Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH (AGH250)

Uji Daya Kecambah Benih

Nama : Farahdina Mubarak

NIM : A24190127

Kelas Pararel : P2

Dosen Pembimbing : Okti Syah Isyani Permatasari, S.P., M.Si.

Asisten : Riski Meliya Ningsih

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkecambahan adalah suatu proses pengaktifan embrio yang menyebabkan
berkembangnya daun muda dan akar. Perkecambahan penting untuk mengetahui
kualitas benih. Perkecambahan dipengaruhi oleh viabilitas benih, lingkungan (suhu,
air, media tanam), dan pada beberapa tanaman bergantung pada usaha pematahan
dormansi. Salah satu cara untuk mengetahui kualitas benih yaitu dengan cara
pengujian daya berkecambah benih.

Pengujian daya berkecambah pada prinsipnya adalah memberikan informasi akan


kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar
dalam lingkungan yang optimum. Kecambah dikatakan normal jika memiliki semua
struktur kecambah penting (sistem perakaran, tunas aksial, kotiledon dan kuncup
terminal) yang berkembang baik (Sari dan Faisal 2017). Ciri dari pengujian daya
berkecambah adalah pengamatan terhadap benih normal dilakukan dua kali,
pengamatan pertama biasa disebut hitungan pertama, bertujuan untuk optimalisasi
media. Benih yang tumbuh menjadi kecambah normal dihitung kemudian di
keluarkan dari media, begitu juga dengan benih busuk dan bercendawan dikeluarkan
pula. Pengamatan kedua atau hitungan kedua untuk semua kecambah dan benih
dalam kondisi apapun (Elfiani dan Jakoni 2015).

Pengujian daya kecambah benih dapat dilakukan dengan beberapa cara, contohnya uji
di atas kertas (UDK), uji antar kertas (UAK), uji kertas digulung dilapisi plastik
(UKDdp), dan media pasir tanah (Suita dan Bustomi 2014). Pengujian daya
berkecambah membutuhkan kondisi optimum pada media perkecambahan, suhu dan
kelembaban (Rahayu dan Suharsi 2015).

Daya berkecambah antar spesies atau varietas tanaman berbeda-beda. Perbedaan


tersebut dapat disebabkan karena masing-masing benih memiliki ukuran yang
berbeda-beda, kandungan cadangan makanan serta umur panen yang berlainan.
Perbedaan sifat terebut disebabkan oleh faktor genetik masing-masing benih.
B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar dapat melakukan beberapa metode uji daya
berkecambah benih serta dapat mendeteksi viabilitas potensial suatu lot benih dengan
tolok ukur daya berkecambah benih.
BAB II
METODE

A. Bahan dan Alat


1. Bahan
- Kertas buram
- Plastik
- Benih kacang hijau 100 butir
- Air
2. Alat
- Semprotan/spray
- Kontainer

B. Langkah-langkah
1. Menyiapkan media perkecambahan, kertas dibasahi dengan cara spray lalu
diletakkan diatas selembar plastik.
2. Benih kacang hijau sebanyak 25 butir diletakkan di atas kertas serta jarak antar
benih tidak berdekatan.
3. Benih ditutupi oleh kertas yang sudah dibasahi.
4. Plastik dan kertas tersebut digulung dengan hati hati
5. Gulungan diikat dengan menggunakan karet gelang. Dibuat 4 gulungan yang
masing-masing gulungan berisi 25 butir benih.
6. Gulungan diletakkan ditempatkan di kontainer tanpa terkena cahaya langsung.
7. Setelah 4 hari, gulungan dibuka untuk diamati benih yang sudah berkecambah
normal.
8. Kecambah normal disingkirkan lalu dihitung jumlahnya, jika ada benih yang
busuk atau bercendawan maka dibuang, serta jika ada benih yang belum
berkecambah maka tetap di kertas.
9. Kertas gulungan dibasahi lagi untuk mengoptimalisasi media.
10. Plastik dan kertas digulung kembali lalu diletakan di dalam kontainer.
11. Setelah 7 hari, gulungan dibuka untuk mengamati benih yang berkecambah
normal, abnormal, dan busuk.
BAB III
HASIL

1. Data Sekunder
Total DB Total
Ulangan 

Komoditas Komoditas BS Persentase (%)


Cenda Benih %  Persen
AB Mati TT
First Final wan tase %
    AB Mati Cendawan BSST
Count Count  
1 83 17 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
Amaranthus
tricolor 2 92 8 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
0
 
