Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN HEWAN

TAHAP PEMBENTUKAN ORGAN PADA MANUSIA DAN


PEMBENTUKAN AER (APICAL ECTODERM RIDGE)

DISUSUN OLEH

NAMA : ANKIN NATULISYAHRANI

NIM : ACD 117 029

KELAS : A

DOSEN PENGAMPU : Prof. AGUS HARYONO, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
TAHAP PEMBENTUKAN ORGAN PADA MANUSIA

Gambar Keterangan

Tahap Fertilisasi
 Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel
spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii.
Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital
wanita. Sekitar 1 juta yang dapat
berenang melalui serviks, ratusan yang
dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1
yang dapat membuahi sel telur. Sel
spermatozoa mempunyai rentang hidup
sekitar 48 jam.
 Setelah spermatozoa menembus ovum, ia
akan menggabungkan material intinya
dan menyimpan komplemen kromosom
ganda yang lazim. Kromosom ini
mengandung semua informasi genetik
Gambar Proses Fertilisasi yang nantinya akan diturunkan kepada
Sumber: Wayan, I keturunannya.
 Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk zigot yang terus membelah
secara mitosis menjadi dua, empat,
delapan, enam belas dan seterusnya.
PEMBELAHAN SEL
 Zigot akan melakukan pembelahan sel
(cleavage). Zigot selanjutnya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui
tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi,
dan organogenesis.
 Pada manusia, proses pertumbuhan janin
Gambar proses pembelahan (cleavage) di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga
Sumber: Wayan, I tahap (trimester).

TAHAPAN TRIMESTER PERTAMA


 Semua cikal bakal organ penting janin
terbentuk.
 Sekitar 1:80 kelahiran manusia (0,8%)
adalah kehamilan kembar.
 Sekitar 2/3 adalah kembar dizigotik
(fraternal) dan sepertiga (1:250) adalah

Sumber: www.amongguru.com kembar monozigotik (kembar identik).

