Pengantar
Pengamanan Ketenaga listrikan meliputi menghindari aliran arus listrik pada media
yang tidak diinginkan yang sering disebut gangguan. Aliran listrik dapat dicegah
mengalir dengan cara :
1. Menghilangkan loop
2. Menghilangkan beda potensial antara dua titik
3. Menghilangkan Media penghantar
satu dari tiga faktor tersebut dapat ditangani dengan serius dan pasti maka bahaya
arus listrik tidak akan terjadi.
Sistem tenaga listrik yang terdiri dari komponen peralatan atau mesin listrik seperti
generator, transformator, beban dan alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling
dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,
menyalurkan, dan menggunakan energi listrik.
1
Unit Unit Gardu Induk
Unit Distribusi
Pembangkitan Transmisi distribusi
Distribusi Distribusi
sekunder Primer
PMT
G Trf PMT
Transformator
Generator
Pemutus
Tenaga
Konsumen Besar
Konsumen Umum
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source)
sampai ke konsumen. Jadi fungsi ditribusi tenaga listrik adalah :
Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu
transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum komponen jaringan
distribusi tenaga listrik antara lain adalah:
a. Gardu Induk ( GI )
b. Jaringan Distribusi Primer
c. Gardu Distribusi (GD)
2
d. Jaringan Distribusi Sekunder
Gardu Distribusi (GD)
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yaitu
tempat/bangunan instalasi listrik yang didalamnya terdapat alat-alat : pemutus,
pengaman dan yang terpenting adalah transformator distribusi untuk
mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen.
Peralatan-peralatan ini bertujuan untuk menunjang mencapai pendistribusian tenaga
listrik secara baik yang mencakup kontinuitas pelayanan yang terjamin, mutu yang
tinggi dan menjamin keselmatan bagi manusia.
1. Gardu Beton/Tembok
2. Gardu Tiang, terbagi 2 yaitu
Gardu Portal
Gardu Cantol
Gardu Beton
3
dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini bargantungdari kebutuhan
dan lokasi yang ada. Diagram satu garis gardu beton diperlihatkan pada gambar 2.8
berikut.
1 2 3
6
4
Gardu Tiang
Gardu Portal
Gardu portal adalah gardu litsrik tipe terbuka (out-door) dengan memakai konstruksi
dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang-kurangnya 3 meter
di atas tanah dan ditambahkan platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi
operasi dan pemeliharaan. Transformator dipasang pada bagian atas dan lemari
4
panel/PHB-TR pada bagian bawah. Diagram Satu Garis gardu portal dapat dilihat
pada Gambar 2.9 berikut. Pada gambar 2.10 diperlihatkan pula konstruksi gardu
portal dengan semua komponen dan susunan pada gardu.
Gardu cantol adalah tipe gardu listrik dengan transformator yang dicantolkan pada
tiang listrik. Pada gardu distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah
transformator dengan daya ≤ 100 kVA 3 fasa atau 1 fasa.
5
Sambungan gardu tiang tipe cantol terbagi 2 yaitu:
SUTM
3
1
L1
L2
E L1 - N = 220 Volt
E L2 - N = 220 Volt
E L1 - E L2 = 440 Volt
6
Gambar konstrusi gardu cantol diperlihatkan pada gambar 2.6 berikut. Gambar
sebelah kiri menunjukkan gardu cantol 1 fasa dan gambar sebelah kanan
menunjukkan gardu cantol 3 fasa.
Transformator Distribusi
7
Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20kv
menjadi tegangan rendah (220/380V).
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu
distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Komponen saluran distribusi
sekunder diperlihatkan pada gambar 2.8. Pada sistem distribusi sekunder bentuk
saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat
menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini
biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada
konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sbb:
Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau
pengaman pada pelanggan.
8
Gambar 2.8 Komponen Saluran Distribusi Sekunder
Sistem Pembumian
Sistem pembumian yang digunakan baik untuk pembumian netral dari suatu sistem
tenaga listrik, pembumian sistem penangkal petir dan pembumian untuk suatu
peralatan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena pada prinsipnya
pembumian tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk suatu sistem proteksi.
Tidak jarang orang umum atau awam maupun seorang teknisi masih ada
kekurangan dalam memprediksikan nilai dari suatu hambatan pembumian. Besaran
yang sangat dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem pembumian adalah
hambatan sistem suatu sistem pembumian tersebut.
Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan
pengukuran secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk sistem pembumian
karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan,
untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak
sama.
9
Tujuan dari pembumian adalah :1
Pada saat sistem tenaga listrik masih dalam skala kecil, gangguan hubung singkat
ke tanah pada instalasi tenaga listrik tidak merupakan suatu masalah yang besar.
Hal ini dikarenakan bila terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah arus
gangguan masih relatif kecil (lebih kecil dari 5 Amper), sehingga busur listrik yang
timbul pada kontak-kontak antara fasa yang terganggu dan tanah masih dapat
padam sendiri. Tetapi dengan semakin berkembangnya sistem tenaga listrik baik
dalam ukuran jarak (panjang) maupun tegangan, maka bila terjadi gangguan fasa ke
tanah arus gangguan yang timbul akan besar dan busur listrik tidak dapat lagi
padam dengan sendirinya. Timbulnya gejala-gejala ”busur listrik ke tanah (arching
ground)” sangat berbahaya karena menimbulkan tegangan lebih transient yang
dapat merusak peralatan. Apabila hal di atas dibiarkan, maka kontinuitas penyaluran
tenaga listrik akan terhenti, yang berarti dapat menimbulkan kerugian yang cukup
besar. Oleh karena itu, sistem-sistem tenaga listrik tidak lagi dibuat terapung
(floating) yang lazim disebut sistem delta, tetapi titik netralnya ditanahkan melalui
tahanan, reaktor dan ditanahkan langsung (solid grounding). Pembumian itu
umumnya dilakukan dengan menghubungkan netral transformator daya ke tanah.
1
Hendrianto Lisanudin, Pedoman Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik , Hal. 8
10
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam
menentukan lokasi gangguan.
Metoda-metoda pembumian titik netral sistem tenaga listrik adalah sebagai berikut:
RB
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus diisolir dengan membuka
pemutus daya. Salah satu tujuan pembumian titik netral secara langsung adalah
untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan
fasa ke tanah. Besarnya tahanan sistem tergantung jenis tanah tempat elektroda
ditanam dan cara penanaman elektroda tersebut.
2
Aslimeri dkk, Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2 Hal 247
11
Keuntungan:
1. Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil.
2. Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan cepat diketahui.
3. Sederhana dan murah dari segi pemasangan.
Kerugian:
a. Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya.
b. Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan
makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya.
Vf
di mana:
Rt = Tahanan ( Ohm )
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ke tanah dapat dibatasi
sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi di segala tempat di dalam
sistem bila tidak terdapat titik pembumian lainnya. Dalam menentukan nilai tahanan
pembumian akan menentukan besarnya arus gangguan tanah. Besarnya tahanan
pembumian pada sistem tenaga listrik Contohnya di PLN P3B Jawa Bali Region
Jabar), adalah sebagai berikut:
13
Gambar 2.14 Resistor Jenis Logam (Metalic Resistor)
14
Gambar 2.16 Resistor Jenis Cairan (Liquid Resistor)
Keuntungan:
Pada hakikatnya tujuan dari pembumian dengan kumparan Petersen adalah untuk
melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara
sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecil-
kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan
Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus
gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan
peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada sistem
sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan relai gangguan tanah
untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan demikian
kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa waktu
lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
16
Sebaliknya sistem pembumian dengan kumparan Petersen ini mempunyai
kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat
permanen dan biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan hubung singkat
yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang lainnya. Oleh karena itu,
hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan relai hubung
singkat ke tanah (Ground fault relai). Pembumian titik netral melalui kumparan
Petersen mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu:
Keuntungan:
Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi makhluk
hidup.
Kerusakan peralatan sistem di mana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian:
Relai gangguan tanah (ground fault relai) sukar dilaksanakan karena arus
gangguan tanah relatif kecil.
Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan
pada sistem, kumparan petersen harus disetel (tuning) kembali.
17
Gambar 2.19 Contoh pemasangan trafo pembumian
Transformator pembumian itu dapat terdiri dari transformator Zig zag atau
transformator bintang segitiga (Y-∆). Trafo pembumian yang paling umum digunakan
adalah transformator zig-zag tanpa belitan sekunder.
1. Tegangan
Pada sistem tegangan tinggi sering terjadi kecelakaan terhadap manusia, dalam
hal terjadi tegangan kontak langsung atau dalam hal manusia berada di dalam
suatu daerah yang mempunyai gradien tegangan yang tinggi. Akan tetapi
sebenarnya yang menyebabkan bahaya tersebut adalah besarnya arus yang
mengalir dalam tubuh manusia.
Khususnya pada gardu-gardu induk kemungkinan terjadinya bahaya terutama
18
disebabkan oleh timbulnya gangguan yang menyebabkan arus mengalir ke
tanah. Arus gangguan ini akan mengalir pada bagian-bagian peralatan yang
terbuat dari metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk. Arus
gangguan tersebut menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan dengan
peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien tegangan pada permukaan
tanah itu sendiri. Untuk menganalisis lebih lanjut akan ditinjau beberapa
kemungkinan terjadinya tegangan dan kondisi orang yang sedang berada di
dalam dan di sekitar gardu induk tersebut.
19
Gambar 7.1. Tegangan sentuh dengan rangkaian penggantinya
Tahanan badan orang telah diselidiki oleh beberapa ahli sebagaimana terdapat
dalam
tabel 7.4, dan sebagai harga pendekatan Rk = Ohm. Tahanan
diambil Rf
1000
⎛ 3ρ s⎞ 0,116
E s = ⎜1000 + ⎟× (7.2)
⎝ 2 ⎠ t
Dimana :
20
ρs = tahanan jenis tanah disekitar pemukaan tanah (Ohm-meter) =
3000
t Ohm-meter
= waktu untuk permukaan
kejut (detik) tanah yang
atau lama gangguan dilapisi koral 10 cm.
tanah.
Dalam Tabel 7.1 diberikan besar tegangan sentuh yang diijinkan dan lama
gangguan.
21
Gambar 7.2. Tegangan langkah dekat peralatan yang diketanahkan
0,116
= (1000 + 6 ρ s )×
t
22
Dimana :
116 + 0,696 × ρ s
El =
t
24
Dimana :
ρ ρ
R0 = + (7.4)
4r L
Dan :
r = jarijari ekivalen dari luas gardu induk
L = panjang total dari konduktor kisi-kisi dan
batang
Untuk waktu tertentu dari arus gangguan dalam detik, tegangan
pindah yang
diijinkan adalah sama dengan tegangan sentuh.
25
2. Arus Yang Melalui Tubuh Manusia
Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di
dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan
oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan sukar ditetapkan.
Dalam hal ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam
percobaan baik dengan tubuh manusia sendiri maupun menggunakan
binatang tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus belum
berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai percobaan
terhadap beberapa orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas
besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat.
Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :
1. Arus mulai terasa atau persepsi.
2. Arus mempengaruhi otot.
3. Arus mengakibatkan pingsan atau mati atau arus fibrilasi
4. Arus reaksi
7
2.2 Arus Yang Mempengaruhi Otot
Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi
dinaikkan lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka
otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk
melepaskan konduktor yang dipegangnya.
Di University of California Medical School telah dilakukan
penyelidika
n terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh
angka rata-rata yang mempengaruhi otot sebagai berikut :
1. untuk laki-laki : 16 mA.
2. Untuk perempuan : 10,5 mA.
Berdasarkan penyelidikan ini telah ditetapkan batas arus maksimal
dimana orang masih dapat dengan segera melepaskan konduktor bila
terkena arus listrik sebagai berikut :
1. untuk laki-laki : 9 mA.
2. Untuk perempuan : 6 mA.
8
2.4 Arus Reaksi
Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat menakibatkan orang
menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan
kecelakaan sampingan. Karena terkejut orang dapat jatuh dari tangga,
melemparkan peralatan yang sedang dipegang yang dapat mengenai
bagian-bagian instalasi bertegangan tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang
lebih fatal.
Penyelidikan yang terperinci telah dikemukan oleh DR. Hans Prinz
dimana batasan-batasan arus tersebut seperti tabel 7.3.
Gambar 11.20
1. SISTEM TT
L2
3 x 380/220
L3
N
4 A
RK = 1 Ω
250 W
RM = 1000 Ω
RB = 2 Ω RPE = 4 - 12 Ω
Rangkaian EKIVALEN A-B dibuka , seperti dibawah dipandang secara Thevenin maka
VA-B = VTh Sebagai tegangan Sumber di Rangkaian Thevenin.
IF A
IL IPE IM
VS RL RPE RM
RB B
U
IL IPE IM
M
B
VS RL RPE RM
E
RB B
Gambar. 2 Tahanan Theveni
Adapun Persamaan yang dapat kita Tuliskan dari Rangkaian tersebut Sbb
1. Tegangan pada titik AB dari Maka, Saat manusia Tersentuh RM
gambar 1 yaitu terhubung
RM dibuka, maka VAB=Vth 3.arus yang mengalir pada
𝑉 manusia yaitu
𝑉𝐴𝐵 = 𝑅 +𝑠 𝑅 𝑥 𝑅𝑃𝐸 ….Volt
𝑃𝐸 𝐵
dan 𝑉𝑇𝐻
2. Tahanan Thevenin dari 𝐼𝑀 = 𝑅 ..A dan
𝑇𝐻 + 𝑅𝑀
gambar 2, Sumber dihubung Singkat Vm = Im x Rm ..Volt
maka pengganti RPE dan RB Arus yang melebur Fuse besarnya:
𝑆 𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑠
𝐼𝐹 = +𝑅 + 𝐼𝑀 ….. A
𝑅𝑃𝐸 𝑥 𝑅𝐵 𝑉𝑠 𝑃𝐸 + 𝑅𝐵
yaitu 𝑅𝑇𝐻 = ……Ohm
𝑅𝑃𝐸 + 𝑅𝐵
TN-C fungsi penghantar netral (N) dan penghantar proteksi (PE) tergabung dalam
penghantar tunggal PEN diseluruh sistem Gambar 11.21c. Titik netral
sistem dibumikan dengan nilai tahanan R .
Gambar 11.23
230/400 V
a)
230/400 V
2
2
M
b)
230/400 V
Konta
k
tusuk
M
c)
3.12.2.6 Pada jaringan distribusi dan instalasi listrik konsumen yang memakai
sistem TT, gabungan antara sistem TN dan TT dapat dibenarkan jika telah
dipastikan bahwa gabungan tersebut tidak membahayakan konsumen dengan
sistem TN. ( perhatikan pasal 3.13.2.12)
L N L PE N L1 L2 L3 PE L1 L2 L3
N PE
1 2 3 4
RP
M
SALAH BENAR
2
3
perlengkapan listrik melalui kontak
tusuk
3.13.1 Umum
Umumnya titik sistem tenaga listrik yang dibumikan adalah titik netral. Jika titik netral
tidak ada atau tidak terjangkau, penghantar fase harus dibumikan. Namun hal ini
tidak dianjurkan di Indonesia. Dalam semua keadaan, penghantar fase tidak boleh
melayani sebagai penghantar PEN (lihat 3.13.1.2).
2
4
3.13.1.2 Pada sistem TN dikenal sistem TN-S, TN-C-S dan TN-C (lihat
3.5.4).
Karena alasan keselamatan (antara lain tidak dapat dipasangi GPAS, sehingga
rawan terhadap bahaya kebakaran akibat listrik dan bahaya dari sentuh
langsung, serta mempunyai masalah pada kesesuaian elektromagnetik), sistem TN-C
dilarang.
CATATAN Pembumian tambahan dari PEN pada jaringan distribusi (lihat SNI 04-
3855-1995 dan
3.13.2.11) dan PE pada instalasi dapat
disediakan.
Gambar 3.13-1 Sistem TN-C-S fase tiga dengan PEN dipisah menjadi PE dan
N(etral)
3.13.2
Persyarata
n
3.13.2.1 Jika terjadi gangguan hubung pendek pada suatu tempat dalam instalasi
antara penghantar fase dengan penghantar proteksi PE atau BKT, maka
karakteristik gawai proteksi (lihat 3.13.2.6) dan impedans sirkit harus sedemikian
rupa sehingga akan terjadi pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang
ditentukan.
dengan
:
Zs adalah impedans lingkar gangguan yang terdiri atas sumber, penghantar aktif
sampai ke titik gangguan dan penghantar proteksi PE antara titik gangguan dan
sumber, dalam Ω.
2
6
a) di dalam waktu yang dinyatakan dalam Tabel 3.13-1 sebagai fungsi tegangan
nominal Uo, atau
b) di dalam waktu konvensional maksimum 5 detik jika dalam kondisi yang dinyatakan
dalam
3.13.2.3
CATATAN 1 Jika arus hubung pendek tersebut di atas tidak cukup besar sehingga
gawai proteksi arus lebih (GPAL) tidak bekerja, maka dapat digunakan gawai proteksi
arus sisa (GPAS).
Uo *) Waktu
volt pemutusan
120 detik
0,8
230 0,4
277 0,4
400 0,2
>400 0,1
*) Nilai didasarkan pada SNI 04-0227,
Tegangan standar.
3.13.2.8.2 Jika dari setiap titik instalasi fungsi netral dan fungsi proteksi diberikan
oleh penghantar yang terpisah, tidak dibenarkan untuk menghubungkan kedua
penghantar tersebut satu sama lain dari titik tersebut. Pada titik pemisahan harus
disediakan rel/ terminal terpisah untuk penghantar PE dan penghantar N. Penghantar
PEN harus dihubungkan ke rel/terminal yang dimaksudkan untuk penghantar PE.
3.13.2.9 Luas penampang penghantar fase dan penghantar netral dapat dilihat pada
3.16.
ΣRp≤
10 Ω
Resistans 50 Ω
Pembumian Total
ΣRt≤ 5 Ω
30 Ω
15
Ω
12
Ω
ΣRp≤10 Ω
15 Ω 200 m
12 Ω 15
Ω 20
10 Ω 20 Ω 200
m
Ω
ΣRp≤10
Ω
2
8
Gambar 3.13-2 Pembumian di sekitar sumber dan di
setiap ujung cabang jaringan
T
R TT U
U V
V W
W N
≥20 m
Gambar 3.13-3
3.13.2.16 Dalam sistem TN-S, jika penghantar N tidak dapat dipastikan selalu
berada pada potensial bumi sepanjang umur instalasi, maka GPAL boleh memutus
penghantar N sekurang-kurangnya di titik masuk PHB.
CATATAN Hal ini berlaku hanya pada saat instalasi diganti atau
diperbarui.
3
0
Soal : dengan Pedoman Gambar 3.13-4 Puil 2000, gambarkan PHB dan Instalasi ke
Beban 1.
-Beban tiga phasa dengan Terminal beban L1,L2,L3, N dan PE
-Beban satu phasa dengan Termina beban L2, N, dan PE
Sistem Pembumian apakah system tersebut? TN atau TT?
Panel 3 Phasaa
Benan 1 phasa
TNC – S
Beberapa gangguaan pada system TNC – S ,
Kasus - 1
L1
L2
L3
N
Kondisi
IL2 normal tidak ada gangguan :
__ VL1 VL 2
__ I
PEN R L RM R B
M
__
Setelah
__ ada gangguan
RB __ I M I Total
__ Putus __
__ __ VM I Total .RM
__ __
__ __
RL
__ __ RM
__
__ __ __
__
__ __ __
__
Rangkaian ekivalen dari gambar di atas dan samaannya:
__ __ __
__
__ __ __
L1 IL2 __
__ + __
IL1 __ __
__ __
__ __ __
__ R __
__ L __ __
__ __ __
__ __ __
__ __I M 3 __
__ __ __
+ ____ 1 __ __
__
__ RM
____ __ __
__ __
RL
Kasus - 2
L1
L2
L3
N
Putus
PEN Arus yang mengalir pada manusia :
IM Vs
RB RL RM RB
__ Tegangan pada manusia
__
__ VM IL Vs
__
RL RM RB
RL
__ IM = IL__ RM
__ __
__
__ __
__
__ __
__
__ Rangkaian ekivalen dari gambar di atas __
__
dan__ persamaannya: __
__
__ __
__
L1__ __
__
__ IL1 __
__
__ __ __
__
+ __
RL __
__
__
__ __
__
__ 3
__ __
2 __
__
__ __
RM __
__
__ __
RL
Kasus - 3
L1
L2
L3
N
IL2
__
V V
__ I L3 L3 L3
PEN RB RM
__
__ Arus yang mengalir pada manusia:
__ V
RB I M L3
__
__ RM
__
__
__ V
__ I L1 L1
__ RL
__ RL
__ RM
__ __ V V
__ M L__
3 Putus
__ __
__ __
__ __
__ __
__ __
__ __
__ __
+ __
__ __
Rangkaian ekivalen dari gambar di atas dan persamaannya: __
__ __
__
__
L1
__
__
__ __
IL1 __
__ __
__ 3 __
+ __
__ 3 __
__
__ __
__
L3
IL3
__
RL __ IM
__ __ __
__ RB R__
__ M
__ __ __
__
__
__ __ __ __
__
__ __ __
__
__
__ __ __
__
__
__ __ __ __
__
__ __ __ __
__
__ __ __
__
__
__ __ __
__
__
__ __ __ __
__
__ __ __
__
__
__ + __ __
__
__ __
__
__
__ +
__
+
__ __
+ +
3.14.1 Umum
3.14.1.1 Dalam sistem IT instalasi harus diinsulasi dari bumi atau dihubungkan ke
bumi melalui suatu impedans yang cukup tinggi. Hubungan ini dapat dibuat pada titik
netral sistem maupun pada suatu titik netral tiruan. Titik netral tiruan dapat
dihubungkan secara langsung ke bumi jika impedans urutan nol yang dihasilkan
cukup tinggi. Jika tidak ada titik netral, maka penghantar fase dapat dihubungkan ke
bumi melalui suatu impedans.
Arus gangguan bernilai rendah bila terjadi gangguan tunggal ke BKT atau ke bumi
dan pemutusan tidak penting asalkan kondisi dalam 3.14.1.3 terpenuhi. Meskipun
demikian, harus diambil tindakan untuk menghindari risiko efek patofisiologis yang
berbahaya pada manusia yang tersentuh bagian konduktif yang dapat terjangkau
secara simultan saat terjadinya dua gangguan secara simultan.
3.14.1.3 BKT harus dibumikan secara individu, dalam kelompok atau secara
kolektif.
3.14.2
Persyarata
n
RA x Id ≤ 50 V
dengan
:
3
5
RA adalah resistans elektrode bumi untuk BKT,
dalam Ω.
Id adalah arus gangguan dari gangguan pertama dengan impedans yang dapat
diabaikan (hubung pendek) antara penghantar fase dan BKT, dalam ampere. Nilai Id
memperhitungkan arus bocor dan impedans pembumian total dari instalasi listrik.
3.14.2.2 Dalam hal dimana sistem IT dipergunakan untuk alasan kontinuitas suplai,
maka sebuah gawai monitor insulasi harus disediakan untuk menunjukkan terjadinya
gangguan pertama dari bagian aktif ke BKT atau ke bumi. Gawai ini harus dapat
mengeluarkan sinyal yang dapat terdengar dan/atau terlihat.
Jika kedua sinyal tersebut sama-sama ada, diizinkan untuk tidak memakai sinyal
yang dapat terdengar, tetapi alarm visual harus terus-menerus bekerja selama
terjadinya gangguan.
3.14.2.6 Sirkit listrik tidak boleh dibumikan langsung. Pembumian melalui resistans
yang cukup tinggi atau celah proteksi diperbolehkan. Bila dibumikan melalui
resistans, resistans pembumian tersebut tidak boleh kurang dari 1000 Ω.
3.14.2.7 Semua BKT perlengkapan listrik, demikian pula BKT bagian konstruksi,
jaringan pipa logam dan semua penghantar yang secara baik berhubungan dengan
bumi, harus dihubungkan satu dengan yang lain secara baik dengan penghantar
proteksi (perhatikan juga 3.6.2.2 d)).
