Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNOLOGI BIOREAKTOR

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bioreactor


yang dibimbing oleh:
Maya Sarah,ST,.MT.,PhD.,IPM

Disusun oleh :
Kelompok 1
Shinta Viorina/170405102
Hafsyah/170405104
Eunike Anastasia/170405114
Cut Putri Barent/170405138

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
RESUME
1. Continous Stirred tank reactor (CSTR)

Continous Stirred tank reactor (CSTR) berupa suatu wadah yang umumnya berbentuk
silinder dengan diameter tertentu, dimana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi
konveksi bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya), bisa diisolasi dengan bahan isiolator
tertentu, atau bisa juga dikelilingi dengan cairan pendingin/pemanas untuk menyerap panas yang
timbul.
Sebagai salah satu reaktor kimia, di dalam CSTR terjadi reaksi kimia pembentukan atau
penguraian, dimana aliran masuk/keluar berlangsung secara terus menerus. Reaksi yang terjadi
dapat berupa reaksi satu arah, reaksi bolak-balik, atau reaksi berantai. Reaksi kimia yang terjadi
didalam CSTR, baik secara eksotermis maupun endotermik, membutuhkan energi yang dapat
dihilangkan atau ditambahkan ke dalam tangki reaktor untuk mempertahankan suhu agar tetap
dalam keadaan konstan.

Gambar 1.1 CSTR

2. Neraca Massa

Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan yang masuk,
yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Pernyataan tersebut sesuai dengan
hukum kekekalan massa yakni: massa tak dapat dijelmakan atau dimusnahkan. Prinsip umum
neraca massa adalah membuat sejumlah persamaan-persamaan yang saling tidak tergantung satu
sama lain, dimana persamaan-persamaan tersebut jumlahnya sama dengan jumlah komposisi
massa yang tidak diketahui.
2.1 Neraca Massa Mikroba (Sel)

Nilai D di perlukan untuk mengetahui hubungan residence time dengan laju pertumbuhan
mikroba.
2.2. Neraca Massa substrat
2.3 Neraca Massa produk, P

Reaksi yang terjadi dalam pembentukan produk , dapat di pengaruhi oleh konsetrasi
substrat , suhu ( dapat bersifat endotermis atau eksotermis) tekanan ataupun
penambahan katalis.
2.4 Konversi

Konversi merupakan banyaknya mol spesi yang bereaksi. Berdasarkan persamaan umum
reaksi kimia seperti berikut
aA + bB → cC + dD
kemudian dipilih A sebagai basis perhitungan

Basis perhitungan biasanya adalah reaktan pembatas. Konversi dari spesi A di reaksi
adalah sama dengan jumlah mol A yang bereaksi dibagi dengan mol A yang masuk. Untuk
reaktor alir, konversinya menjadi seperti berikut
(FA0−FA)
X= FA0
Dengan nilai X dideinisikan sebagai
mol A bereaksi
X= mol A masuk

Untuk reaktor alir, aktu akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya volume reaktor.
Semakin besar reaktor, maka semakin lama aktu untuk bereaksi. X merupakan ungsi dari volume
reaktor V. Jika FA0 adalah laju molar A masuk pada sistem steady state, laju molar A saat A
bereaksi dalam sistem dideinisikan menjadi FAO.X
mol A masuk . 𝑚𝑜𝑙 𝐴 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
FA0 . X =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑜𝑙 𝐴 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
𝑚𝑜𝑙 𝐴 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
FA0 . X =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Laju molar A masuk ke sistem minus laju reaksi A dalam sistem sama dengan laju molar A
keluar ddari sistem FA. Kalimat tersebut dapat didefinisikan dengan rumus berikut:

FA = FA0 − (FA0 . X)

FA = FA0 . (1 − X)

.Kemudian molar A yang masuk (mol//s) adalah hasil dari konsentrasi yang masuk C A0
(mol/dm3) dan laju volumetric yang masuk V0 (dm3/s)

FA0 = CA0 . V0
Pada CSTR tidak ada perbedaan kondisi di reaktor, persamaan (2) dapat diubah menjadi

FA0 − FA
V=
−rA
Lalu subtitusikan FA seperti persamaan (7) sehingga persamaannya menjadi

FA0 − FA0 − (FA0 . X)


V=
−rA
Lalu sederhanakan menjadi persamaan volume CSTR yang dibutuhkan untuk mencapai konversi
X menjadi

FA0. X
V=
(−rA)exit

Anda mungkin juga menyukai