Anda di halaman 1dari 6

ANTIBODI

(SUB-CPMK 3)

Dosen Pengampu: NI MADE RANINGSIH, S.PD., M.SI

OLEH :

NI LUH AYU SURYA DIANTI (20089016003)

LUH ADE DIAN MARTINES (20089016005)

KOMANG PREMA RIMBA PORTUNA (20089016010)

NYOMAN TRIANA SARI (20089016017)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2022
RANGKUMAN MATERI

ANTIBODI

Antibodi merupakan suatu zat yang dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein
darah jenis gama-globulin dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menetralisir benda asing, seperti bakteri dan virus serta berfungsi utnuk
melindungi dan melawan infeksi serta radikal bebas penyebab penyakit pada tubuh.

 FUNGSI ANTIBODI MEMILIKI 3 FUNGSI UTAMA:


1) Antibodi disekresi ke dalam darah dan mukosa, di mana mereka mengikat dan
menonaktifkan zat asing seperti patogen dan racun (untuk menetralisasi).
2) Antibodi mengaktifkan sistem komplemen untuk menghancurkan sel bakteri dengan
lisis (melubangi dinding sel).
3) Antibodi memfasilitasi fagositosis zat asing oleh sel fagosit (opsonisasi).

 JENIS-JENIS ANTIBODI
Berikut adalah beberapa jenis-jenis antibodi diantaranya yakni

1. Immunoglobulin G (IgG)

Antibodi IgG merupakan jenis antibodi yang paling banyak dalam darah dan
cairan tubuh lainnya. Antibodi ini melindungi Anda dari infeksi dengan “mengingat”
kuman yang telah Anda hadapi sebelumnya. Jika kuman tersebut kembali, maka
sistem kekebalan tubuh Anda akan menyerang mereka. Tipe antibodi IgG
mempunyai efek yang tinggi dalam pertahanan tubuh atas bakteri dan virus, dan juga
menetralkan asam yang ada didalam racun antigen. Selain itu, antibodi IgG memiliki
kemampuan khusus untuk menembus sel dan menyelinap di antara mereka dan
menghilangkan bakteri yang menyerang sel dan kulit. Antibodi jenis ini juga dapat
menembus masuk pada plasenta ibu hamil untuk melindungi janin dari kemungkinan
infeksi, merupakan satu-satunya immunoglobin yang mampu melewati plasenta.

2. Imunoglobulin A (IgA)

Imunoglobulin A  biasanya ditemukan di dalam tubuh, termasuk keringat, air


mata, air ludah darah, kantung udara, lendir, jus lambung dan sekresi usus.  serta
membantu dalam membentuk kekebalan pasif pada bayi Hal ini disebabkan oleh
sifat yang sama dengan bakteri, yang suka menjadikan daerah basah sebagai markas
mereka. Imunoglobin jenis antibodi ini dapat melindungi janin dalam kandungan ibu
sehingga tidak ada antigen yang dapat mengganggu tubuh janin yang dapat
menyerang. Namun, antibodi IgA dalam tubuh ibu menghilang ketika bayi lahir.
Namun karena kandungan IgA dalam ASI, bayi terus menerima perlindungan.

3. Imunoglobulin M (IgM)
Tubuh Anda membuat antibodi IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri
atau kuman lainnya, sebagai garis pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi.
Tingkat IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian
perlahan men Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi,
menandakan adanya infeksi yang masih aktif. Janin dalam rahim akan memperoleh
perlindungan dari IgM selama sekitar 6 bulan. Produksi IgM meningkat dalam
kendali antigen. Jadi jika Anda ingin melihat apakah janin terinfeksi atau tidak,
Anda dapat melihat tingkat IgM dalam darah.

4. Imunoglobulin D (IgD)

Antibodi ini ada pada dalam darah, kelenjar getah bening dan pada permukaan
sel B. Antibodi IgD tidak dapat bekerja sendiri tetapi melekat pada permukaan sel T,
membantu sel T untuk menangkap antigen. Ditemukan di permukaan limfosit B
antibodi ini berperan dalam respons kekebalan tubuh.

5. Imunoglobulin E (IgE)
Imunoglobulin E beredar pada dalam darah dan mempunyai tugas dalam
mengundang pasukan lain untuk menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Antibodi ini biasanya menyebabkan reaksi alergi dalam pelaksanaan tugasnya.
Untuk alasan ini, produksi IgE dalam darah meningkat pada orang yang terpapar
reaksi alergi. Antibodi IgE ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. IgE
juga berperan dalam reaksi alergi. Pemeriksaan IgE seringkali menjadi pemeriksaan
awal untuk alergi.

 MEKANISME PRODUKSI ANTIBODI


Tahap awal pembentukan antibodi adalah fagositosis antigen oleh sel fagosit terutama
makrofag yang akan menjadi antigen presenting cell (APC) dan akan menyajikan antigen
tersebut kepada sel T helper. Sel T helper yang teraktivasi akan menstimulasi sel B. Sel
B membawa imunoglobulin permukaan yang spesifik terhadap antigen dan dirangsang
untuk berploriferasi dan berdiferensiasi sel plasma yang membentuk protein antibodi
spesifik atau berdiferensiasi menjadi sel memori yang hidup dalam jangka waktu lama.
Respond pembentukan antibodi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Respond Primer
Bila antigen terpapar pada tubuh pertama kali akan menimbulkan respon imun
primer. Pada respon imun primer sel B immature distimulasi oleh antigen untuk
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi antibody-secreting cells yang akan
memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen tersebut dan juga menjadi sel B
memori yang hidup dalam jangka waktu yang lama. Respon imun primer timbul
setelah 5-10 hari setelah terpapar antigen, ditandai dengan munculnya imunoglobulin
M sehingga produksi imunoglobulin M lebih besar dari Ig G dan dapat diinduksi oleh
semua imunogen
Ketika individu terpapar imunogen untuk pertama kali terjadilah respon imun primer
yang ditandai dengan munculnya imunoglobulin M beberapa hari setelah pemaparan.
Saat antara pemaparan imunogen dan munculnya imunoglobulin M disebut lag
phase. Kadar imunoglobulin M mencapai puncaknya setelah kira-kira 7 hari. Selama
6-7 hari setelah pemaparan, imunoglobulin G mulai dapat dideteksi dalam serum,
sedangkan imunoglobulin M mulai berkurang sebelum kadar imunoglobulin G
mencapai puncaknya, yaitu 10-14 hari setelah pemaparan imunogen
2. Respond Skunder
Bila terjadi pemaparan kedua dari imunogen yang sama, akan timbul respon imun
sekunder. Pada respon imun sekunder, sel B memori di stimulasi oleh imunogen yang
sama dan akan menyebabkan sel B berploriferasi dan berdiferensiasi dengan cepat
dan memproduksi antibodi spesifik yang lebih banyak jumlahnya dari pada respon
imun primer. Respon imun sekunder timbul 1-3 hari setelah paparan imunogen,
ditandai dengan meningkatnya produksi imunoglobulin G sehingga imunoglobulin G
lebih banyak dari imunoglobulin M dan hanya dapat diinduksi oleh imunogen yang
sama

Anda mungkin juga menyukai