REAKTOR

Tugas :

Mereaksikan toluen dengan udara menjadi asam benzoat

Pemilihan reaktor
Jenis reaktor
Fase
Suhu
Tekanan
Operasi
Sistem pendingin
Katalis

:
:
:
:
:
:
:

Reaktor gelembung berpengaduk.

Gas-Cair
498 K
25 atm
Isotermal
Koil Pendingin
Cobalt Asetat

Asumsi :
1. Reaksi order dua.
2. Bahan baku masuk reaktor dengan perbandingan sedikit di atas stoikiometri dimana jumlah
oksigen 1,5 kali jumlah oksigen yang diperlukan.
3. yang menentukan kecepatan reaksi overall adalah kecepatan reaksi dan kecepatan transfer
massa.
4. Senyawa Cobalt Asetat tidak mempengaruhi sifat cairan dalam reaktor.
5. Dalam perancangan reaktor, reaksi samping diabaikan terhadap reaksi utama.
Mekanisme reaksi
Reaksi kimia yang terjadi antara Oksigen dan Toluen di fase cair, mengikuti persamaan :
1,5 O2 (g) + C6H5CH3 (l)
C6H5COOH (l) + H2O
atau
1,5 A (g) + B (l)
C (l) + D ................................................................(1)
Kecepatan reaksi toluene di fasa cair yang terjadi mengikuti persamaan :
(-rb) = k . CA . CB
Reaksi samping yang mungkin terjadi dalam reaktor adalah :
1.
Reaksi oksidasi o-xylene.
Senyawa o-xylene di dalam reaktor jumlahnya relatif sedikit dibanding toluene. Reaksi oksidasi
toluene menjadi asam benzoat berlangsung lambat, sehingga kebutuhan oksigen untuk reaksi ini
relatif kecil. Hal itu berakibat kebutuhan oksigen untuk oksidasi o-xylene amat kecil (karena kadar
o-xylene dalam reaktor kecil), sehingga tidak terpengaruh pada kebutuhan oksigen keseluruhan.
Reaksi oksidasi o-xylene dengan demikian diyakini tidak berpengaruh besar terhadap dimensi
reaktor hasil perhitungan. Pengabaian reaksi oksidasi o-xylene adalah reaksi yang cukup beralasan.
2.
Reaksi oksidasi asam asetat.
Reaksi oksidasi asam asetat berlangsung sesuai persamaan :
CH3COOH + 2 O2
2 CO2 + 2 H2O
Reaksi ini dengan katalisator cobalt asetat hanya sedikit terjadi (Agra, 1990), sehinga dapat
diabaikan.
3.
Reaksi oksidasi toluene menjadi benzaldehid.
C6H5CH3 + O2
C6H5CH2OH + O2
C6H5COH
Kelanjutan reaksi oksidasi di atas adalah terbentuknya senyawa asam benzoat. Reaksi oksidasi
toluene menjadi benzaldehid hanya bisa terjadi bila ada penghentian sebelum terbentuk asam
benzoat. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan waktu tinggal yang singkat serta penggunaan
katalisator tertentu. Hatch (1982) menguraikan bahwa oksidasi toluene menjadi benzaldehid dapat
terjadi pada kondisi P= 1 atm,T= 500 oC serta perlu katalisator VO2 (93%) dan MnO2 (7%). Kondisi
operasi yang lain adalah pada P = 1 atm,T = 100-140 oC dengan katalis FeBr2 dan CoBr2 serta
menggunakan metanol untuk mencegah reaksi lebih lanjut (reaksi pembentukan asam benzoat).

Kondisi operasi reaktor yang akan dirancang (P = 25 atm; T = 225 oC) berbeda dengan kondisi pada
oksidasi toluene menjadi benzaldehid, selain itu terdapat pula perbedaan katalisator yang
digunakan. Hal itu meyakinkan anggapan bahwa reaksi oksidasi toluene menjadi benzaldehid
dalam reaktor dapat diabaikan.
Dengan harga k mengikuti persamaan Arhenius :
13

15.179,85
T
...............................................(02)

k= 1,108568.10 .e
k = konstanta kecepatan reaksi (L/mol.det)

Mekanisme Transfer Massa yang terjadi :

1. Transfer massa O2 dari bulk gas ke lapisan film gas
Na = kga . (PA - PAi) .................................................................(03)
2. Transfer massa di interface gas cair ( diasumsikan selalu dalam keseimbangan)
PAi = H . CAi ............................................................................(04)
3. Transfer massa dari lapisan film cair ke bulk Cairan
Na = kLa ( CAi- CA ) ....................................................................(05)
4. Reaksi kimia antara O2 dengan toluen
(-rA) = k . CA . CB .....................................................................(06)
lap. gas

lap.cair

bidang
reaksi

PA

PAi

CA

CAi

yG

yi

yL

Gambar 1. Mekanisme Transfer Massa Oksigen ke Fasa Cair

Gas O2 adalah gas yang susah larut sehingga tahanan massa yang mengontrol adalah transfer
massa dari lapisan film cair ke cairan. Sehingga dibuat lapisan film gabungan fasa cair:
Na = KLa (CA* - CA)
PA = HA . CA*
dengan:
Na
=
KLa =
CA* =
CA
=
HA
=
PA
=

kecepatan transfer massa oksigen , mol/det/L

konstanta transfer massa volumetris O2, 1/det
konsentrasi oksigen jenuh di fasa cair, mol/L
konsentrasi oksigen di fasa cair, mol/L
konstanta Henry O2, mol/L/atm
tekanan oksigen fasa gas, atm

karena gas oksigen susah larut maka KLa kLa ,maka :

Na = kLa (CA* - CA)
lap.cair

bidang
reaksi

PA

PAi

CA

CA *

yL

yi

Gambar 2. Mekanisme Transfer Massa dengan Lapisan Film gabungan

Neraca massa O2 di fasa Cair :
R. in - R. out - R. Reaction = Acc
kLa . (CA* - CA) - 1,5 . k . CA . CB =

dC A
dt

Neraca massa O2 fasa cair steady state :

R. in - R. out - R. Reaction = Acc
dC A
= kLa . (CA* - CA) - 1,5 . k . CA . CB = 0
dt
kLa . (CA* - CA) = 1,5 . k . CA . CB
CA =

k La . CA *
k L a +1,5.k.C B

Neraca massa toluen di fasa cair

R. in - R. out - R. Reaction = Acc
dC B
0 0 k . CA . CB =
dt
dC B
= k . CA . CB = (-rB)
dt
Dari hasil optimasi diambil kondisi operasi reaktor adalah :
Suhu
: 225 oC ( 498 K )
Tekanan
: 25 atm
Konversi
: 95 %
Kadar katalis
: 0,05 %

A.
1.

Sifat Fisis Cairan

Kapasitas Panas komponen (Cp), kJ/kmol K
(Coulson and Richardson, 1989)
Nilai kapasitas panas untuk cairan dengan menggunakan metode yang diberikan oleh Werner.
Kapasitas panas sebuah senyawa didapat dari penjumlahan kapasitas panas masing-masing unsur
penyusunnya. Nilai dari kapasitas panas masing masing unsur (untuk cair dan padat) adalah sebagai
berikut:
Tabel Kapasitas panas unsur , J / mol oC
Unsur
C
H
B
Si
O
F
P Dan S
Unsur Lain

Padatan
7,5
9,6
11,3
15,9
16,7
20,9
22,6
26

Cairan
11,7
18
19,7
24,3
25,1
29,3
31
33,5

Contoh perhitungan : Toluen (C6H5CH3)

Unsur
C
H

Kapasitas Panas
7 x 11,7
8 x 18

Jumlah
81,9
144
225,9 kJ / kmol K

2.

Viskositas Cairan
Viskositas didapat dengan metode yang dikemukanan oleh Souders.
log ( log10 ) =

dimana :

=
M
=
I
=

I
.10
M

- 2,9

Viskositas, m.N.s/m2
berat molekul
Index Souders
densitas pada temperatur yang akan dihitung, kg/m3

Indeks untuk ring / unsur adalah sebagai berikut :

Atom
Kontribusi
3.

C
50,2

O
29,7

H
2,7

Co
30

Ring
-21

Tegangan Muka
Menghitung tegangan muka dengan cara sebagai berikut (Coulson, 1989) :
4
Pch.( L - V )
=
.10 -12
M

dengan :
=
tegangan muka, mJ/m2 (dyne/cm),
Pch
=
Konstanta Sugden,
L
=
densitas cairan, kg/m3,
V
=
densitas uap jenuh , kg/m3,
M
=
berat molekul.
Kontribusi konstanta Sugden untuk senyawa-senyawa terkait adalah sebagai berikut :

Atom
Kontribusi
4.

C
4,8

O
17,1

H
20

Co
58

Ring
6,1

Difusivitas Oksigen di fasa cair.

Difusivitas oksigen di fasa cair dihitung dengan menggunakan persamaan yang diusulkan oleh
Wilke and Chang (1955)

1,173.10 -13.( .M ) 0,5 .T

DL =
.Vm 0,6

dengan :
DL
=

=
=
=
=
=
M
=

=
T
=
Vm
=

difusifitas cairan, m2/detik

faktor asosiasi solven
2,6 untuk air
1,9 untuk methanol
1,5 untuk ethanol
1,0 untuk senyawa lain
berat molekul solven
viskositas solven, mNs/m2
suhu, K
volume molar solute pada titik didihnya, m3/kmol

B.

Perhitungan Jumlah Udara Diperlukan

Jumlah oksigen diperlukan 1,5 x stoikiometris, dengan spesifikasi udara:
Kelembaban
:
40 %
suhu sebelum ditekan :
30 oC
Humidity
:
0,01 lb air/ Ib udara kering

C.

Penentuan Jumlah Reaktor

Reaktor dibuat menjadi tiga buah reaktor yang sama secara pararel, tidak dibuat seri karena bila seri
jumlah optimum reaktor hanya satu dengan volume terlalu besar, sehingga dibuat tiga buah reaktor
pararel.

D.
1.
2.

Penentuan Volume Reaktor

Trial volume reaktor yang digunakan (V trial)
Penentuan dimensi reaktor berdasar V trial (over design 15 %)
VR = 1,15 . Vtrial
L
=1
D

4.VR
) 0,333
(
)
1. 3,14159
Luas Supervicial (AT)
D=(

AT =

3,14159.D 2
4

Kecepatan alir gas (USG)

USG =

3.

Flowrate gas
AT

Putaran Pengaduk
Putaran Minimum Pengaduk ( N min) (Froment, 1990)

Diameter pengaduk digunakan ( DP)

Dp = 0,33. D
Gravitasi bumi (g)= 9,81 m/s2
D
DP

( massa gas) .( g ) .(
N min = [

) 3,3

( densitas gas) .( 3600) .( 16) .( D P ) 4

]0,333

Putaran Karakteristik (N*) (Froment, 1990)

Tinggi cairan dalam reaktor ( HL)
Volume head (VH)
VH = 0,000076 . (

D.100 3
) . 0,02832
2,54

Volume cairan di shell ( VCshell)

VCshell = VR - VH
HL =

VC shell
AT

Dipakai tinggi pengaduk 0,5 tinggi cairan di shell

HP = 0,5 HL

N* = 2.(

H L H S 0,5
.g 0,25 D
) (
)
2 )(

D
DP

Putaran Pengaduk Dipakai ( NP) ( minimal 2,5 N* )

NP = 1,05 Nmin
4.
Ukuran Gelembung dan Hold up Gas
Diameter Gelembung (Db) (Perry, 1984)
D b = 0,0063.(

.1000 0,6 1000 0,2

) (
)
72

Hold-up Gas (HOG) (Van Dierendonk,1970)

H OG = 0,31 . {

u sG
DP2
}0.667 + 0,45.(N P - N*).{
}
L .g 1/4
D.( g.D) 0,5
[
]

Interfacial area (AVL)

6.H OG
AV =
Db
AV
A VL =
(1 H OG )
5.
Koefisien Transfer Massa fasa Cair (Perry, 1984).
3.D b .g. - g
Sh = 2 + 0,31.[
] 0,333 untuk Db > 0,5mm
D AB .

6.
7.
8.
9.

3.D b .g. - g

]0,1667 untuk Db < 2,5mm

D AB .
3600.60AB
untuk 0,5 mm < Db < 2,5 mm diregresi diantara keduanya
D AB
K L = Sh.
Db
KLA = KL . AVL
Tebal lapisan film. cair (LAP)
D AB
L AP =
K LA
Trial total gas keluar ( mol4trial)
Penentuan Tekanan Gas Keluar (PT)
PT = mol4trial . P input / mol gas keluar
Trial Tekanan Parsial Oksigen keluar ( Pa trial)
Penentuan Konstanta Henry ( H)
Sh = 0,42.[

PTST = 6,95464 -

PTST = 10
K B = 46[

1344,8

( 219,482 + T - 273)

PTST
760

PT - PTST
]
82,057.T

H=e

]0,333 .[

LH = log(PT) + 2,229535 - KB

LH

10.

Konsentrasi Jenuh Oksigen (CAS)

PA
C AS =
HA
11.
Konsentrasi oksigen fasa cair ( CA)
CBN = CBo (1 - X)
K LA .C AS
C AS =
K LA + k.C BN
12.
Kondisi Jenuh Fasa Gas ( YS)
didekati kondisi jenuh saat bubble point, dimana
YSi = K i .x i = 1
13.
Perhitungan massa terikut gas keluar ( mol4)
K YA .y Si . t
YA =
1 + K YA .t
mol4 =
14.

Y . mol4trial
i

Hitung Tekanan Oksigen Keluar ( PAH)

mol O 2 keluar
PAH = [
] . PT
mol4
15.
Checking apakah PAH PAtrial, jika tidak kembali ke step 8
16.
Checking apakah mo14 mol4trial, jika tidak kembali step 6
17.
Susun neraca massa arus total
18.
Perhitungan Volume Reaktor ( VRhit)
Waktu tinggal cairan ( )

C B0 - C B N
k.C A .C B N

Volume cairan(VC)
VC =

VRhit =

.FV
3600
VC

1 H OG
Check apakah VRhit VRtrial, bila tidak back to step 1

E.
1.

2.

3.
4.

Desain Sparger
Perhitungan Diameter Hole (DH) (Treyball,1982)
D b 3 .g. - g
DH =
6.
Debit Karasteristik Gas, (QOR)
20.( .D H ) 5 3 0,1666
]
QOR = [
g.( - g ) 2

Dipakai diameter sparger DSP = 0,8 diameter reaktor

AAS = 0,25. (3.14159).DSP2
LPPL = 4,5 DH2. (3)0,33
Jumlah Hole ( NORI)
A AS
N ORI =
L PPL

MECHANICAL DESIGN REAKTOR

Tebal reaktor
Tebal Shell dan head ditentukan sebagai berikut :
(Coulson and Richardson, 1989)
1.
Kondisi Design Reaktor
a.
Tekanan design (Pd)
Pd = Pop * 1,1
Pd = 25 * 1, 1 = 27,5 atm = 2,71 N/mm
b.
Temperature design (Td)
Td = Top + 50 oF
Td = (225 + 50/1.8) oC + 273
design stress f, untuk stainless steel pada suhu ini adalah 135 N/mm2
2.
Penentuan tebal shell
Pd .D i .1000
ts =
+ 2 mm
2.f.E - Pd
E = 85 % untuk double welded butt joint
3.
Penentuan Jenis dan tebal Head
Jenis head dipilih eliptical dished head. (cocok untuk tekanan tinggi)
Pd .D i .1000
th =
+ 2 mm
2.f.E - 0,2Pd
NERACA PANAS DAN DESIGN KOIL PENDINGIN REAKTOR
1.
Neraca Panas
a. Enthalpi Massa Masuk, pada suhu Tin, kj /jam
Tin K

H in =

m.Cp in .dT

298,16 K

b. Enthalpi Massa Keluar, pada suhu Tout, kj/jam

Tout K

H out =

m.Cp out .dT

298,16 K

c. Panas Reaksi , kj/jam.

HR = x. FV. CBo. 58.2400 .1000
dengan :
x
=
Konversi reaktor
FV
=
Flowrate cairan, m3/jam
HR =
Panas Reaksi , kj/jam
CAo
=
Konsentrasi asam
d. Perhitungan heatloss dan tebal isolasi.
Karena suhu reaktor cukup tinggi , yaitu 225 C, maka diperlukan isolasi. Isolasi yang
digunakan adalah asbestos sheet, dengan karasteristik sebagai berikut:
Konduktivitas, k = 0,166 W/m'.K
Emisivitas, = 0,94
1. Isolasi bagian shell
Persamaan- persaman yang digunakan adalah sebagai berikut ( Holman, 1989) :
Tp 4 - Tu 4
H r = . .[
]
Tp - Tu
Hc = 0,73 ( Tp-Tu ) 0,33

Q = ( Hr+Hc) ( Tp-Tu)
Th .Q
Tip = Ti - [
]
kL
x is = k ss - [

Tip - Tp
Q

dengan :
Tp = Suhu permukaan luar reaktor dengan isolasi, K
Tu = Suhu udara luar, 305 K
Tip = Suhu permukaan luar logam dinding reaktor, K
Ti = Suhu dalam reaktor , 498 K
Th = Tebal dinding shell, m
M = Konduktivitas dinding shell, W/mK
Q
= Panas hilang per satuan luas, W/ M2
kss = Koduktivitas isolasi, W/ m
Xis = Tebal isolasi, m
= Konstanta Stefan Boltzman, 5,67 . 10-8 W/ mK4
Panas hilang di shell ( Qs) , kj/jam
Qs = Q. ( ( D + 2 Xis). L) . 3,61
dengan :
Qs = Total panas hilang di shell, kj/ jam.
Xis = Tebal isolasi shell, m
D = Diameter shell, m
L = Tinggi shell, m
Q = Panas hilang persatuan luas di shell,W/m2
2. Bagian Head.
Asumsi : Permukaan head dianggap sebagai permukaan bola.
Persamaan-persainaan yang digunakan dalam perhitungan (Holman, 1989)
Tp 4 - Tu 4
H r = . .[
]
Tp - Tu
Hc = ku (2 + 0.43.( Grf. Prf))/ D
Grf = (9,81. ( Tp-Tu). D3/(Tavg. v))
Tavg = ( Tp- Tu) / 2
Q
= ( Hr+Hc) ( Tp-Tu)
Tip = Ti -(Th . Q/kl)
xis = kss ( Tip- Tp)/ Q
dengan :
Prf = Prandtl Number = 0,7 untuk udara normal.
Grf = Gressof number
D = Diameter head, m
ku = Konduktivitas udara pada Tavg = 0,068 W/mK.
v
= Viskositas kinematik udara pada Tavg 0,384.10-4 m2/det
Panas hilang di head.(Qh), kj/jam
Qh = Q. 2. D2 /2
dengan :
Qh
=
Panas hilang di head, kj/jam.
Q
=
Panas hilang per satuan luas di head, W/m2
Total heatloss, (Qloss) kj/jam.

Qloss = Qh + Qs
e. Neraca Panas Total Reaktor
Suhu referensi = 298 K

Hout
1000C

Produk

Hin
Umpan

315 K
HR0
298 K
Gambar 3. Diagram Panas reaksi

Panas diambil cooler ( HT), kj/jam

HT= HR + Hin - Hout - QIoss
dengan:
HT
=
Panas yang harus diambil koil pendingin, kj/ jam.
HR
=
Panas reaksi, kj/jam.
Hin
=
Enthalpi umpan masuk, kj/jam.
Hout
=
Enthalpi produk keluar, kj/jam.
QIoss
=
Panas hilang, kj/jam.
2.
a.
b.

c.

d.