L1
L2
L3
PE
Z
<
M
Resistans pembumian dari seluruh sistem IT tidak boleh lebih besar dari 50 Ω. Bila
nilai ini tidak dicapai, meskipun sudah digunakan elektrode bumi tambahan, maka
tegangan antara penghantar proteksi dan bumi harus diproteksi dengan gawai
proteksi yang memutus sirkit bila tegangan antara penghantar proteksi dan bumi
lebih dari 50 Volt.
PEN GPAL Ia L
3
7
GPAS
Ia N
U
1
Bagia
PE n
Kond
Keterangan uktif
GPAL = Gawai proteksi arus-lebih
GPAS = Gawai proteksi arus-sisa Ekstra
PEN N
R
E
3
8
Tabel 3.16-1 Luas penampang minimum penghantar fase
1 2 3
Jenis sistem Penggunaan sirkit Penghantar
pengawatan Bahan Luas penam
Kabel dan Sirkit daya dan Tembaga 1,5
mm 2
penghanta pencahayaan Aluminium 2,5 (lihat CATATA
Instalasi r Sirkit sinyal dan Tembaga 0,5 (lihat CATATA
berinsulasi kendali
magun
(ter- Penghantar Sirkit daya Tembaga 10
pasang polos Aluminium 16
tetap) Sirkit sinyal dan Tembaga 4
kontrol
Seperti ditentukan
Untuk peranti spesifik dalam standar IEC
Sambungan yang relevan
fleksibel dengan Untuk setiap Tembaga 0,75 (lihat CATATA
penghantar penerapan lainnya
berinsulasi dan Sirkit tegangan ekstra
rendah untuk 0,75
kabel penerapan
khusus
CATATAN :
1 Konektor yang digunakan untuk terminasi penghantar aluminium harus diuj
disahkan untuk penggunaan spesifik ini.
2 Dalam sirkit sinyal dan kendali yang dimaksudkan untuk perlengkapan elekt
diizinkan menggunakan luas penampang minimum 0,1 mm2.
3 Dalam kabel fleksibel multiinti yang terdiri atas tujuh inti atau lebih, be
CATATAN 2. untuk sistem TT, TN dan IT
3.17 Rekomendasi
Proteksi Gawai proteksi Gawai proteksi
Jenis sistem tambahan untuk sentuh tak untuk bahaya Rekomendasi Contoh pen
Pembumian terhadap langsung saja kebakaran saja
sentuh
langsung
1.Sistem TT GPAS GPAS ≤ 300 mA GPAS ≤ 500 mA Bila proteksinya lengkap, Semua
30 mA direkomendasi-kan untuk instalasi perkantoran
dengan risiko bahaya dan yang meme
gangguan paling kecil, termasuk yang hand
masalah kesesuaian gedung pinta
elektromagnet komputer,
(KEM atau EMC) telekomunika
2.Sistem TN-S GPAS GPAL atau GPAS GPAS ≤ 500 mA Seperti sistem TT Seperti sistem
30 mA ≤ 0,4 detik
3.Sistem TN-C Tidak bisa GPAL ≤ 0,4 detik Tidak bisa Dilarang karena risiko sentuh
langsung dan kebakaran tinggi
serta mempunyai masalah
KEM
4.SistemTN-C- GPAS GPAL atau GPAS GPAS ≤ 500 mA Dengan penghantar netral Untuk rumah
S 30 mA ≤ 0,4 detik dihubungkan dengan penghantar dan perkant
proteksi di PHB konsumen, serta peka terhada
dibumikan, merupakan sistem
yang umum berlaku di Indonesia
5.Sistem IT GPAS Gawai monitor GPAS ≤ 500 mA Direkomendasikan jika kontinuitas Untuk ruang
30 mA insulasi. suplai menjadi kebutuhan utama sakit, dan
GPAL atau GPAS perkantoran k
≤ 0,4 detik (untuk
gangguan kedua)
Keterangan
a) GPAS : Gawai Proteksi Arus Sisa; GPAL : Gawai Proteksi Arus lebih.
pembumian
K= Ln l/r
r = jari jari
batang
dalam meter
𝜌= rho tanah
dalam ohm-
meter
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah.3 Elektroda ini merupakan elektroda yang
pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda
ini banyak digunakan pada gardu induk. Secara teknis, elektroda jenis ini
mudah pemasangannya dan tidak memerlukan lahan yang luas.
Pemasangannya dipancangkan ke dalam tanah secara vertikal.
3
BSN, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 Pasal 3.18.2.2
WASHER
Elektroda batang biasanya ditanam dengan kedalaman yang cukup dalam.
Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pembumian yang diperlukan.
Gambar 2.20 menunjukkan elektroda batang yang dipancangkan ke tanah.
This resistansi is :
R = ρ / 2πr
the greet majority of the resistance is located at the electrode surface where
the current density is highest, and
4
Daman Suswanto, Sistem Distribusi Tenaga Listrik Hal 177
Figure 18.11 Current And Voltage Distribution Of Hemispherial Earth
Electrode
Single rod
R = kρ/2πl
R = kρ/2πl
Dimana:
K= Ln l/r …………..(1*)
Elektroda Plat
Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya
elektroda ini dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan
penggunaannya. Bila digunakan sebagai elektroda pem bumian pengaman
maka cara pemasangannya adalah tegak lurus dengan kedalaman kira-kira 1
meter di bawah permukaan tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas. Bila
digunakan sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur kecuraman gradien
tegangan guna menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya,
maka elektroda plat tersebut ditanam mendatar.5 Elektroda plat bila dipasang
secara vertikal terlihat pada gambar 2.21 berikut.
Elektroda Pita
Elektroda seperti gambar 2.22 berikut merupakan logam yang mempunyai
penampang yang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat, pita yang
dipilin atau dapat juga berbentuk kawat yang dipilin. Elektroda ini dapat ditanam
5
Daman Suswanto, Sistem Distribusi Tenaga Listrik Hal 178
secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai 1 meter dari permukaan
tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah. Dalam pemasangannya
elektroda pita ini dapat ditanam dalam bentuk memanjang, radial, melingkar
atau kombinasi dari lingkaran dan radial.
Elektroda Lain
Bila persyaratan dipenuhi jaringan air minum dari logam dan selubung
logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanamkan ke dalam tanah.
Besi tulang beton atau kontruksi baja bawah tanah lainnya boleh dipakai untuk
elektroda.
6
BSN, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 Pasal 3.18.2.1
Elektroda batang merupakan bahan penghantar yang membawa muatan listrik
yang terdistribusi atau menyebar disekitar elektroda batang. Satu buah
elektroda batang dipasang tegak lurus seperti pada gambar 2.23
Dengan
𝑙
𝑘 = 𝑙𝑛 (3)
𝑟
l = panjang elektroda batang (m)
r = jari-jari elektroda batang (m)
ρ = resistansi jenis tanah (ohm-m)
b. Multi Elektroda
Pada struktur tanah yang memiliki resistansi jenis tanah yang tinggi, beberapa
elektroda ditanam didalam tanah guna menurunkan nilai resistansi pembumian.
Berbagai jenis konfigurasi penanaman elektroda batang lebih dari satu dan
faktor penanaman yang lebih dari satu batang (f) diuraikan sebagai berikut:
L
Gambar 2.24 Dua Elektroda Batang Ditanam Sejajar
1+𝑚
𝑓= (4)
2
Jika tiga buah elektroda batang ditanam sejajar dalam permukaan tanah
membentuk susunan seperti gambar 2.25 dengan jarak anatar elektroda adalah
‘L’ maka faktor penanamannya dapat diuraikan dengan persamaan (5) berikut
L L
1−2𝑚2 +𝑛
𝑓= (5)
3−4𝑚+𝑛
L L
L L
1+2𝑞+𝑛−4𝑚2
𝑓= (8)
5+2𝑞+𝑛−8𝑚
𝜌
𝑅 = 𝑘. (2𝜋𝑙) . 𝑓 (9)
Dimana f adalah faktor penanaman yang lebih dari satu untuk masing-masing
konfigurasi sesuai persamaan (4), (5), (6), (7) dan (8).
Formula-formula berikut berlaku untuk persamaan (4), (5), (6), (7) dan (8).
ln(𝑥)
𝑚= (10)
𝑘
(𝑙+𝐿)
𝑥= (11)
𝐿
ln(𝑦)
𝑛= (12)
𝑘
𝑦 = (𝑙 + 2𝐿)2𝐿 (13)
ln(𝑧)
𝑞= (14)
𝑘
(𝑙+√2𝐿)
𝑧= (15)
√2𝐿
7
Daman Suswanto, Sistem Distribusi Tenaga Listrik Hal 171
Tabel 2.1. Resistans Jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis Tanah Tanah Pasir Kerikil Pasir & Tanah
tanah rawa liat & basah basah kerikil berbatu
tanah kering
ladang
Resistansi 30 100 200 500 1000 3000
jenis (Ω-
m)
(Sumber : PUIL 2000 )
Pengaruh Iklim
Untuk mengurangi variasi resistansi jenis tanah akibat pengaruh musim,
pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda pembumian sampai
mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Kadangkala
pembenaman elektroda pembumian memungkinkan kelembaban dan
temperatur bervariasi sehingga harga resistansi jenis tanah harus diambil untuk
keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin. Proses mengalirnya
arus listrik di dalam tanah sebagian besar akibat dari proses elektrolisa, oleh
karena itu air di dalam tanah akan mempengaruhi konduktivitas atau daya
hantar listrik dalam tanah tersebut. Dengan demikian resistansi jenis tanah
akan dipengaruhi pula oleh besar kecilnya konsentrasi air tanah atau
kelembaban tanah, maka konduktivitas daripada tanah akan semakin besar
sehingga resistansi tanah semakin kecil.
CONTOH
Dik
R = 159,6 Ω
l =6m
r = 9,5 x 10-3 m
Dit
𝜌.....?
Jwb
𝑙
𝑘 = 𝑙𝑛
𝑟
6
𝑘 = 𝑙𝑛
9,5𝑥10−3
𝑘 = 6,4
𝜌
𝑅 = 𝑘.
2𝜋𝑙
𝑅 (2𝜋𝑙)
𝜌=
𝑘
159,6 (2. 𝜋. 6)
𝜌=
6,4
5970,13
𝜌=
6,4
𝛒 = 𝟗𝟑𝟐, 𝟖𝟑𝟑 Ω-m
Resistansi pembumian
Logam ringan hanya boleh ditanam dalam satu jenis tanah jika lebih tahan
korosi daripada baja atau tembaga. Permukaan elektroda bumi harus
berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan kerikil yang langsung
mengenai elektroda bumi memperbesar resistansi pembumian.
Resistansi pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5 ohm. Untuk
daerah yang resistansi jenis tanahnya sangat tinggi, resistansi pembumian total
seluruh sistem boleh mencapai 10 ohm. (Sumber: PUIL 2000)
Ukuran minimum elektrode dapat dipilih menurut Tabel 2.2 berikut dengan
memperhatikan pengaruh korosi dan KHA.
Tabel 2.2. Ukuran Minimum Elektrode Bumi
1 2 3
Resis-
tans
pembu- 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
mian
(Ω)
𝜌
𝑅 = 𝑘. 2𝜋𝑙 (2)
Dengan
𝑙
𝑘 = 𝑙𝑛 (3)
𝑟
l = panjang elektroda batang (m)
r = jari-jari elektroda batang (m)
ρ = resistansi jenis tanah (ohm-m)
Elektroda pembumian
Jenis elektroda pembumian yang digunakan adalah elektroda batang.
Elektroda batang yang digunakan di PLN Rayon Kuala adalag ground rod
copper bond (besi berlapis tembaga) dan pipa besi galvanis. Ground rod
biasanya berukuran 1,5 meter sampai 3 meter. Sedangkan pipa besi galvanis
panjangnya mencapai 6 meter. Penulis memilih menggunakan pipa besi
galvanis karena memiliki ukuran yang lebih panjang untuk membantu
mendapatkan nilai resistansi pembumian yang kecil. Pipa besi galvanis adalah
pipa besi yang menggunakan material seng (Zn) sebagai bahan tambahan
maupun sebagai pelapis pipa utamannya dengan menggunakan metode
galvanisasi untuk mecegah korosi. Pipa besi galvanis dapt diperlihatkan pada
gambar 4.2 berikut. Pipa yang digunakan dengan data sebagai berikut
Panjang pipa : 6 meter
Jari-jari pipa : 9,5 x 10-3 m
H-type 70 mm2
Untuk menyambung antara dua penghantar, secara umum dipakai
material penyambung yang disebut Connector. Prinsip, fungsi dan tujuan utama
dari Connector jenis H-type ini adalah menyatukan dua penghantar sedemikian
rupa sehingga tahanan kontak penyambungan itu menjadi sangat kecil atau
sama dengan nol. Sama halnya dengan kabel schoen, setelah kawat
menghantar diposisikan dengan benar, H-type dipress menggunakan tang
press di bangian tengah.
Rangkuman
• Jenis pembumian sistem untuk sistem tiga phasa secara umum dikenal
tiga sistem, yaitu
TN, TT dan IT.
• Sistem TN-S fungsi penghantar proteksi PE terpisah diseluruh sistem
Gambar 11.21a.
Titik netral dibumikan di RB.
• Sistem TN-C-S fungsi penghantar netral (N) dan penghantar proteksi
(PE) digabungkan dalam penghantar tunggal.
• TN-C fungsi penghantar netral (N) dan penghantar proteksi (PE) tergabung
dalam penghantar tunggal PEN.
• Sistem pembumian TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung
(RB).
• Sistem pembumian TN-C-S penghantar netral (N) dan penghantar proteksi
(PE) digabungkan dalam penghantar tunggal.
• ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah pemutus yang peka terhadap
arus sisa, yang dapat memutuskan sirkit termasuk penghantar netralnya
secara otomatis.
• Sistem pembumian IT, instalasi harus diisolasi dari bumi atau dihubungkan
ke bumi melalui suatu impedansi yang cukup tinggi RB.
• Dalam isolasi ganda ada dua jenis isolasi, bagian aktif diisolasi dengan
isolasi dasar, bagian luarnya diberikan isolasi kedua yang menjamin tidak
akan terjadi tegangan sentuh.
• Tindakan pengamanan dengan cara pemisahan sirkit listrik antara
pemasok dengan sirkit beban dengan transformator pemisah.
• Pengukuran tahanan pembumian dapat dilakukan dengan cara
sederhana dengan menggunakan alat ukur Megger.
• Pengukuran tahanan isolasi lantai dapat digunakan metoda pengukuran
Ampermeter dan
Voltmeter.
Soal-Soal
62