a. Bulan Pertama
Minggu pertama, kurang lebih satu
jam setelah proses peleburan sel telur
dan sel sperma, semua aspek
pendukung kehidupan, berupa materi
genetik yang disebut gen, saling
dipertukarkan. Minggu ini
sebenarnya masih periode menstruasi,
bahkan pembuahan pun belum
Sumber: www.amongguru.com
terjadi. Sebab tanggal perkiraan
kelahiran si kecil dihitung
berdasarkan pertama haid terakhir.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada
akhir minggu kedua. 30 jam setelah
dibuahi, sel telur akan membelah
menjadi dua. Sambil terus membelah,
sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah
membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula.
Gambar Perkembangan embrio pada minggu
pertama Minggu ke-3 sampai usia kehamilan
Sumber: Human Embryology 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar
jika sedang mengandung. Sel telur
yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat
kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm6.
Pada minggu ke-4, Darah mulai
Gambar morula
mengalir dari plasenta ke janin.
Sumber: Wayan, I
Tumbuh jari-jari pada tangan,
memiliki kaki, paha, dan organ dalam
mulai tumbuh, seperti: lidah,
esofagus, dan lambung. Selain itu,
ginjal, hati, kantung empedu, dan
pankreas berkembang untuk beberapa
hari. Paru-paru mulai berkembang,
kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk.
Gambar gastrula dan blastula
Muka, organ indera, dan organ
Sumber: Muffasir
reproduksi mulai terbentuk, dengan
ukuran embrio sekitar 2 hingga
3,5mm, jantung mulai berdenyut dan
sistem peredaran darah sudah
melaksanakan fungsinya meski masih
dalam taraf yang sangat sederhana.
Tahap ini merupakan fase gastrula
yaitu tahap pertumbuhan embrio
berbentuk mangkuk yang terdiri atas
dua sel atau masa embrio dini setelah
masa blastula yaitu struktur bulat,
hasil pembelahan zigot. Kemudian
Gambar janin minggu ke-5 mengalami neurulasi yang diawali
Sumber: Muffasir dengan adanya induksi dari notocord
sebagai induktor terhadap ektoderm
neural yang terletak di atasnya, yang
berperan sebagai jaringan.
b. Bulan Kedua
Pada minggu ke-5, embrio
diperkirakan berukuran antara 5-7
mm. Pembentukan organ-organ tubuh
seperti telinga dan alat pencernaan
Gambar janin minggu ke-6 makin sempurna.
Sumber: Muffasir Pada minggu ke-6, persentase
perkembangan embrio sudah lebih
besar dibanding dari sebelumnya,
yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung
seperti udang.
Pada minggu ke-7, di minggu ini
besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah
mulai ada dan berkembang dengan
cepat.
Pada akhir minggu ke-8. Secara
Gambar janin minggu ke-7 keseluruhan embrio makin
Sumber: Muffasi
menyerupai bayi dengan taksiran
berat sekitar 13-15 gram. Semua
organ tubuh juga mulai bekerja,
meski belum sempurna.
c. Bulan Ketiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di
minggu ini, Panjang si janin ini
sekarang adalah 3 cm dengan berat
sekitar 2 gr, sudah punya tangan yang
Gambar janin minggu ke-8 besarnya sekacang kapri dan jari
Sumber: Muffasir sudah mulai terbentuk. Kaki sudah
membentuk lutut dan jari. Di minggu
ini organ genital sudah mulai terlihat
jelas.
Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm
dengan berat 5 gr. Rahang atas dan
bawah sudah terbentuk dan janin
sudah mulai memproduksi air seni.
Bentuk janin sudah hampir
menyerupai manusia. Darah dan sel-
sel tulang mulai terbentuk.
Gambar janin minggu ke-9 dan 10 Minggu ke-11, organ tubuh sudah
Sumber: Muffasir terbentuk dengan lengkap dan mulai
berfungsi. Panjang sekitar 6 cm,
dengan berat 10 gr. Rambut, kuku
pada jari tangan dan kaki sudah
tumbuh. Janin sudah mulai bergerak
dan bisa meluruskan tubuhnya,
bahkan mengubah posisinya.
Minggu ke-12, struktur yang telah
terbentuk akan terus bertumbuh dan
berkembang kian sempurna.
Gambar janin minggu ke-11
Sumber: Muffasir