Design Koil Pendingin

Beban koil pendingin, HT, kj/jam
Jumlah dan suhu pendingin yang digunakan
Pendingin yang digunakan adalah Dowtherm A,
dengan:
Suhu masuk, Twi
=
323 K
Suhu keluar , Tw0
=
498 K
Kap. panas ( Cpw)
=
2,31 kJ/kg.K
HT
W=
Cp w .( 498 - 323)
Spesifikasi koil yang digunakan.
Diameter luar (OD)
= 0,0635 m.
Diameter dalam ( ID) = 0,055 m
Bahan
= Stainless steel AISI 316, 11 BWG
Kecepatan alir pendingin yang digunakan:
Kecepatan alir pendingin.(Vw), m/s

4.W

Vw =

w
3600.6002

w = densitas pendingin, kg/m3

Dengan mengatur diameter koil yang digunakan, sehingga diperoleh kecepatan alir pendingin
yang memenuhi syarat kecepatan alir dalam koil, yaitu 0,3 - 1 m/s (Brown, 1950).
e.
Penentuan sifat-sifat fisis cairan, berdasarkan kondisi keluar reaktor.
1. Densitas rata-rata (m), kg /m3

Wt
Fv
dengan:
Wt
=
Massa cairan keluar reaktor, kg/jam.
Fv
=
Flowrate cairan keluar, m3/jam
2. Viskositas cairan , (m), Cp
Viskositas cairan dihitung berdasarkan viskositas atom penyusunnya
(Coulson and Richardson, 1989):
C = 50,2 : H = 2,7 O = 29,7
i = penyusun
m =

Wt
( Wi / i )
3. Kapasitas panas cairan, ( Cpm ), kj/ kmol. K
H out , kJ/jam
Cp m =
( Tout - 298) . mol out
Wt
4. Berat molekul rerata, BM : BM =
mol out
5. Konduktivitas panas cairan, (km), kJ/jam.m.K
(Coulson and Richardson, 1989)
Cp m
m 4 0,33
-5
k m = 3,56.10 .[
].[
]
BM
BM
f.
Penentuan bilangan Prandtl, ( Pr)
viskositas campuran : m =

Cp m . m. 3,62
BM.K m
g.
Penentuan bilangan Reynolds, ( Re)
N.D p 2 . m .3600
Re =
3,62
h.
Jumlah baffle (nb) = 4 baffle
Dp
Diameter pengaduk
i.
=
Dt
Diameter shell
j.
Koefisien transfer panas konveksi di shell, ( Ho) , W/m2 K.
(Perry and Green, 1984)
D p 0,33 0,2
km
ho =
0,09.Re 0,65 .Pr 0,33 .[
] .n b
3,62.OD
Dt
Pr =

k.

Koefisien transfer panas di dalam koil (hi)

(Coulson and Richardson, 1989)

h i = 4200.( 1,35 + 0,002.45)

W/m2.K

Vw 0,8

( 1000.ID) 2

dengan:
h io = h i [

l.

ID
W
],
OD
m 2 .K

Clean overall heat transfer coefficient (Uo), W/m2.K.

h o . h io
Uo =
h o + h io

Koefisien transfer panas overall, ( UD), W/m2.K.

Diambil dirt factor (Rd) = 2.10-4 (W/m2K)
Optimum (1,66.10-4 - 3,33.10-4 ) untuk light organic(Coulson and Richardson,1989)
1
UD =
(1/U o ) + R d
n.
Temperature different, (T), K
m.

Tr = 493K

Hot fluid

493K

473 K
Cold fluid
323 K
Gambar 4. Skema Suhu-Pendinginan

TLMTD =

(T

- TWi ) - ( TR - TWo )

TR - TWi
]
TR - TWo
Luas transfer panas diperlukan, (Ad), m2
ln[

o.

HT
U d .T.3,62
p.
Panjang koil diperlukan,(Lc), m.
Ad
Lc =
.OD
q.
Penentuan tinggi cairan dan koil di shell.
1. Tinggi cairan di shell, (Hcs), m.
Volume Cairan di Shell (m3) = V liquid + V coil - V bottom head
Vcoil = (n . OD2 . Lc)
Ad =

4. Volume cairan di shell

. D t 2
2. Tinggi koil di shell. ( Tk), m
H cs =

A
C

Gambar 5. Skema Lilitan Koil

keterangan :
AB
=
Jarak antar lilitan
=
2 . OD
Range
=
(2 - 4) . OD (Treyball,1984)
dengan diameter koil 0,6 - 0,9 Dt
AC =

AB 2 + BC 2

Panjang lilitan ( PL) ,

PL = 0,5 . . ( AC + BC)

Jumlah lilitan , JL.

Lc
JL =
PL
Tinggi koil , TSK, m.
TSK = JL . OD + (JL - 1) . ( AB-OD)
r.
Pressure drop
Reynolds number (Ren).
( Perry and Green, 1984)
w .v s .ID
ID 0,5
Ren =
[ 1 + 12(
)
]
w
BC
Friction factor ( F)
(Perry and Green, 1984)
F = 0,08.Ren -0,25 + 0,01(

ID 0,5
)
BC

Pressure drop ( Delp) , Psi (Coulson and Richardson, 1989)

w .v w .14,7
P
Delp = N.8.F[ ( L ) + 2,5 ].
ID
2.1,1013.10 5
Bila Pressure drop > 10 psi , maka perlu diset ulang spesifikasi koil yang digunakan .

Algoritma Perhitungan Koil Pendingin

START

Menentukan input sifat

fisis cairan
m, m, Cpm, BM, Km

Hitung Neraca Panas

Tin, Tout

Hitung Re dan Pr

Set spesifikasi koil dan jumlah

pendingin yang digunakan

OD,ID,BWG,W,VW,Twi,Two

Hitung koefisien transfer panas

hi, ho, hio, Uc, dan Ud

Hitung TLMTD

Menentukan tinggi koil dan cairan di dalam

shell
Hcs, PL, BC, JL, TK

Menghitung Pressure Drop di koil

Re, F, Pt
Apakah pressure drop < 10 Psi ?

Koil dapat digunakan

End

POWER PENGADUK
Jenis pengaduk
: Flat Blade Turbine 6 sudu.
Tinggi pengaduk di shell = diameter pengaduk (Dp)
Optimum pada ( 0,8 - 1,3 ) Dp ,(Coulson and Richardson, 1989)
Baffle
** Lebar baffle
** Panjang
** Jumlah

=
=
=

0, 1 Dp
Tinggi shell
4 Buah

Power pengaduk (P)

(Rase, 1977)
a.
Daya tanpa gelembung gas( PA), (HP)
6.. 3 .D P 5
PA =
745,7

b.

Daya pengadukan dengan gelembung gas (PAG), (HP)

VGI =

VG
60.0,02832

NPI = 60. NP
DPI = DP . 3,208

PAG

PA 2 .N PI .D PI 3 0.45
= 0,08.[
]
VGI 0,56

karena PA > PAG maka dipakai PA sebagai daya diperlukan

Power =

PA
,

HP

dengan = overall effisiensi pengaduk

Perhitungan dilakukan dengan program komputer.

RESUME REAKTOR
Tugas

Mereaksikan toluen dan oksigen (O2) menjadi asam

benzoat

Jenis

Reaktor gelembung berpengaduk

Katalis

Cobalt acetate

Kondisi operasi

T = 498 K, P = 25 atm.

Jumlah

3 buah disusun paralel

Tekanan design

2,7147 N / mm

Suhu design

525,78 K

Tebal shell

1,75 inchi

Tebal head

1,75 inchi

Tinggi shell

6,7 m

Diameter shell

3,35 m

Bahan

stainlesstell AISI 316

Diameter orrifice

2,0935 mm

Diameter sparger

2,6808 m

Luas plate/lubang

2,8343.10-5 m2

Luas plate total

5,6446 m2

Jumlah hole

199155,7 hole

Pitch

6,2807 10-3 m

Jenis

flat blade turbin 6 sudu

Diameter

1,10585 m

Panjang baffle

3,35106 m

Lebar baffle

0,1109 m

Jumlah baffle

4 buah

Daya motor

75 hp

Mechanical design vessel

Ukuran sparger udara

Design pengaduk

Design isolasi
Suhu udara luar

305 K

Tebal isolasi shell

30 cm

Suhu permukaan shell

317 K

Tebal isolasi head

30 cm

Bahan isolasi

asbestos sheet

Pendingin

Dowterm A

Jumlah set koil

Diameter dalam koil

0,0559 m

Diameter luar koil

0,0635 m

Kecepatan Alir

0,9124 m/s

Rancangan koil pendingin

PRINT "
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>"
PRINT "
<>
PERANCANGAN REAKTOR
<>"
PRINT "
<>
PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT
<>"
PRINT "
<>
DARI TOLUEN DAN UDARA
<>"
PRINT "
<>
kapasitas : 100.000 ton/thn
<>"
PRINT "
<>
By : Ismanto dan Joko NF
<>"
PRINT "
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>"
T = 225 + 273
P = 25
XB = .95
JR = 3
PRINT " JUMLAH REAKTOR ="; JR; "PARAREL"
PRINT " SUHU DALAM REAKTOR
="; T; "K"
PRINT " TEKANAN OPERASI ="; P; "atm"
PRINT " KONVERSI TOLUEN ="; XB
PRINT " KADAR KATALIS
= 0.05 % "
N=8
DIM CP(N), TC(N), RHO(N), MIU(N), MASSA1(N), BM(N), MOL1(N), FEED(N)
DIM MASSA2(N), MOL2(N), MASSA3(N), MASSA4(N), MOL3(N), M0L4(N), MASSA(N)
DIM CPA(N), CPB(N), CPC(N), CPD(N), AT(N), BT(N), CT(N), DV(N), V(N), YS(N)
DIM DG(N), HVNB(N), MASSA5(N), MOL5(N), MASSA6(N), MOL6(N), MASSA7(N),MOL7(N)
DIM UAP(N), CAIR(N), REC1(N), REC2(N), RECH1(N), RECH2(N), FD(N), DES(N),BO(N)
DIM D(N), F(N), BOT(N), XFEED(N), XD(N), XBOT(N), X(N), Y(N), ALB(N),ALD(N), ALP(N)
DIM K(N), RALAT1(N), RALAT2(N), RALAT(N), MOL0(N), MASS(N), REC(N), RECH(N)
DIM PURGE2(N), MASSA8(N), MASSA9(N), PURGE3(N), UAP1(N), CAIR1(N), MASSI(N)
DIM HV(N), HL(N)
PRINT : PRINT
PRINT " 1. TOLUEN 2. O-XYLEN 3. ASAM ASERTAT 4. ASAM BENZOAT "
PRINT " 5. AIR
6. Co Ac
7. OKSIGEN
8. NITROGEN "
PRINT : PRINT
' DATA KESEIMBANGAN UAP-CAIR
FOR I = 1 TO 5
READ AT(I), BT(I), CT(I)
NEXT I
DATA 16.0137,3096.52,-53.67,16.1156,3395.57,-59.46,16.8080,3405.57,-56.34
DATA 17.1634,4190.70,-125.20,18.3036,3816.44,-46.13
AT(7) = 15.4075: BT(7) = 734.55: CT(7) = -6.45
AT(8) = 14.9542: BT(8) = 588.72: CT(8) = -6.6
' DATA DENSITAS SISTEM
FOR I = 1 TO N - 2
READ RHO(I)
NEXT I
DATA 631.6667,678.0822,749.2718,980.0664,819.7355,1705.3
FOR I = 1 TO N
READ BM(I)
NEXT I
DATA 92,106,60,122,18,177,32,28
' KAPASITAS PANAS CAIR, KJ/KMOL.K (WERNER, 1941 & COULSON, 1989
CARBON = 11.7: OKSI = 25.1: HIDRO = 18: CO = 26
CP(1) = 7 * CARBON + 8 * HIDRO
CP(2) = 8 * CARBON + 10 * HIDRO

CP(3) = 2 * CARBON + 4 * HIDRO + 2 * OKSI

CP(4) = 7 * CARBON + 6 * HIDRO + 2 * OKSI
CP(5) = 2 * HIDRO + OKSI
CP(6) = CO + (2 * CARBON + 5 * HIDRO + 2 * OKSI) * 2
CP(7) = 2 * OKSI
' INPUT PANAS PENGUAPAN
FOR I = 1 TO 5
READ HVNB(I), TNB(I)
TNB(I) = TNB(I) + 273.16
NEXT I
DATA 33201,110.6,36844,144.4,23697,117.9,50660,249.8,40883,100
FOR I = 7 TO 8
READ HVNB(I), TNB(I)
TNB(I) = TNB(I) + 273.16
NEXT I
DATA 6824,-183,5581,-195.8
' KAPASITAS PANAS GAS
FOR I = 1 TO 5
READ CPA(I), CPB(I), CPC(I), CPD(I)
NEXT I
DATA -24.355,5.124E-1,-2.765E-4,4.911E-8
DATA -15.851,5.962E-1,-3.443E-4,7.527E-8
DATA 4.840,2.548E-1,-1.753E-4,4.948E-8
DATA -51.292,6.292E-1,-4.237E-4,1.062E-7
DATA 32.243,1.923E-3,1.055E-5,-3.596E-9
FOR I = 7 TO 8
READ CPA(I), CPB(I), CPC(I), CPD(I)
NEXT I
DATA 28.106,-3.680E-6,1.745E-5,-1.065E-8
DATA 31.150,-1.356E-2,2.67E-5,-1.168E-8
' INPUT FRESH FEED
FEED = 0
FOR I = 1 TO N
READ FEED(I)
NEXT I
DATA 9801.220,98.012,900,0,90,8.337,0,0
' INPUT RECYCLE 1
FOR I = 1 TO N
READ REC1(I)
NEXT I
DATA 99.6379,68.9556,1068.2935,18.3193,3248.0090,5.7842,0
' INPUT RECYCLE 2
FOR I = 1 TO N
READ REC2(I)
NEXT I
DATA 337.223,619.095,4484.969,5312.359,7492.564,68.858,0.023,0
MOL40 = 1850 / JR: VTRIAL = 110 / JR
DEWO:
' REAKTOR
T = 225 + 273
P = 25

