Victoria Clarita1*, Yulyanova Wisada2, Tirza Chintia3, Mardina4, Fitriyah5, Nur Ramdani Ipango6,
Venesya Siagian7, Lia Novsika saragih8, Vivin Alvianita9
1ACD117001, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
2ACD117003, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
3ACD117005, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
4ACD117007, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
5ACD117008, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
6ACD117023, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
7ACD117026, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
8ACD117031, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
9ACD117065, Kelas A, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangka Raya
*Email: victoriaclaritavia@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Keanekaragaman sesuatu spesies dapat digunakan untuk menerangkan struktur
komunitas. Dimensi keanekaragaman serta penyebabnya mencakup sebagian besar
tentang ekologi. Hal ini terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan
dan dengan demikian berhubungan dengan pemikiran sentral ekologi, yaitu tentang
keseimbangan suatu sistem [1].
Kepadatan populasi suatu jenis atau sekelompok hewan dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau
persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat bernilai diukur untuk menghitung
produktifitas dari sesuatu populasi, tapi untuk menyamakan antara sesuatu komunitas
dengan komunitas yang lain ukuran ini kurang begitu tepat. Sehingga dapat digunakan
kepadatan relative. Kepadatan relative dihitung dengan menyamakan kepadatan sesuatu
tipe dengan kepadatan seluruh tipe yang ada dalam unit tersebut. Kepadatan relative
bentuk
umumnya dinyatakan dalam wujud persentase[2].
Cacing tanah adalah salah satu kelompok dari hewan invertebrata yang termasuk
kedalam filum Annelida dan kelas Oligochaeta [3]. Annelida berasal dari dua bahasa yaitu
annullus yang berarti cincin kecil dab oidos yang berarti bentuk. Annelida adalah hewan
yang mempunyai bentuk atau tersusun atas cincin-cincin kecil [4]. Cacing tanah termasuk
Kelas Clitellata yang habitatnya di tanah, memiliki ukuran beberapa cm hingga panjang
>2m[5]. Kehadiran populasi jenis cacing tanah sangat di pengaruhi oleh jenis habitatnya.
Perbedaan habitat dapat berpengaruh pada populasi dan komunitas cacing tanah. Populasi
cacing tanah berkaitan pada faktor fisik-kimia tanah dan asal makanannya [6]. Demikian
pula, pada spesies tumbuhan pada suatu tempat akan sangat menentukan spesies cacing
tanah dan kerapatan populasinya [7].
Animal Ecology Mini Research Report 2020
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasikan spesies cacing tanah, (2)
memperkirakan kepadatan populasi cacing tanah, (3) memperkirakan kadar air gravimetri
tanah habitat cacing tanah, (4) menganalisis hubungan antara kadar air tanah dengan
kepadatan populasi di sekitar Laboratorium Pendidikan MIPA, Universitas Palangka Raya.
2.2. Metode
2.2.1 Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2020 sampai dengan 06
November 2020 di sekitar Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Palangka Raya
untuk analisis sifat fisik tanah serta identifikasi cacing tanah.
Animal Ecology Mini Research Report 2020
2.2.3 Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
A. Estimasi kepadatan populasi cacing tanah dan keanekaragaman cacing tanah
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat tabel data jumlah populasi pada setiap plot estimasi.
3) Mengunjungi lokasi penelitian di sekitar Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas
Palangkaraya untuk melakukan praktikum.
4) Membuat garis transek 10 m menggunakan tali rapia, pada setiap titik 2 m diberi
tanda dari transek, dan membuat plot persegi setiap titik (persegi ukuran plot 25 m
X 25 m).
5) Menggali tanah hingga kedalaman 10 cm pada setiap plot.
6) Mengumpulkan cacing tanah dari tanah yang digali dengan metode penyortiran
tangan dan memasukkannya kedalam botol air mineral (larutan alcohol 70%).
7) Mengulangi langkah 3-4 pada kedalaman 20 cm dan 30 cm.
8) Mengidentifikasi spesies cacing tanah yang ditemukan.
9) Menghitung kepadatan, dan kepadatan relative populasi dan keanekaragaman
cacing tanah.
2.2.4 Analisis
Parameter yang diukur dalam penelitian adalah kepadatan, dan kepadatan relatif
populasi cacing tanah dan indeks keragaman serta kandungan air gravimetri.
1. Kepadatan (Dp)
Total Number of Individuals of Species
Kepadatan (Dp) =
total number of plots or total volume of the plots (cm 3 )
2. Kepadatan Relatif
D p of a specie𝑠
Kepadatan Relatif = x 100%
∑ 𝐷 𝑝 𝑜𝑓 𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠
Animal Ecology Mini Research Report 2020
3. Indeks Keragaman
𝑆ℎ𝑎𝑛𝑛𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (𝐻′) = −∑𝑝𝑖 ln 𝑝i
4. Kadar Air Gravimetri
θ (g g−1) m water m wet − m dr𝑦
Kadar Air Gravimetri = 𝑔
= 𝑚 𝑠𝑜𝑖𝑙
= 𝑚 𝑑𝑟𝑦
Indeks keragaman dari populasi cacing tanah dihitung dengan menggunakan rumus
Shannon Wiener (H’) sehingga diperoleh hasil perhitungan yang ditunjukkan pada
tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Indeks Keragaman Cacing Tanah
Spesies Indeks Keragaman (H’)
Pheretima sp 0
Kadar air tanah dari habitat cacing tanah dihitung dengan menggunakan metode
gravimetrik dan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Parameter Lingkungan Kadar Air Gravimetri
Plot
Parameter Lingkungan
I IV
Kadar Air Gravimetri 0,168 g g-1 0,182 g g-1
Rata-rata 0,175 g g-1
3.2. Pembahasan
Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 1 spesies cacing
tanah yang tersebar di plot II, III dan IV. Hasil identifikasi spesies cacing tanah yang
ditemukan tersebut yaitu Pheretima sp. Pheretima sp yang ditemukan memiliki warna
coklat kehitaman dengan panjang tubuh 8 cm. Cacing ini mempunyai segmen tubuh
berjumlah 132 segmen. Pheretima javanica mempunyai karakteristik eksternal yakni
dengan panjang 110- 140 milimeter, diameternya 3,0- 5 milimeter, jumlah segmen pada
badannya 102 sampai 125 segmen. Bagian dorsal mempunyai corak yang lebih hitam
daripada bagian ventral, bagian dorsal agak kehitaman serta kebiru- biruan dengan bagian
anterior lebih gelap daripada bagian posterior. Sebaliknya pada bagian ventral dari cacing
ini bercorak cokelat muda hingga keputihan. Prostomium jenis epilobus dengan lubang
dorsal diawali pada segmen 12 ataupun 13. Klitelum berupa semacam cincin yang terletak
pada segmen 14-16 [8].
Data yang ditemukan berdasarkan penelitian di lapangan menggunakan analisis
metode gravimetrik maka diperoleh jumlah kadar atau kelembaban tanah yang berada di
Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Palangka Raya yaitu kadar air pada
kelembaban tanah plot I adalah sebesar 0,168 atau 16,8% dan plot IV sebesar 0,182 atau
18,2%. Jika direpresentasikan dalam bentuk rata-rata maka diperoleh hasil sebesar 0,175 g
g-1 atau 17,5%. Angka ini menunjukkan bahwa kadar air yang terkandung pada tanah di
lokasi termasuk kelembaban yang ideal untuk cacing tanah. Kelembaban tanah dibutuhkan
cacing untuk menjaga kulitnya agar dapat berfungsi normal dan sangat berpengaruh
terhadap aktivitas mobilitas cacing tanah. Hal ini membuat kerapatan populasi cacing tanah
menjadi tinggi. Cacing tanah tercantum spesies Pheretima javanica hidup ditempat lembab
serta tidak terserang cahaya matahari langsung. Kelembapan ini berarti dapat
mempertahankan cadangan air dalam tubuh cacing [9]. Tipe tanah yang disukai oleh
cacing merupakan tanah yang kaya bahan organik, teksturnya gembur, serta agak basah.
Tetapi, cacing tanah tidak hanya ditemui di tanah yang gembur tetapi dapat juga ditemui di
tumpukan sampah organik yang lembab serta telah terurai. Sampah disukai cacing sebab
banyak memiliki humus ataupun bahan organik yang menjadi sumber makanan untuk
cacing [10]. Penyebaran cacing tanah dipengaruhi oleh keadaan bahan organik. Bahan
organik sangat berarti bagi pertumbuhan serta petumbuhan cacing tanah. Tanah yang
memiliki sedikit bahan organik umumnya susah ditemukan cacing tanah. Kalaupun terdapat
jumlahnya sangat sedikit [11]. Kelembaban tanah yang sangat besar maupun sangat basah
dapat menimbulkan cacing tanah bercorak pucat dan sehabis itu mati kebalikannya jika
Animal Ecology Mini Research Report 2020
kelembaban tanah sangat kering, cacing tanah hendak lekas masuk ke dalam tanah serta
menyudahi makan dan kesimpulannya mati [12]. Kelembaban yang sempurna buat cacing
tanah merupakan antara 15%- 50%, namun kelembaban optimumnya merupakan antara
42%- 60% [13].
Kepadatan cacing tanah untuk spesies Pheretima sp mempunyai kepadatan sebesar
7 Individu/m2 dan kepadatan relatif sebesar 100%. Kepadatan ini tergolong tinggi pada
spesies Pheretima sp dan indeks keragaman spesies di lokasi Laboratorium Pendidikan
MIPA Universitas Palangka Raya adalah 0 tergolong rendah karena spesies lainnya tidak
ditemukan pada lokasi tersebut. Tipe serta jumlah spesies yang ditemui sedikit
mempengaruhi pada kepadatan populasi, indeks keanekaragaman dan keseragaman [14].
4. KESIMPULAN
Spesies cacing tanah yang ditemukan di lokasi Laboratorium Pendidikan MIPA
Universitas Palangka Raya adalah Pheretima sp. Nilai rata-rata kadar air pada tanah di
Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Palangka Raya dengan menggunakan metode
gravimetri pada plot I dan IV sebesar 17,5%. Kepadatan populasi cacing tanah di
Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Palangka Raya untuk spesies Pheretima sp
sebesar 7 individu/m2. Kerapatan relatif populasi cacing tanah di Laboratorium Pendidikan
MIPA Universitas Palangka Raya sebesar 100% dan indeks keragaman spesies yang
tergolong rendah yaitu sebesar 0.
DAFTAR PUSTAKA
[8] Waluyo, J. 1993. Distribusi dan Kepadatan Cacing tanah di Berbagai Biota di Daerah
Bandung
[9] Indriani, Y. H. 2007. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.
[10] Bachtiar, Y. dan Lentera. 2003. Menghasilkan pakan Alami Untuk Ikan Hias.. Jakarta:
Agro Media Pustaka.
[11] Palungkun, R. 2008. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Jakarta:
Penebar Swadaya.
[14] Izzah, N. A., & Roziaty, E. (2016). Keanekaragaman Makrozoobentos di Pesisir Pantai
Desa Panggung Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian
Biologi, 2(2), 140-148.
Animal Ecology Mini Research Report 2020
Lampiran 1
A. ANALISIS DATA
1. Kepadatan (Dp)
Diketahui : Total individu spesies = 13
Ditemukan di = 3 Plot ( II, III dan IV )
Ukuran Plot(cm2) = 625cm2
Total Number of Individuals of Species
Kepadatan (Dp) =
total number of plots or total volume of the plots (cm 2)
13
=
3 x (25x25) cm2
13
=
3 x 625 cm2
13
=
1875 cm2
13
=
1,875 m2
= 1 x 100% = 100%
3. Indeks Keragaman (H’)
Indeks Keragaman Cacing Tanah
Tabel 4 Perhitungan Indeks Keragaman Cacing Tanah
Spesies N Pi Pi2 ln pi pi ln pi
Pheretima prapinguis 13 1 1 0 0
Total 13 1 1 0 0
𝑆ℎ𝑎𝑛𝑛𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (𝐻′) = −∑𝑝𝑖 ln 𝑝i
= - ( 0)
=0
Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman populasi cacing tanah di Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas
Palangka Raya tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai indeks
keragaman yang berjumlah < 1 (0).
Animal Ecology Mini Research Report 2020
Lampiran 2
4. Kadar Air Gravimetri
Diketahui : Plot I = mwet = 100 – 3 (plastik) = 97 gram
Plot I = mdry = 86 – 3 (plastik) = 83 gram
Plot IV = mwet = 100 – 3 (plastik) = 97 gram
Plot IV = mdry = 85 – 3 (plastik) = 82 gram
Jawaban :
θ (g g−1) m water m wet − m dr𝑦
Plot I = 𝑔
= 𝑚 𝑠𝑜𝑖𝑙
= 𝑚 𝑑𝑟𝑦
97 − 83
= = 0,168 g g-1
83
θ (g g−1) m water m wet − m dr𝑦
Plot IV = = =
𝑔 𝑚 𝑠𝑜𝑖𝑙 𝑚 𝑑𝑟𝑦
97 − 82
= = 0,182 g g-1
82
B. GAMBAR PENGAMATAN
1. Lokasi Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2020 sampai dengan 06
November 2020 di sekitar Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Palangka
Raya.