Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI SERANGGA

Oleh :
Nama

: Nur Rosyidah

NIM

: B1J014068

Rombongan : I
Kelompok

:2

Asisten

: Ganjar Cahyo Aprianto

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serangga disebut juga insekta (insect) atau heksapoda. Insect berasal dari kata
insecare. Kata in artinya menjdi, sedangkan secare artinya memotong atau
membagi, jadi Insect adalah binatang yang badannya terdiri dari potongan-potongan
atau segmen-segmen. Sementara itu, heksapoda (hexapoda) berasal dari kata hexa
(enam) dan podos (kaki), arti dari heksa poda adalah binatang yang berkaki enam.
Serangga merupakan kelompok terbesar di dunia sehingga perlu dibahas terlebih dahulu
secara umum, baik morfologi, penerpasan, perlindungan diri, makanan, dan pencernaan,
perkembangbiakan, dan pengelompokannya. Tujuannya untuk memudahkan dalam
pengendaliannya karena ada serangga yang berguna untuk manusia. Namun, banyak
juga serangga yang menjadi hama dan merugikan manusia (Pracaya, 2004).
Habitat serangga didalam tanah, darat, udara maupun di air tawar, atau sebgaia
parasit pada tubuh mahluk hidup lain, akan tetapi mereka jarang yang hidup di air laut.
sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7000
spesies baru ditemukan hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan
serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang
bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari
musuhnya (Borror et al., 1982). Ciri umum serangga adalah mempunyai appendage atau
alat tambahan yang beruas, tubuh terbungkus oleh zat khitin sehingga merupakan
eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas tersebut ada bagian yang tidak berkhitin, sehingga
mudah untuk digerakkan. Sistem saraf tangga tali, selom pada serangga bentuknya kecil
dan merupakan seuatu rongga yang berisi darah. Tubuh serangga berisi darah,
otot dan organ tubuh. Darah tidak berada dalam pembuluh, tetapi
langsung mengisi rongga tubuh dan menggenangi organ-organ tubuh
yang ada di dalamnya. Sistem organ yang terdapat di dalam tubuh
serangga (Hadi et al., 2009).
Valanga nigricornis adalah sejenis belalang berwarna kuning kehijauan.
Mempunyai kisaran hidup yang hemi metabola (tidak lengkap) yaitu bermula dari telur,
beberapa peringkat belum dewasa (nimpha) dan seterusnya peringkat serangga dewasa.
Adanya variasi dan keunikan kebiasaan makan pada kebanyakan serangga
mengakibatkan adanya variasi dalam sistem pencernaannya. Pencernaan dan absorpsi

makanan terjadi dalam saluran pencernaan. Secara umum sistem pencernaan pada
serangga dengan alat mulut penggigit dan pengunyah yang paling sederhana, contoh
pada ordo Orthoptera (Pracaya, 2004).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah menjelaskan sistem-sistem yang menyusun
anatomi serangga dan menunjukkan oragan yang menyusun sistem pencernaan makan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Valanga nigricormis adalah belalang berukuran besar yang hidup disemak-semak
dan pepohonan. Belalang ini dapat melakukan reproduksi dengan cepat dan melakukan
migrasi secara besar-besaran. Secara morfologi belalang ini dapat dikenali dari duri
yang tumbuh di bagian bawah dari prostenum dan lebih kecil pada bagian anterion
dibandingkan posterior. Bagian femur biasanya terdapat sepasang bercak hita,
(Kalshoven, 1981). Antena pendek, hypognatus tidak memanjang ke belakang. Femur
kaki belakang membesar, ukuran tubuh betina lebih besar di banding dengan yang
jantan, panjang tubuh betina 58-71 mm sedangkan jantan 49-63 mm (Rukmana &
Sugandi, 1997).
Menurut Meyer (1998), menyatakan bahwa sistem organ yang
terdapat di dalam tubuh serangga:
a. Sistem peredaran darah; Jantung terdapat di bagian dorsal di
bawah kulit dan merupakan pembuluh yang menutup di belakang
dan terbuka di depan (I). Jantung adalah bagian dari sistem
peredaran darah yang terdiri dari jantung, darah dan rongga tubuh.
b. Sistem pencernaan; Terdapat di bawah jantung yang terdiri dari
usus, yaitu sebuah saluran yang merentang dari mulut ke anus dan
kelenjar ludah yang terletak di sebelah ventral dekat ke mulut (kl)
tetapi kelenjar ini tidak ditemukan pada sebagian serangga. Usus
terdiri dari 3 bagian, yaitu; Stomodeum (foregut), mesenteron
(midgut) dan proktodeum (hindgut).
c. Sistem pembuangan; terdiri dari pembuluh-pembuluh buntu yang
halus seperti benang dan membuka ke usus bagian posterior yang
disebut benang malphigi (III)
d. Sistem syaraf; Terdapat di sebelah ventral di atas kulit. Terdiri dari
otak di kepala dan tali syaraf yang merentang dari otak ke belakang
di atas kulit. Tali ini tersusun dari simpul syaraf yang jumlahnya
sepasang di setiap ruas, sepanjang delapan ruas (IV).
e. Sistem reproduksi; terdiri dari alat kelamin yang membentuk sel
benih jantan atau sel benih betina (V).

f. Sistem pernafasan; Terdiri dari pembuluh yang memenuhi rongga


tubuh dan berkilat seperti benang perak yang disebut trakea.
Struktur untuk pernafasan serangga meliputi; Spirakel, trakea,
Trakheole dan air sac (kantung udara).
g. Sistem otot; Kulit serangga bagian dalam tidak polos tetapi di setiap
ruas terdapat tonjolan-tonjolan. Pada ketonjolan inilah oto bertumpu
supaya dapat berfungsi untuk pergerakan.
Menurut Chapman (1982), sistem pencernaan serangga terdiri satu saluran panjang
yang disebut Elementary canal berbentuk seperti tabung, kadang-kadang melengkung
dimulai dari mulut berakhir pada anus. Tabung ini dubagi menjadi tiga baqian yaitu,
1. Stomodaeum : bagian ini dilapisi dengan kutikula terdiri dari pharynk yang
fungsinya sebagai pompa penghisap pada ordo Heiniptera; Osefagus
merupakan tabung makanan yang lurus, dan Crop berfungsi untuk
menyimpan makanan, proventriculus.
2. Mesenteron: usus tengah yang merupakan suatu kantong memanjang
dibentuk oleh sel-sel epitel yang dikelilingi dua lapisan otot. Kutikula, akan
tetapi sel-sel pada batas antara shomodam dan mesenteron membentuk Suatu
membran tipis. Saluran ini meliputi : gastzic caeca berfungsi untuk
momperlebar perut ventzioulus
3. Proctodaeum: usus akhir yang merupakan invaginasi integumen seperti

stomodaeum dan juga dilapisi oleh kutikula. Saluran ini terdiri atas malphigi
tube, pilorus, dan anus.

III.

MATERI DAN METODE

A. Materi
1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi serangga adalah adalah botol,
dan pinset, bakim jarum pentul, dan alat bedah.
1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi adalah alkohol atau kloroform
dan belalang kayu (Valanga nigricornis).
A. Metode
1. Botol pembunuh serangga beserta alat dan bahan disiapkan.
2. Belalang dimasukkan dalam alkohol hingga mati.
3. Belalang yang telah mati diambil menggunakan pinset, kemudian dicelup ke
dalam alkohol 70%, lalu angkat.
4. Belalang dibedah dari bagian abdomen posterior ke samping posterior hingga
anterior.
5. Organ anatomi dalam belalang diamati.

IV.
A. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
Struktur anatomi internal serangga terdiri atas sistem pencernaan, sistem peredaran
darah, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem peredaran darah, sistem syaraf, sistem
reproduksi, dan sistem endokrin. Sistem penafasan terdiri dari kantong udara, spirakel,
trakea. Kebutuhan oksigen transportasi dan perpindahan CO2 pada serangga dikerjakan
oleh spirakulum (stigma) dan trakea. Spirakel merupakan lubang luar pada sistem
respirasi yang terletak pada masing-masing sisi ruas tubuh serangga yang dihubungkan
dengan sebuah trakea atau tabung udara yang terletak memanjang kedalam eksoskleton.
Cabang-cabang terminal trakea yang sangat lembut disebut trakeolus. Beberapa jenis
serangga trakea samping akan membesar membentuk kantong udara yang besar,
kantong-kantong udara tersebut bentindak sebagai gudang udara untuk membantu
dalam proses respirasi (Pracaya, 2004).
Sistem peredaran darah terdiri atas organ jantung dan aorta. Sistem peredaran darah
pada serangga disebut dengan sistem peredaran darah terbuka. Sistem peredaran darah
pada serangga hanya terdiri dari dua organ utama yaitu jantung dan aorta dorsal. Darah
masuk kedalam jantung melalui lubang seperti celah dan selanjutnya dipompa kedepan
melalui aorta dorsal ke kepala, selanjutnya darah bergerak secara bebas dan perlahan
lahan melalui kepala, thorax, dan abdomen mengaliri dan melumasi keseluruh anggota
tubuh serangga. Pemompaan darah dari jantung ke kepala dikarenakan oleh adanya
gerakan peristaltik jantung (gerakan ini tidak dikendalikan oleh syaraf). Fungsi utama
darah adalah untuk mengangkut sisa-sisa makanan dan hormon dari satu bagian tubuh
ke bagian tubuh yang lain. Selain darah terdapat zat lain yang dialirkan dalam tubuh
serangga yaitu lemak tubuh, lemak tubuh didistribusikan di dalam darah serangga
tergantung pada spesiesnya (Coulson & Witter, 1984).
Sistem saraf serangga tersusun atas otak, ganglion, syaraf dan nerve cord. Secara
umum sistem syaraf pada serangga terdiri atas sebuah otak yang terletak pada bagian
dorsal didalam kepala yang dihubungkan oleh ganglion-ganglion membentuk tali syaraf
ventral. syaraf-syaraf meluas dari otak dan tali-tali syaraf ventral ke berbagai bagian
tubuh. Syaraf-syaraf ini bertindak dalam mengirimkan informasi dari organ-organ
perasa yang terletak pada eksoskeleton ke ganglion-ganglion sehingga menciptakan
suatu impuls gerak yang mengalir ke otot-otot tertentu (Hoffmann & Frodsham, 1993).
Sistem reproduksi jantan terdiri atas testes, follicles, vasa defferentia, seminal
vesicles, vasa deferentia, ejaculatory duct, aedeagus, dan accessory glands. Sistem

reproduksi serangga jantan terletak di bagian abdomen posterior terakhir dan biasanya
terdiri atas sepasang testis, sejumlah tabung, dan kelenjar seksual lainnya. Fungsi dari
sistem reproduksi jantan serangga adalah memproduksi, menyimpan, dan mengejakulasi
sperma. Sistem reproduksi betina serangga juga terletak pada bagian abdomen posterior
terakhir dan terdiri atas sepasang ovrium, sejumlah tabung, dan vagina. Fungsi utama
dari sistem reproduksi betina adalah untuk memproduksi telur, menyimpan telur, dan
sebagai tempat untuk oviposisi telur yang telah dibuahi. Sistem ekskresi pada serangga
tersusun atas tubulus malpighi sebagai organ utama. Bahan-bahan sisa metabolisme
terutama garam-garam natrium, kalium, dan asam-asam urea akan diabsorbsi dari darah
ke tubulus ini. selanjutnya sisa metabolisme akan ditransportasikan melalui usus
belakang dan anus (Hadi et al., 2009).
Sistem endokrin merupakan sistem regulasi hormon pada serangga. Hormon otak
dihasilkan oleh sel-sel neurosekretori dalam otak dan disimpan dalam corpus cardiaca,
hormon otak berperan dalam pengaktifan glandula prothoraxis. Setelah glandula
prothoraxis aktif, glandula prothoraxis akan mensekresikan hormone ganti kulit (ecdy
sone). Ecdy sone bersama-sama dengan hormon juvenil berperan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan serangga. Hormone juvenil juga berperan dalam proses
perkembangan telur dalam tubuh serangga betina. Feromon dihasilkan oleh suatu
glandula khusus dalam sistem reproduksi serangga dan dipancarkan keluar tubuh
serangga guna mendapatkan respon perilaku dari individu-individu lainnya (Ambarwati
et al., 2014). Sejauh ini, batang kelenjar serangga telah dipelajari dari beberapa spesies
untuk mengetahui fungsi dari morfologinya. Kelenjar memproduks, menyimpan dan
menyemprotkan zat kimia untuk pertahanan diri. Kelenjar terdiri daru otot kompresor
besar yang berjajar dengan epitel sekretori. Serangga melakukan sekresi kelenjar
melalui saluran dengan dibukanya prothorax anterior dibelakang kepala (Stolz et al.,
2015).
Sistem pencernaan tersusun atas mulut, lambung (crop), kelenjar ludah (salivary
glands), lambung (mid gut), intestine (hind gut), rectum, anus. Saluran pencernaan
meluas dari mulut sampai ke anus, dibedakan menjadi 3 (tiga) daerah yang berbeda,
yaitu usus depan (fore gut), usus tengah (mid gut), dan usus belakang. Saluran
pencernaan serangga terdiri dari mulut, pharynx, esophagus, crop, proventriculus,
gastric caeca, ventriculus, tubulus malphigi, usus kecil, usus besar, rectum, usus depan,
usus belakang, usus tengah dan usus belakang. Makanan dikumpulkan dan disiapkan
dicerna oleh alat mulut dan kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan. Usus depan

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu pharinx, esophagus, crop, proventriculus dan klep
usus depan. Usus tengah terdiri atas gastric caeca dan ventriculus. Usus belakang terdiri
atas tubulus malfigi (malphigian tubules), usus besar (large intestine), usus kecil (small
intestine), dan rectum (Borror et al., 1982).
Usus depan merupakan organ penyimpanan namun demikian sejumlah pelumatan,
pencampuran dan pencernaan juga terjadi. Gastric caeca merupakan tonjolan keluar
menyerupai jari pada bagian anterior/ depan usus tengah yang rnemproduksi digestive
juice. Ventriculus makanan dicerna dan diabsorpsi. Tubulus malfigi merupakan tabung
excretory pada ujung anterior usus belakang yang bercabang-cabang ke segala arah.
Pada usus kecil dan usus besar makanan dicerna dan diabsorpsi, dan sisa makanan
selanjutnya masuk ke dalam rectum yang bekerja sebagai pengumpul dan mengepres
sisa-sisa makanan yang selanjutnya dikeluarkan melalui anus berupa butiran-butiran
yang disebut frass. Rectum bagian dalam juga terdapat fungsi penting, yaitu reabsorpsi
air, asam-asam amino dan garam-garam mineral. Semua serangga mempunyai sistem
pencernaan yang mengandung mikro organisme yang terdapat pada usus belakang.
Sistem pencernaan makanan dalam usus belakang rayap dan kecoa terdapat simbion
yang berupa Protozoa dan bakteri yang komplek yang sangat penting untuk pencernaan
makanan, terutama selulosa (Coulson & Witter, 1984).
Belalang kayu merupakan salah satu preparat yang digunakan dalam praktikum
sayap serangga. Belalang kayu termasuk dalam ordo orthoptera. Morfologi belalang
kayu atau Valanga nigricornis antara lain warna tubuhnya abu-abu kecoklatan, terdapat
bercak-bercak di paha belakangnya, sedangkan tulang betisnya berwarna kemerahan
atau ungu. Sayap belalang (sayap bawah/endo) memiliki warna merah yang berfungsi
untuk terbang sedangkan sayap luae atau ekso berfungsi sebagai alat keseimbangan
ketika belalang terbang. Umumnya belalang bertelur pada awal musim kemarau
(Pracaya, 2008). Klasifikasi belalang menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut,
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Acrididea

Genus

: Valanga

Species

: Valanga nigricornis

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Bersadarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem anatomi serangga tersusun atas sistem respirasi, sistem pencernaan,
sistetem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem endokrin, sistem pernafasan,
sistem reproduksi, dan sistem endokrin.
2. Sistem organ pencernaan serangga tersusun atas mulut, lambung (crop), kelenjar
ludah (salivary glands), lambung (mid gut), intestine (hind gut), rectum, anus.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah ekstimasi waktu lebih diperhatikan agar
mahasiswa dapat melihat preparat secara nyata.

3.

DAFTAR REFERENSI
Ambarwati, I.K., Dwi, W., & Pujiastuti. 2014. Toksisitas Ekstrak Daun Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.) tehadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, pp. 1-4.
Borror, D.J., Triplehorn, C.A. & Johnson, N.F. 1982. An Introduction to the Study of
Insecs. Sixth Edition. New York: Saunders Collage Publishing. Advision of Holt.
Rinehart and Winston, Inc.
Chapman, R.F. 1982. The Insect : Structur and Function Third Edition. Masschusett:
Harvard University press.
Coulson, R.N. & Witter, J.A. 1984. Forest Entomology, Ecology and Management. New
York : A Wiley-Interscience Pubication. John Wiley and Sons.
Hadi, M., Udi, T., & Rully, R. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Hoffmann, M.P. & Frodsham, A.C. 1993. Natural Enemies of Vegetable Insect Pests.
Ithaca: Cornell university.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar
Wijaya.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta : P.T. Ichtiar Baru-Van
Hoeve.
Meyer, J.R. 1998. Department of Entomology. New York : University State.
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana, R., & Sugandi. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Jakarta:
Kanisius.
Stolz, K., Christoph-Rudiger, V.B., Yvette, M.V.B, Reinhand, L., Tina., E.T.. &
Johannes, S. 2015. Neurons of self-defence: Neuronal Innervation of the
Exocrine Defence Glands in Stick Insects. Stolz et al. Frontiers in Zoology,
12(29): 1-16.

Anda mungkin juga menyukai