didalam baja ini akan menurun seiring dengan menurunnya temperature yakni 0,008 % ,
pada suhu 0oC. Karena atom korbon yang relative kecil , maka posisinya dapat instertisi
pada kisi sel satuannya (BCC).
.Austenitik adalah larut padat karbon dalam baja , disebut dengan austenik. Kelarutan
karbon dalam baja ini maksimum 2,08 pada suhu 1148 oC , dan menurun ke 0,8 pada
suhu 723 o C . Sel satuan baja austenitik adalah FCC, dalam kondisi ini % C akan lebih
besar dari Feritek , sehingga kekerasan juga akan berbeda.
Sementitite adalah senyawa logam antara Fe-C yang mengahsilkan Fe3C selanjutnya
disebut dengan sementit . Se satuan adalah orthorhombic dengan 12 atom Fe dan 4 atom
karbon .
.Ferrite ; adalah larut padat karbon dalam baja disebut .ferritik , yang memiliki
selsatuan BCC , akan tetapi berbeda kisi dengan ferrite. Maksimum kelarutan karbon
0,09 % pada suhu 1495oC.
1.2.Temperatur Kritis.
Temperatur 723oC merupakan temperature kritis ( critical temperature), karena pada
temperature tersebut terjadi kesetimbangan sementit, artinya sementit akan tidak setabil
pada posisi temperature di atas eutectoid ini( garis A1 ). Bila % C kurang dari 0,8 % , dan
dilakukan pemanasan di atas A3 , maka feritik akan bertransformasi menjadi austenik ,
dan bila % C , lebih besar dari 0,8 % transformasi sementit ke austenit akan terjadi di atas
garis Acm. Adanya efek hestesis panas , garis kesembangan ini dapat terjadi pada garis
subkrip c (chauffage) untuk pemanasan dan subkrip r (refroidissement)
pendinginan. Contoh : Ac3 , Accm , Ar3 , Arcm , Ac1 , Ar1. Secara empiris harga Ac3 dan
Ac1 dinyatakan ;
Ac3 = 910-203
-15,2Ni+44,7Si+104V+31,5Mo+13,1W.
BAB II.
TRANSFORMASI FASA ( PHASE TRANSFORMATION )
Proses transfomasi fasa ini penting pada kajian material karena akan mempelajari
mekanisme transormasi . Ada tiga jenis mekanis transformasi fasa yang terjadi : pertama
adalah
diffusion
sederhana
misalnya
pembekuan
logam
murni
allotropi
sebagaimana pada Gambar 4 (1) . dengan menggunakan 5 buah sample dari baja eutectoid
yang dipanas pada suhu 760oC dan didinginkan dengan cepat ke temperature 705 oC.,
selanjut dilakukan pengamatan pertumbuhan perlite. Proses pengamatan ini ternyata
sangat sulit . Oleh karena itu R,J Dippenaar dan RWK. Honeycombe . A333(1973):455.
melakukan penelitian dengan menambahkan 12 % Mn , untuk mengamati pengintaian
k dan
3
n , kanstata yang tergantung pada reaksi , dan laju
transformasi
berbanding terbalik dengan waktu r = t . Ekpresi dari persamaan ini dikenal dengan
0,5
kurva S.
Pada Gambar 6 , coba di perhatikan , bahwa temperature eutektiod garis horizontal 727
o
C. Pada temperature di atasnya semua austenit stabil , dan di bawahnya austenit tidak
stabil . Pada proses transformasi ini terjadi dua mekanisme : pertama disebut pereode
inkubasi , kedua pereode pertumbuhan ketiga pereode akhir pertumbuhan( lihat gambar
5). Pada pereode pertama pertumbuhannya sangat lambat karena terjadi pengintaian ,
selanjutnya pada pereode pertumbuhan sudah banyak inti-inti baru yang terbentuk ,
sehingga pertumbuhannya semakin cepat , selanjutnya pada pereode ketiga laju
pertumbuhan menjadi lambat kembali karena hamper semua koloninya terbentuk.
c. Pengaruh Temperatur. (Effects of Temperature)
Laju pengintaian ( N ) dan laju pertumbuhan ( G ) sangat tergantung pada temperature
undercooling dibawah Ae1 , pada T yang kecil , laju pengintian rendah , sedangkan laju
pertumbungan cepat sehingga ratio N/G akan kecil , akibatnya laju pertumbuhan akan
lebih cepat dari laju pengintian, sehingga akan terjadi perlit kasar. Sebalik bila N/G
besar akan terjadi banyak inti , dan laju pertumbuhan akan semakin lambat , sehingga
akan terjadi perlit halus
Untuk berbagai laju pendinginan dalam kondisi isothermal, sangat tergantung pada
temperature dan waktu. Oleh karena itu bila temperature pendinginan di bawah hidung
kurva ITT ( 550oC) , maka akan terjadi strukturmikro Bainite , dan bila pendinginan
sangat cepat maka akan diperoleh struktur mikro martensit
2.1.3. Transformasi Austenite ke Bainite
Bila baja eutectoid di dinginkan ( quenched) pada temperature antara 250 s.d 550 oC , dan
ditahan pada suhu tersebut , maka akan terbentuk struktur Bainite. Bainite adalah nama
E.C.Bain yang melakukan penelitian . Reaksi bainitic sebenarnya masih kontroversi
mengingat studi ini sangat komplek. Studi menyatakan bainite memiliki struk mikro yang
tidak lamellar
berbeda dengan perlite , tapi bainite ini seperti perlite. Bainit ini
dikelompkan menjadi bainit atas yang bertransformasi pada temperature ( 350550oC ) dan bainit bawah yang bertransformasi pada suhu 250 350 oC.
