DISUSUN OLEH
KELAS : A
2019
TAHAP PEMBENTUKAN ORGAN PADA MANUSIA
Gambar Keterangan
Tahap Fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel
spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii.
Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital
wanita. Sekitar 1 juta yang dapat
berenang melalui serviks, ratusan yang
dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1
yang dapat membuahi sel telur. Sel
spermatozoa mempunyai rentang hidup
sekitar 48 jam.
Setelah spermatozoa menembus ovum, ia
akan menggabungkan material intinya
dan menyimpan komplemen kromosom
ganda yang lazim. Kromosom ini
mengandung semua informasi genetik
Gambar Proses Fertilisasi yang nantinya akan diturunkan kepada
Sumber: Wayan, I keturunannya.
Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk zigot yang terus membelah
secara mitosis menjadi dua, empat,
delapan, enam belas dan seterusnya.
PEMBELAHAN SEL
Zigot akan melakukan pembelahan sel
(cleavage). Zigot selanjutnya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui
tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi,
dan organogenesis.
Pada manusia, proses pertumbuhan janin
Gambar proses pembelahan (cleavage) di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga
Sumber: Wayan, I tahap (trimester).
a. Bulan Pertama
Minggu pertama, kurang lebih satu
jam setelah proses peleburan sel telur
dan sel sperma, semua aspek
pendukung kehidupan, berupa materi
genetik yang disebut gen, saling
dipertukarkan. Minggu ini
sebenarnya masih periode menstruasi,
bahkan pembuahan pun belum
Sumber: www.amongguru.com
terjadi. Sebab tanggal perkiraan
kelahiran si kecil dihitung
berdasarkan pertama haid terakhir.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada
akhir minggu kedua. 30 jam setelah
dibuahi, sel telur akan membelah
menjadi dua. Sambil terus membelah,
sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah
membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula.
Gambar Perkembangan embrio pada minggu
pertama Minggu ke-3 sampai usia kehamilan
Sumber: Human Embryology 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar
jika sedang mengandung. Sel telur
yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat
kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm6.
Pada minggu ke-4, Darah mulai
Gambar morula
mengalir dari plasenta ke janin.
Sumber: Wayan, I
Tumbuh jari-jari pada tangan,
memiliki kaki, paha, dan organ dalam
mulai tumbuh, seperti: lidah,
esofagus, dan lambung. Selain itu,
ginjal, hati, kantung empedu, dan
pankreas berkembang untuk beberapa
hari. Paru-paru mulai berkembang,
kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk.
Gambar gastrula dan blastula
Muka, organ indera, dan organ
Sumber: Muffasir
reproduksi mulai terbentuk, dengan
ukuran embrio sekitar 2 hingga
3,5mm, jantung mulai berdenyut dan
sistem peredaran darah sudah
melaksanakan fungsinya meski masih
dalam taraf yang sangat sederhana.
Tahap ini merupakan fase gastrula
yaitu tahap pertumbuhan embrio
berbentuk mangkuk yang terdiri atas
dua sel atau masa embrio dini setelah
masa blastula yaitu struktur bulat,
hasil pembelahan zigot. Kemudian
Gambar janin minggu ke-5 mengalami neurulasi yang diawali
Sumber: Muffasir dengan adanya induksi dari notocord
sebagai induktor terhadap ektoderm
neural yang terletak di atasnya, yang
berperan sebagai jaringan.
b. Bulan Kedua
Pada minggu ke-5, embrio
diperkirakan berukuran antara 5-7
mm. Pembentukan organ-organ tubuh
seperti telinga dan alat pencernaan
Gambar janin minggu ke-6 makin sempurna.
Sumber: Muffasir Pada minggu ke-6, persentase
perkembangan embrio sudah lebih
besar dibanding dari sebelumnya,
yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung
seperti udang.
Pada minggu ke-7, di minggu ini
besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah
mulai ada dan berkembang dengan
cepat.
Pada akhir minggu ke-8. Secara
Gambar janin minggu ke-7 keseluruhan embrio makin
Sumber: Muffasi
menyerupai bayi dengan taksiran
berat sekitar 13-15 gram. Semua
organ tubuh juga mulai bekerja,
meski belum sempurna.
c. Bulan Ketiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di
minggu ini, Panjang si janin ini
sekarang adalah 3 cm dengan berat
sekitar 2 gr, sudah punya tangan yang
Gambar janin minggu ke-8 besarnya sekacang kapri dan jari
Sumber: Muffasir sudah mulai terbentuk. Kaki sudah
membentuk lutut dan jari. Di minggu
ini organ genital sudah mulai terlihat
jelas.
Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm
dengan berat 5 gr. Rahang atas dan
bawah sudah terbentuk dan janin
sudah mulai memproduksi air seni.
Bentuk janin sudah hampir
menyerupai manusia. Darah dan sel-
sel tulang mulai terbentuk.
