Anda di halaman 1dari 25

Reaktor Isotermal

Reaktor Alir Bentuk Pipa


(Reaktor Integral, Tubular,
Plug Flow)
Pada MFR, semua titik dalam tangki mempunyai
komposisi yang sama, sedangkan pada PFR,
komposisi berbeda ke arah horizontal tetapi tetap
sama ke arah vertikal, sehingga reaktor bentuk
pipa ini dinamakan juga sebagai reaktor integral.

Laju Alir Feed masuk : FA


Laju Alir Produk keluar : FA + dFA
Neraca massa:
Amasuk
= Akeluar + Abereaksi + Aakumulasi
FA = FA + dFA + (-rA)(dV) + 0
FA = FA + d(FA0-FA0XA) + (-rA) dV
FA FA + FA0dXA = (-rA) dV
FA0dXA = (-rA) dV
dV merupakan volume untuk segmen dengan
panjang dL, artinya untuk seluruh reaktor
dengan panjang L dengan volume V menjadi:

Untuk reaksi dengan tidak terjadi perubahan


densitas atau volume, A = 0 atau:
dan
Sehingga persamaan tsb dapat dinyatakan dalam
bentuk lain, yaitu:

Untuk reaksi dengan densitas atau volume tetap


batch = PFR. Untuk reaksi dengan densitas atau
volume berubah, tidak ada kaitan langsung
persamaan untuk reaktor batch dengan reaktor
bentuk pipa (PFR).

Pada reaksi dengan densitas atau volume berubah,


penyelesaian secara numerik analitiknya:
a. Reaksi orde atau rA = kC

b. Reaksi searah orde satu: A Produk

c. Reaksi orde dua, A + B Produk, dimana [A0] =


[B0]

d. Untuk reaksi bolak balik orde satu A R

Contoh: Reaktor PFR dan MFR


Untuk menghasilkan konversi reaksi sebesar
70% dari reaksi phase liquid: A R,
digunakan reaktor PFR serta reaktor MFR.
Dari data percobaan awal dengan reaktor
batch, diketahui konversi 70% tercapai setelah
reaksi berlangsung 13 menit. Dari data
tersebut, tentukan waktu yang dibutuhkan bila
yang digunakan adalah reaktor MFR dan PFR

Hubungan Konversi dengan


panjang Reaktor
Pada reaktor alir PFR, misal untuk reaksi orde dua
diketahui bahwa:

Bila luas penampang reaktor tersebut = Ac, maka


panjang reaktor:

Contoh: Untuk suatu kondisi reaksi, dimana:


k = 5 L/mol.s; CA0 = 0.02 mol/L; AC = 1.0 L, v0 =
1 L/s
Maka:

terlihat bahwa konversi maksimum hanya akan


dicapai bila total jumlah molnya, yaitu A = -0.5
atau V = V0 (1 - 0.5XA) pada T dan P tertentu, laju
alir volumetrik akan berkurang apabila konversi
bertambah, dan waktu tinggal reaktan lebih lama
dalam reaktor dibanding apabila perubahan
volume diabaikan (A = 0).

Perbandingan Volume MFR


dengan PFR
Pada reaktor MFR, pada keadaan tunak semua
titik dalam reaktor serta pada aliran produk
keluar menghasilkan komposisi yang sama.
Perubahan komposisi akan terjadi hanya bila laju
aliran dari feed masuk berubah, sementara
konsentrasi reaktan dijaga konstan.
Pada laju aliran feed serta konsentrasi reaktan
yang tertentu, volume reaktor tangki
berpengaduk adalah:

Berbeda dengan MFR, perubahan konversi pada


Reaktor Alir Pipa terjadi pada setiap waktu searah
dengan aliran fluida hingga konversi tertentu.
Perubahan konversi terhadap perubahan laju
reaksi terjadi secara integral.

Selain membandingkan luasan kurva,


perbandingan volume untuk dua jenis reaktor alir
juga dilihat dari perbandingan waktu tinggal.
Untuk MFR, waktu permukaan (space time) untuk
reaksi orde n:

Untuk PFR

Dua persamaan di atas


dibandingkan:

Untuk reaksi dimana perubahan volume diabaikan,


A=0, persamaan dapat disederhanakan menjadi:

atau

Grafik perbandingan antara waktu permukaan ()


untuk reaktor MFR terhadap PFR

Reaktor PFR dengan Aliran Balik


Untuk meningkatkan hasil reaksi (konversi),
diperlukan aliran balik dari produk ke aliran feed
masuk (recycle).

Sebagian produk sebesar vf atau R vf


dikembalikan sebagai recycle ke aliran feed
masuk.
R adalah perbandingan antara volume dari

Laju aliran produk yang meninggalkan sistem =


vf
Laju aliran produk yang dikembalikan ke aliran
feed masuk, sebesar vf = R vf
Berarti laju aliran produk yang keluar reaktor =
vf . R vf = (R+1) vf
Laju aliran feed masuk ke sistem = v0 dan FA0
Laju aliran feed masuk ke reaktor adalah:
FA1 = FA0 + FA1
Vf = v 0 + v f = v 0 + R v f

Konversi masuk XA1, konversi hasil reaksi atau keluar


reaktor XA2
Untuk PFR, volume reaktornya

Diketahui bahwa FA1 = FA0 (1 - XA1) = FA0(1 - XA2)


Konsentrasi A pada aliran keluar sistem = aliran
kembali, maka persamaan menjadi:
vj = R vf atau FA3 = R FAf (1-XA1) = R FA0(1-XA2)

Laju umpan masuk ke reaktor menjadi:


FA1 = FA0 + FA3
= FA0 + R FA0 (1 - XA2)
Konsentrasi A pada umpan masuk ke
reaktor:

Dengan menggunakan persamaan

maka volume PFR dengan recycle, menjadi:

Pada keadaan dimana perubahan volume


diabaikan, A = 0 maka v0 = vf dan R menjadi:
R = v3/v0 dan FA3 = R FA0 sehingga FA1 = FA0 (1
+ R)
Dari persamaan
diperoleh:

Dari kedua persamaan diperoleh:

Volume reaktor PFR dengan aliran kembali


(recycle)
dari persamaan
dan

menjadi:

Penurunan Tekanan dalam


Reaktor
Reaksi fasa gas, penurunan tekanan dalam
reaktor besar pengaruhnya terhadap jalannya
reaksi dibandingkan fasa liquid. Dapat
disebabkan karena adanya katalis padat,
sehingga menimbulkan tahanan pada laju
aliran reaktan dalam reaktor.
Untuk reaksi orde satu reaksi isomerisasi
dengan berat katalis W gram:
A R , maka:
dimana:

Untuk temperatur konstan, T = T0


Reaksi orde satu: -rA = k CA
Dengan menggabung persamaan-2,
diperoleh:

dibagi dengan FA0

Dari persamaan terlihat bahwa perubahan


tekanan (P/P0) terkait dengan berat katalis,
dan diketahui hubungan untuk menentukan
konversi sebagai fungsi dari berat katalis.

Aliran melalui packed bed


Reaksi fasa gas menggunakan katalis pada
reaktor bentuk pipa yang berisi katalis.
persamaan yang digunakan untuk
menentukan penurunan tekanan adalah
persamaan Ergun.

Berat katalis
W = {(1 - ) Ac L} x c
W = (vol solid) x (density solild katalis)

maka

Contoh:
Soal menentukan penurunan tekanan dalam
Packed Bed
Tentukan penurunan tekanan dalam reaktor pipa
dengan panjang 60 ft ukuran 1 in Schedule 40
yang berisi katalis bentuk pellet dengan diameter
in jika 104,4 lb/h gas dilewatkan melalui bed
katalis tersebut. Temperatur diasumsi konstan
sepanjang reaktor 2600C. Fraksi vois 45% dan
properti gas sama dengan udara pada temperatur
ini dan tekanan masuk 10 atm.

Anda mungkin juga menyukai