  3 95 0 5 0 0 0 100 95 5 0 0 0 100
 
4 93 2 5 0 0 0 100 95 5 0 0 0 100
1 72 5 11 5 7 0 100 77 11 5 7 0 100
Vigna
radiata 2 68 4 6 12 0 100 72 6 12 0 10 100
10
 
  3 86 6 4 4 0 0 100 92 4 4 0 0 100
 
4 80 4 8 4 4 0 100 84 8 4 4 0 100
1 68 24 0 8 0 0 100 92 0 8 0 0 100
Solanum
melongena 2 72 14 0 14 0 100 86 0 14 0 0 100
0
 
  3 66 22 0 12 0 0 100 88 0 12 0 0 100
 
4 64 22 8 6 0 0 100 86 8 6 0 0 100
1 92 8 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
Brassica
chinensis 2 92 8 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
0
 
  3 96 0 4 0 0 0 100 96 4 0 0 0 100
 
4 92 8 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
1 96 4 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
Cucumis
melo 2 84 16 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
0
 
  3 84 14 2 0 0 0 100 98 2 0 0 0 100
 
4 96 4 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
1 96 4 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
Zea mays
  2 98 2 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
  3 96 0 4 0 0 100 96 4 0 0 0 100
  0
4 92 8 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
1 85 8 4 3 0 0 100 93 4 3 0 0 100
Allium cepa
  2 100 0 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100
  3 92 2 0 6 0 100 94 0 6 0 0 100
  0
4 86 4 10 0 0 0 100 90 10 0 0 0 100
1 86 10 2 2 0 0 100 96 2 2 0 0 100
Latuca
sativa 2 94 0 6 0 0 100 94 6 0 0 0 100
0
 
  3 80 12 6 2 0 0 100 92 6 2 0 0 100
 
4 100 0 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100

2. Data Percobaan
Total
Ulangan 

Komoditas Komoditas BS Persentase (%) Persen


Cenda Total DB
AB Mati TT tase %
wan Benih % 
First Final  
  AB Mati Cendawan BSST
Count Count
1 20 2 0 2 0 1 25 88 0 8 0 4 100

Vigna 2 23 2 0 0 0 0 25 100 0 0 0 0 100


radiata  3 20 1 1 2 0 1 25 88 4 8 0 0 100
4 24 1 0 0 0 0 25 100 0 0 0 0 100

3. Foto Hasil

Kecambah saat hitungan pertama Kecambah normal saat hitungan pertama


Foto semua ulangan benih normal saat
Foto saat gulungan benih dibuka
hitungan pertama

Benih normal ulangan 1 saat hitungan Benih normal ulangan 2 saat hitungan
pertama pertama

Benih normal ulangan 3 saat hitungan Benih normal ulangan 3 saat hitungan
pertama pertama

Benih segar tidak tumbuh


Benih mati atau busuk
Benih abnormal Hitungan kedua pada ulangan pertama

Hitungan kedua pada ulangan kedua Hitungan kedua pada ulangan ketiga

Hitungan kedua pada ulangan keempat


BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pembahasan Data Sekunder


Data sekunder menggunakan 8 spesies tanaman, yaitu Amaranthus tricolor, Vigna
radiate, Solanum melongena, Brassica chinensis, Cucumis melo, Zea mays, Allium
cepa, dan Latuca sativa. Masing-masing spesies memiliki 4 ulangan, yang
perhitungan benihnya dengan cmenggunakan hitungan 1 dan 2.

Hasil perhitungan Amaranthus tricolor terdapat perbedaan hasil dari masing-masing


ulangan. Menurut ISTA (2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 4-5 dan
hitungan ke-2 pada hari ke 14. Ulangan 1 dan ulangan 2 semua benih berkecambah
normal dan sedikit yang baru dapat dibilang kecambah normal saat hitungan 2
sehingga daya kecambah ulangan 1 dan 2 adalah 100%. Ulangan 3 dan ulangan 4
terdapat 5 benih yang abnormal sehingga daya kecambah ulangan 3 dan 4 dalah 95%.
Lalu, pada ulangan 3 tidak ada lagi tambahan kecambah normal.