Gambar janin minggu ke-12


Sumber: Muffasir

TAHAPAN TRIMESTER KEDUA


 Pertumbuhan janin di trimester kedua
ditandai dengan percepatan pertumbuhan
dan pematangan fungsi seluruh jaringan
dan organ tubuh.
d. Bulan Keempat
Pada minggu ke-13 panjang janin
(dari puncak kepala sampai bokong)
Gambar janin bulan ke-4
ditaksir sekitar 65-78 mm dengan
Sumber: Muffasir
berat kira-kira 20 gram. Pada minggu
ini, seluruh tubuh janin ditutupi
rambut-rambut halus yang disebut
lanugo.
Minggu ke-16, panjang janin
mencapai taksiran 12 cm dengan
berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih
amat sederhana, biasanya terasa
sebagai kedutan. Di usia ini, janin
Gambar janin bulan ke-5 juga mulai mampu mengenali dan
Sumber: Muffasir mendengar suara-suara dari luar
kantong ketuban.
e. Bulan Kelima
Pada minggu ke-18 taksiran panjang
janin adalah 14 cm dengan berat
sekitar 150 gram.
Pada minggu ke-21, beratnya sekitar
350 gram dengan panjang kira-kira
18c m. Pada minggu ke-21 ini,
berbagai sistem organ tubuh
mengalami pematangan fungsi dan
perkembangan.
f. Bulan Keenam
Janin mulai aktif mencari tahu
sekelilingnya dan mulai aktif mencari
tahu apa saja yang terdapat di
sekelilingnya, bahkan bagian dari
kehidupannya.
TAHAPAN TRIMESTER PERTAMA
g. Bulan Ketujuh
Minggu ke-29, berat janin sekitar
1250 gram dengan panjang rata-rata
37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti
diwaspadai karena umumnya
meningkatkan keterlambatan
Gambar Hasil USG janin pada bulan ketujuh
perkembangan fisik maupun
Sumber: Muffasir
mentalnya.
Minggu ke-32, berat bayi berkisar
1800-2000 gram dengan panjang
tubuh 42 cm.
h. Bulan Kedelapan
Minggu ke-33 berat janin lebih dari
2000 gram dan panjangnya sekitar 43
cm.
Gambar janin pada bulan kedelapan
Pada minggu ke-35, secara fisik bayi
Sumber: Muffasir
berukuran sekitar 45 cm dengan berat
2450 gram, Mulai minggu ini bayi
umumnya sudah matang fungsi paru-
parunya.
i. Bulan Kesembilan
Minggu ke-36, berat bayi harusnya
mencapai 2500 gram dengan panjang
46 cm.
Minggu ke-37, dengan panjang 47
cm dan berat 2950 gram, di usia ini
Gambar posisi bayi di usia 9 bulan sudah di depan
mulut rahim ibu. bayi dikatakan siap lahir karena
Sumber: Muffasir seluruh fungsi organ-organ tubuhnya
bisa matang untuk bekerja sendiri.
Kepala bayi biasanya masuk ke jalan
lahir dengan posisi siap lahir, kendati
sebagian kecil di antaranya dengan
posisi sungsang.
Minggu ke-38, berat bayi sekitar
3100 gram dengan panjang 48 cm.
Meski biasanya akan ditunggu
sampai usia kehamilan 40 minggu,
bayi rata-rata akan lahir di usia
kehamilan 38 minggu.
Minggu ke-40, panjang bayi
mencapai kisaran 45-55 cm dan berat
sekitar 3300 gram dan siap
dilahirkan.
Gambar perkembangan embrio dalam hitungan hari.
Sumber: Sadler, T.W, 2001
GEN YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMBENTUKAN AER

(Apical Ectodermal Ridge)

Tunas ekstremitas awalnya terdiri dari suatu inti mesenkim yang berasal dari lapisan
parietal (somatik) mesoderm lempeng lateral yang akan membentuk tulang dan jaringan ikat
ekstremitas, yang dilapisi oleh lapisan ektoderm kuboid. Ektoderm di batas distal ekstremitas
menebal dan membentuk apical ectodermal ridge (AER). Bubungan (ridge) ini menimbulkan
pengaruh induksi pada mesenkim sekitar, yang menyebabkannya tetap bertahan sebagai suatu
populasi sel yang berproliferasi cepat dan tidak berdiferensiasi, yaitu progress zone. Seiring
dengan pertumbuhan ekstremitas, sel-sel yang terletak jauh dari pengaruh AER mulai
berdiferensiasi menjadi kartilago dan otot. Dengan cara ini, perkembangan ekstremitas
berlangsung dari proksimal ke distal.

Apical Ectodermal Ridge (AER) adalah suatu struktur yang terbentuk dari sel-
sel ektodermal di ujung distal setiap tunas tungkai dan bertindak sebagai pusat pensinyalan
utama untuk memastikan perkembangan tungkai yang benar. Setelah tunas tungkai menginduksi
pembentukan AER, AER dan mesenkim tungkai – termasuk zona aktivitas polarisasi (ZPA) -
terus berkomunikasi satu sama lain untuk mengarahkan pengembangan tungkai lebih lanjut.

Gambar Apicaal ectoderm ridge

Sumber: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Apical_ectoderm_ridge
Adapun molekul yang terkait dengan AER meliputi:

