Anda di halaman 1dari 47

UNIVERSITAS PANCASILA

PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN

PROPOSAL TESIS
Pengaruh Brand Awarness dan Brand Image Terhadap Keputusan Pe
mbelian Melalui Layanan Konsultasi Kesehatan Pasien yang
berdampak pada pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika Prima J
agakarsa Jakarta Selatan

Oleh :
NUR AFNI SYARIAH NASAR
5420221084

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Magister Farmasi pada Universitas Pancasila
JAKARTA
2023
UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN

PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS


MAGISTER FARMASI
PEMINATAN : BISNIS FARMASI

NAMA : NUR AFNI SYARIAH NASAR

NPM : 5420221084

JUDUL TESIS : Pengaruh Brand Awarness dan Brand Image Terhadap


Keputusan Pembelian Melalui Layanan Konsultasi Kese
hatan pasien yang berdampak pada pembelian ulang di
Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selat
an

DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

Dr. apt. Sahat Saragi, M. Si Dr. Lies Putriana,SE., MM.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan Proposal Tesis

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL........................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

BAB I : Pendahuluan ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 8
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
BAB II : Tinjauan Pustaka............................................................................ 9
A. Apotek............................................................................................ 9
B. Sejarah Perkembangan Halodoc.................................................... 10
C. Brand Immage................................................................................ 17
D. Brand Awareness........................................................................... 19
E. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian.............. 21
F. Pengaruh Brand Awareness dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian.................................................................... 21
G. Perilaku Konsumen........................................................................ 22
H. Pembelian Ulang ………………………………………………. 25
I. Hipotesis........................................................................................ 26
BAB III : Metodologi Penelitian.................................................................... 27
A. Metode yang digunakan ........................................................... 27
B. Karangka Konsep...................................................................... 27

iii
C. Defenisi Operasional................................................................. 28
D. Jenis Penelitian ………………………………………………. 29
E. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 29
F. Populasi dan Sampel................................................................. 29
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 30
G. Rancangan Analisis Data ……………………………………… 32
BAB IV : Bahan, Alat Penelitian dan Prosedur .......................................... 33
A. Bahan dan alat yang digunakan................................................. 33
B. Prosedur Penelitian.................................................................... 33
C. Cara Pengolahan dan analisis data............................................ 33
D. Jadwal Penelitian ...................................................................... 34
E. Izin Penelitian............................................................................ 34
F. Etika Penelitian ........................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35
LAMPIRAN ................................................................................................... 37

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional........................................................................ 30

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Penjualan Halodoc................................................................ 5
Gambar II.1 Logo Halodoc............................................................................... 13
Gambar II.2 Tampilan Fitur Chat Dengan Dokter........................................... 13
Gambar II.3. Tampilan Fitur Toko Kesehatan................................................. 14
Gambar II.4 Tampilan Fitur Buat Janji RS...................................................... 15
Gambar II.5 Tampilan Fitur Tes Laba............................................................. 15
Gambar II. Tampilan Fitur Artikel.................................................................. 17
Gambar II.7 Piramida Brand Awarness............................................................ 21
Gambar III.1 Karangka Konsep Penelitian....................................................... 29

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi memunculkan berbagai jenis kegiatan dan lay
anan, salah satunya dalam memudahkan akses terhadap fasilitas pelayanan kese
hatan. Kemajuan dalam teknologi pendukung seperti perangkat keras atau hard
ware dan perangkat lunak atau software komputer telah mendorong berbagai p
engembangan sistem telemedika untuk berbagai jenis aplikasi menurut Soegijo
ko (dalam Simarmata et al., 2020). Salah satu inovasi dari perkembangan tekno
logi adalah telemedicine yang membantu akses kesehatan dalam keterbatasan j
arak antara pasien dan dokter (Ho et al., 2012). Di Indonesia, telah terdapat ber
bagai aplikasi yang mendukung akses fasilitas pelayanan kesehatan, diluncurka
n oleh berbagai pihak dari perusahaan rintisan atau yang biasa dikenal sebagai
startup (Wiryana, 2019). Salah satu startup yang menjadi pilihan masyarakat a
dalah aplikasi kesehatan halodoc, yang menyediakan beberapa fasilitas untuk p
ara penggunanya secara online, yaitu fasilitas konsultasi dengan dokter, pembel
ian obat, buat janji dengan rumah sakit tujuan pengguna, serta beberapa fasilita
s pendukung kesehatan lainnya (Halodoc, n.d)
Menurut World Health Organization dalam hasil rapat paripurna
“Sixtieth World Health Assembly” yang kesebelas, mengartikan health
technology (health tech) sebagai implementasi pengetahuan dan kemampuan
yang terorganisir. Perangkat, obat, vaksin, prosedur, maupun sistem yang
dikembangkan guna menuntaskan permasalahan kesehatan, serta meningkatkan
kualitas hidup, dan dengan adanya health tech ini dapat memudahkan,
mempercepat, memberi ketepatan, dan kenyamanan pelayanan kesehatan
bagi konsumen. Pada umumnya health tech saat ini sudah terkoneksi dengan
jaringan internet atau online, hal ini untuk memudahkan pelayanan kesehatan
bagi konsumennya tanpa perlu melakukan tatap muka. Oleh karena itu,
perusahaan health tech yang ada di Indonesia saat ini bersaing secara ketat
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi penggunanya.

1
Banyaknya perusahaan yang terlibat dalam pasar industri kesehatan membuat
konsumen dihadapkan dengan banyaknya pilihan, sehingga konsumen harus
cermat dalam mengambil keputusan dan memilih satu dari beberapa layanan
kesehatan yang ada. Keberadaan konsumen sangat diharapkan oleh setiap
perusahaan karena konsumen merupakan komponen yang cukup penting bagi
perusahaan, maka perusahaan harus mencermati perilaku konsumen yang ada
seperti keputusan penggunaan. Schiffman dan Kanuk (2008), menuturkan bila
perilaku seorang konsumen merupakan sikap yang ditunjukkan oleh konsumen
saat dirinya mencari, mengevaluasi, membeli, mempergunakan, maupun
menghabiskan produk/jasa demi memberi kepuasan bagi kebutuhannya.
Keputusan menggunakan merupakan tahapan yang dilakukan seorang pembeli
untuk mendapatkan kemudahan dan pelayanan dengan memberikan timbal balik
kepada perusahaan penyedia jasa sebagai pembayaran atas jasa yang
digunakan. Akan tetapi perusahaan penyedia jasa tersebut tidak akan maksimal
dalam mendapatkan konsumen tanpa adanya kesadaran akan merek (brand
awareness) yang dimiliki perusahaan, brand equity dapat dibentuk melalui
lima dimensi dan salah satu di antaranya merupakan brand awareness.
Kesadaran merek ialah kemampuan seseorang dalam mengenali ataupun
mengingat bahwa suatu merek adalah bagian dari kategori produk/jasa tertentu.
Brand awareness atau kesadaran merek memiliki empat tingkatan, yaitu tidak
sadar terhadap merek (unaware of brand) yang merupakan tingkatan terendah
ketika pembeli tidak atau belum sadar terhadap keberadaan merek tertentu.
Kedua adalah pengenalan merek (brand recognition) yang berarti kemampuan
minimal konsumen dalam mengenali suatu merek ketika mereka melihat
produk atau jasa tersebut. Ketiga adalah mengingat kembali merek (brand
recall) yang berarti kemampuan konsumen dalam mengingat kembali suatu
merek tanpa adanya bantuan. American Marketing Association (dalam
Durianto, 2010) yang mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok
penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing”. Sehingga merek

2
suatu produk atau jasa yang mudah dikenali dan diingat oleh konsumen akan
mendorong pula terjadinya keputusan pembelian. Kesadaran merek bisa
diciptakan dan ditingkatkan melalui peningkatan hubungan merek dalam
menciptakan keakraban melalui paparan secara berulang -ulang agar pembeli
bisa mengenali merek dengan baik. Dalam memberikan paparan secara
berulang-ulang tersebut kepada masyarakat melalui media promosi, perusahaan
juga dapat menciptakan kesan positif apabila pesan yang disampaikan jelas,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat meyakinkan masyarakat dengan
memberikan bukti nyata, dan selalu menjaga reputasi perusahaannya secara
baik. Dengan kata lain, menciptakan kesan positif tersebut dapat membentuk
citra merek (brand image) akan suatu produk atau jasa dari perusahaan yang
menaunginya dan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan pangsa
pasar. Brand image dibangun karena brand merupakan janji perusahaan dalam
memberikan manfaat dan pelayanan bagi para konsumen bila brand image
berhubungan dengan informasi di benak konsumen terhadap sesuatu yang
berkaitan dengan suatu produk/jasa. Brand image ialah segala sesuatu yang
konsumen rasa dan pikirkan saat mendengarkan atau mencermati nama merek
tertentu. Brand yang baik dapat dijadikan landasan dalam pembangunan citra
perusahaan yang positif dan bila brand dengan image yang lebih baik dapat
meminimalkan risiko dan meningkatkan feedback yang baik dari konsumen.
Terciptanya kesan positif di benak konsumen juga dapat meningkatkan
keputusan penggunaan suatu produk atau jasa, Rao dan Monroe (2008).
Brand image menjadi salah satu faktor dalam menentukan tinggi
rendahnya tingkat keputusan penggunaan. Brand yang baik serta bermutu bisa
memunculkan minat beli pada suatu jasa atau produk. Sehingga bisa disebut
tingkat brand awareness dan brand image yang tinggi bisa mempengaruhi
minat penggunaan pembeli akan suatu teknologi kesehatan yang bersifat
online. Banyaknya perusahaan jasa yang memiliki pelayanan serupa pada
industri teknologi kesehatan, membuat konsumen kesulitan untuk memilih jasa
yang akan mereka gunakan. Oleh karena itu perusahaan memiliki kewajiban
untuk menunjukkan kualitas pelayanan dari brand yang mereka ciptakan dan

3
memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan layanannya dari layanan
serupa. Salah satu perusahaan health tech yang ada di Indonesia ialah halodoc.
Penelitian ini menggunakan layanan halodoc dan apotek halodoc sebagai objek
penelitian. Halodoc sebagai satu dari sekian banyak perusahaan asal Indonesia
yang mengandalkan teknologi industri dan berfokus ke pelayanan di bidang
telekonsultasi kesehatan, Aaker dalam Vranesevic (2003). Dikutip dari website
resminya, halodoc didirikan oleh Jonathan Sudharta di Jakarta pada tahun
2016. Fitur yang ditawarkan halodoc adalah pengguna atau konsumen dapat
berkonsultasi dengan dokter spesialis, melakukan pemeriksaan laboratorium,
dan juga membeli obat dengan menggunakan smartphone. Halodoc memiliki
tujuan yaitu simplifying healthcare, yang bermakna memudahkan akses
kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk berkonsultasi mengenai
permasalahan kesehatan yang dialami, konsumen dapat mencari dokter secara
online melalui halodoc. Setelah itu dokter memberikan diagnosa gejala
penyakit yang diderita konsumen, berikutnya konsumen mendapat resep obat
yang sesuai untuk mengobati gejala penyakitnya. Kemudian konsumen bisa
membeli obat secara langsung berdasarkan resep yang mereka peroleh melalui
apotek terdekat. Akan tetapi, aplikasi kesehatan yang kerap digunakan oleh
masyarakat tidak hanya halodoc, karena saat ini semakin banyak pesaing-
pesaing halodoc yang menawarkan layanan serupa dan tidak kalah populernya.
Aplikasi kesehatan tersebut seperti Alodokter, Klik Dokter, dan Good Doctor.
Apotek merupakan bagian yang dibebani untuk melaksanakan kewajiba
n standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan, b
aik tingkat kabupaten kota dan provinsi dengan kata lain apotek harus member
ikan jaminan kepastian akan hasil yang didapatkan oleh pasien sehingga pelay
anan kefarmasian tersebut harus dilaksanakan secara efektif Artinya bila pelay
anan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan te
rsebut akan dipresepsikan baik dan memuasakan. Saat ini halodoc sudah mem
buka pelayanan telekonsultasi dan pembelian obat secara daring di lima puluh
kota di Indonesia, beberapa contoh di antaranya seperti Jakarta, Bandung, Sem
arang, Malang, Jogja, Medan dan Bali. Pada tahun 2021 halodoc membuka apo

4
tek milik sendiri di beberapa tempat yaitu Halomedika Tebet, Halomedika Bint
aro, Medika Prima Cipinang, Medika Prima Jagakarsa di khususkan pembelian
obat online tidak melayani pembelian offline. Apotek medika Prima Jagakarsa
sendiri di buka pada tahun 2021 bulan maret dan beroperasi pada bulan april.
Pada tahun 2022 halodoc membuka apotek baru di berbagai provinsi. Untuk or
deran perhari di apotek halodoc dan apotek yang bermitra berbeda di setiap apo
tek halodoc orderan perhari di mulai dari 220 - 500 orderan omset mancapai 4
0- 90 juta/hari, omset yang dihasilkan setiap apotek halodc sendiri berbeda-
beda sedangkan apotek yang bermitra kurang dari 50 orderan/hari. . Halodoc p
un berusaha melakukan berbagai strategi, salah satunya ialah meningkatkan br
and awareness. Apabila merek halodoc lebih disadari konsumen, maka terdapa
t peluang untuk konsumen memutuskan membeli melalui penggunaan layanan
halodoc.Untuk meningkatkan keputusan membeli melalui penggunaan layanan
halodoc juga terdapat aspek lainnya yang digunakan oleh halodoc, yaitu menin
gkatkan brand image. Jika image yang dimiliki halodoc sudah sangat baik, kon
sumen dapat langsung memutuskan untuk membeli tanpa mencari informasi le
bih detail lagi dan berdampak pada pembelian ulang di apotek halodoc. Pembel
ian ulang juga dilakukan oleh costumer halodoc diliat dari alamat dan nama cos
tumer yang sama kemudian pelayanan staf Apoteker dan tenaga teknis kefarma
sian (TTK) sesuai standar operasional prosedur ( SOP) halodoc pada apotek
medika prima jagakarsa (Halodoc, n.d)

100000000
90000000
80000000
70000000
60000000
50000000
40000000
30000000
20000000
.
10000000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

TANGGAL OMSET PER HARI

Gambar.1.1 Omset Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa

5
Dilihat dari penelitian terdahulu yang berjudul “Pengaruh Brand
Awareness dan Brand Image Terhadap Keputusan Penggunaan Layanan
Halodoc (Studi Kasus pada Pengguna Layanan Halodoc di Kota Bekasi)”.
Sehingga peneliti ingin mengembangkan lebih dalam lagi dari uraian di atas,
peneliti memutuskan melaksanakan penelitian berjudul “Pengaruh Brand
Awarness dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Melalui
Layanan Konsultasi Kesehatan Pasien yang berdampak pada pembelian
ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.’’

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Brand Awareness mempengaruhi keputusan pembelian
melalui layanan konsultasi kesehatan pasien yang berdampak pada
pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta
Selatan.
2. Bagaimana Brand Image mempengaruhi keputusan pembelian melalui
layanan konsultasi kesehatan pasien yang berdampak pada pembelian
ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
3. Bagaimana Brand Awareness dan Brand Image mempengaruhi keputusan
pembelian melalui layanan konsultasi kesehatan pasien yang berdampak
pada pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta
Selatan.

C. Pertanyaan Penelitian
Merujuk latar belakang di atas, pertanyaan penelitian adalah:
1. Apakah Brand Awareness dan Brand Image mempengaruhi keputusan pe
mbelian melalui layanan konsultasi kesehatan pasien yang berdampak
pada pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakart
a Selatan?
2. Apakah keputusan pembelian melalui layanan konsultasi kesehatan pasien
mempengaruhi pembelian ulang ulang di Apotek Halodoc Medika Prima
Jagakarsa Jakarta Selatan?

6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini sebagai strategi yang hendak digunakan
dalam mencapai hal-hal yang sudah dibahas pada latar belakang. Dan tujuan
penelitiannya agar dapat:
1. Menganalisis apakah Brand Awareness mempengaruhi keputusan pembeli
an melalui layanan konsultasi kesehatan pasien di Apotek Halodoc Medika
Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
2. Menganalisis apakah Brand Image mempengaruhi keputusan pembelia
n melalui layanan konsultasi kesehatan pasien di Apotek Halodoc Medika
Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
3. Menganalisis apakah Brand Awareness mempengaruhi pembelian ulang
di Apotek halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
4. Menganalisis apakah Brand Image mempengaruhi pembelian ulang di
Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
5. Menganalisis apakah keputusan pembelian melalui layanan konsultasi kes
ehatan pasien mempengaruhi pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika
Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Sesuai degangan judul penelitian Pengaruh Brand Awarness dan Brand Im
age Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Layanan Konsultasi Kesehatan Pasie
n yang berdampak pada Pembelian ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagak
arsa Jakarta Selatan penelitian ini dilakukan selama dua bulan desain penelitian
yang dugunakan data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif ialah data yan
g bisa terukur dan kerap berbentuk angka. Data kualitatif ialah data yang bentukn
ya bukanlah angka atau bilangan melainkan uraian atau informasi.

G. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini bisa berperan sebagai saran bagi Halodoc dalam
upaya mengembangkan, serta penyempurnaan kebijakan perusahaan sehing

7
ga dapat menjadi evaluasi sesuai subjek yang dianalisis pada penelitian ini a
gar lebih baik sehingga menciptakan volume penggunaan layanan halodoc.

2. Bagi peneliti

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini bisa memberi


tambahan pengetahuan, keterampilan, maupun wawasan teruntuk peneliti
yang sudah didapat selama berkuliah, terutama terkait brand awareness,
brand image, serta keputusan penggunaan sehingga penulis dapat
menerapkan teori didapat selama berkuliah dengan kondisi riil di lapangan
nantinya.

3. Bagi pihak lain

Penulis berharap hasil penelitian ini bisa menyumbang gagasan serta


informasi untuk pihak-pihak lainnya untuk kegiatan penelitian dengan
lingkup pembahasan yang sama.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Apotek
Sesuai PMK No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek pasal 1, yang
dimaksud dengan apotek adalah saranan pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Berdasarkan PMK No. 9 Tahun
2017, tujuan apotek adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek.
2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan
3. kefarmasian di apotek.
4. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan
5. kefarmasian di apotek.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No No. 51 Tahun 2021, tugas dan fungsi
apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan
sediaan farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetik.
Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan
sediaan farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetik. Apotek harus mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, ber
mutu dan berkhasiat dan sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 36 ta
hun 2009 tentang Kesehatan. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Per
aturan Kementrian Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Pengelolaan sediaan farmasi dimulai dari perencanaa
n kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusn

9
ahan, penarikan, pengendalian, dan administrasi. Pelayanan farmasi klinik mu
lai dari pengkajian dan pelayanan resep, dispensing, Pelayanan Informasi Oba
t (PIO), pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care), Pemantauan
Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Apoteker b
ertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Apotek sesuai dengan ketentuan yang b
erlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya. Pengelolaan sed
iaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus dilaksanakan
secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya.

B. Sejarah Perkembangan Halodoc


Halodoc didirikan di Jakarta pada tahun 2016 oleh Jonathan Sudharta
dan merupakan perusahaan yang berkecimpung di sektor teknologi kesehatan.
Halodoc dikenal dengan salah satu layanan unggulannya yaitu telekonsultasi
kesehatan, dimana penggunanya dapat berbicara dengan dokter spesialis
tanpa harus ke rumah sakit secara langsung dan cukup melalui smartphone
saja. Pengguna juga bisa melakukan pemeriksaan laboratorium serta membeli
obat tanpa memedulikan tempat dan waktu. Tujuan dari Halodoc sendiri
adalah untuk memudahkan akses kesehatan bagi seluruh penggunanya, atau
biasa disebut sebagai simplifying healthcare yang sesuai dengan visi
perusahaannya. Saat ini Halodoc sudah membuka pelayanan telekonsultasi
dan pembelian obat secara daring di lima puluh kota di Indonesia, beberapa
contoh di antaranya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Bali. Agar bisa
menjalin komunikasi terkait kondisi kesehatan yang dialami, pengguna
halodoc bisa mencarikan dokter secara daring. Lalu sesudah dokter
melakukan diagnosis penyakit yang dialami konsumen, maka pengguna akan
diberikan resep obat yang sesuai dengan gejala penyakitnya. Setelah
melakukan percakapan dengan dokter, konsumen bisa membeli obat secara
langsung berdasarkan pada resep yang telah diberikan dokter melalui apotek
terdekat. Terdapat dua bentuk konsultasi yang biasa dilaksanakan pengguna

10
sebagai pasien melalui Halodoc. Pertama merupakan konsultasi yang bersifat
emergensi, 68% kasus ini dapat diselesaikan dengan tindakan medis digital at
au disebut anamneses. Contoh dari kasus ini adalah mata bengkak dan kulit m
erah, hanya dengan mencermati kondisi pasien, dokter akan mudah mengetah
ui gejala penyakit yang diderita. Lalu yang kedua ialah pasien yang sudah per
nah berkonsultasi sebelumnya dengan dokter yang berkaitan, sehingga pasien
hanya perlu melalukan follow up dari permasalahan yang pernah ditangani.
1. Visi dan Misi Perusahaan
1) Visi
Visi Halodoc ialah “simplifying healthcare”, upaya mempermudah akses
kesehatan untuk masyarakat Indonesia.
2) Misi
Misi halodoc ialah merancang akses yang mudah terkait kesehatan agar
bisa membantu pasien yang memerlukan.
2. Company Value Halodoc
Company value atau nilai perusahaan yang sangat dipegang oleh halodoc
adalah :
1) Terpercaya
Dokter, apotek dan asuransi kesehatan yang dapat di akses secara
mudah dalam aplikasi Halodoc.
2) Mudah, Aman, dan Nyaman
Berkat adanya pilihan dokter dan apotek, beragam kebutuhan konsumen
bisa tercukupi tanpa memedulikan waktu maupun tempat.
3) Dimana Saja dan Kapan Saja
Halodoc selalu siap untuk menyediakan fasilitas kesehatan untuk masya
rakat, dimana pun dan kapan pun.
3. Logo Perusahaan
Logo merupakan suatu bentuk gambar yang memiliki arti tertentu,
merepresentasikan pesan atau kesan yang hendak tersampaikan dari suatu
kelompok atau perusahaan. Fungsi dari logo sendiri adalah sebagai tanda
kepemilikan, identitas diri, mencegah adanya peniruan atau pembajakan, dan

11
juga bentuk jaminan kualitas sehingga melalui kepemilikan sebuah logo maka
perusahaan bisa memosisikan diri mereka berbeda dengan konsumen.

Gambar II. 1. Logo Halodoc.


Sumber: https://www.halodoc.com/
4. Produk dan Layanan Halodoc
Chat dengan Dokter Chat dengan Dokter merupakan fitur utama dari
aplikasi Halodoc, yaitu berfungsi untuk melakukan konsultasi dengan dokter
melalui percakapan atau chat. Dalam fitur ini pengguna dapat memilih dokter
yang diinginkan sesuai dengan bidangnya, contohnya seperti dokter umum,
dokter spesialis kandungan, dokter hewan, dokter spesialis kulit, dan
sebagainya.

Gambar II.2 Tampilan fitur Chat dengan Dokter

12
Pada fitur ini, pengguna cukup memilih dokter yang diinginkan, kemu
dian melakukan pembayaran biaya konsultasi terlebih dahulu, setelah melaku
kan pembayaran pengguna bisa melakukan konsultasi dengan dokter pilihan
melalui chat. Biaya untuk konsultasi pada setiap dokter yang ada di Halodoc s
angat beragam dan umumnya dimulai dari harga Rp25.000 hingga lebih dari
Rp 100.000.

5. Toko Kesehatan

Gambar II.3 Tampilan fitur Toko Kesehatan

Pada fitur Toko Kesehatan pengguna dapat membeli obat tanpa perlu
datang ke apotek langsung. Obat yang dipesan juga akan diantarkan ke alamat
pengguna dengan menggunakan layanan Go-Send milik Gojek. Harga dari la
yanan ini bergantung pada jenis dan kuantitas obat yang dibeli oleh pengguna
serta akan ditambahkan ongkos kirim yang disesuaikan dengan jarak dari apot
ek ke alamat pengguna.
6. Buat Janji RS
Buat Janji RS adalah fitur dari Halodoc yang memudahkan
penggunanya untuk melakukan reservasi dengan dokter di rumah sakit atau
klinik tanpa harus mengantre. Fitur ini cocok untuk pengguna yang
memerlukan penanganan dokter secara langsung. Untuk melakukan reservasi,

13
pengguna perlu memilih rumah sakit atau klinik yang ingin dikunjungi serta
menentukan jenis pendaftaran, kemudian pengguna perlu memilih jenis
perawatan berdasarkan poliklinik. Setelah menentukan poliklinik yang
diinginkan, pengguna harus memilih dokter serta menentukan tanggal dan
waktu konsultasi. Kemudian pengguna hanya perlu mengisi data yang
diminta.