Hasil perhitungan Vigna radiata memiliki lumayan banyak benih yang tidak normal.
Menurut ISTA (2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 5 dan hitungan ke-2 pada
hari ke 7. Uji perkecambahan Vigna radiata ditemukan adanya benih yang abnormal
dan mati pada semua ulangan, serta ditemukan benih yang bercendawan dan segar
tidak tumbuh pada beberapa ulangan. Daya kecambah untuk ulangan 1, 2, 3, dan 4
berturut-turut adalah 77%, 72%, 92%, dan 84%. Rata-rata untuk daya berkecambah
Vigna radiata adalah 81.25%.

Hasil perhitungan Solanum melongena sebagian besar ulangan sudah memiliki daya
kecambah yang baik. Menurut ISTA (2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 7
dan hitungan ke-2 pada hari ke 14. Daya kecambah untuk ulangan 1, 2, 3, dan 4
berturut-turut adalah 92%, 86%, 88%, dan 86%. Rata-rata daya berkecambah untuk
Solanum melongena adalah 84%. Semua ulangan memiliki benih yang mati, lalu
untuk ulangan 4 juga memiliki benih yang abnormal. Lalu, masih banyak benih yang
berkecambah normal pada hitungan ke-2.

Hasil perhitungan Brassica chinensis memiliki daya berkecambah yang sangat baik..
Ulangan 1, 2, dan 4 memiliki daya berkecambah 100%. Lalu, untuk ulangan 3
memiliki daya berkecambah 96% dengan memiliki 4 benih yang tumbuh abnormal.

Hasil perhitungan Cucumis melo memiliki daya berkecambah yang sangat baik yaitu
untuk ulangan 1, 2, dan 4 memiliki daya berkecambah 100%. Lalu, untuk ulangan 3
memiliki daya berkecambah 98% karena memiliki 2 benih yang tumbuh abnormal.
Menurut ISTA (2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 4 dan hitungan ke-2 pada
hari ke 8.

Hasil perhitungan Zea mays memiliki daya berkecambah yang sangat baik. Ulangan
1, 2, dan 4 memiliki daya berkecambah 100%. Lalu, ulangan 3 memiliki daya
kecambah 96% dikarenakan memiliki 4 benih yang tumbuh abnormal. Menurut ISTA
(2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 4 dan hitungan ke-2 pada hari ke 7.

Hasil perhitungan untuk Allium cepa daya berkecambahnya sudah lumayan baik.
Ulangan 1, 3, dan 4 terdapat benih yang abnormal atau mati. Lalu, untuk ulangan 2
memiliki daya berkecambah 100%. Lalu ulangan daya berkecambah 1, 3, dan 4
berturut-turut adalah 93%, 94%, dan 90%. Rata-rata daya berkecambah semua
ulangan adalah 94,25%. Menurut ISTA (2018) hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke
6 dan hitungan ke-2 pada hari ke 12.

Hasil perhitungan untuk Latuca sativa pada ulangan 1, 2, dan 3 ditemukan benih
yang mati, dan untuk ulangan 3 dan 4 ditemukan pula benih yang mati. Ulangan 4
memiliki daya berkecambah 100% dan ulangan 1, 2, dan 3 memiliki daya
berkecambah berturut-turut adalah 96%, 94%, dan 92%. Menurut ISTA (2018)
hitungan ke-1 dilakukan pada hari ke 4 dan hitungan ke-2 pada hari ke 7.

Hasil semua komoditas atau spesies tanaman, hampir semua memiliki daya kecambah
diatas 80%, hal ini menunjukan bahwa benih masih memiliki kualitas yang baik.
Tetapi pada komoditas Vigna radiata yaitu ulangan 1 dan 2 memiliki persentase daya
berkecambah yang kurang dari 80% hal ini menunjukan benih pada ulangan tersebut
belum bisa dikategorikan sebagai benih berkualitas baik.

Pada setiap spesies, masih ada benih yang tidak berkecambah secara normal, hal ini
mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor. Menurut Sutopo (2002) dalam Payung
et al. (2012) bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perkecambahan benih
yaitu faktor internal (tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi) dan faktor
eksternal (temperatur, air, oksigen dan cahaya).

2. Pembahasan Data Percobaan


Percobaan menggunakan benih atau biji kacang hijau (Vigna radiata). Percobaan
menggunakan prinsip pemakaian Eco germinator yaitu ulangan 1 pada hari ke-4 dan
ulangan kedua pada hari ke-7. Jika menurut ISTA (2018) perhitungan untuk Vigna
radiata adalah hitungan pertama dilakukan saat hari ke-5 dan perhitungan kedua pada
hari ke-7. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi lingkungan dan media
yang digunakan.