PREK = P
XB = .95
' INPUT MASSA CAIR
MOL1 = 0: MASSA1 = 0: VOL = 0
FOR I = 1 TO N
MASSA1(I) = FEED(I) + REC1(I) + REC2(I)
MOL1(I) = MASSA1(I) / BM(I)
MOL1 = MOL1 + MOL1(I)
MASSA1 = MASSA1 + MASSA1(I)
IF RHO(I) = 0 THEN GOTO IL
VOL = MASSA1(I) / RHO(I) + VOL
IL:
NEXT I
MASSA1(6) = .0005 * MOL1 * BM(6)
FEED(6) = MASSA1(6) - REC2(6)
MOL1(6) = MASSA1(6) / BM(6)
MOL1 = MOL1 + MOL1(6): MASSA1 = MASSA1 + MASSA1(6)
VOL = VOL + MASSA1(6) / RHO(6)
RHO = MASSA1 / VOL
CP = 0
FOR I = 1 TO N - 1
CP = CP(I) * MOL1(I) / MOL1 + CP
NEXT I
' VISKOSITAS CAIRAN SOUDERS, 1938 (COULSON, 1989)
CARBON = 50.2: OKSI = 29.7: HIDRO = 2.7: RING = -21: CO = 30
L(1) = 7 * CARBON + 8 * HIDRO + RING
L(2) = 8 * CARBON + 10 * HIDRO + RING
L(3) = 2 * CARBON + 4 * HIDRO + 2 * OKSI
L(4) = 7 * CARBON + 6 * HIDRO + 2 * OKSI + RING
L(5) = 2 * HIDRO + OKSI
L(6) = CO + (2 * CARBON + 5 * HIDRO + 2 * OKSI) * 2
L(7) = 2 * OKSI
AL = 0: ALM = 0
FOR I = 1 TO N - 2
L = MOL1(I) / MOL1 * L(I)
LM = MOL1(I) / MOL1 * BM(I)
AL = L + AL: ALM = ALM + LM
NEXT I
MI = 10 ^ (RHO * (AL / ALM) * .001 - 2.9)
MIU = 10 ^ MI / 10 * 3.6
' SURFACE TENSION SUGDEN, 1924 (COULSON, 1989)
RHOG = 29 / 22.415 * (273 / T) * P
CARBON = 4.8: HIDRO = 17.1: OKSI = 20: RING = 6.1: CO = 58
PCH(1) = 7 * CARBON + 8 * HIDRO + RING
PCH(2) = 8 * CARBON + 10 * HIDRO + RING
PCH(3) = 2 * CARBON + 4 * HIDRO + 2 * OKSI
PCH(4) = 7 * CARBON + 6 * HIDRO + 2 * OKSI + RING
PCH(5) = 2 * HIDRO + OKSI
PCH(6) = CO + (2 * CARBON + 5 * HIDRO + 2 * OKSI) * 2
PCH(7) = 2 * OKSI
THO = 0

FOR I = 1 TO N - 2
THO = THO + MOL1(I) / MOL1 * (PCH(I) * (RHO(I) - RHOG) / BM(I)) ^ 4 *
1E-12 * .001
NEXT I
' DIFUSIFITAS OKSIGEN DI FASA CAIR WILKE CHANG, 1955 (COULSON, 1989)
PAR = 1
BM = MASSA1 / MOL1
VM = .0256
DAB = 1.173E-13 * (PAR * BM) ^ .5 * T / (MIU / 3.6) / VM ^ .6
' PERHITUNGAN JUMLAH UDARA YANG DIPERLUKAN
MOLOK = 1.5 * MOL1(1) * XB
MOLPER = 1.5 * MOLOK
MOL2(7) = MOLPER
MOL2(8) = .79 / .21 * MOLPER
MASSA2(7) = MOL2(7) * BM(7): MASSA2(8) = MOL2(8) * BM(8)
' UDARA SBL DIPAKAI DIOLAH SEHINGGA MEMILIKI KELEMBABAN 40 % PADA 30 C
' DARI PSYCHROMETRIC CHART DIPEROLEH HUMIDITY 0.01 LB AIR/LB UK
MASSA2(5) = .01 * (MASSA2(7) + MASSA2(8))
MOL2(5) = MASSA2(5) / BM(5)
MOL2 = 0: MASSA2 = 0
FOR I = 1 TO N
MOL2 = MOL2 + MOL2(I)
MASSA2 = MASSA2 + MASSA2(I)
NEXT I
' INPUT REAKTOR
FOR I = 1 TO N
MASSA1(I) = MASSA1(I) / JR
MOL1(I) = MOL1(I) / JR
MOL2(I) = MOL2(I) / JR
MASSA2(I) = MASSA2(I) / JR
NEXT I
MOL1 = MOL1 / JR: MASSA1 = MASSA1 / JR: MASSA2 = MASSA2 / JR: MOL2 = MOL2 / JR
' TRIAL VOLUME REAKTOR DIGUNAKAN
FV = MASSA1 / RHO
KADAL = 0
BEGAN:
VR = VTRIAL
GOSUB SERAMBI
IF ABS(VRHIT - VTRIAL) < .5 THEN GOTO AYANG
VTRIAL = VRHIT
GOTO BEGAN
AYANG:
VR = (VRHIT + VTRIAL) / 2
MASSA3 = 0: MASSA4 = 0
FOR I = 1 TO N
MASSA3(I) = MOL3(I) * BM(I): MASSA3 = MASSA3 + MASSA3(I)
MASSA4(I) = MOL4(I) * BM(I): MASSA4 = MASSA4 + MASSA4(I)
NEXT I
MASSA3 = MASSA3 + MASSA3(6)
' CHECK TEKANAN JENUH
MOL3 = 0

