Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM RANGKIAN LISTRIK

UNIT 6
TEOREMA THEVENIN & NORTON
LABORATORIUM TENAGA LISTRIK

Nama: FebianinDito Sapta Andika


Nim: 3332190081
Kelompok: RL-7

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020

BAB I
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Dasar Teori
1. Teorema Thevenin
Teorema thevenin mengatakan bahwa “suatu rangkaian aktif sembarang
(rangkaian aktif = mengandung sumber tegangan dan/atau sumber arus, baik
bebas (independent) maupun tidak-bebas (dependent), yang linier dan
memiliki dua kutub (terminal) a dan b, dapat digantikan oleh suatu sumber
pengganti berupa sebuah sumber tegangan tunggal Vt yang terhubung seri
dengan sebuah resistor Rt”. Lihat gambar berikut.

a
a Rt
+
rangkaian aktif
VT
linier
b -
b

Gambar 6.1 Rangkaian Ekuivalen Thevenin[1]

Rangkaian aktif linier kita anggap sebagai suatu kotak hitam dengan
sepasang terminal keluaran a dan b. dilihat dari arah terminal, rangkaian ini
dapat dianggap sebagai sebuah sumber tegangan Thevenin dengan tegangan
sebesar Vt yang terukur di a-b dalam keadaan tanpa beban (hubungan terbuka
atau open circuit = Voc), dengan sebuah resistor Rt yang terpasang seri dengan
sumber tegangan tersebut. Dengan teorema ini dapat kita hitung dengan cepat
besar arus yang mengalir di beban yang besarnya berubah-ubah.
2. Teorema Norton
Dengan cara serupa, Teorema Norton mengatakan bahwa suatu rangkaian
aktif (rangkaian yang mengandung sumber tegangan dan/atau arus, baik bebas
maupun tidak bebas) yang linier dengan dua kutub terminal a dan b, dapat
digantikan oleh suatu sumber arus IN yang diparalel dengan sebuah resistor RN.

a
a
+
rangkaian aktif
IN RN
linier
b -
b

Gambar 6.2 Rangkaian Ekuivalen Norton[1]

Rangkaian aktif linier tetap kita anggap sebagai suatu kotak hitam dengan
sepasang terminal keluaran a dan b. dilihat dari arah terminal, rangkaian ini
dapat dianggap sebagai sebuah sumber arus Norton dengan arus sebesar I N
yang akan mengalir dari a ke b bila terminal kita hubung singkat (arus hubung
singkat, arus short circuit = Isc) Resistor RN adalah resistansi yang terukur di
terminal a-b, yang diperoleh dengan menghubungsingkatkan semua sumber
tegangan bebas (independent), dan membuka hubungan semua sumber arus
bebas (independent) yang berada di dalam kotak-hitam tersebut.

Dapat dibuktikan, hubungan kedua parameter Thevenin (Vt dan Rt) dengan
kedua parameter Norton (IN dan RN) adalah :

Voc
RN = RT = Isc
dan besar

VT
IN = Isc = RT

Kegunaan utama Teorema Thevenin dan Norton adalah memungkinkan


suatu rangkaian digantikan dengan sepasang kutub keluaran dan hasilnya dapat
dipergunakan untuk menghitung pengaruh suatu beban yang dipasangkan pada
kutub keluaran itu, atau akibat yang diperoleh beban karena sifat rangkaian
tersebut.

1.2 Prosedur Percobaan


Teorema Thevenin

1 KΩ 1 KΩ
A C

4.7 KΩ 4.7 KΩ

B D

Gambar 6.3 Rangkain Resistor Percobaan[1]

Cara I :

