Anda di halaman 1dari 39

Bab 1 Neraca Mol

Definisi Kecepatan Reaksi :


Contoh :
Reaksi pembuatan DDT (diklorodifeniltrikloroetana)
diperoleh dari klorobenzena dan kloral dengan
adanya asam sulfat :
2C6H5Cl + CCl3CHO (C6H4Cl)2CHCCl3 + H2O
Jika kloral disebut senyawa A, maka kecepatan
reaksi -rA, didefinsikan sebagai jumlah mol kloral
yang bereaksi (berkurang/menghilang) per satuan
waktu per satuan volume (mol/dm3.det).

Bab 1 Neraca Mol


Untuk kecepatan pembentukan seperti untuk DDT,
kecepatan reaksinya adalah rA.
Dalam reaksi heterogen kecepatan reaksi biasanya
dinyatakan dalam ukuran bukan volume, misalnya
dalam luas permukaan atau berat katalis.
Kecepatan reaksi dinyatak sebagai :
rA = dCA/dt
1-1
definisi ini untuk reaktor batch pada volume konstan.
Kecepatan reaksi adalah kuantitas intensif yang
tergantung dari temperatur dan konsentrasi.

Bab 1 Neraca Mol


Persamaan kecepatan reaksi pada dasarnya adalah suatu
persamaan aljabar yang mengandung konsentrasi. Misalnya
bentuk aljabar dari hukum kecepatan reaksi -rA untuk reaksi :
A produk
Dapat berupa fungsi linier dari konsentrasi :
-rA = k CA
atau dapat pula dalam bentuk fungsi aljabar lainnya dari
konsentrasi seperti :
- rA = k CA2
1-2

k1C A
rA
1 k 2C A
Persamaan 1-1 dan 1-2 yang diperoleh dari hasil observasi
pada suatu percobaan

Bab 1 Neraca Mol


Pada persamaan 1-2, menunjukkan bahwa :
kecepatan berkurangnya A adalah sama
dengan konstanta kecepatan reaksi (k)
dikali dengan kuadrat konsentrasi A
Kecepatan regenerasi disebut juga sebagai
kecepatan formasi.

Bab 1 Neraca Mol


1.2.Persamaan Neraca Mol secara umum
Fj0

Gj

Fj

Gambar 1-1 : Necara pada sistem volume

Fj0

: debit mol spesies j masuk reaktor (mol/waktu)

Fj

: debit mol spesies j keluar reaktor (mol/waktu)

Gj

: debil mol generasi spies j (mol/waktu)

Bab 1 Neraca Mol


kecepatan aliran j
kecepatan generasi
masuk ke dalam sistem dalam sistem


(mol/waktu)
(mol/waktu)

Masuk

generasi

F jo G j F j

dN j
dt

j kecepatan aliran j
kecepatan akumulasi j
keluar dari sistem dalam sistem

(mol/waktu)

(mol/waktu

keluar

akumulasi

....(1.3)
Gbr 1.2. Pembagian volume
sistem V

Nj : jumlah mol j dalam sistem pada saat t


V1

G j rj .V

G j1 rj1V1

rj1

V2
rj2

Bab 1 Neraca Mol


Jika semua variabel sistem (suhu, aktivitas katalis, konsentrasi
spesies) seragam, maka kecepatan generasi spesies j, Gj
adalah hasil nkali antara volume reaksi V dan kecepatan formasi
spesies j, rj

G j rj .V
mol
mole

xvolume
waktu waktu.volume

G j1 rj1 V1
M

V1

V2

G j G ji rji Vi '
i 1

Gbr 1.2. Pembagian volume


sistem V

i 1

M : volume total sistem / subvolume

rj1

rj2

Bab 1 Neraca Mol


M tak berhingga, maka V = 0, maka dalam bentuk persamaan integral

G j V rj dV
Dari persamaan ini, rj merupakan fungsi tak langsung dari posisi, karena
sifat2 material reaksi (konsentrasi, suhu) mempunyai nilai yang berbeda pada
lokasi yang berbeda dalam reaktor. Nilai Gj dalam pers. 1.3 menjadi :

Fj 0 Fj G j

dN j
dt

Dalam volume sistem V menjadi :

F j 0 F j r j dV
V

dN j
dt

..........(1.4)

Bab 1 Neraca Mol


1.3. Batch Reactor
Dalam reaktor batch, selama reaksi berlangsung tidak ada aliran masuk
atau keluar dari sistem, baik untuk reaktan maupun produk,
sehingga Fjo = Fj = 0. Oleh karena itu neraca mol j menjadi :

dN j
dt

V rj dV

dNj
rjV .......(1.5)
dt

dN A
rAV
dt

Bab 1 Neraca Mol


Contoh reaksi : A M + H + C, maka neraca mol A adalah :

1 dN A
rA
V dt
Untuk reaktor batch volume konstan
Reaktor diaduk sempurna, sehingga konsentrasi dari zat2 yang
bereaksi seragam (uniform)
Karena volumenya V konstan, maka :
1 dN A
d ( N A / V ) dC A

rA
V dt
dt
dt

Bab 1 Neraca Mol


Untuk reaktor batch tekanan konstan, maka

N A C AV
1 dN A 1 d (C AV ) dC A C A dV

rA
V dt
V
dt
dt
V dt
rA

dC A C A d ln V

dt
dt

Bab 1 Neraca Mol

Fj0 (reaktan)

1.4. Continuous-Flow Reactor


1.4.1.CSTR
Persamaan neraca mol secara umum :

F j 0 F j rj dV
V

dN j
dt

.......(1.4)

Pada keadaan tunak (steady state)

dN j
dt

rj dV Vr j

Fj (produk)

Bab 1 Neraca Mol


V

Fj 0 Fj
rj

........(6)

F j C j .
mol
mol volume

.
waktu volume waktu

7)

Bab 1 Neraca Mol


Tubular reactor

F j 0 F j rj dV
V

dN j
dt
dV

r j dV rj V

dN j
dt

Fj0

A
y

Fj

Bab 1 Neraca Mol


F j ( y ) F j ( y y ) r j V 0

dV

V A y

Fj0

f ( x x) f ( x) df

x 0
x

dx

dF j
dy

Ar j

Fj

F j ( y y ) F j ( y )

Arj

lim

(8)

Fj (y)

Fj (y+y)

Bab 1 Neraca Mol


dF j
dy

Arj

dF j
dV

rj

dV

.(11)

Fj0

Gj

rj dV rj V

A
y

Fj

Bab 1 Neraca Mol


F j (V ) F j (V V ) rj V 0
F j (V V ) F j (V )
V

dF j
dV

rj

Fj0

rj

dV

Fj

Fj (V)

Fj (V+V)

Bab 1 Neraca Mol


Packed-Bed Reactor
in

out

+ generasi = akumulasi

FA (W) FA (W + W) + rA W

0 ...............(12)

Dimensi suku generasi dlm pers. 12 :

mol A
mol A
( r ' A )W
.(massa katalis)
(waktu)(massa katalis)
waktu

Bab 1 Neraca Mol


dFA
rA'
dW

(13)

dFA
W F
A0 r '
A
FA

dFA
rA
dV

(14)

(10)

rA kC A
dFA d (C A 0 )
dC A

0
rA
dV
dV
dV

Bab 1 Neraca Mol


0 dC A

rA kC A
dV

0 dC A
dV

k CA
0

V
dC A
C A0 C 0 dV
A
CA

0 C A0
V ln
k
CA

Soal :

Reaksi AB, berlangsung dalam reaktor aliran kontinyu secara


isotermal.
Hitunglah volume reaktor CSTR dan PFR yang dibutuhkan guna
mengkonsumsi 99% A (CA = 0,01 CA0), bila kecepatan molar masuk
adalah 5 mol/jam, anggaplah kecepatan reasksi rA adalah :
a. rA = k, dengan k = 0,05 mol/jam.dm3
b. rA = k CA, dengan k = 0,0001 det-1
c. rA = k C2A, dengan k = 3 dm3/mol.jam.
Debit volumek masuk adalah 10 dm3/jam
Catatan :
FA = CA v
Untuk debit volumik konstan v = v0,
FA = CA vo
CA0 = FA0/v0 = (5 mol/jam)/(10 dm3/jam) = 0,5 mol/dm3.

Soal 2:
Reaksi fasa gas AB + C, berlangsung dalam reaktor batch dengan
volume konstan 20 dm3 secara isotermal. Sebanyak 20 mol zat A murni
mula-mula dimasukkan dalam reaktor. Reaktor diaduk secara
sempurna.
a. Jika reaksinya orde satu : rA = k CA, dengan k = 0,865 menit -1
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mereduksi jumlah mol A dalam
reaktor menjadi 0,2 mol (catatan : NA = CA V) [jawab : 5,3 menit]
b. . Jika reaksinya orde dua : rA = k C2A, dengan k = 2 dm3/mol.menit
Hitung waktu yang dibutuhkan mengkonsumsi 19,0 mol A.
c. Jika suhu adalah 127 oC, berapa tekanan total mula-mula. Berapa
tekanan total akhir, anggaplah reaksi berlangsung sempurna.

Bab 2 KONVERSI DAN UKURAN REAKTOR


1.Definisi Konversi
aA + bB cC + dD ...(1)

b
c
d
A
B C
D ...........2
a
a
a

jumlah mol A yang bereaksi


XA
jumlah mol A yang masuk

1.Desain Persamaan
Sistem Batch

jumlah mol A
jumlah mol A jumlah mol A ysng bereaksi
yang dipakai yang masuk jumlah mol A yang masuk


jumlah mol A
yang bereaksi N
A0

(dipakai)

jumlah mol A
jumlah mol A

jumlah mol A yang

dalam reaktor yang masuk ke sudah dipakai oleh reaksi

pada waktu t
reaktor pada t 0
kimia

(3)

NA = NA0 - NA0X = NA0 (1-X) .(4)

dN A
rAV
dt

(5)

b
c
d
A B C D
a
a
a
dN A

(rA )V
dt

NA = NA0 NA0X

dN A
dX
0 N A0
dt
dt
N A0

dX
rAV
dt

dX
N A0
rAV
dt

...
(6)

d ( N A /V )
dC A
1 dN A

rA
V dt
dt
dt

..(7)

dX
rA

Vdt N A 0

dX
dt N A 0
rAV
t

A0 0

Vdt N
X (t )

t N A 0 0

dX
rA

dX
rAV

.....(8)

(9)

Flow System
jumlah mol A yang masuk jumlah mol A yang bereaksi
.
A0
waktu
jumlah mol A yang masuk
jumlah mol A yang bereaksi
FA0 . X
waktu

F . X

F F
A0

A0

X FA

FA = FA0 (1 - X) .(10)
FA0 = CA0 0

PA0 y A 0 P0
C A0

RT0
RT0

Cstr atau Backmix Reactor

b
c
d
B C
D
a
a
a

FA0 FA
V
rA
FA = FA0 - FA0X
(12)

FA 0 X
V
(rA ) exit

.....11

....

...(13)

Tubular Flow Reactor

dFA
rA
dV

...14

FA = FA0 - FA0X

FA0

dX
rA
dV
X

V FA0 0

dX
rA

..
(15)
..
(16)

Packed Bed Reactor

dX
FA0
rA'
dW
X

W FA0 0

dX
rA'

.
(17)
..(18)

1
1
1

rA kC A 0 1 X
1.Aplikasi desain persamaan untuk reaktor kontinu

AB+C

1
1
1

rA kC A 0 1 X
1
as X 1
rA
1
as X X e
rA

Reaktor Seri
FA1 = FA0 - FA0X1
FA2 = FA0 - FA0X2
FA3 = FA0 - FA0X3

total mol A yang bereaksi sampai point 2


X2
mol A masuk reaktor pertama
X1

V1 FA 0 0

dX
rA

in out + generasi = 0
FA1 FA2 + rA2 V2
= 0

FA1 F A 2
V2
rA 2

FA 0 ( X 2 X 1 )
V2
rA 2

dX
V3 FA0 X
2 r
A
X3

.(19)

1
X 1
V1 FA 0
rA1
Beberapa definisi..

b
c
d
A
B C
D
a
a
a

c
c
rC (rA ) rA
a
a

c
rC rD
d
aA + bB cC + dD

rA rB rC rD


a
b
c d
V

(21)

.(20)

C A0 0

dX
rA

SV

V
X

V FA0 0

dX
rA

FA0 = 0 CA0 ..(23)

.(22)

FA0 FA
X
FA0

..(24)

FA 0 FA C A0 0 C A C A0 C A
X

FA0
C A0 0
C A0

jika X = 0, CA = CA0
jika X = X, CA = CA

dC A
dX
C A0
C A0

V 0 C
C A0

dC A
rA

dC A
rA

(25)

.(26)

Anda mungkin juga menyukai