DISUSUN OLEH
KELAS : A
2020
A. Antigen (Imunogen)
1. Pengertian Antigen
Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Antibodi yang dihasilkan berupa zat molekul besar, seperti
protein dan polisakarida, contohnya permukaan bakteri. Antigen dapat berupa bakteri,
virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun.
2. Sifat Antigen
Antigen memiliki dua sifat, antara lain sebagai berikut.
1) Selalu berupa protein yang mempunyai berat molekul lebih dari 10.000.
2) Tidak mudah hancur dan terurai oleh cairan-cairan tubuh (darah, limfa, dan
sebagainya).
3. Struktur Antigen
B. Antibodi
1. Pengertian Antibodi
Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem
imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi
dengan antigen tersebut.
2. Jenis-Jenis Antibodi
C. Reaksi Imun
1. Pengertian Sistem Imun
Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing
yang terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun
dalam tubuh sendiri. Contoh substansi asing tersebut misalnya bakteri, virus, parasit,
jamur, debu, dan serbuk sari. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat
berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya. Substansi
tersebut disebut imunogen atau antigen.
2. Reaksi Imun Terhadap Virus Secara Umum
Respon imun terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase respon imun alami (innate
imunity) dan fase respon imun adaptif (adaptive immunity). Respon imun alami akan
terjadi pada awal terpaparnya imunogen ke tubuh kita. Apabila sistem imun alami ini
bisa mempertahankan tubuh dari serangan imunogen, maka kita tidak akan menderita
sakit (fase pertama). Sebaliknya, apabila sistem imun alami tidak bisa
mempertahankan terhadap serangan imunogen, maka kita akan sakit/terinfeksi (fase
kedua).
Cara kerja sistem imun adalah mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang
tubuh disebut sebagai antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi,
serangkaian respon imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi. Pada
proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan
memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan
antibodi. Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada
antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan
menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti
fagosit) untuk melakukan tugasnya.
3. Reaksi Imun Terhadap Virus Corona (Covid-19)
Menurut laman situs WHO, penyebaran virus corona yang utama adalah melalui
droplet atau percikan air ludah dari penderita Covid-19. Jika seseorang berada dalam
jarak dekat saat penderita bersin, batuk atau berbicara, maka virus berpotensi
menular ke orang di sekelilingnya. Droplet berisi virus juga bisa turun dari udara ke
permukaan dan berpotensi tersentuh orang lain. Jika virus menempel di tangan dan
berpindah ke bagian mata, hidung, atau mulut melalui sentuhan.
Sistem imun tubuh manusia bekerja melindungi tubuh dari berbagai bahaya yang
menyerang, mulai dari skala sel kecil hingga tingkat makro. Namun setiap orang
memiliki reaksi sistem imun yang berbeda. Khususnya untuk virus corona, imunitas
tubuh akan mengirimkan sinyal bahaya atas masuknya sel asing ke dalam tubuh.
Gejala demam atau tidak enak badan yang dirasakan umumnya adalah respons
imunitas tubuh atas infeksi. Seringkali, demam adalah sebuah kondisi lingkungan
tidak ideal yang diciptakan tubuh untuk menghentikan serangan virus.
Sumber: https://onelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lim2.7
Reaksi perlawanan sistem imun tubuh terjadi karena pelepasan kimia sitokin,
sejenis protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, untuk melakukan berbagai
fungsi dan penanda sinyal sel. Jika virus corona membuat batuk kering dan sulit
memproduksi dahak, sitokin akan berusaha memproduksi lendir dalam bentuk batuk
berdahak atau ingus. Pada beberapa kasus penderita Covid-19, terutama lansia atau
pasien yang dengan masalah kesehatan lainnya, sistem imun tubuh bisa menciptakan
apa yang dinamakan dengan “badai sitokin”. Akibatnya, terjadi kapasitas tinggi
sitokin yang turut membunuh sel sehat dan membuat kondisi paru-paru menjadi
padat dan kaku. Saat inilah, pasien akan merasa sangat sesak napas, mengalami
radang paru-paru (pneumonia) dan akhirnya mengalami gagal pernapasan yang
berujung kematian.
Sumber: https://onelibrary.wiley.com/doi/10.1002/lim2.7
Para ahli berpendapat badai sitokin ini tergantung pada daya tahan atau sistem
kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk, juga jumlah virus yang
menyerang tubuh. Jika virus yang menyerang berjumlah sedikit dan sistem imun
tubuh kuat, besar kemungkinan penderita akan sembuh tanpa harus membutuhkan
penanganan medis khusus. Sebaliknya, jika kondisi imun rendah dan jumlah virus
yang masuk banyak, reaksi sistem imun tubuh cenderung kacau. Ini akan
menyebabkan respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali sehingga bisa berakibat
fatal.
D. Struktur Virus
1. Struktur Virus Secara Umum
Struktur virus secara umum terdiri dari asam nukleat (DNA/RNA), kapsid, amplop
atau selubung virus (tidak semua memiliki), seludang ekor, lempeng dasar dan serabut
ekor.
1) Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul
tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan
Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta
pada virus. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah
gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada
rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat
mengandung 2-deoksiribosa).
2) Kapsid
Kapsid adalah kulit protein dari suatu virus, terdiri dari beberapa sub-unit
struktural oligomer yang terbuat dari protein yang disebut protomer. Kapsid
umumnya membungkus bahan genetik dari virus.
3) Amplop atau selubung virus
Selubung virus merupakan lapisan terluar pada virus saat tahapan daur hidupnya
berada pada sel inang. Virus yang berselubung juga memiliki protein yang
disebut kapsid antara selubung dan genomnya. Selubung virus ini diturunkan
sebagian dari membran sel inang (fosfolipid dan protein), dan dapat pula
menyertakan glikoprotein virus. Protein itu dapat menghindarkan virus dari
sistem kekebalan inang. Glikoprotein pada permukaan selubung berguna untuk
mengidentifikasi dan mengikat reseptor pada membran inang. Selubung virus
bergabung dengan membran sel inang sehingga kapsid dan genom virus masuk
dan menginfeksi inang.
4) Lempeng Dasar
Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum
penusuk.
5) Serabut Ekor
Serabut ekor adalah bagian berupa jarum yang berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.
2. Struktur Virus Corona (Covid-19)
Bening, E. D. 2018. Pengertian Atau Bagian Antigen Dan Antibodi Pada Tubuh.
https://blog.ruangguru.com/mengenal-antigen-dan-antibodi. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2020.
Manis. 2018. Pengertian Antibodi, Sifat, Fungsi, Struktur, Dan Jenis Antibodi Lengkap.
https://www.pelajaran.co.id/2018/07/pengertian-sifat-fungsi-struktur-dan-jenis-
antibodi.html. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.
Tim Satuan Pelaksana Tatanan Normal Baru UNJ (STNB). 2020. Mengenal Virus Corona
(Covid-19) Dan Tips Menghadapi Tatanan Normal Baru Bagi Mahasiswa. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.