Perancangan Reaktor
(121 032 3)
Program Studi Teknik Kimia S-1/ Jurusan Teknik Kimia FTI UPNVY
Semester Genap Tahun Akademik 2020-2021
PUSTAKA:
Missen, R.W. (1999)/ Chapter 12: Batch
Reactor (BR), halaman 294-316.
Fogler (2004)/ subbab 1.3, 2.2.1, 3.3, 3.4,
4.1, 4.2.1, 4.6.1, 9.1, 9.2
Froment-Bischoff (2011)/ Bab 8, subbab 8.1,
8.2
Hill, Charles G. (2014)/ Chapter 8, Chapter 10
dsb.
OUTLINE:
Gambaran umum dan penggunaan reaktor
batch (RB)
Perbandingan dengan reaktor kontinyu (alir)
Perancangan reaktor batch: Persamaan
perancangan (design equation) dari neraca
massa, waktu reaksi, laju produksi (pada
basis operasi kontinyu), neraca energi
Operasi isotermal
Operasi non-isotermal: adiabatik, non-
adiabatik
Aspek perancangan: batch scheduling
Persamaan Perancangan
Pertimbangan umum:
t merupakan waktu reaksi yang diperlukan
untuk mencapai konversi XA1 sampai XA2
A merupakan limiting reactant
Besaran yang diketahui: nA0, XA1, dan XA2
Besaran yang tidak diketahui: t, (-rA), V, dan T
Pertimbangkan reaksi: A + … C C + …
X A2
Dijabarkan dari neraca dX A
massa/ mol (disajikan pada t n A0
X A1 ( rA ) V
slide berikutnya)
Penjabaran Persamaan A
Perancangan untuk A
Reaktor Batch
A
(bentuk
diferensial)
Dari neraca mol (terhadap
komponen A): A
(bentuk A
A
integral)
1/(-rA)V
Area = t/nA0
XA
XA1 XA2
Panas generasi:
Rgen = (-HRA)(-rA)V
atau: Rgen = (-URA)(-rA)V
Jika: HRA > 0 (reaksi endotermis)
HRA < 0 (reaksi eksotermis)
Panas akumulasi:
dH dT dT
R acc n t Cp m t cp
dt dt dt
N
Mol total: n t n i (termasuk inert)
i 1
dT
Isotermal n t Cp 0
dt
Adiabatik UA c Tc T m Q 0
Operasi Isotermal
Laju produksi C:
ν C C A 0 V X A 2 X A1
Pr C
t td
Contoh Ilustrasi:
Maka:
t = …… menit
Contoh 12-1
(Missen, 1999):
Untuk reaksi: A produk
tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai
80% konversi A, jika 7,5 mol A direaksikan dalam
15-L constant-volume batch reactor yang beroperasi
secara isotermal pada suhu 300 K. Reaksi ini
berorde-satu terhadap A, dengan: kA = 0,05 min-1
pada 300 K.
Contoh 12-2
(Missen, 1999):
Reaksi fasa-cair antara cyclopentadiene (A) dan
benzoquinone (B) yang menghasilkan produk C:
A + B C dilangsungkan dalam reaktor batch
isotermal. Reaksi ini berorde-satu terhadap
masing-masing reaktan, dengan: kA = 9,92 X 10-3
L mol-1s-1 pada 25°C. Tentukan volume reaktor
yang diperlukan untuk memproduksi 175 mol C
jam-1, jika XA = 0,90; CA0 = CB0 = 0,15 mol L-1, dan
down-time (td) antar batch adalah 30 menit.
Contoh 4-1
(Smith, 1981):
Reaksi fasa cair pembentukan butil asetat:
asam asetat + butanol ester + H2O
A+BC+D
dilangsungkan pada 100oC dalam reaktor batch yang well-
mixed. Mula-mula hanya terdapat reaktan, dengan: mol B/
mol A = 4,97. Laju reaksi pada kondisi ini: rA = - k CA2,
dengan: k = 17,4 cm3/(gmol.menit). Densitas campuran
dianggap tetap, yaitu 0,75 g/cm3.
a) Berapa waktu untuk mencapai XA = 50%?
b) Untuk laju produksi ester 100 lb/jam, berapa volume
reaktor yang diperlukan, jika down-time = 30 menit.
BM: ester = 116; butanol = 74; asam asetat = 60 g/gmol
Problem 8.4:
Froment-
Bischoff (2011)
Contoh 12-3
(Missen, 1999):
Reaksi fasa gas: A B + C dilangsungkan
dalam reaktor batch 10 L (mula-mula),
secara isotermal pada 25 oC dan tekanan
tetap. Reaksi berorder 2 terhadap A dengan
kA = 0,023 L mol-1s-1. Tentukan waktu yang
diperlukan untuk mencapai konversi 75%
dari 5 mol A.
Asumsi: Campuran mula-mula hanya berisi A.
Q UA c Tc T m H RA rA V
Contoh 12-4
(Missen, 1999):
Tentukan Q dan Tc (sebagai fungsi
waktu) yang diperlukan untuk menjaga
kondisi reaktor isotermal dalam Contoh
12-1, jika HRA = -47500 J mol-1, dan
UAc = 25,0 WK-1. Apakah Q mewakili
kecepatan penambahan panas atau
pengambilan panas?
Operasi Non-Isotermal
Ada 2 kategori:
1. Adiabatik (Q = 0)
2. Non-adiabatik (Q ≠ 0)
Operasi Adiabatik:
Suhu akan naik dalam reaksi eksotermis, dan suhu
akan turun dalam reaksi endotermis.
Persamaan neraca energi sistem adiabatik, Q = 0:
H RA rA V n t Cp dT
dt
T T0 n A 0
XA H RA dX
A
X A0 n t Cp
T T0
H RA n A0 X X A0
A
n t Cp
Algoritma Menghitung t:
untuk Reaktor Batch Adiabatik
Contoh 12-5
(Missen, 1999):
Dekomposisi fasa gas: A R + S
dilangsungkan dalam reaktor batch dengan kondisi
awal: T0 = 300 K, V0 = 0,5 m3, dan tekanan total
konstan 500 kPa. Harga Cp untuk A, R, dan S
adalah 185,6; 104,7; dan 80,9 J mol-1 K-1. Entalpi
reaksi = -6280 J mol-1 dan reaksi berorder satu
terhadap A dengan: kA = 1014 e-10000/T h-1.
Tentukan XA dan T sebagai fungsi t, bila Q = 0, XA
= 0,99.
Aspek Perancangan
Goal:
Volume reaktor (standar)
Jumlah reaktor yang
diperlukan (minimum)
Problem 12-9
(Missen, 1999):
Problem 8.11
(Froment-Bischoff):