Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini terbagi menjadi 8 modul yaitu Pengenalan
Multitester (Pengukuran Resistansi), Pengukuran Tegangan Direct Current, Pengukuran
Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator, Pengukuran Arus DC, Pengukuran Arus
AC, Osiloskop, Pengukuran Tahanan Pentanahan dan Pengukuran Tahanan Isolasi
Kabel.

3.1.1 Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi)

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul Pengenalan
Multitester (Pengukuran Resistansi) adalah sebagai berikut :
1. Multimeter Analog
2. Multimeter Digital
3. Resistor (nilai menyesuaikan)
4. Kabel Penghubung

3.1.2 Pengukuran Tegangan Direct Current

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :
1. Multimeter Analog dan Digital
2. Power Supply DC Variabel
3. Resistor (nilai menyesuaikan)
4. Kabel Penghubung
5. Project Board

3.1.3 Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator sebagai berikut :
1. Multimeter Analog
2. Multimeter Digital
3. Transformator 1A
4. Kabel Penghubung

3.1.4 Pengukuran Arus DC

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Arus DC sebagai berikut :
1. Multimeter Analog
2. Multimeter Digital
3. Power Supply (DC Variabel)
4. Resistor 3 buah
5. Kabel Penghubung
6. Project Board

3.1.5 Pengukuran Arus AC

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Arus AC sebagai berikut :
1. Tang Ampere
2. Test Pen
3. Lampu
4. Soket Lampu
5. Kabel Penghubung
6. Terminal Listrik

3.1.6 Osiloskop

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul Osiloskop
sebagai berikut :
1. Osiloskop Digital
2. Generator Fungsi
3. Power Supply
4. Kabel Penghubung
3.1.7 Pengukuran Tahanan Pentanahan

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Tahanan Pentanahan sebagai berikut :
1. 1 Earth Tester
2. Kabel Penghubung
3. Kabel-Kabel Penghubung
4. Paku Pentanahan
5. Palu

3.1.8 Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel

Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel sebagai berikut :
1. 1 Insulation Tester 3005A Kyoritsu
2. 4 Kabel NYY (2 meter)
3. Kabel Twisted (2 meter)
4. Tang kupas kabel

3.2 Identifikasi Variabel Praktikum

Adapun Identifikasi Variabel Praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini terbagi menjadi
8 modul yaitu Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi), Pengukuran Tegangan
Direct Current, Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator, Pengukuran
Arus DC, Pengukuran Arus AC, Osiloskop, Pengukuran Tahanan Pentanahan dan
Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel.

3.2.1 Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi)

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi) adalah sebagai berikut :
1. Resistor (56 Ω, 100 Ω dan 220 Ω)
3.2.2 Pengukuran Tegangan Direct Current

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :
1. Resistor (56 Ω, 100 Ω dan 220 Ω)
2. Tegangan (3V, 4.5 V, 5 V, 8 V dan 12 V)

3.2.3 Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator sebagai berikut :
1. Resistansi
2. Tegangan (12V, 18V, 25V dan 32V)

3.2.4 Pengukuran Arus DC

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Arus DC sebagai berikut :
1. Resistor (56 Ω, 100 Ω dan 220 Ω)
2. Tegangan (3V, 4.5V, 6V dan 7.5V)

3.2.5 Pengukuran Arus AC

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Arus AC sebagai berikut :
1. Arus
2. Tegangan 220V

3.2.6 Osiloskop

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Osiloskop sebagai berikut :
1. Tegangan
3.2.7 Pengukuran Tahanan Pentanahan

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Pentanahan sebagai berikut :
1. Resistansi

3.2.8 Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel

Adapun Identifikasi Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel sebagai berikut :
1. Tegangan
2. Waktu

3.3 Definisi Operasional Variabel

Adapun Definisi Operasional Variabel Praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini


terbagi menjadi 8 modul yaitu Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi),
Pengukuran Tegangan Direct Current, Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada
Transformator, Pengukuran Arus DC, Pengukuran Arus AC, Osiloskop, Pengukuran
Tahanan Pentanahan dan Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel.

3.3.1 Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi)

Adapun Definisi Operasional Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik


modul Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi) adalah sebagai berikut :
1. Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronik yang dirancang untuk membatasi arus
listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Resistor biasanya terdiri dari kawat
atau lapisan bahan penghantar seperti karbon atau logam, yang dililitkan pada bahan
isolator.