FOR I = 1 TO N
MOL3 = MOL3 + MOL3(I)
NEXT I
PAK = 15
FOR I = 1 TO N
X(I) = MOL1(I) / MOL1
NEXT I
UNTU:
GOSUB BUBBLE
YYY = Y
IF ABS(Y - 1) < .02 THEN GOTO GUSI
IF Y > 1 THEN PAK = PAK + .1
IF Y < 1 THEN PAK = PAK - .1
GOTO UNTU
GUSI:
PJEN = PAK
PRINT "
SIFAT-SIFAT FISIS"
PRINT "
------------------------"
PRINT " DENSITAS RERATA CAIRAN
="; RHO; "Kg/m3"
PRINT " VISKOSITAS CAIRAN
="; MIU; "Kg/m.jam"
PRINT " BERAT MOLEKUL RERATA CAIRAN
="; BM
PRINT " DIFUSIFITAS OKSIGEN DI FASA CAIR
="; DAB; "m2/dtk"
PRINT " FLOWRATE UMPAN REAKTOR
="; FV; "m3/jam"
PRINT "
NERACA MASSA REAKTOR SETIAP REAKTOR"
PRINT "
-----------------------------------------------------"
PRINT " ---------------------------------------------------------------------------------------"
PRINT " | SENYAWA | MASUK GAS | MASUK CAIR | KELUAR GAS | KELUAR CAIR |"
PRINT " --------------------------------------------------------------------------------------"
SUA$ = "| ## |#######.## | #######.## | #######.## | ######.## |"
FOR I = 1 TO N
PRINT USING SUA$; I; MASSA2(I); MASSA1(I); MASSA4(I); MASSA3(I)
NEXT I
PRINT " --------------------------------------------------------------------------------------"
PRINT " TOTAL CAIRAN MASUK
="; MASSA1; "Kg/jam"
PRINT " TOTAL GAS MASUK ="; MASSA2; "Kg/jam"
PRINT " TOTAL GAS KELUAR ="; MASSA4; "Kg/jam"
PRINT " TOTAL CAIRAN KELUAR
="; MASSA3; "Kg/jam"
PRINT " TOTAL MASUK ="; MASSA1 + MASSA2; "Kg/jam"
PRINT " TOTAL KELUAR ="; MASSA3 + MASSA4; "Kg/jam"
PRINT " VLM RX TERHITUNG
="; VR; "m3"
PRINT "
DIPEROLEH HASIL PERHITUNGAN:"
PRINT "
-------------------------------------------------"
PRINT " DIAMETER REAKTOR TERHITUNG ="; D; "m"
PRINT " TINGGI SHELL TERHITUNG ="; LREAK; "m"
PRINT " TGI LEVEL CAIRAN DI REAKTOR ="; L; "m"
DIS = L - LC
PRINT " TINGGI DISANGEGAMENT SPACE ="; DIS; "m(MINIMAL=DIAMETER)"
PRINT " DIAMETER PENGADUK
="; DP; "m"
PRINT " PUTARAN PENGADUK MINIMUM ="; NMIN; "put/det"
PRINT " PUTARAN KARAKTERISTIK
="; NSTAR; "put/det"
PRINT " PUTARAN PENGADUK DIPAKAI
="; NP; "put/det"

PRINT "
="; NP * 60; "rpm"
PRINT " KECEPATAN ALIR GAS
="; USG; "m/s"
PRINT " WAKTU TINGGAL GAS
="; WAKTUL; "detik"
' FLOODING VELOCITY (COULSON, 1989 P.363)
UV = .035 * (RHO / RHOG) ^ .5
PRINT " FLOODING VELOCITY
="; UV; "m/s"
PRINT " KECEPATAN DI BAWAH FLOODING VELOCITY (ACCEPTABLE)"
PRINT " DIAMETER GELEMBUNG GAS
="; DB;
PRINT "
="; DB * 1000; "mm"
PRINT " GAS HOLD UP
="; HOG * 100; "% ACCEPTABLE"
PRINT "
= MAX 15 % (PERRY, 1984)"
PRINT " KLA
="; KLA; "1/det"
PRINT " KR
="; KR; "1/mol/det"
PRINT "
MECHANICAL DESIGN VESSEL"
PRINT "
-------------------------------------------"
' TEBAL SHELL DAN HEAD (ELIPSOIDAL DISHED HEAD)
' BAHAN STAINLESSTEEL AISI 321
' TEBAL SHELL (COULSON, 1989)
JE = .85
PD = 1.1 * P / 10.13
TD = T + 50 / 1.8
JF = 140
PRINT " TEKANAN DESIGN
="; PD; "N/mm2"
PRINT " SUHU DESIGN
="; TD; "K"
TS = PD * D * 1000 / (2 * JE * JF - PD) + 2
TSI = TS / 25.4
PRINT " TEBAL SHELL TERHTG
="; TSI; "inch"
TS = 1.75
TH = PD * D * 1000 / (2 * JF * JE - .2 * PD) + 2
PRINT " TEBAL SHELL DIPAKAI
="; TS; "inch"
THI = TH / 25.4
PRINT " TEBAL HEAD TERHITUNG
="; THI; "inch"
TH = 1.75
PRINT " TEBAL HEAD DIPAKAI
="; TH; "inch"
TH = TH * 25.4
TS = TS * 25.4
PRINT " UKURAN SPARGER UDARA"
PRINT " --------------------------------------"
' PERHITUNGAN DIAMETER HOLE (TREYBALL, 1982)
DH = DB ^ 3 * G * (RHO - RHOG) / 6 / THO
PRINT " DIAMETER ORIFICE
="; DH; "m"
PRINT "
="; DH * 1000; "mm"
' DEBIT KARAKTERISTIK GAS
QOR = (20 * (THO * DH) ^ 5 / (G * (RHO - RHOG) ^ 2 * RHO ^ 3)) ^ .166
PRINT " DEBIT KARAKTERISTIK GAS
="; QOR; "m3/s"
' JUMLAH HOLE (TRIANGULAR PITCH)
' DIAMBIL DIAMETER SPARGER = 0.8 DIAMETER REAKTOR
DSP = .8 * D
AAS = 3.14159 * DSP ^ 2 / 4
LPPL = 9 / 2 * DH ^ 2 * 3 ^ .33
PRINT " DIAMETER SPARGER
="; DSP; "m"

