Anda di halaman 1dari 47

Ringkasan Materi Perkuliahan Reaktor Kimia

Eti Nurmahdani
061840421430
6KIA

Video R-01. Kuliah perdana. Pengenalan Reaktor. durasi 29:37


Oleh: Fitria Yuliani (Polban Bandung)
https://youtu.be/grNJP9aIEz0

1. Jenis Reaktor dan Mode Operasi


Reaktor Batch (Partaian) : selalu tunak
Reaktor Plag Flow Reactor (aliran sumbat) : tunak /tak tunak
Reaktor berpengaduk aliran kontinyu : tunak / tak tunak

2. Reaktor Batch
Reaktor jenis ini digunakan secara skala kecil, namun tingkat kemurniannya sangat
tinggi contoh industri yang menggunakan reaktor batch yaitu industri farmasi, industri
polimer dll.
3. Plug Flow Reactor

4. Reaktor CSTR
Reaktor CSTR digunakan saat reaktor batch tidak dapat digunakan karena kebutuhan
kapasitas yang besar atau kebutuhan ketersediaan produk secara kontinyu maka
fungsinya akan digantikan oleh CSTR.

5.Jenis Reaktor Lainnya


Fixed Bed Reactor
Untuk reaksi yang menggunakan unggun tetap ini adalah reaksi yang berkatalis
heterogen, jadi unggun nya itu adalaha katalisnya reaktannya akan melewati bad nya
maka akan terbentuk produknya produknya bisa dalam bentuk pellet untuk
meningkatkan luas area bisa juga produknya cari atau gas tergantung kebutuhan,
proses yang menggunakan reaktor ini adalah proses produksi asam sulfat, namanya
proses kontak katalis yang digunakan yaitu vanadium oksida, proses produksi asam
nitrat dan proses produksi amoniak itu menggunakan katalis besi, contoh lainnya
proses reformasi kukus atau reformasi katalitik nafta untuk memproduksi alkana dan
hidrokarbon cincin katalis yang digunakan berbasis platinum.

Fixed Bed Reactor


Permasalahan yang didaptkan pada reaktor unggun tetap :
 Minimasi chanelling adalah alirannya terjadi pada satu lorong saja, jadi ada area-area
tumbukan katalis yang tidak terlewati oleh reaktan, jadi proses lebih kecil karena
reaksi tidak berjalan dengan maksimum dan konversi lebih rendah dan tidak efisiean,
bagaimana kita meminimalisir terjadinya chanelling yaitu Mengatur rasio diameter
kolom terhadap diameter partikel =10-20
 Karakter plug flow terjaga pada unggun tetap ini krakteristiknya lebih dekat dengan
plug flow karena itu untuk menjaga karakteristik Rasio panjang reaktor terhadap
diameter katalis > 50
 Pressure drop (hilang tekanan) yang diperbolehkan : < 0.5 inch air/ft bed
Keuntungan dan Kerugian Unggun Tetap

µ = viskositas
L = tinggi atau tebal bed
V0 = laju alir perluasan (kecepatan superficial
ɛ = rasio atau fraksi kosong didalam bed
Dp = diameter partikel

Reaktor unggun terfluidisasi


Karakter Reaktor Unggun Terfluidisasi
Vide R-02. Pengenalan Teknik Reaktor, durasi 15:02
Oleh Okta Bani, M.T. (USU Medan)
https://youtu.be/nxhvG_ipp24

Teknik reaktor mempelajari mengenai perancangan reaktor kimia yang meliputi


pemilihan jenis reaktor, konfigurasi reaktor, kondisi operasi, dan ukuran reaktor.
Pada pengoperasian reaktor dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Batch
2. Kontinyu
3. Semibatch
 Reaktor Batch adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi
yang berlansung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan
dengan persamaan kesetimbangan dan stoikiometri.
 Reaktor Kontinyu dimana seperti aliran pipa dengan mengandalkan kecepatan
aliran untuk mencampurkan reaktan-reaktan didalam reaktor tersebut
 Reaktor Semi Batch dimana memasukkan salah satu reaktan A dan memasukkan
reaktan B secara perlahan-lahan, dan akan menjadi produk.