Gambar janin minggu ke-9 dan 10 Minggu ke-11, organ tubuh sudah
Sumber: Muffasir terbentuk dengan lengkap dan mulai
berfungsi. Panjang sekitar 6 cm,
dengan berat 10 gr. Rambut, kuku
pada jari tangan dan kaki sudah
tumbuh. Janin sudah mulai bergerak
dan bisa meluruskan tubuhnya,
bahkan mengubah posisinya.
Minggu ke-12, struktur yang telah
terbentuk akan terus bertumbuh dan
berkembang kian sempurna.
Gambar janin minggu ke-11
Sumber: Muffasir
Tunas ekstremitas awalnya terdiri dari suatu inti mesenkim yang berasal dari lapisan
parietal (somatik) mesoderm lempeng lateral yang akan membentuk tulang dan jaringan ikat
ekstremitas, yang dilapisi oleh lapisan ektoderm kuboid. Ektoderm di batas distal ekstremitas
menebal dan membentuk apical ectodermal ridge (AER). Bubungan (ridge) ini menimbulkan
pengaruh induksi pada mesenkim sekitar, yang menyebabkannya tetap bertahan sebagai suatu
populasi sel yang berproliferasi cepat dan tidak berdiferensiasi, yaitu progress zone. Seiring
dengan pertumbuhan ekstremitas, sel-sel yang terletak jauh dari pengaruh AER mulai
berdiferensiasi menjadi kartilago dan otot. Dengan cara ini, perkembangan ekstremitas
berlangsung dari proksimal ke distal.
Apical Ectodermal Ridge (AER) adalah suatu struktur yang terbentuk dari sel-
sel ektodermal di ujung distal setiap tunas tungkai dan bertindak sebagai pusat pensinyalan
utama untuk memastikan perkembangan tungkai yang benar. Setelah tunas tungkai menginduksi
pembentukan AER, AER dan mesenkim tungkai – termasuk zona aktivitas polarisasi (ZPA) -
terus berkomunikasi satu sama lain untuk mengarahkan pengembangan tungkai lebih lanjut.
Sumber: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Apical_ectoderm_ridge
Adapun molekul yang terkait dengan AER meliputi:
1) FGF10 : Protein Tbx menginduksi sekresi FGF10 oleh sel-sel di mesoderm plat
lateral. Kemudian, ekspresi FGF10 terbatas pada mesenkim tungkai yang sedang
berkembang, di mana ia distabilkan oleh WNT8C atau WNT2B . Ekspresi FGF10
mengaktifkan sekresi WNT3A, yang bertindak atas AER dan menginduksi ekspresi
FGF8. Mesenkim, melalui sekresi FGF10, terlibat dalam lingkaran umpan balik positif
dengan AER, melalui sekresi FGF8.
2) FGF8 : Disekresikan oleh sel-sel punggung ektodermal apikal. Bertindak atas
sel mesenkim, untuk mempertahankan keadaan proliferatifnya. Juga menginduksi sel-sel
mesenkim untuk mengeluarkan FGF10, yang bekerja melalui WNT3A untuk
mempertahankan ekspresi AER dari FGF8.
3) WNT3A : Bertindak sebagai perantara dalam lingkaran umpan balik positif antara AER
dan mesenkim tungkai. Diaktifkan oleh ekspresi FGF10, mengaktifkan ekspresi FGF8.
4) Shh : Diberikan oleh ZPA di mesenkim tungkai. Menciptakan gradien konsentrasi yang
menentukan pembentukan lima digit berbeda. Jari ke 5 (kelingking) dihasilkan dari
paparan konsentrasi Shh yang tinggi, sedangkan jari pertama (ibu jari) pada ujung
spektrum yang berlawanan berkembang sebagai respons terhadap konsentrasi Shh yang
rendah. Ekspresi Shh telah ditunjukkan dalam banyak, tetapi tidak semua keadaan, sangat
terkait dengan ekspresi gen Hox. Shh juga (melalui GREMLIN) memblokir
aktivitas protein morphogenik tulang (BMP). Dengan memblokir aktivitas BMP,
ekspresi FGF di AER dipertahankan.
5) Gen Hox : Bertanggung jawab untuk mendikte sumbu anterior-posterior suatu
organisme, dan terlibat secara rumit dalam pemodelan ekstremitas yang berkembang
bersamaan dengan Shh. Mempengaruhi aktivitas protein TBX dan FGF (dan mungkin
Pitx1). Menentukan di mana tunas anggota badan akan terbentuk, dan anggota tubuh apa
yang akan berkembang di sana.
Sumber: Sadler. T.W, 2001
Jari-jari terbentuk ketika apoptosis (kematian sel yang terprogram) terjadi di AER untuk
memisahkan struktur ini menjadi lima bubungan tersendiri. Pemisahan akhir jari diperoleh
melalui apoptosis tambahan di ruang antarjari. Banyak defek jari yang terjadi terkait dengan pola
kematian sel ini, termasuk polidaktili, sindaktili, dan celah.