Gambar II.4 Tampilan fitur Buat Janji RS

Pihak Halodoc nantinya akan mengirimkan permintaan ke rumah sakit


atau klinik pilihan, apabila permintaan disetujui maka pengguna akan mendap
atkan SMS konfirmasi. Selanjutnya, pengguna hanya perlu datang ke tempat t
ujuan 30 menit sebelum jadwal konsultasi serta menunjukkan kode verifikasi
untuk konfirmasi kehadiran. Harga dari layanan ini bergantung pada poliklini
k dan rumah sakit atau klinik yang dipilih oleh pengguna.

14
7. Tes Lab

Gambar II.5 Tampilan fitur Tes Lab

Tes Lab adalah fitur dari Halodoc yang memudahkan penggunanya


untuk melakukan tes kesehatan dan bisa dilakukan di rumah dengan cara
tenaga kesehatannya yang akan menghampiri rumah pengguna. Harga dari
layanan ini bergantung dari paket tes yang dipilih oleh pengguna. Contohnya
untuk check up mini yang terdiri dari 3 jenis pemeriksaan dihargai sebesar
Rp284.000, sedangkan untuk check up dasar yang terdiri dari 6 jenis
pemeriksaan dihargai sebesar Rp559.000.

8. Artikel

15
Gambar II.6 Tampilan fitur Artikel

Pada aplikasi maupun website resminya, Halodoc sering kali membagi


kan artikel seputar kesehatan untuk memberikan edukasi kepada penggunany
a. Untuk memudahkan pengguna dalam mencari kategori artikel yang diingin
kan, pengguna cukup memilih tombol kategori yang tersedia. Artikel ini meru
pakan fitur gratis yang diberikan oleh Halodoc setiap harinya dan dapat diaks
es kapan pun.

C. Brand Image
Secara harfiah, merek ialah kata benda dan kerap terkait dengan
produk/jasa. Kotler dan Keller (2007) memaparkan bila merek sebagai
istilah, nama, tanda, susunan, ataupun rancangan dari semuanya guna
mengenali produk/jasa dari penjual, serta agar bisa membedakan diri dari
produk pesaing lainnya. Dengan begitu, merek mengenali produsen atau

16
penjual melalui produk/jasa. Wheeler (2006) menuturkan bila merek
merupakan nukleus (pusat) dari penjualan maupun aktivitas pemasaran,
menciptakan, pengoptimalan kesadaran, serta kesetiaan konsumen jika
terkelola secara terstruktur. Kartajaya (2010) menuturkan bila merek
sebagai aset yang menghasilkan nilai untuk konsumen melalui peningkatan
rasa puas dan penghargaan kepada mutu dari produk atau jasa yang
diciptakan. Namun, merek pun terkait dengan kriteria visual, kredibilitas,
persepsi, logo, citra, karakter, serta asumsi pembeli terkait produk atau jasa
itu. Merek yang baik bisa berbeda dengan merek milik pesaingnya. Kotler
(2005) menuturkan bila pemaknaan merek terbagi atas empat tingkat,
meliputi:
1. Atribut
Merek bisa memicu orang untuk mengingat atribut tertentu. Penggambaran
terkait sifat produk/jasa melalui merek tersebut.
2. Manfaat
Bahwa merek bukan sekadar rangkaian atribut. Para konsumen tanpa bisa
membeli atribut, namun mereka membeli manfaat, serta atribut perlu diarti
kan sebagai manfaat yang emosional maupun fungsional.
3. Nilai
Merek merepresentasikan terkait nilai konsumen. Para produsen sepatutny
a perlu mengenali secara mendetail kelompok pembeli dengan nilainya ya
ng manfaatnya diperoleh dari merek itu. Nilai perusahaan turut berperan m
embedakan satu perusahaan dengan lain perusahaan.
4. Budaya
Merek sebagai perwakilan atas kebudayaan, cerminan dari susunan
tanda, nilai, maupun perilaku perusahaan. Secara internal, budaya merek
berperan sebagai pengarah keseluruhan perilaku dan tindakan pegawai
(mitra internal), sehingga perusahaan perlu menyesuaikan kebudayaan
merek yang dipresentasikan dari merek tersebut. Secara eksternal,
budaya merek bisa dijadikan pertimbangan utama bagi konsumen guna
membeli merek produk yang bersimbol, bernilai, maupun berperilaku

17
sama seperti kebudayaan, nilai, atau perilaku mereka.
5. Kepribadian
Merek bisa memiliki daya tarik bagi seseorang yang mempunyai
kesesuaian antara penggambaran diri dengan citra merek. Merek
meramalkan kepribadian tertentu, sehingga para pembeli bisa
menangkap atau menelaah sebuah mobil dengan harga mahal dimiliki
oleh seseorang yang kaya. Merek bisa menarik orang-orang yang
dikehendaki berdasarkan pada citra merek.
6. Pengguna
Merek pun bisa memperlihatkan kesan terkait varian pelanggan yang hend
ak membeli ataupun mempergunakan produk itu. Ketika seseorang memba
yangkan suatu produk, tentu hendak menebak jenis pembeli yang mungkin
dapat dijadikan pembeli produk atau jasa itu.
Schiffman dan Kanuk (2007) menuturkan bila citra merek sebagai
asosiasi yang terkumpul terkait merek yang tersimpan di ingatan pembeli.
Faktor yang membentuk citra merek, seperti:
a. Mutu terkait dengan seberapa baik produk yang ditawarkan produsen ke
merek tertentu.
b. Terpercaya, terkait perspektif ataupun perjanjian yang terbentuk oleh m
asyarakat perihal suatu produk yang pembeli konsumsi.
c. Manfaat terkait peranan suatu produk yang digunakan pembeli.
d. Harga, terkait tinggi atau rendah dan banyak atau sedikitnya nominal ua
ng yang digunakan pembeli untuk mempengaruhi produk, termasuk me
mpengaruhi citra berjangka waktu panjang.
e. Citra pada merek tersebut, yakni perspektif, perjanjian, maupun informa
si terkait merek dari produk tertentu.
Kotler dan Keller (2013) menuturkan bila citra merek merepresenta
sikan bila sifat ekstrinsik produk atau layanan, termasuk metode merek ber
upaya memenuhi kebutuhan sosial ataupun psikologis konsumen. Pembent
ukan citra merek memiliki indikator, sesuai penuturan Aaker dan Biel (200
9), yaitu:

18
a. Corporate image (citra perusahaan) 23 Citra perusahaan merupakan ku
mpulan asosiasi yang diasumsikan pembeli atas perusahaan yang memicu
suatu barang/jasa, seperti kepercayaan, jaringan perusahaan, ataupun peng
guna.
b. Product image (citra produk) Citra produk merupakan kumpulan asosias
i yang diasumsikan pembeli atas suatu barang/jasa, seperti atribut produk a
tau jasa, manfaat untuk pembeli, dan jaminan.
c. User image (citra pengguna) Citra pengguna merupakan kumpulan asosi
asi yang diasumsikan pembeli terkait pengguna produk/jasa, seperti pengg
una dan status sosial. Brand image memiliki keterkaitan dan pengaruh terh
adap keputusan penggunaan, hal ini dikarenakan dengan brand image atau
pemikiran, persepsi dan anggapan mengenai suatu produk atau jasa yang
memberikan kesan baik dan positif akan suatu merek dan dapat tertanam d
i benak konsumen maka dapat mendorong rasa percaya untuk melakukan k
eputusan penggunaan suatu produk atau jasa, karena merek yang melekat d
i benak konsumen memiliki citra yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika br
and image atau merek memberikan kesan negatif maka konsumen juga aka
n mengalami kesulitan untuk percaya dan melakukan keputusan pengguna
an suatu produk atau jasa.

D. Brand Awareness
Shimp (2003) menuturkan brand awareness sebagai kompetensi
merek agar bisa hadir di benak pembeli saat mereka tengah memikirkan
kategori produk tertentu serta mudah atau sulitnya merek tersebut
dihadirkan. Brand awareness memiliki empat tingkatan seperti yang
dikemukakan oleh Durianto et al. (2004), empat tingkatan itu
digambarkan dalam sebuah piramida dengan urutan yaitu:
1. Unware of Brand (tidak sadar terhadap merek), merupakan tingkatan t
erendah: pembeli belum atau tidak sadar dengan suatu merek.
2. Brand Recognition (mengenali merek), ialah tingkatan minimal yang b
erarti kompetensi pembeli dalam mengenali suatu produk saat mereka

19
melihat produk tersebut.
3. Brand Recall (mengingat ulang merek), sebagai kemampuan konsume
n untuk mengingat kembali suatu merek tanpa adanya bantuan.
4. Top of Mind (puncak pikiran), merupakan tahap dimana pembeli akan
merepresentasikan merek yang diingat pertama kali, atau merek itu seb
agai merek utama dari bermacam merek di pikiran pembeli.