3.3.2 Pengukuran Tegangan Direct Current


Adapun Definisi Operasional Variabel dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik
modul Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :
1. Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronik yang dirancang untuk membatasi arus
listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Resistor biasanya terdiri dari kawat
atau lapisan bahan penghantar seperti karbon atau logam, yang dililitkan pada bahan
isolator.
2. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.

3.3.3 Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator

Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator sebagai berikut :
1. Resistansi
Resistansi adalah sifat penghambat terhadap aliran arus listrik, yang merupakan
tanda dari resistansi atau kesulitan bagi arus untuk bergerak melalui suatu benda.
Resistansi menggambarkan kapasitas suatu objek dalam menghalangi aliran arus
listrik. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi laju arus listrik dalam
suatu sirkuit dikenal dengan sebutan resistor.
2. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.

3.3.4 Pengukuran Arus DC


Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Arus DC sebagai berikut :
1. Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronik yang dirancang untuk membatasi arus
listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Resistor biasanya terdiri dari kawat
atau lapisan bahan penghantar seperti karbon atau logam, yang dililitkan pada bahan
isolator.
2. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.

3.3.5 Pengukuran Arus AC

Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Arus AC sebagai berikut :
1. Arus
Arus listrik adalah aliran gerak elektron yang mengalir melalui suatu penghantar,
seperti kawat tembaga atau logam lainnya. Kuat arus listrik diukur dalam satuan
ampere (A) dan mencerminkan seberapa besar jumlah elektron yang mengalir dalam
suatu sirkuit pada setiap detiknya. Kuat arus ini dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu tegangan dan hambatan.
2. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.

3.3.6 Osiloskop
Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Osiloskop sebagai berikut :

1. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.

3.3.7 Pengukuran Tahanan Pentanahan

Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Pentanahan sebagai berikut :
1. Resistansi
Resistansi adalah sifat penghambat terhadap aliran arus listrik, yang merupakan
tanda dari resistansi atau kesulitan bagi arus untuk bergerak melalui suatu benda.
Resistansi menggambarkan kapasitas suatu objek dalam menghalangi aliran arus
listrik. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi laju arus listrik dalam
suatu sirkuit dikenal dengan sebutan resistor.

3.3.8 Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel

Adapun Definisi Operasional dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel sebagai berikut :
1. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sistem listrik
yang menyebabkan muatan listrik mengalir dari satu titik ke titik lain. Satuan
tegangan diukur dalam volt (V) dan merupakan salah satu komponen utama dalam
sirkuit listrik bersama dengan arus (ampere) dan hambatan (Ohm). Hubungan antara
tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dijelaskan oleh hukum Ohm.
2. Waktu
Waktu adalah salah satu dimensi fundamental yang digunakan untuk mengukur
perubahan dan urutan peristiwa. Konsep waktu berguna untuk memahami bagaimana
suatu kejadian terjadi secara berurutan, memberikan kerangka referensi untuk
mengukur durasi antara dua peristiwa atau keadaan. Waktu tidak bersifat absolut,
tetapi relatif tergantung pada gerakan pengamat.
3.4 Prosedur Praktikum

Adapun Prosedur Praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini terbagi menjadi 8 modul
yaitu Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi), Pengukuran Tegangan Direct
Current, Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator, Pengukuran Arus DC,
Pengukuran Arus AC, Osiloskop, Pengukuran Tahanan Pentanahan dan Pengukuran
Tahanan Isolasi Kabel.

3.4.1 Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi)

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengenalan Multitester (Pengukuran Resistansi) adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengukur beberapa resistor
dengan berbagai variasi hambatan.
2. Disesuaikan batas ukur dengan besar resistor yang akan diukur.
3. Pada Multimeter Analog, diatur kedudukan jarum penunjuk pada posisi nol ohm
dengan menghubungkan test lead (+) dan test lead negatif kemudian memutar
tombol pengatur pada kedudukan nol ke kanan atau ke kiri.
4. Diukurlah hambatan tersebut dan masukan hasilnya dalam tabel.
5. Diulangi langkah 2 sampai 4 untuk resistor dengan nilai yang berbeda.
6. Dibandingkan hasilnya antara yang tertera pada body resistor dengan hasil
pengukuran.