Bainite Atas ( Upper Bainite), terdiri dari ferrite dan sementite (structure dua fasa) hal ini
ditunjukan pada Gambar 9. Shackleton dan Kelly dalam percobaannya menjelaskan
bahwa sementit dan feritte menginti secara terpisah dan tumbuh . Bentuk struktur bainite
dapat benrtebtuk bulat ( nodular ) atau plate dan ini hanya biasa diamati dengan
mikroskop electron Gambar 10. Posisi struktur bainite tampak diagonal dari bawah
keatas.
(1).
Gambar 11. Struktur Bainite Bawah 0,8 % C (315oC) Replika Elektron x10.000.(1)
Gambar 15. a. Lath b. Mix lath dan Plate dan c. Plate martensite ( 1)
temperature sedikit dibawah diagram ITT , hal ini ditujuka pada Gambar 16 .
2.3.3. Normalizing
Normalizing dilakukan pada suhu 40oC, di atas Ac3 atau Acm , ditahan beberapa detik ,
senjutnya didinginkan ke suhu kamar ( pendinginan udara). Tujuan normalizing ini
adalah :
1. Menghaluskan butir atau homogenisasi austenit
2. Menurunkan segregasi hasil proses casting atau forging agar struktur lebih
beraturan.
3. Meningkatkan kekerasan ( harden ).
2.3.4. Speroidizing
Logam yang mengalami memiliki % C tinggi ,dan mengalami heatreatmen bisanya
kekarasannya tinggi. Spheroidizing pada baja dilakukan untuk memperbaiki mampu
mesin , dengan cara memanaskan kembali logam dibawah A1 , atau 700oC , kurang lebih
15 s.d 25 jam . Baja hasil proses ini akan lebih lunak dan ulet dan mudah dimesin.
Gambar 19. Strukturmikro Spheroidit ( partikel kecil sementit dan matrik ferit ) ( 2).
2.3.5.Temper Martensite
Hasil quenching martensit sangat keras dan getas, dan ini tidak menguntungkan , oleh
karena perlu dilakukan tempering.Tujuan tempering adalah memperbaiki sifat mekanik ,
seperti ketangguhan, kekuatan dan juga kekerasannya. Proses tempering ini dilakukan
dibawah Ae1, secara umum tempering ini dilakukan antara temperature 250 dan 650o
Cdengan waktu 1 jam . Range temperature tempering dapat dilakukan dengan tiga
tingakat ;
Tingkat 1 ( 250oC), pada tingkat ini terjadi pembentukan partikel tapi bukan sementit
yang disebut dengan karbida epsilon ( Fe2.4.C). dengan struktur HCP.
Tingkat 2 ( 350-500oC), disini austenit sisa akan bertranformasi menjadi bainite
( berberbeda dengan bainite sebelumnya). Bainite yang terjadi disini adalah terdiri dari
ferrite dan karbida epsilon ( + Fe2.4.C). kerbida ini dikenal dengan Hagg carbide(Fe5C2).
Gambar 21. Struktur Mikro Martensite Temper Matrik ferrite dan partikel sementit pada
594oC 9300x(2)
2.3.6.Pengaruh Unsur Paduan
Pengaruh unsure paduan seperti Cr, Mo, dan V.sangat kuat untuk membentuk karbida dan
mempengaruhi temperature tempering. Oleh karenanya untuk baja dengan unsure paduan
, temperature tempering akan lebih tinggi dari temperur baja tanpa paduan.
2.4. Sifat Mekanik dan Mikrostruktur Hasil Heatreatment.
Hasil heat treatment di atas akan mengsilkan struktur mikro seperti , perlit kasar , perlit
halus , spheroidite , bainite dan matersite serta martesite temper .
2.4.1. Perlite.
Sifat perlit ini keras dan kuat, hal ini dipengaruhi juga oleh % C , pada baja tersebut .
Dengan semakin banyak % C , maka kekerasan logam akan semakin meningkat , tapi
keuletannya akan turun. Demikian juga semakin halus perlitnya kekuatannya juga
semakin tinggi . Untuk membandingkan ketiga struktur mikro tersebut dapat dilihat pada
Gambar 22 ( a ) ( b) ( d) dan ( e ) berikut ini.
(2)
BAB III
HEAT TREATMEN PADA BAJA KOMERSIAL.