Nim : 48202.03.22003
Tugas antibodi
Jawab : Antibodi adalah molekul dari sel darah putih limfosit yang berperan mengenal
antigen (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh. Fungsinya =
Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast.
Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah
seperti bacteria, virus, parasit dan beberapa jamur.
Jawab :
Rantai ringan dan berat ini dihubungkan oleh ikatan disulfida (S-S), demikian pula rantai
berat yang satu dengan lainnya diikat dengan ikatan disulfida.
Bagian Fab memiliki daerah yang sangat bervariasi (Variable region, V-region)
Daerah V-region sangat bervariasi disesuaikan dengan antigen yang akan dikenali
Jawab :
Terdapat dalam sekresi air mata, keringat , usus paru-paru , sal pencernaan ,
urine , kel susu.
Menetralisasi virus
IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe
1.
Fc berikatan dengan sel jaringan tertentu ( sel mast dan basofil) dan antigen
zat vasoaktif keluar
Meningkat pada pada alergi seperti eksim dan asma
IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa
janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik
(en:phylogenetic).
Jawab :
Pembentukan
• Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B.
• Sel plasma kemudian akan membentuk antibody yang mampu berikatan dengan
antigen yang merangsang pembentukan antibody itu sendiri.
Cara kerja
• Opsonin adalah antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang
antigen atau kuman.
• Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
Jawab :
2. Antibodi poliklonal = Adalah antibodi yang dihasilkan dari beberapa sel B. Antibodi
ini mengenal beberapa epitope pada antigen kurang spesifik
4. Maturasi afinitas = suatu proses di mana mutasi titik menciptakan sel B yang sedikit
berbeda satu sama lain dalam hal spesifisitas antigen. Ketika mutasi ini mengubah
kemampuan reseptor sel B untuk mengikat antigen, mutasi ini mengubah nasib setiap
sel B dalam pusat germinal. Secara kebetulan saja, sebagian besar rekombinasi ini
mempunyai efek negatif pada pengikatan antigen dan menyebabkan sel B mati
melalui apoptosis karena mereka tidak dapat bersaing dengan rekan mereka yang
‘lebih cocok’. Sel-sel yang sekarat ini dengan cepat ditelan oleh makrofag yang
menetap, menciptakan ‘makrofag tubuh yang dapat diubah’ yang merupakan ciri khas
dari pusat germinal. Proses seleksi untuk menentukan sel mana yang memenuhi nasib
ini tampaknya terjadi secara bertahap. Dipercaya bahwa hipermutasi somatik terjadi
di zona gelap pusat germinal, tetapi ketika sentroblas berhenti berproliferasi dan
berkembang menjadi sentrosit, mereka meningkatkan ekspresi reseptor permukaan
tertentu dan bergerak menuju zona terang. Zona terang merupakan area yang penuh
dengan FDC yang mengekspresikan antigen. Hal ini memungkinkan sel B yang
bermutasi untuk menguji sifat pengikatan reseptornya – jika reseptor baru masih dapat
mengikat antigen, sinyal kelangsungan hidup dikirimkan sehingga sel B dapat
melakukan siklus melalui proses hipermutasi somatik lagi. Ini dikenal sebagai model
masuk kembali siklik pematangan sel B. Pada setiap tahap, sel B baru harus bersaing
untuk mendapatkan antigen dengan pendahulunya, yang berarti sel B hanya dapat
bertahan jika reseptornya lebih cocok dengan antigen dibandingkan sebelumnya.
Seiring waktu, seluruh proses ini menyebabkan sel B terpilih memiliki afinitas yang
meningkat terhadap antigennya. Tentu saja, hal ini tidak sesederhana itu, dan untuk
benar-benar bertahan hidup, sel B tidak hanya harus berinteraksi dengan antigen pada
FDC tetapi juga memerlukan kontak yang lama dengan sel pembantu folikel T. Hal
ini dilakukan melalui ligan khusus: interaksi reseptor; Sel B mengekspresikan ligan
yang disebut ligan ICOS (ICOSL), yang ikut menstimulasi sel pembantu folikel T
melalui reseptor ICOS-nya. Hal ini menyebabkan sel T meningkatkan regulasi ligan
yang berikatan dengan CD40 pada sel B, meningkatkan kelangsungan hidup sel B
dengan menghambat apoptosis.
Jawab :
1. Variasi Isotip
Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas
Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig
D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas seperti Ig
G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H-chain yang terdapat pada
berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu orang maka bagian tersebut
dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga berlaku bagi bagian konstan L- chain
kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada
semua orang.
2. Variasi Alotip
Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan
yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip. Contohnya;
golongan darah rhesus.
3. Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh
individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah yang
membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain dalam
alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
Jawab :
I. Immunisation
III. filtrasi
IV. Karakterisasi
Penentuan isotipe
Produksi massal
V. urther development.
Modifikasi Mab
sel mieloma,
antobodi monoclonal
• Antibodi monoklonal ini merupakan antibodi yang mengenali satu epitop sangat
spesifik
9. Jelaskan ikatan antigen antibody
Jawab :
• Avinitas adalah nilai ikatan antara satu epitop dengan antibodi (*epitop adalah
bagian kecil dari antigen)
1) Primer : Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan
antibody pada situsi dentik yang kecil, bernama epitop.
2) Sekunder : Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya
• Aglutinasi Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk
gumpalan
3) Tersier : Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh
menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas mikroba, dan
lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan
defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.