Setelah benih disimpan selama 4 hari maka gulungan dibuka untuk dihitung benih
normalnya yang biasa dinamakan hitungan pertama. Pada masing-masing ulangan
sudah banyak benih yang berkecambah normal, tetapi ada beberapa benih yang baru
muncul radikula saja dan ada yang belum berkecambah sama sekali.

Perhitungan kedua dilakukan setelah 7 hari, pada hitungan kedua ini benih-benih
yang sebelumnya baru muncul radikula sudah ada yang berkecambah normal tetapi
ada pula yang tetap tidak muncul plumula dan radikula sangat pendek. Ditemukan
pula benih-benih yang sudah busuk bahkan ada yang sampai dimakan belatung. Lalu,
ada benih-benih yang secara fisik terlihat segar namun tidak berkecambah sama
sekali.

Benih-benih yang busuk dan dimakan belatung kemungkinan dikarenakan


keteledoran praktikan saat menempatkan gulungan, pada hari kelima sampai keenam
kaontainer yang digunakan tidak tertutup dengan rapat, hal ini mungkin dapat
menyebabkan belatung dapat masuk dan berkembang. Lalu, adanya benih segar yang
segar namun tidak tumbuh kemungkinan dikarenakan benih tersebut memiliki
viabilitas yang rendah atau belum masak fisiologis karena menurut Subantoro dan
Prabowo (2007) benih yang belum masak fisiologis itu sulit untuk berkecambah
walaupun ditempatkan di media yang optimum. Terlebih lagi, benih yang digunakan
adalah benih yang dijual di warung tanpa adanya pengecekan benih.

Benih-benih yang berkecambah normal memiliki struktur berupa plumula, epikotil,


hipokotil, dan radikula. Hasil percobaan semua ulangan memiliki plumula berwarna
hijau muda, epikotil dan hipokotil berwarna putih. Benih yang disimpan diatas
memiliki radikula yang sangat panjang sedangkan benih yang disimpan dibawah
memiliki radikula yang tidak terlalu panjang dan memiliki akar sekunder
menyamping yang banyak, tetapi ada pula akar yang sampai keluar dari gulungan
kertas.

Hasil percobaan uji daya kecambah unntuk kacang hijau menunjukan semua ulangan
memiliki daya kecambah diatas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa benih sudah
tergolong kedalam benih yang baik.
BAB V
KESIMPULAN

Uji daya kecambah berguna sebagai informasi tentang bisa atau tidaknya benih
berkecambah normal pada media yang optimum. Benih yang memiliki viabilitas
tinggi akan dapat berkecambah normal dan memiliki struktur penting kecambah. Ada
banyak media dan teknik yang dapat digunakan salah satunya menggunakan uji kertas
digulung dilapisi plastik (UKDdp) dengan kertas buram. Faktor penentu keberhasilan
uji daya kecambah antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Elfiani, Jokoni. 2015. Pengujian daya berkecambah benih dan evaluasi struktur
kecambah benih. Jurnal Dinamika Pertanian. 30 (1) : 45-52.

ISTA Internasional Seed Testing Association. 2018. International Rules for Seed
Testing 2018. Switzerland (CH) : The International Seed Testing Association
ISTA.
Payung D, Prihatiningtyas E, Nisa SH. 2012. Uji daya kecambah benih sengon
(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) di green house. Jurnal Hutan Tropis.
13 (2) : 132-138.
Rahayu AD, Suharsi TK. 2015. Pengamatan Uji Daya Berkecambah dan Optimalisasi
Substrat Perkecambahan Benih Kecipir [Psophocarpus tetragonolobus L.
(DC)]. Buletin Agrohorti. 3 (1) : 18-27.

Sari W, Faisal MF. 2017. Pengaruh media penyimpanan benih terhadap viabilitas
dan vigor benih padi pandanwangi. Jurnal Agroscience. 7 (2) : 300-310.

Suita, Bustomi S. 2014. Teknik peningkatan daya dan kecepatan berkecambah benih
pilang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 11 (1) : 45-52.

Subantoro R, Prabowo R. 2007. Pengaruh berbagai metode pengujian vigorterhadap


pertumbuhan benih kedelai. Jurnal MEDIAGRO. 9 (1) : 48-60.

Sutopo L. 2002. Teknologi Benih edisi revisi Fakultas Pertanian Universitas


Brawijaya. Malang (ID) : Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai