Aplikasi Pemrograman

Komputer Dalam Industri

Kimia

Oleh
Wahyudi Budi Sediawan
Disajikan pada
Workshop Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
13 Maret 2003
Zaman Kuno:
perkembangan teknologi sangat lambat
belajar terutama dari pengalaman
percobaan dengan trial & error
terlalu banyak pengorbanan
Zaman Modern:
perkembangan teknologi sangat cepat
mengekstrak informasi maximum dari pengalaman/data
dukungan science dan matematika
percobaan lebih terarah
jumlah pengalaman/percobaan bisa dikurangi
pengorbanan diusahakan minimum
Science dan matematika bisa mengurangi jumlah
pengalaman/percobaan yang diperlukan
Namun pengalaman/percobaan tetap diperlukan
Studi dengan model banyak digunakan dan
bermanfaat

Ada dua jenis model:

1. model fisik
2. model matematis (simulasi)
Model matematis umumnya lebih murah
Keduanya saling melengkapi
Model matematis Diskripsi
kuantitatif
Keuntungan diskripsi kuantitatif:
a. pemahaman lebih baik terhadap fenomena
b. generalisasi

Diskripsi kuantitatif saat ini digunakan pada hampir

semua cabang ilmu, termasuk teknik kimia.

Keputusan berdasarkan diskripsi kuantitatip juga

dinilai lebih obyektif (unsur subyektivitas bisa
diminimalisasi)
Langkah-langkah pendekatan matematis
Fenomena
formulasi

Persamaan-persamaan Matematis
(model matematis)
penyelesaian

Jawaban (diskripsi kuantitatif)

interpretasi
Understanding, decision etc
Formulasi membutuhkan:
1. pemahaman konsep-konsep fenomena yang
dipelajari
2. pemahaman konsep-konsep matematika (bukan
keterampilan manipulasi matematika analitis)
3. kemampuan imajinasi
4. kemampuan menyederhanakan masalah (asumsi-
asumsi, dll)

Ini berakibat model matematis bersifat open-ended.

Model yang baik dipilih tergantung keperluan dan
situasi
 Penyelesaian bisa dilakukan secara analitis dan
numeris
Analitis:

1. Exact (100% benar)

2. Memerlukan banyak bekal matematika bahkan
advanced matematics
3. Hanya bisa untuk kasus-kasus sederhana
4. Penggunaan dalam kasus riil kurang luas
5. Interpretasi hasil lebih mudah
Numeris:

1. Penyelesaian pendekatan (cukup bermanfaat)

2. Perlu bekal matematika sederhana
3. Bisa untuk kasus-kasus lebih kompleks
4. Penggunaan dalam kasus-kasus riil lebih luas
5. Interpretasi hasil lebih sulit
6. Memerlukan jumlah hitungan yang sangat
banyak (dulu tidak feasible)
Tersedianya alat hitung yang lebih canggih
(komputer) memungkinkan pelaksanaan jumlah
hitungan yang sangat banyak dalam waktu singkat

Hitungan
tidak feasible
feasible

Kecenderungan sekarang: cara numeris dengan

bantuan komputer lebih sering dipakai
Interpretasi hasil:
1. memerlukan konsep-konsep fundamental
peristiwa yang dibahas
2. kemampuan imajinasi

Pendekatan kemampuan pendekatan matematis bisa

dicapai dengan banyak latihan

Karena besarnya peran komputer, pendekatan

matematis sering disebut simulasi komputer.
Konsep fundamental teknik kimia:
1. Neraca Massa
2. Neraca Energi
3. Kesetimbangan:
a. fisis: kesetimbangan fasa
b. kimiawi
4. Proses-proses kecepatan:
a. fisis (transport phenomena)
i. transfer momentum
ii. transfer panas
iii. transfer massa
b. kimiawi (kinetika kimia)
4. Ekonomi
5. Humanitas
 Reaktor Tabung Model Satu Dimensi
Reaksi fase gas, bolak-balik, dan eksotermis :
A  B  2C
dijalankan dalam reaktor tabung plug flow yang berisi butir-butir
katalisator padat. Diameter dalam tabung D dan panjangnya L.
Kecepatan reaksinya dapat didekati dengan persamaan :
 gmol A   C B .C C
2

rA    k  C A   (1)
 
 waktu  berat katalisator   K 
dengan :  E 
k  A exp   (2)
 RT 
 
K  exp   (3)
 T
Bulk density butir-butir katalisator =ρB . Perubahan entalpi reaksi
pada suhu standar TR besarnya ΔH0R. Umpan reaktor berjumlah
Fo gmol/waktu, pada suhu To, dengan komposisi 90 % A dan 10
% inert (I). Tekanan sepanjang reaktor dianggap tetap P. Untuk
menjaga agar suhu reaktor tidak terlalu tinggi, cairan pendingin
berjumlah m massa/waktu, yang mula-mula bersuhu TCo dialirkan
di luar tabung (dalam anulus), dengan arah co-current dengan
reaktan.
Koefisien perpindahan panas antara gas di dalam
tabung dan pendingin di luar tabung dihitung berdasarkan luas
permukaan dalam tabung = U. Kapasitas panas pendingin =
Cpm. Kapasitas panas gas-gas dianggap tetap. Ingin dicari
konversi A (x), suhu gas (T), suhu pendingin (TC) pada berbagai
posisi (z), pada keadaan steady state.
 Fo, To, P xout
 
90 % A
10 % I
m, TCo
z=0 z z+z z=L
Neraca Massa A pada elemen volum :
Rate of Input   Rate of Output   Rate of Re action  Rate of Accumulation
 2
FA z  FA  .D .z. B .rA  0 (4)
z  z
4
FA  FA  2 (5)
z  z z
 .D  B .rA
z 4
Jika diambil , z  0 diperoleh :
dFA  2 (6)
  .D . B .rA
dz 4
dFA  2  C B .C C
2

  .D . B .k  C A   (7)
dz 4 K 
 
Karena diinginkan jawaban dalam x, T, TC, dan z, maka FA, CA, CB,
dan CC harus dieliminasi.
Stoikhiometri :

Konversi A B C I Total
x=0 0,9 Fo 0 0 0,1 Fo Fo
x=x 0,9 Fo (1-x) 0,9 Fo x 1,8 Fo x 0,1 Fo Fo (1 + 1,8 x)
 Dari tabel dapat dilihat bahwa :

FA  0,9.Fo .1  x  (8)

dFA  0,9.Fo .dx (9)

Jika gas dianggap mengikuti sifat gas ideal, maka :

PA .V  n A. R.T (10)

n A PA P
CA    yA.
V R.T R.T
(11)
0,9.Fo .1  x  P
CA  .
Fo .1  1,8 x  R.T
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
P 0,9 x P
CB  yB .  . (12)
R.T 1  1,8 x  R.T
P 1,8 x P
CC  yC .  . (13)
R.T 1  1,8 x  R.T
Substitusi persamaan 9, 11, 12, dan 13 ke persamaan 7 menghasilkan :
dx  2  0,91  x  P 1 0,9 x P  1,8 x   P  
2 2

 0,9.Fo .   .D  B .k  .  . . .    
dz 4  1  1,8 x  R.T K 1  1,8 x  R.T  1  1,8 x   R.T  
(14)
dx  .D 2 . B .k  1  x  P  1 3,24.x 3  P  
3

 . .   . .
3    (15)
dz 4.Fo  1  1,8 x  R.T  K 1  1,8 x   R.T  
 Neraca Panas pada elemen volum (entalpi unsur fase gas pada
suhu Tref adalah nol) :
Rate of Input   Rate of Output   Rate of Accumulation
 F H 
i i z
  F H 
i i z  z

  .D.z.U . T  TC   0 (16)

Dalam hal ini Hi adalah entalpi gas i.

 Fi H i  z z   Fi H i  z 
  .D.U . T  TC  (17)
z
Jika diambil , z  0 diperoleh :
d
 Fi H i    .D.U .T  TC  (18)
dz
 dH i   dFi 
  i dz    i dz    .D.U .T  TC 
F  H (19)

 dH i dT  dFA dFB dFC dFI

  Fi . dT . dz   H A . dz  H B . dz  H C . dz  H I . dz   .D.U .T  TC  (20)
 dH i dFI
Karena  Cp dan  0 , maka :
dT dz
dFA dF dF
 F .Cp . dT
i i
dz
H A.
dz
 H B . B  H C . C   .D.U .T  TC 
dz dz
(21)
(21)

Dari tabel stoikhiometri diperoleh :

dFA  0,9.Fo .dx (22)
(22)

dFB  0,9.Fo .dx (23)

(23)

dFC  1,8.Fo .dx (24)

(24)

Substitusi persamaan (22), (23), dan (24) ke persamaan (21) menghasilkan :

 F .Cp . dT
i i
dz
 0,9.F .H o A .
dx
dz
dx
dz
dx
 0,9.Fo .H B .  0,9.Fo .H C .   .D.U .T  TC 
dz

 F .Cp . dT
i, i
dz
 0,9.F .H o B  2 H C  H A .
dx
dz
  .D.U .T  TC  (25)(25)
K a re n a H B  2 H C  H A   H R , m a k a d ip e r o le h :

dT dx
 F i . Cp i .
dz
 0 ,9 .F o . H R .
dz
   . D . U . T  T C  (26)

dx
0 , 9 . F o .   H .   . D . U . T  T 
dT R
dz
C
(27)

dz  F i . Cp i 

dT
0 , 9 . F o .   H R . dx   . D . U . T  T C 
dz
 (28)
dz 0 , 9 . F o . 1  x . Cp A  0 , 9 . F o . x . Cp B  1 , 8 . F o . x . Cp C  0 , 1 . F o . Cp I

H a rg a  H R p a d a s u h u T d a p a t d ih itu n g d a r i h a r g a  H R pada suhu T R

d e n g a n p e rs a m a a n :
 H R   H o
R  Cp B  2 Cp C  Cp A T  T R  (29)
 Persamaan untuk TC dapat dicari dengan neraca panas pendingin
pada elemen volum :

Rate of Input   Rate of Output   Rate of Accumulation 

m.Cp .T m C z
  
  .D.z.U . T  TC  m.Cp m .TC z  z
  0 (30) (30)

TC  TC
z  z

z
z

 .D.U
m.Cpm

. T  TC  (31)
(31)

Jika diambil, z0 maka diperoleh :

dTC  .D.U (32)
 .T  TC  (32)
dz m.Cp m
 Ringkasan persamaan-persamaan yang tersedia :
3
dx  .D 2
.  B .k   1  x  P 1 3 , 24 . x 3
 P  
dz

4 .F o
.  .  .
1 
3
.   (15)
(1 5 )
  1  1 , 8 x  R .T K  1 ,8 x  R . T  

dT
0 , 9 . F o .   H R . dx   . D . U . T  T C 
dz
dz

0 , 9 . F o . 1  x . Cp  0 , 9 . F o . x . Cp  1 , 8 . F o . x . Cp  0 , 1 . F o . Cp (28)
(2 8 )
A B C I

dT  . D .U
C
 . T  T C  (32)
(3 2 )
dz m . Cp m

 E 
k  A exp    (2 )
 RT  (2)
  
K  exp    (3)
(3 )
 T 
 H R   H o
R  Cp B  2 Cp C  Cp A T  T R  (29)
(2 9 )

B o u n d a r y C o n d itio n
z  0 ; x  0 ; T  T o ; T C  T C o
Persamaan-persamaan tersebut dapat digolongkan dalam persamaan
diferensial ordiner simultan orde satu, yang dapat diselesaikan secara numeris,
dengan Runge-Kutta misalnya. Rumus yang dipakai :
du
 f 1 x , u , v , w 
dx
dv
 f 2 x , u , v, w  (33) ( 3 3 )
dx
dw
 f 3 x , u , v , w 
dx
k1  f 1 x n , u n , v n , w .  x
n

l 1  f 2 x n , u n , v n , w n .  x

m 1  f 3 x n , u n , v n , w n .  x
  x k 1 l1 m 1
k 2  f 1  x n  , u n  , vn  , w n   . x
 2 2 2 2 
  x k 1 l1 m 
l2  f2  x n  , u n  , v n  , w n  1  . x
 2 2 2 2 
  x k 1 l1 m  1
m 2  f3 xn  , u n  , vn  , w n   . x
 2 2 2 2 
   x k2 l2 m 2 
k 3  f 1  x n  , u n  , v n  , w n   . x
 2 2 2 2 
  x k l m 
l3  f2  x n  , u n  2 , v n  2 , w n  2  . x
 2 2 2 2 
  x k l m 
m 3  f3 xn  , u n  2 , v n  2 , w n  2  . x
 2 2 2 2 
k 4  f 1 x n   x , u n  k 3 , v n  l 3 , w n  m 3 .  x
l 4  f 2 x n   x , u n  k 3 , v n  l 3 , w n  m 3 .  x
m 4  f 3 x n   x , u n  k 3 , v n  l3 , w n  m 3 .  x
x n 1  x n   x

1
u n  1  u n  k 1  2 k 2  2k3  k 4 
6
1
v n  1  v n  l 1  2 l 2  2 l3  l4 
6
1
w n  1  w n  m 1  2 m 2  2m 3  m 4 
6
Misalnya diambil :
Fo = 0,9 gmol/detik; P = 7 atm; D = 10 cm; L = 500 cm; U = 0,007 cal/detik/cm2/K;
CpA = 20 cal/(gmol K); CpB = 15 cal/(gmol K); CpC = 10 cal/(gmol K);
CpI = 10 cal/(gmol K); H o R  35000 cal/gmol; R = 82 atm cm3/gmol/K;
A = 20000 1/detik; E/R = 7400 K;   29,3 ;   6400 K;  B  3 g/cm3;
TR = 273 K; m = 140 g/detik; Cpm = 1 cal/g/K; xo = 0; To = 480 K; TCo = 470 K.

Jumlah interval panjang = 100.

Jumlah interval panjang sampai print = 5.
 Contoh program komputer dalam bahasa BASIC dan output-nya
adalah sebagai berikut :

10 'reaktor fixed bed non-adiabatis non-isotermis

20 'cara runge-kutta
30 'oleh wahyudi b. sediawan
40 CLS
50 F0 = .9: 'jumlah umpan umpan (gmol/detik)
60 P = 7: 'tekanan (atm)
70 D = 10: 'diameter dalam tabung (cm)
80 AL = 500: 'panjang reaktor (cm)
90 U = .007: 'koefisien perpindahan panas (cal/detik/cm2/K)
100 CPA = 20: 'kapasitas panas A (cal/gmol/K)
110 CPB = 15: 'kapasitas panas B (cal/gmol/K)
120 CPC = 10: 'kapasitas panas C (cal/gmol/K)
130 CPI = 10: 'kapasitas panas C (cal/gmol/K)
140 DELHR0 = -35000: 'perubahan entalpi reaksi pada TR
(cal/gmol)
150 R = 82: 'tetapan gas (atm.cm3/gmol/K)
160 A = 20000: 'frekuensi tumbukan (1/detik)
170 ER = 7400: 'tenaga aktivasi (K)
180 ALPH = -29.3: 'tetapan dalam persamaan kesetimbangan
190 BETA = 6400: 'tetapan dalam persamaan kesetimbangan ((K)
200 RHOB = 3: 'bulk density katalisator (g/cm3)
210 TR = 273: 'suhu referensi (K)
220 AM = 140: 'jumlah cairan pendingin (g/detik)
230 CPM = 1: 'kapasitas panas pendingin (cal/g/K)
240 NINT = 100: 'jumlah interval panjang
250 NPRINT = 5: ' jumlah interval panjang sampai print
260 X0 = 0: 'konversi A masuk
270 T0 = 480: 'suhu gas masuk (K)
280 TC0 = 470: 'suhu pendingin masuk (K)
290 DELZ = AL / NINT: 'interval panjang (cm)
300 PRINT
310 PRINT " Z (cm) x T (K) Tc (K)"
320 PRINT "--------- ------- --------- --------"
330 IZ = 0: IPRINT = NPRINT
340 IF IPRINT < (NPRINT - .001) THEN 380
350 PRINT TAB(6); IZ * DELZ; TAB(17); X0; TAB(35); T0;
TAB(50); TC0
360 IF IZ > (NINT - .001) THEN 560
370 IPRINT = 0
380 REM PERHITUNGAN TITIK BERIKUTNYA
390 X = X0: T = T0: TC = TC0
400 GOSUB 1000
410 AK1 = F1 * DELZ: AL1 = F2 * DELZ: AM1 = F3 * DELZ
420 X = X0 + AK1 / 2: T = T0 + AL1 / 2: TC = TC0 + AM1 / 2
430 GOSUB 1000
440 AK2 = F1 * DELZ: AL2 = F2 * DELZ: AM2 = F3 * DELZ
450 X = X0 + AK2 / 2: T = T0 + AL2 / 2: TC = TC0 + AM2 / 2
460 GOSUB 1000
470 AK3 = F1 * DELZ: AL3 = F2 * DELZ: AM3 = F3 * DELZ
480 X = X0 + AK3: T = T0 + AL3: TC = TC0 + AM3
490 GOSUB 1000
500 AK4 = F1 * DELZ: AL4 = F2 * DELZ: AM4 = F3 * DELZ
510 X0 = X0 + (AK1 + 2 * AK2 + 2 * AK3 + AK4) / 6
520 T0 = T0 + (AL1 + 2 * AL2 + 2 * AL3 + AL4) / 6
530 TC0 = TC0 + (AM1 + 2 * AM2 + 2 * AM3 + AM4) / 6
540 IZ = IZ + 1: IPRINT = IPRINT + 1
550 GOTO 340
560 PRINT "-------- -------- ------------ ----------"
570 PRINT
580 PRINT "SELESAI"
590 PRINT
600 END
1000 'MENGHITUNG F1,F2,F3
1010 AKR = A * EXP(-ER / T)
1020 AKS = EXP(ALPH + BETA / T)
1030 DELHR = DELHR0 + (CPB + 2 * CPC - CPA) * (T - TR)
1040 F1 = (3.14159 * D ^ 2 * RHOB * AKR / 4 / F0)
* ((1 - X) * P / (1 + 1.8 * X) / R / T - 3.24
* (X * P / (1 + 1.8 * X) / R / T) ^ 3 / AKS)
1050 F2 = -.9 * F0 * DELHR0 * F1
- 3.14159 * D * U * (T - TC)
1060 F2 = F2 / (.9 * F0 * (1 - X) * CPA + .9 * F0 * X
* CPB + 1.8 * F0 * X * CPC + .1 * F0 * CPI)
1070 F3 = 3.14159 * D * U * (T - TC) / AM / CPM
1080 RETURN
RUN
Z (cm) x T (K) Tc (K)
----------- ------------ ------------ ----------
0 0 480 470
25 4.985795E-03 484.3994 470.4713
50 1.055682E-02 488.5573 471.0888
75 1.672654E-02 492.597 471.84
100 2.352221E-02 496.6239 472.7173
125 3.098797E-02 500.7357 473.7172
150 3.918938E-02 505.0319 474.8401
175 4.822054E-02 509.6241 476.0906
200 5.821551E-02 514.6486 477.4776
225 6.936757E-02 520.2872 479.016
250 8.196326E-02 526.8011 480.7282
275 9.644677E-02 534.597 482.6485
300 .1135534 544.3651 484.8304
325 .1346213 557.4137 487.3622
350 .1624551 576.6205 490.4044
375 .2043266 609.8154 494.2991
400 .2817587 679.8939 499.9385
425 .3520671 720.9531 508.0711
450 .3771756 702.8963 515.9345
475 .3977472 685.6276 522.7901
500 .4160107 671.1265 528.7716
----------- ------------ ------------ ----------
SELESAI
 Rotary Kiln
(Tugas PPK : Dewi Setiawati)

Mg(OH)2 MgO
basah kering
Ada 2 proses :
1. Menguapkan H2O bebas
2. Reaksi dehidrasi
Mg(OH)2 MgO + H2O
H2O terbentuk menjadi H2O bebas
Jadi ada 2 jenis H2O
1. H2O bebas
2. H2Oterikat sebagai Mg(OH)2
Kecepatan penguapan H2O :
 mol H 2 O 

Nv    k y a. y *  y 
 waktu. volume kiln 

PH0 2O
y* 
Pt  PH0 2O
Kecepatan reaksi dehidrasi :
rd  k d .x2
 E 
k d  A. exp  

 R.Ts 
mol H 2 O terikat
x2 
mol MgO
Ts  suhu padatan
Udara Udara
H2O H2O

MgO
Mg(OH)2
z z+Δz H2O
H2O

Model Matematis :  x1  mol H 2 O bebas ; x2  mol H 2 O terikat 

 mol MgO mol MgO 
 

*
dx1 A. .rd A.k y a.( y  y )
 
dz S S
dx2 A. .rd

dz S

dy A.k y a.( y *  y )

dz G
dTs

 
ha. A.(TG  TS )  k y a. A. y *  y .  s  c p.H 2O .TG  TS   rd . A. .H Rd
dz S .c ps .BM MgO  S .c p.H 2O (l ) .BM H 2O x1  x 2 

dTG ha. A.TG  TS    .D.U .TG  TU 


dz G.c p.ud  G. y.c p.H 2O ( g )

Boundary Conditions :

z  0 ; x1  x1F ; x 2  x 2 F ; y  y out ; Ts  Ts.in ; TG  TG.out

Diselesaikan secara numeris dengan Runge Kutta

Diperoleh x1,x2,y,TS,TG pada berbagai z