Anda di halaman 1dari 10

BIOTEKNOLOGI

ANTIGEN, ANTIBODI, REAKSI IMUN, DAN STRUKTUR VIRUS

DISUSUN OLEH

NAMA : ANKIN NATULISYAHRANI

NIM : ACD 117 029

KELAS : A

DOSEN PENGAMPU : Prof. AGUS HARYONO, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020
A. Antigen (Imunogen)
1. Pengertian Antigen
Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Antibodi yang dihasilkan berupa zat molekul besar, seperti
protein dan polisakarida, contohnya permukaan bakteri. Antigen dapat berupa bakteri,
virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun.
2. Sifat Antigen
Antigen memiliki dua sifat, antara lain sebagai berikut.
1) Selalu berupa protein yang mempunyai berat molekul lebih dari 10.000.
2) Tidak mudah hancur dan terurai oleh cairan-cairan tubuh (darah, limfa, dan
sebagainya).
3. Struktur Antigen

Gambar Struktur Antigen


Sumber: https://pendidikan.co.id/pengertian-antigen/
1) Imunogen
Imunogen merupakan molekul besar dari sebuah antigen yang memiliki sifat
sebagai molekul pembawa karena mnegangkut molekul kecil (hapten) dari suatu
antigen. Imunogen tersebut bisa disebut antibodi serta dapat memacu
pembentukan antibodi (imunogenik).
2) Hapten
Hapten merupakan molekul kecil yang memiliki kandungan antigenik (molekul
carrier) yang diikat dengan molekul besar (imunogen). Namun, hapten tidak dapat
memacu produksi antibodI apabila tidak berikatan dengan molekul besar sehingga
disebut sebagai non-imunogenik.
4. Fungsi dan Pembentukan Antigen
Antigen digunakan untuk menggambarkan suatu molekul yang bisa dimanfaatkan
dalam upaya memacu proses imun (imunogen) dan dapat digunakan untuk
menunjukkan suatu molekul bisa melakukan reaksi dengan antibodi ataupun sel T
yang sudah melalui proses disensitasi.
Mekanisme pembentukan antigen tidak bisa lepas dengan antibodi. Pada tubuh
manusia, antibodi diperoleh dari organ limfoid sentral yang tersusun dari sumsum
tulang belakang dan juga kelenjar timur (yang paling utama adalah diperoleh dari sel-
sel limfosit. Sel limfosit dibedakan menjadi dua yaitu limfosit B dan limfosit T. kedua
limfosit tersebut bekerja sama dalam memproduksi antibodi.
Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lien Kusharyoto menjelaskan bahwa antigen
untuk pembentukan vaksin SARS-CoV-2 yang lazim digunakan adalah protein spike
atau protein S yang terdapat pada permukaan virus tersebut.

B. Antibodi
1. Pengertian Antibodi
Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem
imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi
dengan antigen tersebut.
2. Jenis-Jenis Antibodi

Gambar Jenis Antibodi


Sumber: https://www.pelajaran.co.id/2018/07/pengertian-sifat-fungsi-struktur-dan-jenis-antibodi.html
Antibodi dibagi menjadi 5 kelas, yaitu sebagai berikut.
1) IgG
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih besar pada kontak ke 2, 3,
dan seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada
bayi. Selain itu, IgG juga merupakan pelindung terhadap mikroorganisme dan
toksin, dapat mengaktivasi komplemen, dan dapat meningkatkan efektivitas sel
fagositik.
2) IgA
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat sekresi seperti keringat, ludah, air
mata, ASI, dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang
masuk ke dalam tubuh.
3) IgM
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di lokasi infeksi, menetap di
pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek dan berfungsi
untuk mengaktivitasi komplemen dan memperbanyak fagositosis.
4) IgD
IgD berfungsi memicu respons imunitas dan banyak ditemukan di limfosit B.
Meskipun demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan serum darah.
5) IgE
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan
pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE banyak ditemukan
dalam darah dengan konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat ketika bereaksi
terhadap alergi.
3. Interaksi Antibodi dan Antigen
Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen
memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi akan
berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi.
Berikut mekanisme pengikatan antibodi ke antigen:
1) Fiksasi komplemen
Fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh kompleks antigen-
antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang berbeda. Ketika infeksi,
protein serum pertama teraktivasi dan mengaktifkan protein serum selanjutnya
secara jalur berantai (efek domino). Hasil reaksi komplemen tersebut akan
melisiskan sel-sel patogen dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2 jenis
efek yang disebut dengan sitolisis dan inflamasi.
2) Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung determinan antigen,
sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat dicerna oleh sel fagosit.
3) Aglutinasi (penggumpalan)
Aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki minimal 2 pengikatan.
Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen berupa materi partikel
seperti sel darah merah atau bakteri. Oleh karena itu, kompleks besar dengan
mudah difagosit oleh makrofag.
4) Presipitasi (pengendapan)
Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh. Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis

C. Reaksi Imun
1. Pengertian Sistem Imun
Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing
yang terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun
dalam tubuh sendiri. Contoh substansi asing tersebut misalnya bakteri, virus, parasit,
jamur, debu, dan serbuk sari. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat
berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya. Substansi
tersebut disebut imunogen atau antigen.
2. Reaksi Imun Terhadap Virus Secara Umum
Respon imun terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase respon imun alami (innate
imunity) dan fase respon imun adaptif (adaptive immunity). Respon imun alami akan
terjadi pada awal terpaparnya imunogen ke tubuh kita. Apabila sistem imun alami ini
bisa mempertahankan tubuh dari serangan imunogen, maka kita tidak akan menderita
sakit (fase pertama). Sebaliknya, apabila sistem imun alami tidak bisa
mempertahankan terhadap serangan imunogen, maka kita akan sakit/terinfeksi (fase
kedua).
Cara kerja sistem imun adalah mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang
tubuh disebut sebagai antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi,
serangkaian respon imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi. Pada
proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan
memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan
antibodi. Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada
antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan
menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti
fagosit) untuk melakukan tugasnya.
3. Reaksi Imun Terhadap Virus Corona (Covid-19)
Menurut laman situs WHO, penyebaran virus corona yang utama adalah melalui
droplet atau percikan air ludah dari penderita Covid-19. Jika seseorang berada dalam
jarak dekat saat penderita bersin, batuk atau berbicara, maka virus berpotensi
menular ke orang di sekelilingnya. Droplet berisi virus juga bisa turun dari udara ke
permukaan dan berpotensi tersentuh orang lain. Jika virus menempel di tangan dan
berpindah ke bagian mata, hidung, atau mulut melalui sentuhan.
Sistem imun tubuh manusia bekerja melindungi tubuh dari berbagai bahaya yang
menyerang, mulai dari skala sel kecil hingga tingkat makro. Namun setiap orang
memiliki reaksi sistem imun yang berbeda. Khususnya untuk virus corona, imunitas
tubuh akan mengirimkan sinyal bahaya atas masuknya sel asing ke dalam tubuh.
Gejala demam atau tidak enak badan yang dirasakan umumnya adalah respons
imunitas tubuh atas infeksi. Seringkali, demam adalah sebuah kondisi lingkungan
tidak ideal yang diciptakan tubuh untuk menghentikan serangan virus.

Sumber: https://onelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lim2.7
Reaksi perlawanan sistem imun tubuh terjadi karena pelepasan kimia sitokin,
sejenis protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, untuk melakukan berbagai
fungsi dan penanda sinyal sel. Jika virus corona membuat batuk kering dan sulit
memproduksi dahak, sitokin akan berusaha memproduksi lendir dalam bentuk batuk
berdahak atau ingus. Pada beberapa kasus penderita Covid-19, terutama lansia atau
pasien yang dengan masalah kesehatan lainnya, sistem imun tubuh bisa menciptakan
apa yang dinamakan dengan “badai sitokin”. Akibatnya, terjadi kapasitas tinggi
sitokin yang turut membunuh sel sehat dan membuat kondisi paru-paru menjadi
padat dan kaku. Saat inilah, pasien akan merasa sangat sesak napas, mengalami
radang paru-paru (pneumonia) dan akhirnya mengalami gagal pernapasan yang
berujung kematian.

Sumber: https://onelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lim2.7
Para ahli berpendapat badai sitokin ini tergantung pada daya tahan atau sistem
kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk, juga jumlah virus yang
menyerang tubuh. Jika virus yang menyerang berjumlah sedikit dan sistem imun
tubuh kuat, besar kemungkinan penderita akan sembuh tanpa harus membutuhkan
penanganan medis khusus. Sebaliknya, jika kondisi imun rendah dan jumlah virus
yang masuk banyak, reaksi sistem imun tubuh cenderung kacau. Ini akan
menyebabkan respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali sehingga bisa berakibat
fatal.