Hubungan Konversi dan Konsentrasi :


perancangan reaktor biasanya mengacu pada data kinetika, sehingga penting diketahui
konsentrasi reaktan dan tingkat konversi reaksi.
Hubungan konversi, konsentrasi dan variabel lainnya dapat diturunkan menggunakan
stoikiometri
contoh dalam reaksi tunggal :
aA + bB → rR dengan iI pengotor
Mula-mula terdapat reaktan, produk dan pengotor sebanyak nA0, nB0. nR0, dan nI0
mol. Jika terjadi reaksi yang menghabiskan A sebesar n mol, maka sesuai hukum
stoikiometri :
- Reaktan B akan terkonsumsi sebanyak perbandingan (b/a)n mol
- Reaktan R akan bertambah sebanyak (r/a)n mol
- Jumlah mol pengotor I tidak akan berpengaruh

Special Case 1 : Sistem dengan densitas dan laju konstan


Contoh reaksi cairan dan gas tertentu
karna ridak adanya perubahan volume, maka :
→ CA0 = nA0/v, dan
→ CA = nA/V
Konversi dapat dinyatakan sebagai :

Special case 2 : Densitas berubah tetapi T dan Π konstan

pada kasus ini, volume berubah sesuai dengan konversi


dimana V=V0 (1+ ɛAXA)
untuk

karena perubahan volume tersebut, maka :


Video R-03-R-03a.Pengenalan Desain Reaktor, durasi 43:46 (mulai menit ke
12:05) Oleh: Ade Sonya Suryandari (Polinema Malang)
https://youtu.be/N7F55Qya360

Desain Reaktor
Laju Reaksi :

aA + bB rR + sS
Reaktan Produk
Laju Reaksi Reaktan :

Laju Reaksi Produk :

Hal yang harus diketahui sebelum desain suatu reaktor :


 Ukuran Reaktor
 Tipe Reaktor
 Metode Operasi
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Desain Reaktor
 Jenis Reaksi Endotermis/Eksotermis
 Jumlah penambahan atau pelepasan laju panas
 Flow Pattern of Fluid
Material Balance
Energy Balance

Untuk Batch Reaktor

Untuk Flow Reactor


Video R-03b. Pengenalan Desain Reaktor (lanjutan), durasi 44:29 (mulai menit
ke 03:06), oleh: Ade Sonya Suryandari (Polinema Malang)
https://youtu.be/JcTdk0OOjEE
Reaksi homogen adalah reaksi yang melibatkan satu fase saja
 Liquid dengan liquid
 Gas dengan gas
Reaksi heterogen adalah reaksi yang melibatkan lebih dari satu fase
 Liquid bereaksi dengan gas
 Liquid bereaksi dengan solid
 Gas bereaksi dengan solid

Persamaan CA dan XA
 Bisa digunakan jika memenuhi syarat dan ketentuan yang belaku
 C_A adalah konsentrasi zat A pada saat T=p
 X_A konversi zat A

Simbol dan Hubungan antara C_A dan X_A


Ada3 sistem/ kasus yang berbeda berdasarkan definisi atau kondisi dari
masing-masing system, yaitu :
1. Constant density batch and flow systems
2. Batch and flow systems of gases of changing density but with T and π constant
3. Batch and flow systems for gases in general ( varying ρ, T and π )

Introduction to Reactor Design

Note :
Sifat inert : “ikut didalam system tapi tidak ikut bereaksi”.
Cara Menghitung nilai εA

600 − 400
�� = = 0,5
400

Simbol dan hubungan antara Ca dan Xa pada kasus :


 Density fluida konstan
 Suhu dan ph konstan, densitas berubah
 Suhu, tekanan, volume berubah

Kasus 1: Densitas Konstan


Untuk kasus 1 ini ,
- Volume konstan
- Fasenya liquid.
- Fasenya gas tapi Nilai εA (g) = 0
Syarat tersebut juga untuk
Kasus 2: Densitas Berubah, ph dan Suhu Tetap
Syarat Harus gas

Kasus 3: Densitas Berubah, ph dan Suhu Berubah


Syarat :
 Fase gas
 Volume/densitas tak konstan
 Temperature dan tekanan tak konstan
Video R-04. Pengenalan Reaktor Nuklir, durasi 12:46,
Oleh : Fitria Yuliani (Polban Bandung)
https://youtu.be/N6irXedWr5Y

1. Definisi Energi Nuklir


Energi nuklir yaitu energy yang dihasilkan melalui reaksi inti atom (nucleus) baik
dalam bentuk reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan).

2. Definisi Reaksi Fusi


Reaksi fisi adalah inti senyawa terbelah menjadi 2 inti massa yang lebih rendah

- Karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari massa atom setelah
pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi
energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (mega elektron volt)
- 1 inti atom melepas 200 MeV. Bayangkan energi yang dapat dihasilkan dari 1 gr
uranium
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses dimana dua inti
atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi
nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata nuklir
meledak Proses fusi membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti
nuklir. Fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan
neutron bebas, akan menghasilkan energy yang lebih besar lagi dari energy yang
dibutuhkan untuk menggabungkan mereka.
Energi yang dilepas dibanyak reaksi nuklir lebuh besar dari reaksi kimia, karena
energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi yang
menahan elektron ke inti atom
3. Reaktor Nuklir

1. Batang-batang kendali
2. Pendingin Keluar
3. Perisai Termal
4. Batang-Batang Bahan Bakar
5. Moderator
6. Tangki Reaktor
7. Pendingin Masuk

4. Pemanfaatan Reaktor Nuklir untuk Pembangkit Listrik


Ilustrasi Gambar :
Video R-05. Pengantar Desain Reaktor (durasi 35:46) oleh: Wonderful Diary
https://youtu.be/80Mdi41Khcc
Desain reaktor
Istilah dan Simbol Pada Rumus yang Akan Digunakan
 εA artinya fraksi perubahan volume dalam system
 XA artinya adalah konversi A
 CA artinya konsentrasi A (mol/volume)
 T artinya temperatur
 Π disini artinya adalah tekanan
 VXA=1 artinya volume A pada saat konversi sempurna
 VXA=0 artinya volume A pada saat tidak ada konversi
 (δ) berarti jumlah koefisien yang terlibat dalam reaksi

Stoikiometri
Reaksi :
ɛA
ɛA adalah fraksi perubahan volume dalam system, yaitu antara tidak ada konversi dan
konversi sempurna dari reaktan A
Rumus untuk mencari ɛA:

Contoh Kasus Perhitungan εA


εA = 0 artinya volume atau densitasnya konstan (tidak ada perubahan volume
(konstan)
εA ≠0 artinya volume atau densitasnya tidak konstan (berubah)

Diketahui: CA0 = 100


CB0 = 200
Ci0 = 100 (inert awal)
Jawab:
A + 3B 6R

VXA=0 100+200+0+100 = 400


VXA=1 0-100+600+100= 600
Video R-06a. Reaktor Ideal Untuk Reaksi Tunggal (Batch Reactor) durasi 40:54.
Oleh: Ade Sonya Suryandari (Polinema Malang)
https://youtu.be/lG_8kmQp-iA?t=84
Batch Reactor

Persamaan umum :
Akumulasi = input – ouput + generasi – konsumsi

Tinjauan pada reaktan :


Konsumsi = - akumulasi
Kasus khusus
1. Persamaan reactor batch untuk kondisi densitas konstan (ɛA = 0)
Keterangan : kondisi mematuhi aturan case 1
ɛA = 0 , V = V0 (konstan)

2. Sistem gas dengan kondisi densitas berubah (ɛ ≠ 0)


Keterangan : kondisi mematuhi aturan case 2
ɛA ≠ 0 , V=V0 (1+ɛAXA)

Perbedaan Space time dan Space velocity


Space time (τ) yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memproses 1 buah volume
reaktor pada umpan tertentu pada kondisi yang spesifik (waktu)

Space velocity yaitu jumlah reaktor yang dimasukkan umpan dalam kondisi tertentu
yang dapat diselesaikan/diolah dalam satuan waktu. (Waktu-1)
Video R-06b. Reaktor Ideal Untuk Reaksi Tunggal (Steady Stae MixFlow
Reactor), durasi 30:42.
Oleh: Ade Sonya Suryandari (Polinema Malang)
https://youtu.be/NIWcwcoA7yI
Steady-state Mixed Flow Reactor
Persamaan Umum
Reaktan :
Akumulasi = Input - Output + Generasi - Konsumsi
Input = Output + Konsumsi

Perhitungan seharusnya didasarkan pada tinjauan elemen volume tertentu, tetapi


karena komposisi di dalam reaktor dapat dianggap uniform pada setiap titik dan setiap
waktu, maka neraca massa secara keseluruhan dapat diberlakukan, sehingga untuk
komponen A dapat dituliskan:

Input = output + disappearance by reaction + accumulation

Input A = A yang masuk (mole/waktu) = FA0 (1 - XA0) = FA0


Output A = A yang keluar (mole/waktu) = FA = FA0 (1 - XA)
Sedangkan disappearance of A = (-rA) V
Input = Output + Konsumsi
FA0 = FA0 (1 - XA) + (-rA)V
FA0 = FA0 - FA0XA + (-rA)V
FA0XA = (-rA)V
V/FA0 = XA/(−rA)
1. Sistem dengan kondisi constant density (ɛA = 0)
Untuk sistem fase liquid atau sistem fase gas tetapi nilai ɛA = 0
ɛA = 0 V = V0 XA = 1 - CA/CA0 = CA0−CA/CA0
V/FA0 = XA/ − rAV/FA
= CA0−CA/CA(−rA)
Τ =V/v
= CA0XA/−rAτ
= V/v = CA0/−rA
= CA0−CA/CA0
V/FAB =XA/−rA
= CA0−CA/CA0(−rA)
Τ =V/v
= CA0XA/−rA
= CA0−CA/−rA ...............(13)
2. Sistem dengan kondisi consant density(ɛA = 0) dengan reaksi orde pertama
ɛA = 0 XA = 1 - CA/CA0
first order −rA = −dCA/dt=kCA
τ=CA0XA/−rA
τ=CA0XA/kCA
τ=CA0XA/CAkτ=XA/1−XA=CA0−CA/CA ..........(14a)

3. Sistem dengan kondisi density change(ɛA ≠ 0) dengan reaksi orde pertama


ɛA ≠ 0 CA/CA0=1−XA/1+εAXA
First order −rA=−dCA/dt=kCA
τ=CA0XA/−rA
τ=CA0XA/kCA
τ=XA/k1−XA/1+εAXAkτ=XA(1+εAXA)/1−XA........ (14b)
Video R-07a. Reaktor Ideal (Persamaan Kinerja) dengan durasi 1:46:01
https://youtu.be/UeHBdBWI_3I?t=260
Reaktor Ideal
Reaktor Batch adalah reaktor yang teraduk sempurna yang artinya komposisi dimana
saja pada sewaktu-waktu itu sama. Contoh Batch Reaktor

Reaktor Kontinyu : Untuk CSTR didalam sistemnya mempunyai komposisi yang


sama baik konsentrasi keluar maupun dalam sama Untuk PFR, disepanjang reaksi
terjadi reaksi dimaan tidak ada pencampuran diawal maupun di akhir.

Persamaan Laju Reaksi


Reaksi Fasa Tunggal: aA + bB rR + sS

Persamaan laju reaksi digunakan untuk mengetahui besar laju bekurangnya reaktan
dan mengetahui laju terbentuknya produk yang dihubungkan dengan stokiometri.
Laju reaksi dipengaruhi oleh komposisi/konsentrasi ( C ) dan Temperatur (T).
Reaksi Tunggal dan Reaksi Jamak
 Persamaan laju reaksi akan bergantung pada jenis reaksi bentuk dan jumlah
persamaan kinetika untuk menjelaskan kemajuan reaksi secara kuantitatif
 Asumsi Laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi, temperature dianggap
konstan
 Reaksi Tunggal: hanya diwakili oleh satu persamaan stoikiometri dan satu
persamaan laju reaksi
 Reaksi Jamak: lebih dari satu persamaan stoikiometri dan persamaan laju reaksi

Reaksi Elementer dan Non Elementer


Reaksi Elementer: Laju reaksi berhubungan dengan koefisien stoikiometeri (Reaksi
Sederhana). Hal ini terjadi jika: Reaksi : A+ B R

Reaksi Non-Elementer: Laju reaksi tidak berhubungan dengan koefisien stoikiometri


(Reaksi Kompleks)
Molekularitas dan Orde Reaksi
 Molekularitas
Pada reaksi elementer adalah jumlah molekul yang terlibat dakam reaksi tersebut
Biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat 1,2 dan 3
Laju reaksi dapat juga dinyatakan sebagai:

 Orde Reaksi
Didapatkan secara empiris (bisa berupa pecahan)

Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi


Dinyatakan dalam Persamaan Arrhenius

Perancangan Reaktor Ideal


Tujuan utama perancangan reaktor:
Menentukan jenis, ukuran (volume), dan metode operasi.
Persamaan laju reaksi komponen (i)
ri=1/V(dN_i/dt)by reaction = f (conditions within the region of volume V)
*berlaku untuk reaksi homogen
Klasifikasi Reaktor
Reaktor Ideal:
Reaktor Batch

Reaktor Plug Flow

Berbagai variasi Reaktor Semibatch

Neraca Massa dalam Reaktor


Neraca Panas dalam Reaktor

Hubungan Konsentrasi dan Konversi


Konversi=seberapa banyak perubahan zat yang berubah setelah waktu tertentu.
XA=NA0−NA/NA0
Jika volume tetap, maka konversi dapat dinyatakan sebagai:
XA=CA0−CA/CA0
Keterangan:
XA = konversi zat A
NA0 =mol zat A awal
NA = mol zat A akhir
CA0 = konsentrasi zat A awal
CA = konsentrasi zat A akhir

Contoh kasus 1.
Sistem flow dan batch densitas konstan. ini termasuk kebanyakan reaksi cair dan juga
reaksi gas yang berlangsung pada temperatur dan densitas konstan. Hubungan
konversi dan konsentrasi dapat dinyatakan pada persamaan berikut:
Reaktor Batch
Prinsip reaktor batch, yaitu semua reaktan dimasukkan ke reaktor lalu dibiarkan
teraduk (bereaksi) selama jangka waktu tertentu, lalu campuran hasil reaksi diambil.

Asumsi penting dalam reaktor batch ada 2, yaitu:


 Unsteady state
Komposisi berubah sepanjang waktu C(t)
 Uniformly mixed
Pada t yang sama komposisi seragam di seluruh bagian reaktor

Kinerja Reaktor Batch


1. Reaktan dimasukkan ke reaktor
2. Dibiarkan teraduk (bereaksi) selama jangka waktu tertentu
3. Campuran Hasil Reaksi (produk) diambil
Uniformly Mixed
t (waktu) yang sama = komposisi seragam didalam reaktor
Unsteady State
Komposisi (C) berubah sepanjang waktu (t)

Neraca Massa Reaktor Batch

��������� = ����� − ������ + �������� −


Menjadi ��������
�������� =− ���������
Laju Konsumsi reaktan(A) didalam reaktor akibat reaksi kimia
Laju akumulasi reaktan(A) didalam reaktor

Space Time dan Space Velocity


Space Time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memproses satu buah volume
reaktor pada umpan tertentu dan kondisi yg spesifik, disimbolkan dengan taw
(waktu).

Space velocity adalah jumlah reaktor yang dimasukkan umpan pada kondisi tertentu
yang dapat diselesaikan atau diolah dalam satuan per waktu.
Continuous Stirred Tank Reactor / CSTR
Uniformly Mixed
Reaktor teraduk sempurna sehingga Komposisi keluaran reaktor akan sama dengan
komposisi didalam reaktor

Neraca Massa CSTR

��������� = ����� − ������ + �������� −


��������
����� = ������ + ��������
Kinerja Reaktor CSTR

����� = ������ + ��������


Video R-07b. Reaktor Ideal (dalam Bioreaktor) dengan durasi 49:29.
Oleh Prof. Dr. Ir. Tjandra Setiadi dan Dr. Ir. Ardiyan Harimawan, ITB.
https://youtu.be/IPUsPvucL8Q

1. Persamaan Kinerja Reaktor CSTR


Gambar kurva

Persamaan Kinerja

2. Definisi Plug Flow Reactor


 Fluida mengalir secara teratur
 Pencampuran secara radial
 Komposisi berubah sepanjang aliran
3. Neraca Massa PFR
Input = Output + konsumsi akibat reaksi + akumulasi

4. Persamaan Kinerja PFR


Terdapat dua kondisi
5. Holding Time dan Space Time
Video R-08a. Peran dan Kinerja Reaktor di Pabrik Kimia (durasi 22:22) Oleh Fitria
Yulistiani (Polban)
https://youtu.be/rRakdQZYfWs

Kinerja Reaktor
Parameter Kinerja Reaktor
 Konversi
 Selektivitas
 Yield
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reaktor
1. Kategori Reaktor : Tipe, bentuk dan ukuran
2. Sifat Reaksi : Sifat termodinamika, sifat kinetika dan katalisis
3. Sifat peristiwa fisik : Perpindaan massa dan perpindahan kalor
4. Kondisi operasi : Konsentrasi, temperatur, pH, tekanan dan laju alir

Faktor Sifat Reaksi


- Berlangsung tidaknya suatu reaksi
- Reversibel tidaknya suatu reaksi
- Konversi maksimum (XAe) psetimbangan tercapai pada reaksi reversibel
- Energi panas yang terlibat dalam reaksi

Sifat Reaksi, aspek Termodinamika


 Perubahan energi bebas Gibbs (ΔG)
 Perubahan Enthalpi (ΔH)
 Temperatur (T)
 Tekanan (P)
Sifat Reaksi-kinetika
Terjadi kontak permukaan komponen reaksi (Z)
Tersedia energi yang cukup (>Ea)
Kontak yang terjadi pada orientasi yang tepat (Fo)
Reaksi dapat dipercepa dengan :
1. Peningkatan Temperatur (T)
2. Peningkatan konsentasi (C) atau tekanan parsial (p)
3. Penurunan Ea
4. Peningkatan Fo
Penurunan Ea dan Peningkatan Fo dapat dilakukan dengan reaksi katalis

Reaksi Katalis
Merupakan zat yang dapat mempercepat dan mengarahkan reaksi pada produk selektif,
dimana katalis tidak mengalami perubahan sifat kimia secara permanen

Persyaratan dasar berlangsungnya reaksi katalisis


 Terjadi kontak permukaan komponen reaksi (Z)
 Tersedia energi yang cukup (<Ea)
 Kontak yang terjadi pada orientasi yang tepat (Fo)

Reaksi Katalis Heterogen Fluida-Padat


Laju Reaksi Sistem Fluida-Padat

Fungsi Katalis dalam Reaksi Kimia


Syarat Katalis

Bentuk Fisik Permukaan Katalis Padat

Sebagian besar penggunaan katalis di indstri adalah katalis heterogen (padat)


Video R-08b. Reaktor Kimia di Industri (durasi 29:37) Oleh Fitria Yulistiani (Polban)
https://youtu.be/grNJP9aIEz0?t=358

Jenis-Jenis Reaktor

Tiga jenis reaktor diatas digunakan untuk reaksi Homogen. Secara bentuk reaktor
batch memiliki bentuk yang mirip dengan Reaktor jenis CSTR, namun pada reaktor
batch alirannya selalu tak tunak (unsteady state) karena aliran masuk dan keluarnya
tidak pernah sama. Berbeda dengan reaktor aliran sumbat dan CSTR yang bisa
dioperasikan secara tunak dan tidak tunak. Pada reaktor jenis Batch, umpan
diimasukkan ke dalam reaktor kemudian terjadi reaksi. Setelah produk dihasilkan,
proses dihentikan dan produk dikeluarkan dari reaktor. Tiga jenis reaktor ini adalah
reaktor ideal.

Reaktor Batch

Reaktor Batch biasanya digunakan untuk produksi dengan skala relatif kecil (produk
yang dibutuhkan tidak terlalu banyak) namun kemurnian produk yang dihasilkan
sangat tinggi. Reaktor batch biasanya digunakan pada industri farmasi, polimer, dll.
Reaktor PFR
Plug Flow Reaktor (PFR) dapat digunakan untuk reaksi dua fase yaitu fase cair dan
gas, selain itu untuk pemeriksaan laboratorium-skala kinetika dan produksi skala
besar.

Reaktor CSTR

Perbedaan utama dengan reaktor batch yaitu pada reaktor CSTR terdapat aliran input
dan output yang alirannya dijaga secara kontinyu. Reaktor ini digunakan pada saat
reaktor batch tidak bisa digunakan karena kapasitas yang lebih besar maupun
kebutuhan ketersediaan produk secara kontinyu. Proses-proses diindustri yang
menggunakan reaktor CSTR antara lain nitrasi, klorinasi, dan juga biasanya
digunakan pada bioreaktor untuk pengolahan limbah cair.
Jenis Reaktor lainnya yang digunakan pada Industri
Reaktor Unggun Tetap (Fixed Bed Reactor)

Reaksi-reaksi yang menggunakan reaktor jenis ini biasanya adalah reaksi berkatalis
heterogen, sehingga yang menjadi unggun (bed) adalah katalisnya. Reaktan akan
melewati Bed Katalis dan terbentuk produk, selanjutnya produk dikeluarkan dari
reaktor. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk pellet untuk meningkatkan luas
areanya dan juga bisa dalam bentuk cairan atau gas tertentu. Contoh reaksi yang
menggunakan reaktor jenis ini seperti proses produksi asam sulfat dengan katalis
canadium oksida, proses produksi asam nitrat dan proses produksi amonia yang
menggunakan katalis besi (Fe).
Permasalahan yang terjadi pada Reaktor Unggun Tetap yaitu Chanelling.
Chanelling adalah kondisi dimana alirannya hanya terjadi pada satu lorong saja,
sehingga terdapat area-area atau tumpukan katalis yang tidak terlewati oleh reaktan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi chanelling antara lain:
 Mengatur diameter kolom terhadapt diameter partikel = 10-20
 Rasio panjang reaktor terhadap diamteter katalis > 50
 Pressure drop yang diperbolehkan < 0,5 inch air/ft bed
Video R-09a. Types of Reactor01 (durasi 15:35) oleh Malik Musthofa
https://youtu.be/7F05mhTlZkI
Video R-09b. Types Of Reactor02 (durasi 19:05) oleh Malik Musthofa
https://youtu.be/WCC0Kg4Ei9A
Video R-09c. Types of Reactor03 (durasi 26:30) oleh Malik Musthofa
https://youtu.be/qETN5z8oI3g
Video R-09d. Types of Reactor04 (durasi 21:42) oleh Malik Musthofa
https://youtu.be/8XnaJKQVrTA

Perancangan Reaktor
Ketika merancang reaktor, dituntut untuk menggunakan informasi, pengetahuan, dan
pengalaman dari termodinamika , kinetika reaksi (yang berpengaruh ke ukuran,
volume, bentuk reaktor, jenis reaktor) mekanika fluida, perpindahan panas,
perpindahan massa, dan ekonomi tergantung kondisi reaktor.
Dalam merancang reaktor yang memiliki performa baik, tidak bisa hanya bergantung
pada biaya reaktor yang kecil (murah). Salah satu perancangan reaktor boleh
menerapkan low reactor cost, tetapi material yang masuk ke dalam reaktor
membutuhkan perlakuan dan biaya yang lebih tinggi dibanding perancangan alternatif
yang ada. Oleh karena itu, biaya ekonomi keseluruhan harus dipertimbangkan secara
komperhensif.
Gambaran Proses Perancangan Reaktor

Pola pengontakkan atau bagaimana material mengalir dan saling kontak antara satu
sama lain didalam reaktor, seberapa cepat lambatnya mereka tercampur,
penggumpalan atau tingkat pengumpulan. Beberapa material sangat mudah
menggumpal-sebagai contoh, padatan dan tetesan cairan penggabung
Kinetika atau seberapa cepat reaksi berlangsung. Jika sangat cepat, maka
kesetimbangan akan berpengaruh untuk menunjukkan apa yang keluar dari reaktor.
Jika tidak terlalu cepat, maka laju reaksi kimia atau mungkin perpindahan massa dan
panas akan menentukan apa yang akan terjadi.
Konstruksi dan Kondisi reaktor dipengaruhi oleh reaksinya.
 Reaksi Eksotermis dan Endotermis
 Reaktor Isothermal dan Non Isothermal
 Reaktor adiabatis dan non adiabatis
Reaktor non isotermal (adiabatis) diutamakan, namun apabila batas-batas konversi
dan katalis tidak terpenuhi, reaktor isotermal (non adiabatis) dipilih.

 Untuk reaksi eksotermis terdapat pendingin (cooling water) dan terdapat pemanas
untuk reaksi endotermis agar suhu konstan karena terdapat batasan-batasan
konversi dan katalis.
 Biaya design dan operasi lebih mahal karena terdapat jaket pendingin dan
pemanas

 Tidak Terdapat pendingin dan pemanas karena katalis tahan terhadap suhu tinggi
dan rendah dan konversi tidak bergeser
 Biaya design dan operasi lebih murah
Dalam perancangan reaktor, beberapa faktor yang harus dipetimbangkan adalah :
 Jenis Reaktor
 Katalis
 Ukuran (volume)
 Kondisi Operasi (temperatur, tekanan)
 Fase
 Kondisi umpan (konsentrasi, temperatur, dan tekanan)
Performa Reakor
Tiga parameter untuk menilai bagus atau tidaknya kinerja reaktor :

������� ���� ����������� ����� �������


�������� =
������� ���� ���������� �� ����� �������

����� ������ ���� ����������


������������ = � ������ ������������
������� ���� ����������� ������������

����� ������ ���� ����������


����� ������� = ������� ���� ���������� �� ����� ������� � ������ ������������

Jenis Reaktor
Reaktor adalah unit dimana memberikan tempat dan waktu yang cukup bagi reaktan
berkonversi menjadi produk.Untuk mencapai konversi tertentu terdapat waktu tertentu
yang dibutuhkan.
 Reaktor industri
Reaktor yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan industri
 Ideal Reactor
Reaktor yang kondisinya ideal, homogen (fase sama), pengadukan sempurna,
isotermal.
 Non Ideal Reactor
Reaktor yang kondisinya tidak ideal, non isotermal, pengadukan tidak sempurna,
heterogen

Reaktor Ideal
Pengadukan sempurna, kondisi termal yang ideal (isotermal, adiabatis), sistem reaksi
yang ideal (homogen)
Reaktor Semi Batch (Unsteady State Flow)

Reaktor Non Ideal


Industrial Reaktor

Algoritma Perancangan Reaktor


Mol Balance

Anda mungkin juga menyukai