Support Reference :
Coulson & Richardson, “Chemical Engineering” Vol. 6
Ludwig's, “Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants”, Fourth Edition
Volume 1, 2 and 3
Stanley M. Wallas, 1990, “Chemical Process Equipment; Selection and Design”, Butterworth-
Heinernam.
Pendahuluan
Ada beberapa macam bejana yang didasarkan pada tekanan,
tebal, peletakan dan tinggi bejana.
Berdasarkan tekanannya, bejana terdiri dari :
a. bejana bertekanan dalam (internal pressure)
b. bejana bertekanan luar (external pressure).
Berdasarkan tebalnya, bejana bertekanan terdiri dari :
a. bejana berdinding tipis
b. bejana berdinding tebal atau mono block
Berdasarkan peletakannya, bejana terdiri dari :
a. bejana horizontal
b. bejana vertical
Berdasarkan tingginya bejana, dibagi menjadi :
a. bejana pendek
b. bejana tinggi
Bejana bertekanan biasanya dibuat dari baja sehingga untuk
mendesainnya perlu dipahami mengenai stress yang timbul
akibat tekanan.
a. axial stress ; searah dengan sumbu vertikal bejana
dimana stress ini ditimbulkan oleh tekanan operasi dan
berat bejana beserta isinya.
a = tπd
Sehingga,
P p d 2 / 4 pd
f stress induced stress, psi
a t d 4t
pd
t
4f
b. circumferential stress : stress yang mengarah dinding
atau keliling bejana, dimana stress ini ditimbulkan oleh
tekanan operasi dan beban lainnya..
P
f
A
a = 2lt
P p l pd
f stress , psi
a 2tl 2t
pd
t
2f
Example 1. A ¾-in, 20 BWG standard condenser tube is
subjected to an axial load of 500 lbs. in tension, due to
difference in coefficient of expansion between shell and
tubes. Calculate the unit stress in the tube.
Bejana Pendek (Reaktor)
Beberapa kode yang biasa digunakan dalam desain bejana,
antara lain :
a. BS 1500 and 515 : dikeluarkan oleh Inggris
b. IS 2825 – 1969 : dikeluarkan oleh India
c. ASME section VIII : dikeluarkan oleh Amerika
d. API : dikeluarkan oleh Amerika
Pemakaian kode juga beragam, antara lain :
a. ASME Code Welding Qualification untuk Boiler
b. ASA Code, untuk pipa bertekanan
c. API Code, untuk pengelasan oil storage
CA,out
Regeneration
Breakthrough
curve
CA,out/CA,in
1 2
CA,in
t
Isothermal Reaction : Plug Flow Reactor
Fluida plug flow – tidak ada radial gradients, dan tidak
ada axial dispersion
Densitas konstan dengan posisinya
Superficial velocity remains tetap
z + dz CA,f + dCA,f
z CA,f
Vgas m 2 / s
U0
U0 (m/s) superficial velocity Axs m 2
Mass Balance
Input – Output – Reaksi = Akumulasi
U 0 C A , f U 0 C A , f dC A , f rAv dz
t
C A , f z
C A , f C A , f
U0 rAv 0
t z
mol 1 dN A
v 1 C A, f
''
rAv 3 k
m reactor s Vr dt
Untuk steady state:
Volume reactor
C A , f
0
t
Oleh karena itu,
dC A , f
U0 k v'' 1 C A , f 0
dz
Konversi sebagai suatu Fungsi Tingginya
C A, f kv'' 1
X A 1 1 exp z
C A , f ,in U0
C s
rsv z 1 z
t
rav a rsv
Cs rAv
0
t a1
Memecahkan Persamaan ini
= 0 (In steady state tidak benar, akumulasi A kita abaikan dalam gas)
C 'A , f C s'
0
z t
Cs rAv
0 C 'A , f f z ,t
t a1
C s' f z ,t
Non-Isothermal Packed Bed Reactor
Untuk mass continuity menyeimbangkan pada fluida dan solid
Untuk energy balance, kita bertindak dengan menyeimbangkan pada
setiap phase
Asumsi:
1) Reaksi adiabatik – tidak ada panas hilang melalui shell ke lingkungan
(no radial temperature gradients) q = 0
2) Biλ adalah kecil – T seragam di dalam partikel (suatu reaksi
exothermic Tp > Tg)
3) Plug flow of gas dan digunakan Tref = 0 untuk menghitung enthalpy
4) Asumsi suatu average density dapat digunakan (ρg = tetap)
Modeling
q =0
Tf + dTf z + dz
Tf z
Tf,0
U0 kg
G 2 U0g
m s
Pengaturan Persamaan
Pecahkan semua persamaan ini bersama-sama.
Fluida
T f T f
f C p , U 0 f C p, f hAs Ts T f 0
f
t z
Solid
r H
Av r hA T
s s Tf C 1 T
s p,s
s
t
Quasi Steady State
Cs rAv C A, f
0 rAv 0
t a1 z
DESAIN DIAMETER VESSEL
Dalam desain diameter dan tinggi bagian silinder didasarkan
pada jumlah volume liquid :
V=Q.θ (1)
Volume total bejana dapat dihitung disesuaikan dengan proses
atau fungsi bejana, apakah sebagai : penampung, pengaduk,
pengaduk dan pemanas atau sebagai kontaktor gas dan liquid.
VT = Vs + Vrk (2)
2 1 d
Vk d x
4 3 2tg 0,5
d3
Vk (4)
24tg 0,5
maka :
d3
VT d 2 Ls 0, 0847d 3 (8)
24tg 0, 5 4
Untuk volume tutup berbentuk torispherical dished head adalah :
V = 0,000049di3
dimana : di = diameter dalam vessel, in
V = volume torispherical dished head to straight
flange, cuft
head jenis ini digunakan untuk tekanan bejana : 15 – 200 Psig
Untuk volume tutup berbentuk elliptical dished head adalah :
V = 0,000076di3
dimana : di = diameter dalam vessel, in
V = volume elliptical dished head to straight flange,
cuft
Tinggi bagian silinder pada keadaan optimal dibuat sebesar
1,5 kali diameter bejana.
DESAIN TINGGI BEJANA
Tinggi tutup bawah berbentuk konis
0, 5d d
hb (9)
tg 0,5 2tg 0, 5
pi .ro pi .r
th (28)
2 f m ro / r 2 f m
1 r
W 3
4 icr
p.d
th C (31)
2 fE 0, 2 p
Hemispherical Dished Head
pi .di
th C
4 fE 0,1 p (32)
Bagian tutup, yaitu crown radius (r), knuckle radius atau torus
(inside corner radius, icr) dan straight flange (Sf), menurut
ASME Code, dapat di tetapkan berdasarkan tabel 5.7 B & Y.
Straight flange berbentuk elliptical (tabel 5.11 B & Y)
Straight flange berbentuk dishedhead (tabel 5.8 B & Y)
Conical
pi d 2tg
A 1 (35)
fE 8
Tori-Conical
Desain tebal pad tutup berbentuk tori-conical seperti pada
gambar, ada dua tebal, yaitu th-1 pada bagian tori-spherical
dan th-2 pada bagian tutup berbentuk conical.
dimana : W 1 3 r
dan L = de/2 cos α
4 icr de = di – 2 Icr (1 – cos ½ α)
pi d e
th 2 C (39)
2 fE 0, 6 pi cos
Contoh soal 2 :
Sebuah bejana berdiameter dalam 60 in., tutup bawah bejana
berbentuk conical dengan sudut puncak 60o. Bahan bejana SA-240
grade O. Alat ini bekerja pada 35oC, 1 atm. Pengelasan berupa
double welded butt joint dengan faktor korosi 1/16 in. Desainlah
tebal silinder, tutup atas dan bawah.!!!
Contoh Kasus
X = 95,7 %
Reaksi Utama
Kecepatan laju reaksi orde 1
C2 H 4( g ) C2 H 4( g )
C4 H 8( g )
katalis
terhadap A (Etilen) , maka :
Awal : FAO FAO ra kC1A
Reaksi : FAO . X FAO . X FAO . X
Sisa : FAO (1 X ) FAO (1 X ) FAO . X
FAo . X
FAO CA = CA0 (1 – X)
X FA = FAo (1 – X)
Reaksi :
C2 H 4( g ) C2 H 4( g )
katalis
C4 H 8( g )
Awal : FAO FAO
Reaksi : FAO . X FAO . X FAO . X
Sisa : FAO (1 X ) FAO (1 X ) FAO . X
FC2 H 4 FAO (1 X ) FA
FC2 H 4 FAO (1 X ) FA
FC4 H 8 FAO X FA
yA E3-7.1 Fogler, 1992:92)
----------------------------------- FA Total
F Total FAO (2 X )
FAO 1 X 1 X
yA
FAO 2 X 2 X
C AO y AO CTO
Po
C AO y AO E2-3.1 Fogler, 1992:41)
RTo
Po 1 X Po
CA yA .
RTo 2 X RTo
Untuk Plug flow digunakan persamaan
X X
V dX V dX
1
FAO 0 rA FAO 0 kC A
X X
dX RT dX
o .
0 1 X Po k .Po 0 1 X / 2 X
k
2 X RTo
R.To
X
2 X dX R.To X 1 X 1 dX R.To X 1 1 dX
k .Po 0 1 X
k .Po 0 1 X
k .Po 0 1 X
R.To X X
1
dX dX
0
k .Po 0 1 X
R.To
V FAO X ln 1 X
k .Po
Sehingga Volume total fluida dalam reaktor gelembung
adalah :
.N .D N
a log Nre
3 3
a .Da
2 b
P
g g
Reynold number .N .Da2
Nre
N .Da2 ν = viskositas kinematis
Nre
Untuk unbaffle turbin Nre >> 300, Φ = 0,9. Dari Fig. 5.13 Ludwig
vol.1 dengan menggunakan fungsi Nre didapat Φ.
a=2 ; b = 40
N P .N 3 .Da5
Untuk baffle tank : P
gc
Nre 10.000
KT .N 3 .Da5
P Nre 10.000
gc
Rasio kebutuhan daya gas sparged liquid dalam stirred tank, PG/P.