D. Struktur Virus
1. Struktur Virus Secara Umum
Struktur virus secara umum terdiri dari asam nukleat (DNA/RNA), kapsid, amplop
atau selubung virus (tidak semua memiliki), seludang ekor, lempeng dasar dan serabut
ekor.
1) Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul
tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan
Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta
pada virus. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah
gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada
rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat
mengandung 2-deoksiribosa).
2) Kapsid
Kapsid adalah kulit protein dari suatu virus, terdiri dari beberapa sub-unit
struktural oligomer yang terbuat dari protein yang disebut protomer. Kapsid
umumnya membungkus bahan genetik dari virus.
3) Amplop atau selubung virus
Selubung virus merupakan lapisan terluar pada virus saat tahapan daur hidupnya
berada pada sel inang. Virus yang berselubung juga memiliki protein yang
disebut kapsid antara selubung dan genomnya. Selubung virus ini diturunkan
sebagian dari membran sel inang (fosfolipid dan protein), dan dapat pula
menyertakan glikoprotein virus. Protein itu dapat menghindarkan virus dari
sistem kekebalan inang. Glikoprotein pada permukaan selubung berguna untuk
mengidentifikasi dan mengikat reseptor pada membran inang. Selubung virus
bergabung dengan membran sel inang sehingga kapsid dan genom virus masuk
dan menginfeksi inang.
4) Lempeng Dasar
Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum
penusuk.
5) Serabut Ekor
Serabut ekor adalah bagian berupa jarum yang berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.
2. Struktur Virus Corona (Covid-19)

Sumber: Tim SatuanPelaksana Tatanan Bormal Baru UNJ,2020


Virus corona termasuk bersifat parasit intraseluler obligat atau menempel pada
inang. Virus memiliki materi genetik RNA atau DNA untuk memperbanyak diri.
Materi genetik sangat penting bagi virus sehingga terlindung dalam lapisan protein
atau capsid. Dikutip dari situs Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok,
struktur virus Corona berbentuk bola dengan ukuran besar.
Beberapa jenis virus Corona bersifat pleomorfik dengan kecenderungan bulat.
Diameter rata-rata partikel adalah 125 nm dengan struktur virus Corona yang khas
berupa amplop dan tonjolan seperti paku. Amplop pada struktur virus Corona adalah
lapisan lipid ganda yang terdiri atas protein penyusun membran (M), envelope (E),
dan spike (S). Protein E dan M sangat penting dalam membentuk selubung dan
mempertahankan struktur virus Corona.
Struktur virus Corona rata-rata memiliki 74 S di permukaannya. Sedangkan
dalam amplop, tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi
genetik RNA virus. Amplop, M, dan N melindungi virus Corona saat berada di luar
inang.
DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2020. Perlunya Peningkatan Sistem Imun Pada Pandemi COVID-19.


https://farmasi.ugm.ac.id/perlunya-peningkatan-sistem-imun-pada-pandemi-covid-19.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.

Birell, Fraser. 2020. Strenghthening Immunity Throught Healthy Lifestyle Practice:


Recommendations For Lifestyle Interventions In The Management Of Covid-19.
https://onelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lim2.7. Diakses pada tanggal 27 Oktober
2020.

Bening, E. D. 2018. Pengertian Atau Bagian Antigen Dan Antibodi Pada Tubuh.
https://blog.ruangguru.com/mengenal-antigen-dan-antibodi. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2020.

CNN Indonesia. 2020. Mengenal  Antigen Vaksin  Corona Yang Akan Hadir Di RI. https://m


.cnnindonesia.com/teknologi/20200609184104-199-511552/mengenal-antigen-
vaksin-corona-yang-akan-hadir-di-ri-oktober. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.

Guru. 2020. Pengertian Antigen. https://pendidikan.co.id/pengertian-antigen/. Diakses pada


tanggal 27 Oktober 2020.

Manis. 2018. Pengertian Antibodi, Sifat, Fungsi, Struktur, Dan Jenis Antibodi Lengkap.
https://www.pelajaran.co.id/2018/07/pengertian-sifat-fungsi-struktur-dan-jenis-
antibodi.html. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.

Tim Satuan Pelaksana Tatanan Normal Baru UNJ (STNB). 2020. Mengenal Virus Corona
(Covid-19) Dan Tips Menghadapi Tatanan Normal Baru Bagi Mahasiswa. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai