Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PROSES PEMBUATAN GULA AREN

KELOMPOK 2

Anggota Kelompok :

1. Chintya Oktariyensi (061840421427)

2. Eti Nurmahdani (061840421430)

3. Sebastian Hadinata (061840421435)

Sumber Jurnal

Terdapar 2 jurnal yang akan dibahas yaitu :

1. Perbaikan Proses Pembuatan Gula Merah Aren di Pabrik Gula Aren Masarang Tomohon
(Julius Pontoha, Audy Wuntua,2013).

2. PENGOLAHAN GULA AREN (Arrenga Pinnata Merr) DI DESA BANUA HANYAR KABUPATEN HULU
SUNGAI TENGAH (Rosidah R Radam & Arfa Agustina Rezekiah,2015)

ISI RESUME JURNAL 1 :

1. Latar Belakang

2. Metode Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan

4. Kesimpulan

LATAR BELAKANG

Potensi tanaman aren untuk menghasilkan gula sangat tinggi, sedangkan Indonesia memiliki tanaman
aren yang sangat melimpah dimana sebagian besar tumbuh sebagai hutan campuran. Tanaman aren
memproduksi gula yang sebagian besar diolah menjadi gula merah. Namun demikian, proses produksi
ini masih sangat tradisional sehingga mempunyai mutu yang sangat beragam.Dalam Jurnal ini lebih
difokuskan untuk memperbaiki penghasilan produk dengan mutu yang standard dan meningkatkan
efisiensi proses pengolahan di Pabrik Gula Aren Masarang Tomohon.
METODE PENELITIAN

Dalam Jurnal ini tertulis terdapat beberapa metode penilitian yang digunakan yaitu :

1. Material Penelitian.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gula semut yang diproses di Pabrik Gula Aren
Masarang. Bahan kimia yang digunakan berkualifikasi pro analisis seperti NaOH, K2CO3,
NaBr, KI, NaCl dan BaCl2 yang diperoleh dari Merck Darmstad Germany, dan bahan pembuatan
peralatan penghancur gelondong berupa pelat besi dengan ketebalan 10, 5 dan 3 mm.
2. Penentuan Kadar Air.
Kadar air dihitung dengan rumus (1) sebagai berikut:

(W1 + W2) – W3
Kadar Air = ----------------------------- (1)
W2
3. Penentuan kadar Air Kritis.
Kadar air kritis ditentukan berdasarkan pengamatan visiual terhadap keadaan gula. Batas
kandungan air yang mulai menunjukan terjadinya perekatan antara partikel gula dinyatakan
sebagai kadar air kritis.
4. Pembuatan Lautran Jenuh.
Perlakuan kelembapan relatif diatur sesuai dengan jenis bahan yang digunakan. Masing masing
bahan mempunyai tingkat kelarutan yang berbeda beda terhadap air.
5. Penentuan Kurva Isoterm Adsorpsi.
Sampel gula yang akan diteliti dikeringkan didalam oven pada suhu 105 oC selama semalam.
Selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator sekitar 15 menit. Sampel gula yang telah dingin
kemudian ditimbang dalam wadah aluminium seberat 2 gram. Wadah dengan sampel ditempatkan
didalam kontainer plastik dan secepatnya wadah ditutup kembali.
6. Penentuan Umur Simpan.
Umur simpan gula ditentukan berdasarkan pada rumus (2) yang dikembangkan oleh Labuza (1982).

di mana:
ts = umur simpan
Me = kadar air keseimbangan (% bk) Mi = kadar air awal (%bk)
Mc = kadar air kritis (%bk) Ws = berat bahan (g)
Po = tekanan uap air jenuh pada ruang penyimpanan (mmHg)
k/x= permeabilitas kemasan (gH2O/m2.hari.mmHg)
A = luas kemasan
b = kemiringan kurva sorpsi isoterm (g H2O/g bk)
7. Pembuatan Gilingan Penghancur Gelondongan.
Pembuatan gilingan penghancur gelondong
dimulai dengan pemilihan tipe gilingan yang disesuaikan dengan keadaan gelondong.
Selanjutnya dilakukan pembuatan gambar design gilingan. Pembuatan dilakukan bersama
dengan pemilik Bengkel Peralatan Pertanian di Tataaran, Tondano.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat poin poin yang dibahas dalam jurnal ini adala sebagai beriktu :

1. Kadar Air.
Tahap Pengolahan Kadar Air (%)
Akhir Kristalisasi 4,35
Sebelum Disaring 2,14
Sesudah Disaring 1,91
Gelondong Sesudah Disaring 2,27
Sesudah Digiling 2,49
Sesudah Dikeringkan 1,76

2. Kecepatan Adsorpsi Air.


Kecepatan absorpsi air oleh gula pada berbagai tingkat kelembapan dapat dilihat dalam. Terlihat
bahwa kecepatan penyerapan air oleh gula terus meningkat pada kelembapan tinggi.
3. Gilingan Penghancur Gelondong.
Hasil pengamatan keadaan gelondong memperlihatkan ada dua jenis gelondong yaitu ada
gelondong yang tidak terlalu padat dan ada gelondong yang sangat padat. Pembentukan
gelondong dipengaruhi juga oleh kualitas aren.

KESIMPULAN

Dari penilitan ini didapat kesimpulan yaitu :

1. Kurva isoterm gula semut aren mengikuti pola yang khas untuk produk makanan yang
mengandung sukrosa tinggi.
2. Umur simpan gula aren berkisar pada 6,4 tahun.
3. Gilingan penghancur gelondong gula dalam pembuatan gula aren dengan tipe martil dapat
mengurangi sisa produk sampai 1,28 persent saja.
ISI RESUME JURNAL 2 :

1. Pendahuluan.
2. Metode Penelitian.
3. Proses Penyadapan Nira Aren dan Pembuatan Gula merah
4. Proses Pembuatan Pengolahan Nira Menjadi Gula Aren dan Proses Pemasaran.

PENDAHULUAN

Gula aren adalah produk hasil pemekatan nira aren dengan panas (pemasakan) sampai kadar air yang
sangat rendah (<6%) sehingga ketika dingin produk mengeras.Pembuatan gula aren hampir sama
dengan sirup aren. Nira dipanaskan sampai kental sekali, Setelah itu, cairan gula kental tersebut
dituangkan ke cetakan dan ditunggu sampai dingin. Pembuatan gula aren ini juga mudah dan dapat
dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana.

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kontribusi pembuatan gula aren
kepada Dinas Perindustrian setempat dalam rangka pembinaan dan pengembangan lebih lanjut
mengenai pengolahan gula aren sebagai produk sasangga banua.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banua Hanyar Kecamatan Pandawan kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Waktu Penelitian selama 4 bulan. yang meliputi tahap persiapan, pengambilan data di lapangan, analisis
dan pengolahan data, serta penyusunan laporan hasil penelitian. Objek dalam penelitian ini yaitu
masyarakat pembuat gula aren di Desa Banua Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kamera, kalkulator, koesioner/ daftar
pertanyaan untuk respondena, alat tulis menulis, dan alat pengukur waktu untuk mengukur waktu kerja.

PROSES PENYADAPAN NIRA AREN DAN PEMBUATAN GULA MERAH

1. Pengetokan atau pemukulan tongkai tandan bunga (menggual) dari pangkal pohon kearah
tandan bunga.
2. Setelah itu dilanjutkan satu minggu sekali sampai ada tandan bunga dari tandan berguguran.
3. Proses pemukulan ini dilanjutkan untuk melemaskan pori – pori atau jalur air nira yang akan
keluar. Agar keluarnya lancar dan lebih deras.
4. Proses pemukulan dilakukan ± 30 menit.
5. Setelah terlihat tanda gugurnya bunga tandan maka tandan tersebut siap untuk dipotong.
Setelah dipotong tangkai (langan) dari tandan ditutup menggunakan ijuk dan diikat, dibiarkan
selama satu hari. Ini bertujuan untuk mengamankan tangkai yang telah dipotong dan
mengeluarkan alir nira agar tidak diminum atau diganggu musang dan monyet.
6. Dibiarkan salama satu hari ini bertujuan membuang nira yang ada ditangkai sebagai hasil dari
pemukulan sebelumnya yang kurang baik diolah menjadi gula.
7. Dibiarkan salama satu hari ini bertujuan membuang nira yang ada ditangkai sebagai hasil dari
pemukulan sebelumnya yang kurang baik diolah menjadi gula.
8. Setelah didiamkan selama satu hari maka air nira siap ditampung dengan meletakkan jeregen
ukuran 5 liter. Pengambilan nira dilakukan 2 x sehari yaitu jam 6 pagi dan jam 4 sore.
9. Setelah selesai diambil dipenampungan tangkai (langan) nira diiris ± 0,5 cm lalu diletakkan lagi
ke penampungan berikutnya.

PROSES PEMBUATAN PENGOLAHAN NIRA MENJADI GULA AREN DAN PROSES PEMASARAN.

Setelah selesai melakukan semua tahapan proses pembuatan gula Aren maka dilanjutkan
dengan proses penjualan. Adapun alur penjualan gula Aren dapat dilihat pada Gambar berikut.

Pembuat gula Aren ini lebih sering memasarkan gula Arennya kepada pemesanan dari pihak-
pihak tertentu. Jika tidak terdapat pesanan, maka mereka menjualnya kepada pedagang lokal yang
mengambilnya setiap hari. Harga jual gula Aren berkisar Rp. 9000,- per kilogramnya.

Anda mungkin juga menyukai