1) FGF10 : Protein Tbx menginduksi sekresi FGF10 oleh sel-sel di mesoderm plat
lateral. Kemudian, ekspresi FGF10 terbatas pada mesenkim tungkai yang sedang
berkembang, di mana ia distabilkan oleh WNT8C atau WNT2B . Ekspresi FGF10
mengaktifkan sekresi WNT3A, yang bertindak atas AER dan menginduksi ekspresi
FGF8. Mesenkim, melalui sekresi FGF10, terlibat dalam lingkaran umpan balik positif
dengan AER, melalui sekresi FGF8.
2) FGF8 : Disekresikan oleh sel-sel punggung ektodermal apikal. Bertindak atas
sel mesenkim, untuk mempertahankan keadaan proliferatifnya. Juga menginduksi sel-sel
mesenkim untuk mengeluarkan FGF10, yang bekerja melalui WNT3A untuk
mempertahankan ekspresi AER dari FGF8.
3) WNT3A : Bertindak sebagai perantara dalam lingkaran umpan balik positif antara AER
dan mesenkim tungkai. Diaktifkan oleh ekspresi FGF10, mengaktifkan ekspresi FGF8.
4) Shh : Diberikan oleh ZPA di mesenkim tungkai. Menciptakan gradien konsentrasi yang
menentukan pembentukan lima digit berbeda. Jari ke 5 (kelingking) dihasilkan dari
paparan konsentrasi Shh yang tinggi, sedangkan jari pertama (ibu jari) pada ujung
spektrum yang berlawanan berkembang sebagai respons terhadap konsentrasi Shh yang
rendah. Ekspresi Shh telah ditunjukkan dalam banyak, tetapi tidak semua keadaan, sangat
terkait dengan ekspresi gen Hox. Shh juga (melalui GREMLIN) memblokir
aktivitas protein morphogenik tulang (BMP). Dengan memblokir aktivitas BMP,
ekspresi FGF di AER dipertahankan.
5) Gen Hox : Bertanggung jawab untuk mendikte sumbu anterior-posterior suatu
organisme, dan terlibat secara rumit dalam pemodelan ekstremitas yang berkembang
bersamaan dengan Shh. Mempengaruhi aktivitas protein TBX dan FGF (dan mungkin
Pitx1). Menentukan di mana tunas anggota badan akan terbentuk, dan anggota tubuh apa
yang akan berkembang di sana.
Sumber: Sadler. T.W, 2001

Ekstremitas terbentuk di akhir minggu keempat sebagai tunas-tunas di sepanjang dinding


tubuh yang berdekatan dengan segmen spinal spesifik yang ditentukan oleh gen-gen HOX
(ekstremitas atas, C5- T2; ekstremitas bawah L2-S2). Apical ectodermal ridge (AER) di batas
distal ekstremitas mengatur pertumbuhan ekstremitas dengan menyekresi FGF yang
mempertahankan suatu regio sel-sel yang sedang membelah cepat tepat di sebelah bubungan
yang disebut progress zone. Zone of polarizing activity (ZPA) yang terletak di batas posterior
ekstremitas menyekresikan sonic hedgehog (SHH) dan mengendalikan pembentukan pola
anterior-posterior (ibu jari hingga jari kelima).

Sumber: Sadler. T.W, 2001


Sumber: Sadler. T.W, 2001

Tulang-tulang ekstremitas terbentuk melalui osifikasi endokondral dan berasal dari


lapisan parietal mesoderm lempeng lateral. Sel-sel otot bermigrasi dari somit dalam cara
bersegmen-segmen dan memisah menjadi kelompok otot dorsal dan ventral. Kemudian
penyatuan dan pemisahan dari kelompok-kelompok ini menjadi otot-otot yang berbeda
mengubah pola segmental awal. Otot disarafi oleh ramus primer ventral yang membelah menjadi
cabang dorsal dan ventral. Cabang dorsal dan ventral pada akhirnya menyatu menjadi nervus
dorsalis dan ventralis untuk menyarafi, masing-masing, kompartemen dorsal (ekstensor) dan
ventral (fleksor).

Jari-jari terbentuk ketika apoptosis (kematian sel yang terprogram) terjadi di AER untuk
memisahkan struktur ini menjadi lima bubungan tersendiri. Pemisahan akhir jari diperoleh
melalui apoptosis tambahan di ruang antarjari. Banyak defek jari yang terjadi terkait dengan pola
kematian sel ini, termasuk polidaktili, sindaktili, dan celah.

Anda mungkin juga menyukai