3.4.2 Pengukuran Tegangan Direct Current

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :
1. Dirakitlah rangkaian seperti gambar 1.1
2. Dihubungkan power supplay ke sumber AC 220 Volt.
3. Dihidupkan power supplay dan tekan tombol output dengan mengatur tegangan
keluaran sebesar 3 V.
4. Diaturlah posisi saklar multimeter pada pengukuran tegangan DC dengan batas
ukur 10 – 50 Volt. Diukur tegangan pada resistor 1, resistor 2 dan resistor 3.
5. Dilakukan percobaan seterusnya dengan posisi pengatur tegangan 4,5 V, 5V, 8 V
dan 12 V dan catat hasilnya.
6. Setelah selesai lepaskan power supplay dengan sumber 220V dan kemasi alat
dan bahan kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula secara teratur
dan rapi.

3.4.3 Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator sebagai berikut :
1. Dirakit rangkaian seperti gambar rancangan 3.1
2. Dihubungkan rangkaian ke sumber AC 220V pada kumparan primer Trafo.
3. Diatur posisi pengukuran multimeter pada pengukuran tegangan AC dengan batas
ukur 200 Volt. Ukur tegangan pada kumparan sekunder Trafo dengan
menggunakan multimeter. Dicatat hasil penunjukan.
4. Diganti pengukuran dengan menggunakan batas ukur 750 Volt.
5. Dicatat hasil percobaan.

3.4.4 Pengukuran Arus DC

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Arus DC sebagai berikut :
1. Dirangkai seperti pada gambar 4.1
2. Disambungkan dengan sumber tegangan DC
3. Diatur sumber tegangan DC pada posisi: 3V, 4.5V, 6V dan 7.5V
4. Diukur Multimeter untuk mengukur arus pada setiap komponen resistor.
5. Diulangi langkah 1 sampai 4 untuk tiap nilai tegangan yang berbeda.
6. Dicatat hasil pengamatan pada saat pengukuran.

3.4.5 Pengukuran Arus AC


Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul
Pengukuran Arus AC sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengukur arus dengan
berbagai macam beban lampu resistif dan motor induktif.
2. Dihubungkan terminal listrik pada sumber listrik 220V.
3. Dipasang lampu pada soket lalu pasangkan pada terminal listrik.
4. Dicarilah jalur fasa menggunakan testpen.
5. Diatur posisi saklar tang ampere pada pengukuran arus AC.
6. Diukurlah arus AC dengan cara menekan tombol yang ada disamping tang ampere
untuk membuka magnet yang berbentuk seperti tang dan mengklem atau
mengkalungkan tang ampere ke kabel yang merupakan jalur fasa.
7. Diulangi Langkah 3 sampai 6 untuk hambatan dengan nilai beban yang berbeda
8. Dicatat hasil percobaan.

3.4.6 Osiloskop

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Osiloskop sebagai berikut :
3.4.6.1 Kalibrasi
1. Dihubungkan kabel power Osiloskop ke sumber listrik 220 AC.
2. Dipasangkan kabel konektor ke channel 1.
3. Dinyalakan Osiloskop.
4. Dikalibrasi probe osiloskop dengan cara menghubungkan kabel konektor positif
ke probecomp positif dan kabel konektor ground negative ke probecomp
negative. Setelah itu tekan tombol autoset.
5. Diatur mode yang diingin AC, GND atau DC.
6. Diatur posisi tampilan ke tengah dengan memutar bagian Position vertikal dan
horizontal.

3.4.6.2 Mengukur Tegangan


1. Diatur mode DC.
2. Dikalibrasi ulang.
3. Disambungkan kabel dari channel 1 ke power supply.
4. Diubah volts/div ke 5.
5. Dinyalakan power supply.
6. Diatur tegangan pada power supply.
7. Diperhatikan garis yang tertera dilayar, tentukan besar tegangan berdasarkan
hasil yang tertera dilayar.

3.4.6.3 Frekuensi AC
1. Diatur mode AC.
2. Disambungkan kabel dari channel 1 ke function generator.
3. Diatur frekuensi dan tegangan yang diinginkan pada function generator.
4. Diatur volts/div sampai terbentuk gelombang dilayar.
5. Diperhatikan bentuk gelombangnya dan hitung periode, frekuensinya serta cari
V puncak dan Vrms nya berdasarkan hasil gelombang dilayar.

3.4.7 Pengukuran Tahanan Pentanahan

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Pentanahan sebagai berikut :
1. Disiapkan Earth Tester, Kabel, Meteran dan Alat Bantu.
2. Ditancapkan pemaku pertama yang daerahnya telah disiram atau dibasahi dengan
air dimana jarak 5 sampai 10 meter dari tempat grounding yang akan diukur. Pada
pemaku kedua yang daerahnya telah disiram atau dibasahi dengan air
dimana jarak 5 sampai 10 meter dari tempat pemaku pertama.
3. Dihubungkan kabel hijau (yang memiliki panjang + 5 meter) ke grounding yang
diukur dengan penjepit dan dihubungkan ke alat ukur Earth Tester pada port yang
berwarna hijau.
4. Dihubungkan kabel warna kuning (yang memiliki panjang + 10 meter) ke pemaku
pertama dengan penjepit dan dihubungkan langsung ke alat ukur Earth Tester pada
pada port warna kuning.
5. Dihubungkan kanel wama merah (yang memiliki panjang + 15 meter) ke pemaku
kedua dengan penjepit dan hubungkan langsung ke alat ukur Earth Tester pada
port yang berwarna merah.
6. Setelah semua terhubung dengan benar, mengatur range switch pada earth tester di
x100Ω. Kemudian menekan tombol "Press to tess". Lalu mencatat hasil
pengukuran pada tabel pengamatan.
7. Diulangi langkah 5, mengatur range switch pada earth tester di x10Ω dan x1Ω.
8. Dicatat shasil percobaan pada tabel pengamatan.

3.4.8 Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel

Adapun prosedur praktikum dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel sebagai berikut :
3.4.8.1 Percobaan 1
1. Disiapkan Peralatan dan Bahan.
2. Dikupas Kabel NYY.
3. Dihubungkan Kabel Jepit pada Isolasi kabel NYY dengan Probe hitam dari
Insulation Tester.
4. Diatur Tegangan Inputan tester pada Insulation Tester ke Angka 250 V.
5. Diatur Timer pada Insulation selama 10 detik.
6. Dijepit konduktor dengan Probe Merah dari Insulation Tester untuk tahanan
dalamnya.
7. Dilayar akan memperlihatkan tahanan Isolasi berdasarkan pengukuran yang
dilakukan.
8. Dicatat hasil pengukuran pada table pengamatan dan coba dengan tengangan
inputan tester yang berbeda ke tegangan yang lebih tinggi.
9. Dijepit Isolasi 4 kabel warna untuk tahanan luarnya.
10. Dilayar akan memperlihatkan tahanan Isolasi berdasarkan pengukuran yang
dilakukan.
11. Dicatat hasil pengukuran pada table pengamatan dan coba dengan tengangan
inputan tester yang berbeda ke tegangan yang lebih tinggi.

3.4.8.2 Percobaan 2
1. Disiapkan Peralatan dan Bahan.
2. Dikupas Kabel Twisted.
3. Dihubungkan Kabel Jepit pada Isolasin kabel Twisted dengan Probe hitam dari
Insulation Tester.
4. Diatur Tegangan Inputan tester pada Insulation Tester ke Angka …. V.
5. Diatur Timer pada Insulation selama 10 detik.
6. Dijepit konduktor dengan Probe Merah dari Insulation Tester.
7. Dilayar akan memperlihatkan tahanan Isolasi berdasarkan pengukuran yang
dilakukan.

3.5 Gambar Rancangan

Adapun Gambar Rancangan Pengukuran Besaran Listrik ini terbagi menjadi 2 modul
yaitu Pengukuran Tegangan Direct Current dan Pengukuran Arus DC.

3.5.1 Pengukuran Tegangan Direct Current

Adapun gambar rancangan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rangkaian Seri

3.5.2 Pengukuran Tegangan Direct Current

Adapun gambar rancangan dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik modul


Pengukuran Tegangan Direct Current adalah sebagai berikut :
Mulai

Responsi
Modul 1 s/d 8

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik terbagi menjadi 8 modul yaitu Pengenalan


Multitester (Pengukuran Resistansi), Pengukuran Tegangan Direct Current, Pengukuran
Tegangan Bolak-Balik Pada Transformator, Pengukuran Arus DC, Pengukuran Arus AC,
Osiloskop, Pengukuran Tahanan Pentanahan dan Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel.

Laporan Harian

Laporan Mingguan

Final Test

Tidak
Lulus?

Laporan
Resmi

Selesai

Anda mungkin juga menyukai