Dalam percobaan ini, Teorema Thevenin hendak kita manfaatkan untuk


mencari arus yang mengalir di beban R (berbagai nilai beban, R 1, R2, R3, dan
R4) secara tak-langsung. Beban R dipasangkan di cabang C-D kemudian
mengukur nilai VT, RT, dan IR. Hasilnya dibandingkan dengan pengukuran
langsung dengan mengukur arus yang mengalir melalui beban R
menggunakan mA-meter.
Prosedur percobaan :

a. Mengukur arus. Pasanglah sumber tegangan searah 15 volt pada


A-B. Pada cabang C-D pasanglah mA-meter seri dengan beban R1.
Bacalah arus melalui R1.
b. Mengukur VT. Bukalah beban dan mA-meter, sehingga C-D
terbuka (open circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D dengan
voltmeter atau alat pengukur tegangan lain yang mempunyai impedansi
input tinggi. Tegangan ini sama dengan VT. Jaga agar tegangan sumber
A-B tetap = 15V.
c. Mengukur RT. Mengukur besar resistansi yang “dirasakan” pada
terminal C-D diperoleh dengan membuka hubungan sumber tegangan
dari A-B, kemudian hubung-singkatkan A-B. Ukurlah resistansi pada
terminal C-D dengan ohm-meter (atau jembatan Wheatstone). Ukurlah
resistansi R1, dimana R1 = RT.
d. Hitunglah arus yang melalui R1 menggunakan rumus :
VT
I = RT +R 1

e. Membandingkan hasil. Bandingkan hasil perhitungan (d) dengan


hasil yang diperoleh dari (a).
f. Ulangi langkah (a) - (e) untuk beberapa beban R lainnya, R 2, R3,
dan R4.
g. Tuliskan hasil pengamatan di tabel dalam lembaran kerja.
Cara II : Buatlah rangkaian Thevenin sungguhan seperti di bawah ini :

RT
a

I
+
VT R
-

b
Gambar 6.4 Rangkain Percobaan Thevenin[1]
a. Mengatur tegangan sumber = VT. Aturlah tegangan sumber V sama
dengan harga VT yang telah diukur pada percobaan terdahulu.
b. Memasang RT seri dengan VT. Sebagai RT, pergunakan rangkaian N
dengan A-B yang dihubung-singkatkan dan pasangkan mengikuti
gambar diatas.
c. Mengukur arus. Ukurlah arus yang mengalir pada R1.
d. Ulangilah percobaan tersebut untuk R lainnya, R2, R3, dan R4 ( = hubung
singkat).
e. Tuliskan hasil percobaan di Tabel yang tersedia dalam lembaran kerja.

Teorema Norton

Percobaan ini menggunakan rangkaian baru. Rangkaian berupa sebuah


sumber arus IN parallel dengan sebuah resistansi RN yang besarnya sama
dengan RT.

a. Mengukur IN. Pasanglah sumber tegangan searah 15 volt pada A-B.


Ukurlah arus hubung singkat pada C-D (pasanglah mA-meter langsung
pada C-D).
b. Memasang RN. Nilai RN = RT diperoleh dari percobaan terdahulu.
Dalam hal ini rangkaian N akan kita pergunakan sebagai pengganti RN.
c. Aturlah sumber arus sehingga menghasilkan arus sebesar I N seperti
yang diukur dari (a) diatas. Kemudian susunlah rangkaian seperti gambar
dibawah ini.

V=VT RN R=R1

Gambar 6.5 Rangkain Percobaan Norton[1]


d. Mengukur arus. Menggunakan mA-meter ukur yang mengalir di R 1,
R2, R3, dan R4.
e. Tulislah hasil pengamatan saudara di Tabel pada lembaran kerja.

+ +
+ + A C
Vin N
- -
- - B D

Sumber Tegangan
25 Vdc
+ -

+
+ E
Vin
- R1 R2 R3 R4
- F

Sumber Arus

Gambar 6.6. Kit Praktikum Percobaan Teorema Thevenin & Norton[1]


BAB II
TUGAS
2.1 TUGAS PENDAHULUAN
1. Kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari percobaan pertama ?
2. Kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari percobaan kedua ?
3. Bagaimanakah pengaruh resistansi sumber tegangan pada percobaan ini ?
4. Bandingkan resistansi sumber arus yang dipergunakan dalam percobaan
dengan resistansi sumber arus ideal ?
5. Untuk harga R, manakah (diantara R1, R2, dan R3) sumber arus
menghasilkan arus yang paling dapat dianggap konstan (I N = arus hubung
singkat) ?
6. Keuntungan apakah yang diperoleh dengan menggunakan teorema ini ?
7. Jelaskan salah satu jawaban berikut yang saudara anggap paling benar :
a. Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = 0, dan
sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam = ∞

b. Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = 0, dan


sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam = 0
c. Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = ∞ , dan
sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam = ∞