Berdasarkan data empiris untuk six-flat blade turbine, dengan lebar
blade 1/5 da, untuk diameter tangki sampai dengan 0,6 m, namun
Persamaan dibawah ini akan berlaku juga untuk tangki yang lebih
besar di mana liquid depth-to-diameter ratio biasanya dalam region.
g g
Pp 1 L g Z L Z L
gc gc
ket, ZL adalah ketinggian liquid tanpa gas.
Pg Qg g uo2 Qg L Z L g / gc Qg g uo2 g
2
2
us g L
V 2g c V
c d Ac Z L 2 gc cdV gc
ket, (us)g adalah superficial gas velocity dan Qg adalah laju
alir volumetrik gas.
Konsumsi Power dalam sparging gas,
0.45
0.45
hp 2 ft 3 / min
Pa2 NDI3
Pa g 0.08 0.56
Q
,
g ft 3 / min 0.56
ket, (Pa)g adalah power gas dan Pa adalah power bukan gas.
• Daya Motor
Kebocoran tenaga akibat poros dan bearing (Gland losses)
Gland losses = 10% Power input (Pi)
.d 4
I
64
60 x 4,987
NC
WL 3
Fm .I 3
3.E.I 3.E.I
Heat-Transfer Coefficient
hg h
Pa
pi din
trn C
2 fE 0, 6 pi
ket : tn = tebal nozzle, in.; trn = tebal teoritis nozzle, in.; tp = tebal
penguat nozzle, in
A3 = (two2 + twi2)
A4 = (dp – dn – 2tn)tp
Wm2
Am2
fa
6. Penentuan ukuran bolt minimum
(see to table 10.4, p – 188, Brownell & Young)
Bolt circle (c)
= IDvessel + 2(1,41 x g + R) g = tebal shell
R = radial distance
Desain Flange
1. Menghitung otside diameter flange
OD flange, A = C + 2E E = edge distance
lebar gasket ini harus lebih kecil dari lebar gasket yang dipilih.
Desain Moment
1. Untuk keadaan bolting up, tanpa tekanan dalam
Am Ab Am 1 Ab actual
W fa fa For gasket seating
2 2
3. Flange moment
Ma = W x hG
6. Moment Diamerial
MD = HD x hD
HG = Wm1 – H
MG = HG x hG
Mo W
C G
2
Tebal Flange
t
Y .M max K = A/B
f .B A = outside diameter flange, in
B = shell outside diameter, in
Y = (Fig.12.22 Brownell, p-238)
maka:
Wdesign = (Wbejana + Wumpan) x faktor keamanan
Desain Penyangga (Leg and Lug) p. 197
Leg adalah bagian kaki penyangga yang biasanya dibuat dari
I-BEAM AMERICA STANDAR (Brownell, Item 2, p-355) ,
sebanyak 8 buah – beban Reaktor merata pada ke 4
penyangga.
Desain leg meliputi jumlah, tinggi dan ukurannya
Jumlah leg berpengaruh pada besar beban yang akan ditahan
oleh masing-masing leg.
Besar beban oleh masing-masing leg :
P
4 Pw H L
W
n.dbc n (42)
jika fcaxial < 15000 psi, maka trial benar dan dapat dipakai.
Check :
A = P / fcaxial
jika A hitung < A data, maka I BEAM dapat dipenuhi.
Perhitungan Lug
LUG yang dipakai terdiri dari gusset dan 2 buah plate horisontal
Penentuan A,
A = dbold size + 9
W 4.W
fs fs = App.D, Brownell
ab .db2
4.W
db
2
. f s Penentuan b’ & L
b’ = dbold size + 8
L =a+½b
Penentuan Tebal Plate Horisonatl (thp)
Ukuran dbold size dapat dilihat pada tabl 10.4 Brownell. γ1 dari
tabel 10.6 didapat dengan cara interpolasi.
e = nut/2
p’ = fs + Ab
Poisson’s ratio, µ
steels = 0,3 (Hesse, p – 34)
cast iron = 0,25
copper & alloy = 0,33
P 2l
My 1 ln 1 1
4 e
a
2l sin
P l P
Mx 1 ln 1 1 2
4 e 4
thp 6M y / f allowable
ukuran base plate memadai jika, tekanan tiap penahan lebih kecil
dari allowable bearing stresses beton.
Abolt
db diameter baut
/4
jika lebih kecil dari save bearing power, maka tekanan pada
tanah dapat diterima.