DISSCUSION)...............................................................................
1.1 Konsep Dasar Oksigenasi (Basic Concepts of Oxygenation)........................................
1.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi(Body Systems that
Play a Role in Oxygenation Needs).......................................................................................
1.3 Proses Oksigenasi (Oxygenation process)........................................................................
1.4 Macam-Macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Sistem Pernapasan
(Various Disorders That May Occur in the Respiratory System).....................................

DAFTAR PUSTAKA (BIBLIOGRAPHY)

ii
 BAB I PEMBAHASAN
(DISSCUSION)

1.1 Konsep Dasar Oksigenasi (Basic Concepts of Oxygenation)

Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan
oksigen di dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi
kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian
Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan
yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan
agar berfungsi secara normal (Hidayat & Uliyah, 2015).
Oksigenasi merupakan kebutuhan fisiologis utama bagi manusia. Tubuh
memerlukan oksigen untuk mempertahankan kehidupan. Pada seseorang yang sehat
oksigen 21% (dalam udara bebas) cukup untuk mendukung fungsi normal. Terdapat tiga
langkah dalam proses oksigenasi, yaitu: ventilasi, perfusi dan difusi. Agar pertukaran gas
dapat terjadi maka organ, saraf dan otot pernapasan harus utuh dan sistem saraf pusat
harus mampu mengatur siklus pernapasan (Lynn, 2011).

Oxygenation is one of the necessities required in the process of life because

oxygen plays an important role in the body's metabolic processes. The need for oxygen
in the body must be met because if it decreases there will be damage to brain tissue and if
it lasts for a long time it will cause death. The process of fulfilling oxygen needs in
humans can be done by administering oxygen through the respiratory tract, freeing the
airways from blockages that block the entry of oxygen, restore and repair respiratory
organs so that they function normally (Hidayat & Uliyah, 2015).
Oxygenation is the main physiological need for humans. The body needs oxygen
to maintain life. In a healthy person 21% oxygen (in free air) is sufficient to support
normal function. There are three steps in the oxygenation process, namely: ventilation,
perfusion and diffusion. In order for gas exchange to occur, the respiratory organs,
nerves and muscles must be intact and the central nervous system must be able to
regulate the respiratory cycle (Lynn, 2011).

1
1.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi(Body Systems that Play
a Role in Oxygenation Needs)

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran
pernapasan bagian atas, bagian bawah, dan paru (Hidayat & Uliyah, 2014)
The body system that plays a role in oxygenation needs consists of the upper,
lower respiratory tract and lungs (Hidayat & Uliyah, 2014)

1.2.1. Saluran Pernapasan Bagian Atas (Upper Respiratory Tract)

Saluran pernapasan bagian atas berfungsi menyaring, menghangatkan, dan
melembapkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan ini terdiri atas sebagai
berikut.
The upper respiratory tract functions to filter, warm and humidify the
inhaled air. This respiratory tract consists of the following.
a) Hidung (Nose)
Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung)
yang berisi kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan
bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput
lendir yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali
dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidung oleh bulu yang ada
dalam vestibulum (bagian rongga hidung), kemudian dihangatkan serta
dilembapkan.
The nose consists of the anterior nares (canal in the nostrils) which
contains sebaceous glands covered with coarse hair and opens into the
nasal cavity and the nasal cavity is lined by a mucous membrane
containing blood vessels. The oxygenation process begins with filtering
the air that enters through the nose by the hairs in the vestibule (part of the
nasal cavity), then warming and moisturizing it.
b) Faring (Pharynx)
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai esofagus yang terletak di belakang nasofaring (di
belakang hidung), di belakang mulut (orofaring), dan di belakang laring
(laringo faring).
The pharynx is a tube that has muscles, extending from the base of
the skull to the esophagus which is located behind the nasopharynx
(behind the nose), behind the mouth (oropharynx), and behind the larynx
(laryngopharynx).
c) Laring (Tenggorokan)/ Larynx (Throat)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri
atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran,
terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
The larynx is the respiratory tract after the pharynx which consists
of parts of cartilage held together by ligaments and membrane, consisting
of two laminae connected in the midline.

