Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Minggu-6

Topik C. Identifikasi Komponen Faktor Biotik dan Abiotik pada


Berbagai Agroekosistem
Nama : Farahdina Mubarak
NIM : A24190127
Hari/Pararel : Rabu, P1
Dosen : Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, M.S
Hari, Tanggal Praktikum : 23 Oktober 2021

A. Konsep Agroekosistem
Agroekosistem adalah adalah ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan
secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
atas pangan ataupun serat-seratan. Tujuan dilakukan analisis pendekatan
agroekosistem yaitu untuk mengetahui hubungan antara karakteristik biofisik,
pengelolaan sumber daya alam, dan sosial ekonomi yang ada (Suyana 2008).
Biodiversitas pada agroekosistem tergantung dari empat karakteristik, yaitu
diversitas vegetasi di sekitar agroekosistem, diversitas tanaman budidaya di
agroekosistem, intensitas manajemen lahan, dan isolasi agroekosistem dari vegetasi
alami (Afifah et al. 2015).
Agroekosistem yang ditemukan :
Agroekosistem ladang cabai

Gambar 1. Ladang cabai


Sumber : Dokumentasi pribadi
Agroekosistem Ladang Kacang Hijau

Gambar 2. Ladang kacang panjang


Sumber : https://kitashareinfo.blogspot.com/2014/03/budidaya-kacang-panjang-dan-cara.html

Lokasi lahan pengamatan aagroekosistem yaitu di Desa Cimande, Kelurahan Lemah


Duhur, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Komoditas tanaman yang berada di
lahan in yaitu cabai, dan kacang panjang dengan pola tanam monokultur dengan
sistem tumpang gilir. Lahan terdapat di dataran rendah dan tidak ada naungan di
lahan tersebut. Lokasi lahan yang berada di kawasan pertanian dekat dengan
pertanian tomat, maupun timun memungkinkan banyaknya organisme pengganggu
yang dapat menyerang tanaman cabai maupun kacang panjang. Jenis cabai yang
ditanam yaitu cabai merah keriting.

B. Pengamatan Komponen Faktor Abiotik


Deskripsi lokasi tempat tinggal
Luas wilayah yang diamati adalah 5.000 m dengan ketinggian tempat sekitar
575 mdpl. Titik koordinat di lahan tersebut adalah 6°43’40”S 106°51’03”E, tipe
wilayahyaitu dataran tinggi (tidak terlalu tinggi).
Iklim Mikro
Peubah Pengamatan Hasil Pengamatan
Intensitas Radiasi (0, 1, 2, 3 m , di atas tanah) 315 Joule/Cal/cm2
Suhu (0, 1, 2, 3 m di atas tanah) 24°C-27°C
Kelembaban (2 m di atas tanah) 81%
Analisis kimia dan fisik tanah pH tanah cenderung netral
mendekati asam, tanah subur,
tanah lempung berpasir.
C. Pengamatan Komponen Faktor Biotik
 Faktor yang menyebabkan timbulkan OPT
Lahan yang dipakai merupakan lahan yang sudah lama digunakan untuk
pertanian. Lahan itu merupakan lahan sewaan, sehingga petani yang sekarang
kurang mengetahui komoditas apa yang ditanam sebelum dia menyewa lahan
tersebut. Petani menyewa lahan sudah kurang lebih 2 tahun, dalam kurun waktu
2 tahun petani fokus dalam menanam cabai. Selain cabai, petani juga menanam
timun dan kacang panjang. Kondisi lahan berada dekat lahan-lahan pertanian
lainnya seperti tomat dan jagung. Selain itu, di sekitar lahan masih merupakan
lahan hijau dan jauh dari pemukiman. Keadaan tersebut membuat banyaknya
OPT yang terdapat di lahan. Kelembaban yang tinggi dan terlebih saat ini curah
hujan cukup tinggi pun dapat memengaruhi timbulnya OPT. OPT yang sering
mengganggu pertanaman cabai yaitu keong. Keong akan lebih banyak muncul
saat hujan tiba, sehingga ketika musim hujan saat ini, maka perlu penanganan
khusus untuk membasmi keong. Pergiliran tanaman cabai dengan kacang
panjang maupun timun dilakukan untuk mematikan OPT-OPT yang masih
tersisa setelah menanam cabai. Jika dilakukan penanaman cabai secara terus
menerus maka serangan OPT semakin berat.
 Tingkat serangan OPT terhadap tanaman
Hama yang sering menyerang tanaman cabai yaitu keong. Tingkat serangan
keong akan bertambah ketika musim hujan. Pengamatan serangan keong tidak
dilakukan secara langsung karena saat pengamatan umur cabai masih 10 HST.
Data serangan keong didapat pada pertanaman cabai sebelumnya. Keong dapat
menyerang tanaman sekitar 10-20% dan dapat meningkat jika hujan deras.
Keong juga dapat menurunkan hasil produksi cabai sekitar 15%. Keong
memakan daun dan juga buah cabai yang menjadikan cabai menjadi “kopong”
dan busuk. Keong harus dibasmi langsung agar tidak beranak pinak di tanaman
cabai. Petani setiap hari harus melalukan pengamatan ke tanaman cabai untuk
memastikan keberadaan keong. Petani mengamatan jika ada 100 tanaman cabai
maka terdapat 25 tanaman yang terserang keong. Keparahan serangan tidak
terlalu parah dikarenakan petani sangat rajin untuk melalukan pengamatan di
lapangan dan langsung membasmi jika terdapat keong.
- Jumlah tanaman = 100 tanaman
- Skor keparahan serangan = Bervariasi dari skor 1=14 tanaman, skor 2=7
tanaman, dan skor 3=4 tanaman.
Perhitungan intensitas penyakit pada cabai yaitu :
⅀∋ x vi
IP = x 100%
NV
(14 x 1)+ ( 7 x 2 )+(4 x 3)
= x 100%
100 x 3
IP = 13%

Selain keong, penyakit yang menyerang cabai yaitu daun kuning keriting yang
disebabkan Pepper Yellow Leaf Curl Virus. Tetapi serangannya tidak terlalu
besar, dan dari 100 tanaman contoh, terdapat 2-5 tanaman yang terserang
penyakit ini.
Gulma banyak terdapat di lahan cabai ini. Penggunaan mulsa dapat menekan
pertumbuhan gulma di sekitar tanaman. Gulma yang paling banyak jumlahnya
yaitu gulma bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dan rumput belulang (Eleugine
indica). Petani sering mencabut rumput di lahan setiap hari, sehingga gulma
yang terdapat di lahan pertanian tidak terlalu banyak. Jika memnag populasi
gulma sudah banyak, maka dilakukan penyemprotan herbisida secukupnya.
D. Usaha Tani

KUOSIONER USAHA TANI

1. Nama Petani : Bapak Ibah


2. Lokasi
a. Desa : Lemah Duhur
b. Kecamatan : Caringin
c. Kabupaten : Bogor
3. Luas Lahan Total : 5000 meter
4. Pola Tanam : Monokultur
5. Pergiliran Tanaman per 1 tahun : Cabai-Kacang Panjang/Cabai-Timun
JADWAL KEGIATAN PERGILIRAN TANAM

Jenis tanaman Jan Feb Mar Apr Mei Jun


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Cabai

Jenis tanaman Jul Agu Sep Okt Nov Des


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kacang
panjang/timun

Keterangan :
- : Masa penanaman Cabai Masa penanaman kacang panjang/timun
- : Masa istirahat lahan
Komoditas
Komoditas 1 Komoditas 2
Cabai Kacang panjang
Luas lahan 500 meter
Jarak tanam Jarak tanam antar lubang 40 cm Jarak tanam antar lubang 40 cm
Jarak tanam antar bari 70 cm Jarak tanam antar bari 70 cm
Populasi tanaman 10.000 – 15.000 tanaman
Varietas benih atau bibit Kastilo Kanton Tavi
Tujuan produksi Komersial Komersial
(sendiri/komersial)
Siapa pembeli Pasar TU / Masyarakat Sekitar Pasar TU / Masyarakat sekitar
Keterkaitan dengan “inti” (modal, Menyewa lahan Menyewa lahan
hak, kewajiban)

Alasan pemilihan komoditi Karena keuntungan dari cabai sangat lumayan, Mengisi kekosongan lahan saat tidak ditanami
(siapa menentukan omoditi dan tanah sesuai untuk pertanaman cabai cabai, mudah perawatan
yang diusahakan)

Analisis Usaha Tani


Komoditas 1 Komoditas 2
Jumlah Harga Jumlah Harga
Dosis dan jenis pupuk
390.000 5 kg 65.000
 NPK 30 kg
675.000 - -
 SP-36 5 bal
675.000 - -
 KCL 5 bal
 Pupuk kandang 300 karung 2.400.000 - -
 Kapur 3 bal 30.000 - -
Kebutuhan benih atau bibit 8 bungkus (2000 960.000 5 kg 700.000
benih/bungkus)
Pestisida (jika memakai)
 Sagri snail 1 botol 60.000
 Roundup 2 botol 50.000
 Metaline 1 bungkus 100.000
 Regent 1 botol 25.000
Tenaga kerja 6 orang 30.000.000 4 orang (1 HOK = 8.000.000
Pengolahan tanah, pembibitan, (1 HOK = 50.000) 50.000) dibutuhkan
penanaman, pemupukan, Dibutuhkan selama selama 60 hari
pemeliharaan, pengendalian OPT, 100 hari
panen dan pasca panen
Total Input 37.160.000 Rp 15.210.000
Output
Komoditas : Cabai
Hasil panen 4 ton
Produktivitas per ha 8 ton
Harga jual Rp. 20.000/kg
Keuntungan Pendapatan – modal = 80.000.000-42.840.000 = 37.160.000
Total pendapatan/keuntungan 1 tahun Rp 74.320.000
Output
Komoditas : Kacang Panjang
Hasil panen 7 ton
Produktivitas per ha 14 ton
Harga jual Rp. 4.000/kg
Keuntungan keuntungan-modal = 28.000.000-12.790.000 = 15.210.000
Total pendapatan/keuntungan 1 tahun Rp 15.210.000

Analisis :
 Sesuaikah pola tanam dengan iklim/lingkungan?
Pola tanam untuk pertanaman cabai sudah sesuai dengan iklim/lingkungan. Cabai cocok ditanami didataran rendah. Petani sudah pernah
menanam berbagai macam tanaman di lahan sekitar tetapi yang paling menguntungkan adalah bertani cabai. Sistem monokultur membuat
petani lebih fokus dalam melakukan perawatan pada cabai. Tanah yang digunakan pun merupakan tanah subur sehingga menunjang
pertumbuhan cabai dengan baik.
Kacang panjang ditanam agar lahan tidak lahan masih tetap menghasilkan ketika tidak digunakan untuk menanam cabai. Kacang panjang
dipilih karena perawatan yang mudah. Kacang panjang sudah sesuai dengan iklim setempat yaitu suhu 23C. Pola tanam dilakukan
monokultur untuk mempermudah perawatan.
 Layakkah usaha tani tersebut secara ekonomi?
- Cabai
B/C (cabai) = (pendapatan-biaya)/biaya
= (80.000.000-42.840.000/42.840.000
= (74.320.000)/ 42.840.000
= 1,7348 %
B/C >1 maka dapat dinilai usaha tani cabai menguntungkan sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan.

B/C (kacang panjang) = (pendapatan-biaya)/biaya


= (28.000.000-12.790.000)/12.790.000
= 15.210.000/12.790.000
= 1,1892%
Dilihat dari B/C >1 sehingga usaha tani kacang panjang menguntungkan. Tetapi kelayakan usaha tani ini tidak dapat disimpulkan
secara langsung, dikarenakan bahan-bahan input yaitu pupuk dasar masih memakai sisa dari pertanaman cabai. Sehingga, hasil
diatas belum dapat menunjukkan kelayakan usaha tani kacang panjang.

 Bandingkan produktivitas/ha dengan produktivitas rata-rata nasional sesuai dengan varietas yang digunakan
Varietas yang digunakan adalah cabai varietas Kastilo dengan potensi hasil 18-20 ton/ha. Produktivitas/ha cabai yang didapat oleh
petani yaitu 8 ton/ha, Hal ini artinya, hasil produktivitas masih sangat jauh dengan potensi hasil varietas kastilo. Perbedaan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain cuaca, hama, dan teknik budidaya
Varietas yang digunakan adalah kacang panjang varietas Kantong Tavi dengan potensi hasil 25-30 ton/ha. Produktivitas/ha kacang
panjang yang didapat oleh petani yaitu 14 ton/ha, Hal ini artinya, hasil produktivitas masih sangat jauh dengan potensi hasil varietas
Kanton Tavi. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain cuaca, hama, dan teknik budidaya
Hitung keuntungan/pendapatan per tahun
Penanaman cabai dalam 1 tahun dilaksanakan 2 kali penanaman, jika 1 kali penanaman menghasilkan keuntungan sebesar Rp
37.160.000 maka dalam 1 tahun dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 74.320.000. Penanaman kacang panjang dilakukan
hanya 1 kali dalam 1 tahun sehingga keuntungan dalam setahun yaitu 15.210.000
Daftar Pustaka
Afifah L, Hidayat P, Buchori D, Marwoto, Raharjo BT. 2015. Pengaruh perbedaan
pengelolaan agroekosistem tanaman terhadap struktur komunitas serangga pada
pertanaman kedelai di Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jurnal HPT Tropika.
15(1) : 53-64.
Suyana J. 2008. Studi keragaan agroekosistem untuk pengembangan potensi pertanian di
Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan
Agroklimatologi. 5(2): 83-94.

Anda mungkin juga menyukai