JAWAB

1. Pada percobaan pertama, bahwa rangkaian yang rumit sekalipun dapat


dengan mudah dicari arus, tegangan, dan hambatannya dengan Teorema
Thevenin asalkan rangkaian tersebut merupakan rangkaian aktif.
2. Mengukur arus menggunakan Teorema Norton lebih mudah dilakukan
daripada menggunakan cara konvensional dengan mengukur semua
rangkaian.
3. Resistansi pada sumber tegangan di rangkaian pada percobaan mendekati
0, sehingga dapat memberikan daya yang stabil pada rangkaian.
4. Resistansi sumber arus ideal adalah mendekati tak hingga, sehingga
sumber arus dapat terus memberikan daya pada rangkaian
5. Sumber arus paling konstan berada pada R2 pada arus hubung singkat (IN)
6. Dengan menggunakan Teorema Norton dan Teorema Thevenin kita dapat
menghitung nilai hambatan, arus, maupun tegangan dengan mudah
walaupun rangkaian di dalamnya sangat rumit sekalipun.
7. Yang benar adalah a karena jika sumber tegangan ideal = 0 maka dan
sumber arus = ∞ maka rangkaian akan terus menerus mendapat daya yang
stabil.
BAB III
ANALISA
1.1. Analisa Percobaan

1. Menggunakan Teorema Thevenin


Dalam percobaan yang pertama ini dilakukan dengan cara Teorema
Thevenin yang dimana penjelasannya adalah suatu rangkaian aktif sembarang
yang mengandung sumber tegangan dan sumber arus, baik bebas (independent)
maupun tidak bebas (dependent), yang linier dan memiliki dua kutub (terminal) a
dan b, dapat digantikan oleh suatu sumber pengganti berupa sebuah sumber
tegangan tunggal Vt yang terhubung seri dengan sebuah resistor Rt[1].
1) Cara I (Hasil percobaan pengukuran pertama)
1 KΩ 1 KΩ
A C

4.7 KΩ 4.7 KΩ

B D

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Teori Thevenin


a. Perhitungan
a) Mencari VT
4,7 × 4,7
Rpararel= =2,35 K Ω=2350 Ω
4,7+ 4,7
Rp 2,35
VT = ×V = × 15=10,52 V
Rs+ Rp 1+2,35

b) Mencari RT=RN
RP x Rs 2,35 ×1
RT =RN = + Rs= + 1=1,701 K Ω=1701 Ω
Rp+ Rs 2,35+ 1

c) Mencari IN
VT 10,52
¿= = =6,184 mA =6184 A
RT 1,701
8

b. Tabel perbandingan perhitungan dan percobaan

PERCOBAAN PERHITUNGAN
VT(V) RT(Ω) IN(mA VT(V) RT(Ω) IN(mA)
)
10,50 1,671 6,29 10,52 1,701 6,184
Tabel 3.1 perbandingan pengukuran 1

c. Persen kesalahan
HasilPerhitungan−Hasil Percobaan
Persen kesalahan = ¿ ∨x 100 %
Hasil Perhitungan

10,5−10,52
VT = ¿ ∨x 100 %
10,52

= 0,19 %

1,671−1,701
RT = ¿ ∨x 100 %
1,701

= 2,1 %

6 ,29−6,184
IN = ¿ ∨x 100 %
6,184

= 2,6 %
9

1) Cara I (Hasil percobaan pengukuran kedua)

a. Perhitungan
- Pada R1
10
V 1= × 10,52=8,99 V
10+1,7
8,99
I 1= =0,899mA
10
- Pada R2
22
V 2= × 10,52=9,76 V
22+1,7
9,76
I 2= =0,443 mA
22
- Pada R3
33
V 3= ×10,52=10,00 V
33+1,7
10,00
I 3= =0,303 m
33

-Pada R4

40
V 4= ×10,52=10,09V
40+1,7
10,09
I 4= =0,252mA
40

b. Tabel perbandingan perhitungan dan percobaan

PERCOBAAN PERHITUNGAN

R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4

I 0,84 0,39 0,26 0,20 0,899 0,443 0,303 0,252


mA mA mA mA mA mA mA mA

Tabel 3.2 perbandingan pengukuran


10

c. Persentase kesalahan
Hasil Perhitungan−Hasil Percobaan
Persen kesalahan = ¿ ∨x 100 %
Hasil Perhitungan

0,899−0 , 84
I 1=¿ ∨× 100=1,22 %
0,899
0,443−0 , 39
IR 2=¿ ∨×100=3,8 %
0,443
0,303−0 , 26
IR 3=¿ ∨×100=5,6 %
0,303
0,252−0,2 0
IR 4= ×100=7,1 %
0,252

2) Cara II

a. Perhitungan

6,32× 1,7
R 1= =0,918 mA
10+1,7
6,32× 1,7
R 2= =0,453 mA
22+1,7
6,32 ×1,7
R 3= =0,309 mA
33+ 1,7
6,32× 1,7
R 4= =0,257 mA
40+ 1,7
11

b. Tabel perbandingan perhitungan dan percobaan

PERCOBAAN PERHITUNGAN

R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4

I 0,84 0,39 0,26 0,20 0,918 0,453 0,309 0,257


mA mA mA mA mA mA mA mA

Tabel 3.3 perbandingan pengukuran 3


a. Persentase kesalahan
Hasil Perhitungan−Hasil Percobaan
Persen kesalahan = ¿ ∨x 100 %
Hasil Perhitungan

0,918−0 , 84
I 1=¿ ∨× 100=0,87 %
0,918

0,453−0 , 39
I 2=¿ ∨×100=1,5 %
0,453

0,309−0,2 6
I 3= × 100=6,79 %
0,309
0,257−0,2 0
I 4= × 100=3,5 %
0,257

2. Menggunakan Teorema Norton


Teorema norton adalah suatu rangkaian aktif yang mengandung
sumber tegangan dan sumber arus, baik bebas maupun tidak bebas, yang
linier dan memiliki dua kutub terminal a dan b, dapat digantikan oleh suatu
sumber arus IN yang diparalel dengan sebuah resistor RN[[1].
1) Hasil percobaan dan perhitungan
a. Perhitungan
10,68
R 1= =0,912 mA
10+1,7
10,68
R 2= =0,447 mA
22+1,7
10,68
R 3= =0,307 mA
33+1,7
10,68
R 4= =0,256 mA
40+1,7

b. Tabel hasil percobaan dan perhitungan

PERCOBAAN PERHITUNGAN

I R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4

0,98 0,42 0,27 0,21 0,912 0,447 0,307 0,256


mA mA mA mA mA mA mA mA

Tabel 3.4 perbandingan pengukuran 4

c. Persentase kesalahan
Hasil Perhitungan−Hasil Percobaan
Persen kesalahan = ¿ ∨x 100 %
Hasil Perhitungan

0,912−0,9 8
I 1=¿ ∨×100=0,21 %
0,912
0,447−0,4 2
I 2=¿ ∨× 100=2,9 %
0,447
0,307−0 , 27
I 3=¿ ∨× 100=4,2 %
0,307
0,256−0,2 1
I 4=¿ ∨×100=5,4 %BAB IV
0,256
PENUTUP
4.1KESIMPULAN
Dapat kita ambil kesimpulan dari percobaan diatas sebagai berikut :
1. Teorema Thevenin merupakan suatu rangkaian aktif sembarang, baik bebas
(independent) maupun tidak bebas (dependent), yang linier dann memiliki 2
kutub a dan b , dapat diganti, oleh suatu sumber tegangan Vt yang terhubung
secara seri dengan sebuah resistor Rt.
2. Teorema Northon merupakan suatu rangkaian aktif yang linier dengan dua
kutub , a dan b dapat digantikan oleh suatu sumber arus In yang di parallel
kan dengan sebuah resistor RN.
3. Pada Teorema Thevenin digunakan yang namanya open circuit dengan
menyusun rangkaian secara seri.
4. Pada Teorema Norton digunakan yang namanya short circuit dengan
menyusun rangkaian secara paralel.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Asisten Laboratorium Tenaga, Modul Praktikum Rangkaian Listrik.
2019,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Laboratorium Tenaga Jurusan Teknik
Elektro.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai