Kooperatif”
TUGAS 3
MK. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis
Dosen :
Dr. Ir. Harianto, MS
Disusun oleh :
Farahdina Mubarak A24190127
Sadad Arrahman A24190140
M Fauzi Aviawan A24190147
Darin Aulia Hasna A24190149
Kelompok 11
Pararel 1
Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Ganjil 2020
A. Profil
Triyono, lahir pada tahun 1976 dan merupakan masyarakat Jambi keturunan
Jawa. Beliau berasal dari keluarga petani. Bapaknya adalah seorang petani biasa.
Beliau adalah lulusan SMA. Setelah lulus, dia melanjutkan kehidupannya menjadi
petani. Beliau pada awalnya hanya menjadi petani biasa dan tidak tahu apa
tentang koperasi. Lalu pikirannya terbuka setelah datangnya lembaga Masyarakat
Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan LSM Rikolto dari Belgia ke
Kabupaten kerinci untuk memberdayakan para petani di Kerinci dan mengenalkan
koperasi.
Lembaga tersebut juga mengajarkan tentang budi daya kopi Arabica yang
punya prospek ekonomi di Eropa. Karena Daerah kerinci mempunyai potensi
untuk membudidayakan kopi Arabica.
Pada tahun 2017, Triyono mempunyai ide untuk menyatukan para petani
kopi di Kerinci, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dan LSM Rikolto
untuk membentuk Koperasi Koerintji Barokah Bersama. Koperasi tersebut banyak
mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, Triyono pun tidak menyia-nyiakan
hal tersebut. Triyono bersama dengan petani kopi lain bekerja sama untuk terus
memajukan koperasi tersebut dan meningkatkan kualitas hasil kopi. Tetapi dalam
perjalanan koperasi, pernah mengalami kerugian, hal ini tidak membuat Triyono
putus asa. Triyono terus mencari jalan keluar agar koperasi terus maju.
Berkat kerja keras Triyono dan petani kopi lainnya, membuat Koperasi
Koerintji dikenal dunia. Koperasi ini sudah memasarkan kopinya ke berbagai
negara, seperti Hongkong, Jepang, Belgia, sampai Amerika Serikat. Kualitas kopi
hasil koperasi ini sudah tidak diragukan, banyak perusahaan kopi asing yang
membeli kopi dari koperasi Koerintji ini. Menurut Triyono, kunci sukses koperasi
tersebut adalah dengan konsisten mempertahankan rasa kopi, selain itu kerjasama
para anggota pun harus baik.
Pada 2019 produksi kopinya 80 ton. Dari jumlah itu sebesar 60% untuk
ekspor. Lanjut Triyono, Triyono tak cepat puas dengan keberhasilan koperasi ini,
pada 2020 koperasi menargetkan kapasitas produksi sebesar 200 ton per tahun.
Triyono adalah sosok wirakoperasi yang patut dicontoh. Beliau tidak hanya
mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga mementingkan petani-petani khususnya
petani kopi di daerah Kerinci. Keberadaan sosok Triyono yang membangun
Koperasi Koerintji ini dengan sangat baik membuat para petani kopi tidak
kebingungan dalam memasarkan hasil panennya. Serta para petani pun dapat lebih
sejahtera dalam sisi ekonomi karena kopi yang dijual mempunyai nilai harga yang
tinggi. Hal ini adalah salah satu yang membuat roda perekonomian di Kabupaten
Kerinci menjadi lebih baik.
B. Peran Dalam Mengembangkan Koperasi