Gambar II.7. Piramida brand awareness


Keller melalui buku alih bahasa Soehadi (2005), menuturkan bila
guna melakukan pengevaluasian sejauh mana pembeli peduli dengan merek,
ada empat indikatornya, seperti:
a. Recall
Sejauh mana pembeli bisa mengingat saat mereka menerima
pertanyaan terkait merek yang hendak mereka ingat.
b. Recognition
Sejauh mana pembeli bisa mengenali merek itu tergolong ke salah
satu kategori.
c. Purchase
Sejauh mana pembeli mencantumkan salah satu merek ke pilihan
saat mereka hendak membeli produk/jasa.
d. Consumption
Sejauh mana pembeli mengingat merek saat mempergunakan
produk/jasa milik kompetitor.
Kesadaran merek (brand awareness) ialah kemampuan suatu merek

20
dari produk yang bisa pembeli ingat kembali dari promosi ataupun dari
merek yang telah terkenal, serta sebagai pioneer di telinga pembeli.
Kesadaran merek merepresentasikan eksistensi merek dari suatu produk di
benak pembeli, sehingga bisa dijadikan kunci guna menunjang keputusan
penggunaan jasa/produk.

E. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian


Teori penghubung antara brand image dan keputusan pembelian dapat
dikutip dari Aaker dalam Vranesevic, 2003 “Menciptakan kesan menjadi
salah satu karakteristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu
melalui pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat.
Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan
image dari produk itu sendiri di benak konsumen dan menjadikan motivasi
dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk, menunjukkan bahwa
brand image berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian
produk Sehingga brand image menjadi salah satu faktor dalam menentukan
tinggi rendahnya tingkat keputusan pembelian.

F. Pengaruh Brand Awareness dan Brand Image Terhadap Keputusan


Pembelian
Untuk menjamin terjadinya keputusan pembelian akan produk atau
jasa yang dimiliki, perusahaan harus memperhatikan brand awareness dari
mereknya. Dengan memberikan terpaan berulang-ulang mengenai merek
kepada konsumen melalui berbagai media yang ada, perusahaan akan dengan
mudah meningkatkan kesadaran konsumen akan merek tersebut. Apabila
konsumen mengenal suatu merek melebihi pesaingnya, maka konsumen akan
memikirkan merek tersebut sebagai yang pertama kali muncul di benaknya.
Selain itu perusahaan juga perlu memperhatikan brand image yang dimiliki,
dengan harapan bisa mendapatkan kepercayaan konsumen. Dalam
meningkatkan rasa percaya konsumen dan citra dari sebuah merek,
perusahaan bisa memberikan pelayanan yang cepat serta tanggap, membuat
harga produk atau layanannya menjadi lebih terjangkau, dan meningkatkan

21
kualitas dari produk atau layanannya. Merek yang dipercaya dan memiliki
citra yang baik pada pandangan konsumen memiliki peluang untuk lebih dulu
dipilih dan digunakan.

G. Perilaku Konsumen
Kotler dan Keller (2008) menuturkan bila perilaku seorang
konsumen merupakan suatu penelitian terkait cara seseorang sekelompok
atau organisasi membeli, memilih, maupun mempergunakan barang/jasa
guna memberi rasa puas bagi keinginan ataupun kebutuhan konsumen.
Kotler menyebut bila faktor penting yang memberi pengaruh bagi perilaku
pembelian konsumen ialah kebudayaan, sosial, personal, maupun
psikologi, yaitu
1. Kebudayaan
Faktor budaya mempengaruhi dengan cakupan luas dan mendalam bagi
perilaku konsumen. Sepatutnya pemasar perlu paham dengan peranan
yang kebudayaan, sub-budaya, maupun kelas sosial pembeli.
2. Sosial
Perilaku pada diri seorang pembeli yang terpengaruh oleh faktor sosial,
meliputi perilaku kelompok acuan (kelompok rujukan), fungsi, keluarga,
maupun status sosial pembeli.
3. Personal
Keputusan pada diri konsumen pun terpengaruh oleh kriteria personal,
seperti umur dan siklus kehidupan konsumen, situasi perekonomian, mata
pencarian, gaya hidup, kepribadian, maupun konsep diri.
4. Psikologis
Pilihan konsumen terpengaruh oleh lima faktor psikologis, seperti sudut
pandang, dorongan, pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Keputusan
Penggunaan
Peter dan Olson (2013) memaparkan terkait keputusan untuk
menggunakan sebagai tahap mengintegrasikan pengetahuan dan
pengevaluasian dua atau banyak alternatif, serta menentukan salah satu.

22
Hasil dari pengintegrasian itu sebagai pilihan kognitif yang
memperlihatkan maksud perilaku. Intensi/maksud perilaku sebagai
perencanaan guna berperilaku, bisa satu ataupun lebih. Kotler dan Keller
(2009) memaparkan bila terdapat lima tahapan dalam memutuskan untuk
menggunakan.
1. Pengenalan Masalah
Menentukan keputusan untuk menggunakan berawal dari proses
mengenali permasalahan. Blackwell, et al. (2012) memaparkan bila
mengenali permasalahan hadir sebagai dampak dari seseorang yang
merasa ada perbedaan dari keinginan mereka dengan kondisi
sebenarnya. Dengan mengenali permasalahan, pembeli perlu
menemukan solusi paling baik terkait jasa/produk yang mereka
perlukan.
2. Pencarian Informasi
Sesudah mengenali permasalahan, pembeli memulainya dengan
memperoleh informasi dan solusi guna memberi kepuasan bagi
kebutuhan yang belum mereka dapatkan. Blackwell, et al. (2012)
memaparkan bila dalam mencari informasi bisa terlaksana secara
internal maupun eksternal. Pencarian internal bisa berwujud
pengambilan informasi dari dalam memori. Lalu, pencarian eksternal
bisa berwujud pengumpulan informasi terkait produk dari keluarga
ataupun pasar.
3. Evaluasi alternatif.
Kotler dan Keller (2009) memaparkan bila terdapat beragam
konsep dasar untuk bisa memberi bantuan bagi pembeli dalam
memahami proses pengevaluasian. (1) Pembeli berupaya memuaskan
kebutuhan; (2) Berupaya memperoleh manfaat atribut dari solusi
produk; (3) Pembeli mencermati tiap produk sebagai atribut dengan
bermacam kompetensi untuk mengirimkan manfaat agar bisa
memberikan kepuasan terkait kebutuhan. Para pembeli bisa
memperhatikan ke atribut yang memberikan manfaat maupun bisa

23
mencukupi kebutuhannya.
a. Keputusan Pembelian
Terpengaruh oleh dua faktor umum, seperti kondisi yang
tidak terantisipasi dan sikap lain orang. Sikap lain orang bisa
berperan untuk mempengaruhi seseorang selama menetapkan
keputusan pembelian. Pembeli hendak menimbang intensitas sikap
buruk lain orang dengan alternatif yang mereka sukai. Makin intens
sikap buruk pada diri lain orang, tentu hubungan orang itu makin
dekat dengan pembeli, berarti makin besar juga pembeli untuk
menyesuaikan minat membelinya.
Faktor kondisi yang tidak terantisipasi bisa berwujud risiko pada
pilihan lain pembeli. Perihal ini bisa memicu pembeli
mempertimbangkan kembali pilihan yang mereka putuskan (Kotler
dan Keller, 2009)
b. Perilaku Pasca-Pembeli
Blackwell, et al (2012) memaparkan bila perilaku sesudah meng
gunakan memberi peluang bagi pembeli merasa puas atau ketidakpuasa
n terhadap produk yang mereka dapat/beli. Rasa puas bisa muncul saat
ekspektasi pembeli sesuai dengan kinerja yang mereka rasakan. Jika pe
ngalaman maupun kinerja yang pembeli rasakan tidak sesuai ekspektas
i, maka mereka akan merasa tidak puas. Pembeli yang berpuas diri berp
otensi besar melakukan pembelian ulang suatu produk. Komunikasi p
emasaran amat dibutuhkan agar bisa mencari tahu pengevaluasian dan
keyakinan yang bisa menguatkan pilihan pembeli, serta membantunya u
ntuk merasakan kenyamanan jika menggunakan produk itu.

H. Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian yang se
belumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa puas untuk selanju
tnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesem
patan berikutnya. Konsumen yang melakukan pembelian ulang atau konsumen
yang loyal merupakan asset berharga bagi perusahaan, karena banyak keuntung
24
an yang diperoleh dari adanya konsumen yang melakukan pembelian ulang. Da
pat dikatakan jika nilai dari konsumen yang loyal sangat penting bagi perusaha
an, maka dari itu penting bagi perusahaan untuk membuat konsumen yang mel
akukan pembelian kemudian bisa membeli lagi. Perusahaan yang mampu bersa
ing dalam hal ini adalah perusahaan yang dapat tetap menjaga keberlangsungan
usaha, salah satunya dengan cara mempertahankan pelanggannya. Perusahaan
yang dapat bertahan dan berkembang perlu memahami perilaku konsumennya,
sehingga pada akhirnya perusahaan mampu mempertahankan dan meningkatka
n pelanggan agar tetap melakukan pembelian produk di perusahaan (Kusdyah,
2012). Hal itu merupakan tantangan bagi perusahaan yang harus diupayakan un
tuk kelangsungan hidup perusahaan. Karena tanpa adanya pelanggan yang mel
akukan pembelian ulang (repurchase), maka sebuah perusahaan tidak akan bisa
menjaga keberlangsungannya. Disamping itu akan dibutuhkan biaya yang 2 leb
ih besar untuk mencari pelanggan baru, sehingga akan lebih efektif dan lebih m
udah apabila perusahaan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Minat pe
mbelian ulang (online repurchase intention) adalah perilaku yang muncul seba
gai respon terhadap objek. Minat pembelian ulang menunjukkan keinginan pela
nggan untuk melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang. Perila
ku pembelian ulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas merek. Akan teta
pi, ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas untuk mencerminkan komi
tmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku pembelian ulang semat
a-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali.

I. HIPOTESIS
Hipotesis ialah hubungan yang diperkirakan secara logis dari dua atau
lebih variabel yang diungkapkan ke dalam bentuk pernyataan yang bisa teruji
(Uma Sekaran, 2009). Hubungan itu diperkirakan berdasarkan jaringan
asosiasi yang dirumuskan bagi studi penelitian. Melalui pengujian hipotesis
dan memberi penegasan atas prediksi keterkaitan, diharapkan bisa
memperoleh solusi guna mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.
Pengembangan hipotesis berdasarkan rumusan masalah maupun kerangka

25
teori yang telah diuraikan, sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis,
seperti:
H1. Terdapat Pengaruh Brand Awareness terhadap keputusan p e m b e l i a n
m e l a l u i penggunaan layanan Halodoc sebagai layanan konsultasi ke
sehatan pasein di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Sela
tan.
H2. Terdapat Pengaruh Brand Image terhadap keputusan p e m b e l i a n
m e l a l u i penggunaan layanan Halodoc sabagai layanan konsultasi kes
ehatan pasien di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selat
an.
H3. Terdapat Pengaruh Brand Awareness terhadap pembelian ulang di Apot
ek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
H4. Terdapat Pengaruh Brand Image terhadap pembelian ulang di Apotek Ha
lodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.
H5. Terdapat Pengaruh keputusan p e m b e l i a n m e l a l u i penggunaan
layanan halodoc sebagai layanan konsultasi pasien terhadap pembelian
ulang di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta Selatan.

26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode yang digunakan

Penelitian ini explanatory, yang berarti untuk memperjelas


keterkaitan dan pengaruh antara variabel bebas (X1: Brand Awareness;
X2: Brand Image) terhadap variabel terikat (Y: Keputusan p e m b e l i a n
dan Z: pembelian ulang) yang menjadi penghubung uji hipotesis yang
sudah terumuskan.

B. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2018), konsep merupakan abstraksi (intisari/ri


ngkasan) yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Sehingga,
konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk yang dikenal dengan
istilah variabel. Menurut Sugiyono (2018) kerangka konseptual merupakan si
ntesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang t
elah dideskripsikan. Setelah membaca landasan teori dari penelitian terdahulu
mengenai anatara variabel terikat terhadap variabel bebas. variabel bebas (X1:
Brand Awareness; X2: Brand Image) terhadap variable terikat (Y: Keputus
an p e m b e l i a n dan Z: pembelian ulang).

27
Kemampuan mengingat
merek dalam level
top of mine Pembelian kembali dengan prodak yang
sama di masa mendatang
Jumlah pembelian
Kemampuan mengenali
merek
BRAND
AWARNESS(X1)
Kemampuan konsumen H3
dalam mengingat
kembali merek

H1
Memiliki ciri khas

KEPUTUSAN H5 PEMBELIAN
PEMBELIAN(
ULANG(Z)
Y)

H2

H4
Keunggulan asosiasi merek
Kekuatan asosiasi merek BRAND IMAGE (X2)
Keunikan asosiasi merek

Kemantapan membeli setelah mengetahui


informasi prodak
Memutuskan membeli karena merek yang
paling disukai
Mebeli karena sesuai dg keinginan
Mebeli karena rekomendasi dari orang lain

Gambar III.1 Karangka Konsep Penelitian

28
C. Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan terkait makna dari variabel
penelitian yang dijadikan sebagai batasan dan diukur menggunakan indikator.
Adapun definisi operasional pada variabel-variabel dalam penelitian ini ialah:
Alat
No Variabel Defenisi Operasional Indikator Ska
Ukur
1 Keputusan Praktik penggunaan Kemudahan akses Kuisoner Skala Liker
pembelian teknologi untuk Respon tenaga kesehatan 1: Sangat T
melalui memberikan pelayanan Kemantapan membeli setelah setuju
layanan kesehatan secara jarak jauh. mengetahui informasi prodak 2: Tidak se
halodoc Memutuskan membeli karena 3: Ragu-rag
(telemedisine 4: Setuju
merek yang paling disukai
) 5: Sangat S
Mebeli karena sesuai dg kein
ginan
2 Brand Kemampuan dari Kemampuan mengingat Kuisoner Skala Liker
Awareness pelanggan potensial untuk merek dalam level top of 1: Sangat T
mengenali dan mengingat mine setuju
suatu merek dalam kategori Kemampuan mengenali 2: Tidak se
tertentu merek 3: Ragu-rag
Kemampuan konsumen 4: Setuju
dalam mengingat kembali 5: Sangat S
merek
Memiliki ciri khas
3. Dampak Keputusan pembelian meru Pembelian kembali dengan p Kuisoner Skala Liker
pembelian bagian dari perilaku rodak yang sama di masa me 1: Sangat T
ulang konsumen perilaku ndatang setuju
konsumen yaitu studi 2: Tidak se
tentang bagaimana Jumlah pembelian 3: Ragu-rag
individu, kelompok, dan   4: Setuju
organisasi memilih, 5: Sangat S
membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang,
jasa, ide atau pengalaman
untuk memuaskan
kebutuhan mereka 
4 Brand image Keunggulan asosiasi merek Kuisoner Skala Liker
Kekuatan asosiasi merek 1: Sangat T
Keunikan asosiasi merek setuju
2: Tidak se
3: Ragu-rag
5: Sangat S

29
Tabel 3.2 Defenisi Operasional

D. Jenis Penelitian
Jenis data yang ada di penelitian ini ialah data kuantitatif. Penelitian k
uantitatif ialah untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti hubungan an
atar variabel. Variabel tersebut dapat di ukur dengan instrumen penelitian sehi
ngga data yang terdiri dari angka dapat di analisis berdasarkan statistik mengg
unakan aspek pengukuran perhitungan dan rumus. Penelitian ini di desain unt
uk melihat pengaruh variabel bebas (X1: Brand Awareness; X2: Brand Imag
e) terhadap variable terikat (Y: Keputusan p e m b e l i a n dan Z: pembelian ul
ang). Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi di Apotek Medika Primama Jagakarsa Jakarta Selatan dan wak
tu Penelitian ini melalui berbagai tahapan kegiatan mulai Februari- Maret 202
3.

F. Populasi dan Sampel.


Menurut Sugiyono (2019) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien halodoc
Sampel ialah bagian dari populasi yang dianalisis. Sugiyono (2010)
menuturkan bila sampel sebagai bagian dari kriteria/jumlah di populasi
tertentu. Pada penelitian ini menggunakan rumus slovin untuk menentukan
N
jumlah sampel : n=
Nd +1
Keterangan = n : Ukuran sampel
N : ukuran populasi (jumlah pelanggan halodoc 450 X 30 hari)
d : Tingkat kesalahan atau tidak ketelitian pengambilan sampel
yang masih dapat ditoleransi sebesar 5%

30
n = 13.500/13.500x0,05+1
n =13.500/13.500x0,0025+1
n =388

Untuk menetapkan jumlah sampel dari suatu populasi yang tidak


dapat diidentifikasi secara pasti jumlahnya, maka jumlah sampel tersebut
dapat ditetapkan secara langsung sebanyak 211 orang. Sampel berjumlah
211 telah mencukupi persyaratan untuk disebut representatif. Atas dasar
itulah, jumlah sampel pada penelitian ini ialah 211 responden yang cukup
berperan sebagai wakil untuk diteliti seluruh populasi menjadi sampel
(Sugiyono, 2019).

G. Instrumen Penelitian/ Teknik Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ilmiah. Hasil instrumen penelitian ini dianalisis sesuai dengan meto
de penelitian yang sudah ditetapkan. Penelitian kualitatif dan kuantitatif memi
liki perbedaan pendekatan. Penelitian kualitatif menggunakan wawancara sed
angkan penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian angket, kuesi
oner.Kuisoner berisikan sejumlah item pernyataan tertulis, dimana responden
diminta untuk memberikan tanggapan sesuai dengan presepsi mereka tentang
iem-item yang berkaitan. Pengukuran variable dalam penelitian ini akan
menggunakan skala linkert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena
social (Sugiyono, 2019).

Pilihan Jawaban Keterangan Skor


SJ Sangat Setujuh 5
S Setujuh 4
KS Kurang setujuh 3
TS Tidak setujuh 2
SKS Sangat kurang setujuh 1

Tabel III.3. Kategori dan Bobot Pengukuran data

31
Setelah data didapat, langkah berikutnya ialah pengolahan data.
Metode dalam pengolahan data pada penelitian ini ialah:
1. Editing
Sebagai sebuah tahap dalam penelitian untuk pemeriksaan,
pengoreksian, hingga konsistensi dari data yang tersusun agar bisa mencari
tahu jawaban responden atas pernyataan yang diajukan kira-kira telah
lengkap ataukah terdapat kekurangan data
2. Coding
Tahap memberikan tanda atau simbol untuk data yang berkategori
sama agar bisa diklarifikasikan maupun dikelompokkan sesuai kategori
yang sudah ditentukan.
3. Scoring
Tahap memberi skor untuk jawaban kuesioner. Scoring dilakukan
untuk memudahkan peneliti menganalisis dan pengolahan data.
4. Tabulating
Sebagai aktivitas penyajian data berbentuk tabel. Pemakaian tabel
ini bertujuan agar mempermudah mengkaji data yang didapat dan
mempermudah menyajikan maupun mengolah data itu.
Teknik dalam mengumpulkan data yang digunakan pada penelitian ini, ialah:
1) Kuesioner
Sugiyono (2012) menuturkan bila kuesioner merupakan upaya
pengumpulan informasi melalui pemberian pertanyaan untuk dijawab oleh
responden. Kuesioner yang diajukan kepada responden berupa lembaran
yang diberikan secara langsung serta online yang menggunakan bantuan
internet.
2) Data Sekunder
Ialah data yang berisi informasi maupun teori yang menunjang
penelitian, dan mengenai objek yang dianalisis. Data tersebut didapat
melalui karya ilmiah, internet, buku-buku, dan berbagai sumber lainnya.
Beberapa penyesuaian itu di antaranya seperti kuesioner yang akan dibuat
dan disebarkan secara online.

32
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Metode analisis data merupakan pemahaman bagi penelitian yang
ditunjuk agar dapat memberi jawaban atas pertanyaan demi menjelaskan
peristiwa yang terjadi. Analisis data pada penelitian ini ialah kualitatif dan
kuantitatif.
a. Analisis kualitatif ialah analisis data dalam bentuk keterangan mengenai k
asus yang terkait dengan variabel yang dianalisis. Analisis ini bermaksud a
gar bisa menjabarkan keterkaitan pada setiap variabel penelitian.
b. Analisis kuantitatif sebagai analisis data dalam bentuk angka yang tersusu
n ke tabel dan hitungannya mempergunakan uji statistik (SPSS) untuk men
guji pengaruh antar variabel pada penelitian.
Uji Kelayakan Kuisoner
a. Uji Validitas
Uji validitas berguna agar bisa menentukan valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dianggap sah jika pertanyaan pada kuesioner
bisa mengungkapkan sesuatu yang akan terukur oleh kuesioner itu
(Ghozali, 2009). Pengukuran pada penelitian ini mempergunakan
perangkat lunak statistik, yaitu SPSS for windows. Kuesioner dianggap
valid apabila corrected item-total correlation (hitung) lebih dari r tabel,
serta tidak valid bila r hitung kurang dari r tabel.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan instrumen pengukuran kuesioner sebagai
indikator variabel. Suatu kuesioner dianggap reliabel/terpercaya bila
jawaban seseorang atas pernyataan bersifat konstan atau konsisten dari
tiap waktu. Uji reliabilitas ini menggunakan teknik analisis Cronbach
Alpha dengan mempergunakan software SPSS for windows.
Variabel dianggap reliabel bila nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60
Variabel dianggap tidaklah reliabel bila nilai Cronbach Alpha (α) < 0,60

33
H. Rancangan analisis data

PENGURUSAN SURAT IZIN PENELITIAN

PENGAMBILAN DATA DARI APOTEK HALODOC

SESUAI KRITERIA SAMPEL

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL PENELITIAN

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA

34
BAB IV

BAHAN, ALAT PENELITIAN DAN PROSEDUR

A. Bahan dan Alat Yang Digunakan


Bahan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Apotek Medika Prima
Jakartan Selatan. Alat yang digunakan adalah telpon genggam atau komputer.

B. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini skema penelitian dimulai dari: Pertama, persiapa
n administrasi berupa ijin penelitian dan peralatan bantu penelitian. Kedua, p
engurusan izin penelitian di Apotek Halodoc Medika Prima Jagakarsa Jakarta
Selatan. Ketiga, pelaksanaan penelitian. Keempat, analisis deksriptif. Kelima,
pembahasan data dan penyusunan laporan. Keenam, kesimpulan dan saran.

C. Cara Pengolahan dan Analisis Data


Metode analisis data merupakan pemahaman bagi penelitian yang
ditunjuk agar dapat memberi jawaban atas pertanyaan demi menjelaskan
peristiwa yang terjadi. Analisis data pada penelitian ini ialah kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis kualitatif ialah analisis data dalam bentuk keterangan mengenai
kasus yang terkait dengan variabel yang dianalisis. Analisis ini bermaksu
d agar bisa menjabarkan keterkaitan pada setiap variabel penelitian.
2. Analisis kuantitatif eksploratif sebagai analisis data dalam bentuk angka
yang tersusun ke tabel dan hitungannya mempergunakan uji statistik (SP
SS) untuk menguji pengaruh antar variabel pada penelitian
3. Analisis deskriptif.

D. Jadwal Penelitian
Penelitian ini melalui berbagai tahapan kegiatan mulai dari perencanaan, peng
umpulan data, analisis data, penulisan dan publikasi memerlukan waktu 2 bul
an.

35
E. Izin Penelitian
Permintaan izin penelitian dilakukan untuk Apotek Halodoc Medika Prima Ja
gakarsa Jakarta Selatan yang merupakan tempat dilakukannya penelitian. Izin
penelitian telah diberikan oleh Manager Area Apotek Halodoc Medika Prima
Jagakarsa Jakarta Selatan.

F. Etika Penelitian
Panduan Etik Penelitian Kesehatan merupakan acuan bagi komisi etik atau pi
hak yang diberi kewenangan untuk menilai penelitian kesehatan apakah layak
etik atau tidak. Panduan Etik Penelitian Kesehatan umumnya disebut dengan
panduan etik. Peneliti dituntut untuk selalu melakukan pertimbangan dan kep
utusan etik. Penelitian ini tidak memerlukan etik penelitian.

36
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. (2008). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama.

Andoro, Faigola dan Prasetiono. 2018. Pengembangan e-Health Berbasis Android


sebagai Sistem Layanan Kesehatan yang Efektif, Efisien, Manusiawi da
n Tanpa Diskriminasi. Prosiding SNATF Ke-5.

Alhaddad, A. A. (2015). The Effect of Advertising Awareness on Brand Equity in


Social Media. International Journal of e-Education, e-Business, eManage
ment and e-Learning, 5, 73-84. APJII. (2020). Laporan Survei Internet

Anwar, A. (2013). Aspek Hukum Penggunaan Telemedicine. In FIKI 2013.

APJII 2019-2020 (Q2). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

B. Ilham Ramadhan, and T. Pradekso. 2020. Hubungan Antara Terpaan Iklan Apl
ikasi Halodoc Dan Terpaan Persuasi Reference Group Dengan Minat U
ntuk Aplikasi Halodoc Sebagai Sarana Konsultasi Dengan Dokter. Inter
aksi Online, vol. 9, no. 1, Hal. 130-140.

Ekawati, S. (2015). Pengaruh Brand image, Brand Awareness, dan Kualitas Produ
k terhadap Keputusan Pembelian Produk Planet Popcorn pada Mahasisw
a Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta. Jurnal Ekonomi,
414-427.

Ghozali. (2013a). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23


(7th ed.). Semarang: Universitas di Ponegoro.

Hardjanti, Adiati. 2011. Peran Brand Image, Trust, dan Awareness Terhadap
Behavioral Intention Melalui Brand Preference, Customer Perceived
Value dan Satisfaction. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No.2,
Agustus 2011 p.81 – 92. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.

Iqbal, Muhammad & Husin.2017. Analisis Perbandingan Kualitas dan Fasilitas


WEB Konsultasi Kesehatan Dengan Pendekatan Pieces Framework. Jurn
al Mikrotil Vol 7 No 2 Desember 2017 (Hal 62-70).

Jamil, M., Khairan, A., & Fuad, A. (2015). Implementasi Aplikasi Telemedicine
Berbasis Jejaring Sosial dengan Pemanfaatan Teknologi Cloud Computin
g. Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN), 1(1).

Liansyah, Tita Menawati & Hendra Kurniawan. 2015. Pentingnya Komunikasi D


alam Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol
15 No 2 Agustus 2015 ( Hal 120-124).

37
Mangkunegara, C. N., Azzahro, F., & Handayani, P. W. (2019). Analysis Of Fact
ors Affecting User’s Intention In Using Mobile Health Application: A Ca
se Study Of Halodoc In 2018. International Conference On Advanced Co
mputer Science And Information Systems, Icacsis 2018.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). In PT. Re


maja Rosda Karya (hal. 424).

McLuhan, Marshall. 1994. Understanding Media: The Extension of Man. Londo


n: The MIT Press.

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunika


si. Bandung:Alfabeta.

Nusantarapos. (2021, Maret 1). Peluncuran Aplikasi Good Doctor, Raisa dan Ham
ish Daud Jadi Brand Ambassador. Diambil kembali dari Nusantarapos: ht
tps://nusantarapos.co.id/kesehatan/63744/01/03/2021/peluncuranaplikasi-
good-doctor-raisa-dan-hamish-daud-jadi-brandambassador/#:~:text=Di%
20kesempatan%20yang%20sama%20dalam,Bra nd%20Ambassador%20
Good%20Doctor%20Indonesia.

Oktavia, Dea Imarotunnisa. Fortuna Zain Hamid & Ni Made Widhi. 2020. Pengar
uh Kredibilitas Perusahaan Terhadap Kepercayaan Konsumen Pada Pe
nggunaan Aplikasi Kesehatan Halodoc. Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif (SENTRINOV) ke-6 Volume 6 No 2. Hal 239-245.

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. (D.
T. Dwiandani, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.

Prama, N. (2019, Oktober 30). Halodoc Jadi Aplikasi Populer Untuk Mencari Info
rmasi Kesehatan. Diambil kembali dari Nextren: https://nextren.grid.id/re
ad/011902663/halodoc-jadi-aplikasi-populeruntuk-mencari-informasi-kes
ehatan?page=all

Top Brand. (2021). Top Brand Index Aplikasi Kesehatan Online. Diambil kembal
i dari Top Brand Award: https://www.topbrand-award.com/top-brandinde
x/?tbi_find=halodo

Tingkir, F.C. 2014,”Pengaruh identitas merek terhadap loyalitas merek melalui


citra merek dan kepercayaan merek ”, Jurnal manajemen pemasaran,
Vol. 8, No. 2,pp.62-69.

Sugeng Pujileksono. 2015. “Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif”. Mala


ng: Kelompok Intrans Publishing.

38
Top Brand. (2021, 05 07). Metodologi Survei. Diambil kembali dari Top Brand A
ward: https://www.topbrand-award.com/metodologi-survei/

Tanudjaya, P., K. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Klinik Gigi Terhadap Kep
uasan Dan Kepercayaan Pasien Sehingga Meningkatkan Keinginan Untu
k Berobat Kembali. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa. Doi: 10.25
105/Jmpj.V7i1.520.

Yaphyaputra, V. (2018). Pengaruh Brand Awareness dan Brand image terhadap K


eputusan Pembelian di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis,
138-145.

LAMPIRAN

39
Data Responden Kuesioner
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan saya :
Nama : Nur Afni Syariah Nasar
Npm : 5420221084
Peminatan : Magister Bisnis Farmasi
Melaksanakan penelitian oleh karena itu, mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
untuk meluangkan waktunya dalam mengisi daftar pernyataan di bawah ini sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Semua keterangan dan jawaban yang diberikan
semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian, sehingga akan dijaga
kerahasiaannya. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Identitas Responden :
1) Nama :
2) Usia :
3) Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan
4) Pendidikan Terakhir :
SD SMP SMA S1 S2/S3 Lainnya:
__________
5) Pekerjaan :
Pelajar /Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta
Wirausaha Lainnya: __________
6) Aplikasi teknologi kesehatan selain Halodoc yang pernah saya gunakan:
Alodokter KlikDokter Good Doctor Lainnya: __________

Tabel Data Responden

40
Responde Usia (23-50 Jenis Pendidikan Pekerjaa
Aplikasi
n Tahun) Kelamin Terakhir n

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan yang diguanakan dalam penelitaian. Pi
lihan Jawaban Keterangan SS Sangat Setuju S Setuju C Cukup TS Tidak Setuju S
TS Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban Keterangan


SJ Sangat Setujuh
S Setujuh
KS Kurang setujuh
TS Tidak setujuh
SKS Sangat kurang setujuh

Alternatif Jawaban
No Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
BRAND AWWARNES
1 Saat mendengar kata “konsultasi online” ata
u “aplikasi kesehatan”, Apakah Halodoc ad
alah layanan yang pertama kali muncul di b
enak anda ?
2 Apakah anda mengetahui aplikasi Halodoc
sebagai teknologi baru di dunia kesehatan ?
3 Apakah Halodoc merupakan layanan teleko
nsultasi yang lebih dikenal dibandingkan la
yanan serupa lainnya ?
4 Apakah andah lebih memilih
menggunanakan layanan halodoc di
bandingkan layanan serupa lainnya ?
5 Apakah Layanan Halodoc adalah yang terb
aik setelah anda menggunakan layanan seru
pa lainnya?
BRAND IMAGE
6 Apakah Halodoc merupakan perusahaan de

41
ngan reputasi yang baik ?
7 Apakah Halodoc memiliki logo perusahaan
yang menarik dan mudah dikenal ?
8 Apakah Harga dari layanan yang tersedia di
Halodoc terjangkau?
9 Apakah Pelayanan yang diberikan Halodoc
sangat memuaskan ?
10 Apakah Halodoc sangat bermanfaat untuk k
ebutuhan kesehatan anda ?
KEPUTUSAN PEMBELIAN
11 Menurut anda apakah Layanan Halodoc
dapat digunakan oleh semua kalangan ?
12 Apakah Layanan yang anda inginkan
seringkali tersedia di Halodoc ?
13 Apakah anda berkeinginan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan melalui layanan
Halodoc ?
14 Apakah anda memutuskan untuk
menggunakan layanan Halodoc setelah
mengevaluasi beberapa alternatif yang
ada ?
15 Apakah anda yakin dengan kualitas
pelayanan yang diberikan Halodoc ?
16 Apakah anda yakin dengan keputusan anda
dalam menggunakan layanan Halodoc ?
PEMBELIAN ULANG
17 Apakah Pelayanan yang diberikan Apotek
medika prima jagakarsa Halodoc sangat me
muaskan ?
18 Apakah obat yang anda inginkan seringkali
tersedia/Lengkap di Apotek medika prima
jagakarsa Halodoc?
19 Apakah Lokasi Apotek mudah di akses ?
20 Apakah Apotek memberikan Promo/diskon
saat melakukan pembelian ?
21 Apakah Pelayanan di apotek medika prima
jagakarsa Cepat/Fast Respon kepada
pasien ?

42

Anda mungkin juga menyukai