2
 d) Epiglotis (epiglottis)
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring pada saat proses menelan.
The epiglottis is a cartilage valve whose job is to help close the
larynx during the swallowing process.

1.2.2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah (Lower Respiratory Tract)

Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas sebagai berikut.
The lower respiratory tract functions to circulate air and produce
surfactant. This channel consists of the following:
a) Trakea (Trachea)
Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang
kurang lebih sembilan sentimeter yang dimulai dari laring sampai kira-kira
ketinggian vetebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas enam belas
sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput
lendir yang terdiri atas epitelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu
atau benda asing.
The trachea, also known as the windpipe, is approximately nine
centimeters long, starting from the larynx to approximately the level of the
fifth thoracic vetebra. The trachea is composed of sixteen to twenty
incomplete circles in the form of rings, lined with a mucous membrane
consisting of ciliated epithelium which can remove dust or foreign objects.
b) Bronkus (Bronchi)
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari
trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan
lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas,
tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian
kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
The bronchi are a form of branching or continuation of the trachea
which consists of two right and left branches. The right part is shorter and
wider than the left part which has three upper, middle and lower lobes,
while the left bronchus is longer than the right part which runs from the
upper and lower lobes.
c) Bronkiolus(Bronchioles)
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
Bronchioles are branching tubes after the bronchi.

1.2.3. Paru (Lungs)

Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak
dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru
terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura
viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan. Paru
sebagai alat pernapasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri.

3
 Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang
berbentuk kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan
yang bersifat elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida
The lungs are the main organ in the respiratory system. The lungs are
located in the thoracic cavity at the level of the collarbone to the diaphragm. The
lungs consist of several lobes which are covered by the parietal pleura and
visceral pleura, and protected by pleural fluid which contains surfactant fluid. The
lungs as the main respiratory organ consist of two parts, namely the right and left
lungs. In the middle of this organ there is the heart and blood vessels which are
cone-shaped, with the top called the apex. The lungs have tissue that is elastic,
porous, and functions as a place for exchanging oxygen and carbon dioxide gases

1.3 Proses Oksigenasi (Oxygenation process)

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu
ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.
The process of meeting the body's oxygenation needs consists of three stages,
namely ventilation, gas diffusion and gas transportation.

1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer
ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah. Demikian
sebaliknya, semakin rendah tempat, tekanan udara semakin tinggi; adanya
kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang-kempis; adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli
yang terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh
sistem saraf otonom (terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan
relaksasi sehingga vasodilatasi dapat terjadi, kerja saraf parasimpatis dapat
menyebabkan kontraksi sehingga vasokonstriksi atau proses penyempitan dapat
terjadi); refleks batuk dan muntah; dan adanya peran mukus siliaris sebagai
barier atau penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat
mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah compliance dan
recoil. Compliance merupakan kemampuan paru untuk mengembang.
Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan yang
terdapat pada lapisan alveoli yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps serta
gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan
disekresi saat kita menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan
mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila compliance
baik namun recoil terganggu, maka CO2 tidak dapat keluar secara maksimal.

4
 Ventilation is the process of leaving and entering oxygen from the
atmosphere into the alveoli or from the alveoli into the atmosphere. The
ventilation process is influenced by several things, namely the difference in
pressure between the atmosphere and the lungs, the higher the place, the lower
the air pressure. Vice versa, the lower the place, the higher the air pressure; the
ability of the thoracic and pulmonary alveoli to expand or deflate; the
existence of an airway that starts from the nose to the alveoli which consists of
various smooth muscles whose work is strongly influenced by the autonomic
nervous system (the occurrence of sympathetic stimulation can cause relaxation
so that vasodilation can occur, the work of the parasympathetic nerves can
cause contraction so that vasoconstriction or a narrowing process can occur);
cough and gag reflexes; and the role of ciliary mucus as a barrier or antidote to
foreign objects that contain interveron and can bind viruses. The next influence
on the ventilation process is compliance and recoil. Compliance is the lung's
ability to expand. This ability is influenced by various factors, namely the
presence of surfactant found in the alveoli lining which functions to reduce
tension surface and the presence of residual air which prevents collapse and
thoracic disorders. Surfactant is produced when the alveoli cells stretch and is
secreted when we inhale, while recoil is the ability to expel CO2 or the
contraction of the lungs. If compliance is good but recoil is disturbed, then
CO2 cannot escape optimally.

2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial
(keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan),
perbedaan tekanan dan konsentrasi 02 (hal ini sebagaimana 02 dari alveoli
masuk ke dalam darah karena tekanan 02 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari
tekanan 02 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi),
pCO2 dalam arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afinitas gas
(kemampuan menembus dan saling mengikat hemoglobin-Hb).

Gas diffusion is the exchange between oxygen in the alveoli and

pulmonary capillaries and CO2 in the capillaries and alveoli. This exchange
process is influenced by several factors, namely the surface area of the lungs,
the thickness of the respiratory/permeability membrane which consists of
alveolar and interstitial epithelium (both of which can influence the diffusion
process if thickening occurs), differences in pressure and concentration of 02
(this is as 02 from the alveoli enters into the blood because the pressure of 02
in the alveoli cavity is higher than the pressure of 02 in pulmonary vein blood,
it enters the blood by diffusion), pCO2 in the pulmonary artery will diffuse into
the alveoli, and the affinity of the gas (the ability to penetrate and bind together
hemoglobin-Hb).

5
 3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian 02 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2
akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%), sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi
HCO3 yang berada dalam darah (65%).
Gas transportation is the process of distributing 02 capillaries to body
tissues and CO2 body tissues to capillaries. In the transportation process, O2
will bind with Hb to form Oxyhemoglobin (97%) and dissolve in plasma (3%),
while CO2 will bind with Hb to form carbominohemoglobin (30%), dissolve in
plasma (5%), and some become HCO3 which are in the blood (65%).

1.4 Macam-Macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Sistem Pernapasan (Various
Disorders That May Occur in the Respiratory System)

1. Perubahan Pola Napas (Changes in Breathing Patterns)

Pola napas normal memiliki jarak yang sama dan per- bedaan kedalaman yang
tidak begitu nampak. Pada kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk
bernapas, ini disebut sesak (dyspnea), terkadang dite- mukan pernapasan cuping
hidung karena terjadinya peningkatan usaha inspirasi dan denyut jantung.
Normal breathing patterns have the same distance and the difference in depth is
not very visible. In conditions where a person experiences difficulty breathing, this is
called shortness of breath (dyspnea), sometimes nostril breathing is found due to
increased inspiratory effort and heart rate.
2. Obstruksi Jalan Napas (Airway Obstruction)
Adanya obstruksi jalan napas dapat terjadi secara total atau parsial di sepanjang
saluran respirasi. Obstruksi saluran respirasi bagian atas dapat disebabkan oleh adanya
benda asing, lidah jatuh ke belakang pada in- dividu dengan penurunan kesadaran, atau
bila terjadi penumpukan secret. Obstruksi saluran respirasi bagian bawah dapat
disebabkan karena adanya oklusi baik secara total maupun parsial dari saluran respirasi
ke bronkus dan paru-paru.
Airway obstruction can occur totally or partially along the respiratory tract.
Upper respiratory tract obstruction can be caused by the presence of a foreign object,
the tongue falling backwards in individuals with decreased consciousness, or if there is
a buildup of secretions. Lower respiratory tract obstruction can be caused by total or
partial occlusion of the respiratory tract to the bronchi and lungs.

6
 DAFTAR PUSTAKA
(BIBLIOGRAPHY)

Dr. Risnah dkk. (2022). Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Timur :
CV. Trans Info Media.
Anggeria, Elis dkk. (2023). Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Deepublish
Digital.
Uliyah, Musrifatul. Hidayat, Aziz Alimul. (2021). Keperawatan Dasar 1 untuk
Pendidikan Vokasi. Surabaya : Health Books Publishing.
Nurtyas, Maratusholikhah. (2023). Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Lanjut.
Yogyakarta.