PRINT " LUAS PLATE/LUBANG

="; LPPL; "m2"
PRINT " LUAS PLATE TOTAL
="; AAS; "m2"
NORI = AAS / LPPL
PRINT " JUMLAH HOLE
="; NORI; "hole"
LP = 3 * DH
PRINT " PITCH
="; LP; "m"
' DEBIT GAS TIAP ORIFICE
QGO = VG / NORI / 3600
PRINT " KEC UDR STIAP HOLE
="; QGO; "m2/s"
PRINT " DEBIT GAS MELALUI HOLE (DEBIT KARAKTERISTIK; CUKUP MMNHI SYARAT"
' PRESSURE DROP KARENA LEVEL CAIRAN (HIDROSTATIS)
DELP = HL * RHO * 9.81 / 101300!
PRINT " PRESSURE DROP HIDROSTATIS
="; DELP; "atm"
PRINT " TEK UD MSK REAKTOR
="; P + DELP; "atm"
PRINT " PRESSURE DROP DI ORIFICE SANGAT KECIL SEHINGGA DIABAIKAN"
PRINT " DESIGN PENGADUK"
PRINT " JENIS : FLATE BLADE TURBINE 6 SUDU (CCK UTK VISKOSITAS RENDAH)"
PRINT " DIAMETER
="; DP; "m"
LB = .1 * DP
HB = L
PRINT " PANJANG BAFFLE
="; HB; "m"
PRINT " LEBAR BAFFLE
="; LB; "m"
PRINT " JUMLAH BAFFLE
= 4 buah"
' DAYA TANPA GELEMBUNG GAS (RASE, 1977)
PA = 6 * RHO * NP ^ 3 * DP ^ 5 / 745.7
PRINT " DAYA TANPA GLBUNG GAS
="; PA; "hp"
' DAYA PENGADUKAN DENGAN GELEMBUNG GAS
VGI = VG / 60 / .02832
NPI = NP * 60
DPI = DP * 3.208
PAG = .08 * (PA ^ 2 * NPI * DPI ^ 3 / VGI ^ .56) ^ .45
PRINT " DAYA DENGAN PENGGELEMBUNGAN GAS ="; PAG; "hp"
PRINT " KRN DG GLBUNG GAS DAYA TURUN MK DPAKAI DAYA TANPA GLBUNG GAS"
EF = .7
PRINT " EFISIENSI DAYA
="; EF * 100; "%"
DAYA = PA / EF
PRINT " DAYA MOTOR PENGADUK DIPERLUKAN ="; DAYA; "hp"
PRINT " DIPAKAI MOTOR BERDAYA 75 hp"
NRe = RHO * NP * DP ^ 2 / MIU * 3600
PRINT " REYNOLD NUMBER
="; NRe
PRINT " NERACA PANAS DAN DESIGN ISOLASI"
' PERHITUNGAN TEBAL ISOLASI
' PERHITUNGAN TEBAL ISOLASI SHELL (ASBESTOS SHEET)
KSS = .166: TS = TS / 1000: TH = TH / 1000
TI = T
E = .94
THO = 5.67E-08
KL = 15
DELTP = 1
TU = 305
PRINT " SUHU UDARA LUAR
="; TU; "K"

PRINT : PRINT
PRINT " -----------------------------------------------------"
PRINT " | TP | HC | Hr | Q/A | TIP | XSS |"
PRINT " -----------------------------------------------------"
MEA$ = " | ### | ##.### | ##.### | ####.# | ###.## | #.####|"
TP0 = 38 + 273
FOR I = 0 TO 10
TP = TP0 + I * DELTP
Hr = (E * THO * (TP ^ 4 - TU ^ 4)) / (TP - TU)
HC = .73 * (TP - TU) ^ .33
Q = (Hr + HC) * (TP - TU)
TIP = TI - (Q * TS / KL)
XIS = KSS * (TIP - TP) / Q
PRINT USING MEA$; TP; HC; Hr; Q; TIP; XIS
NEXT I
PRINT " -----------------------------------------------------"
XIS = .3: TIP = 497.75: TP = 317: X = XIS
QLS = KSS / XIS * (TIP - TP) * 3.14159 * L * (D + 2 * XIS) * 3.6
PRINT : PRINT
PRINT " TEBAL ISOLASI SHELL DIAMBIL
="; XIS * 100; "cm"
PRINT " SUHU PERMUKAAN SHELL
="; TP; "K"
PRINT " PANAS HILANG DI SHELL
="; QLS; "KJ/jam"
PRINT : PRINT
D = D + 2 * (X)
' PERHITUNGAN TEBAL ISOLASI HEAD
PRINT " -----------------------------------------------------"
PRINT " | TP | HC | Hr | Q/A | TIP | XSS |"
PRINT " -----------------------------------------------------"
MEA$ = " | ### | ##.### | ##.### | ####.# | ###.## | #.####|"
FOR I = 1 TO 10
TP = TP0 + I * DELTP
Hr = (E * THO * (TP ^ 4 - TU ^ 4)) / (TP - TU)
TAVG = (TP + TU) / 2: PRF = .75: VC = .00384: KU = .068
GP = (9.8 * (TP - TU) * D ^ 3 * PRF / VC ^ 2 / TAVG)
NU = 2 + .43 * (GP) ^ .25
HC = NU * KU / D
Q = (Hr + HC) * (TP - TU)
TIP = TI - (Q * TH / KL)
XIS = KSS * (TIP - TP) / Q
PRINT USING MEA$; TP; HC; Hr; Q; TIP; XIS
NEXT
PRINT " -----------------------------------------------------"
XIS = .3: TIP = 497.75: TP = 319.5: X = XIS
A = 3.14159 * D ^ 2 / 2
QL = 2 * KSS / XIS * (TIP - TP) * A * 3.6
PRINT : PRINT
QT = QL + QLS
PRINT " TEBAL ISOLASI HEAD DIAMBIL
="; XIS * 100; "cm"
PRINT " TOTAL HEAD LOSS DI HEAD
="; QL; "KJ/jam"
PRINT " TOTAL PANAS HILANG
="; QT; "KJ/jam"
PRINT : PRINT

' INPUT KAPASITAS PANAS GAS (J/mol.K)

FOR I = 1 TO 5
READ CPA(I), CPB(I), CPC(I), CPD(I)
NEXT I
DATA -24.355,5.124E-1,-2.765E-4,4.911E-8
DATA -15.851,5.962E-1,3.443E-4,7.527E-8
DATA 4.840,2.548E-1,-1.753E-4,4.948E-8
DATA -51.592,6.292E-1,-4.237E-4,1.602E-7
DATA 32.243,1.928E-3,-1.055E-5,-3.596E-9
FOR I = 7 TO 8
READ CPA(I), CPB(I), CPC(I), CPD(I)
NEXT I
DATA 28.106,-3.680E-6,1.745E-5,-1.065E-8
DATA 31.150,-1.356E-2,2.679E-5,-1.168E-8
' PANAS DIBAWA CAIRAN KELUAR
TB = 298
HOUT1 = 0: T = 498
FOR I = 1 TO N
HOUT1 = HOUT1 + MASSA3(I) / BM(I) * CP(I) * (T - 298)
NEXT I
' PANAS DIBAWA GAS KELUAR
HOUT2 = 0
TG = T
FOR I = 1 TO N
HOUT2 = HOUT2 + MOL4(I) * (CPA(I) * (TG - TB) + CPB(I) / 2 * (TG ^ 2 - TB ^ 2)
HOUT2 = HOUT2 + MOL4(I) * (CPC(I) / 3 * (TG ^ 3 - TB ^ 3) + CPD(I) /
4 * (TG ^ 4 - TB ^ 4))
NEXT I
' PANAS MENGUAPKAN CAIRAN YANG TERIKUT DI GAS
HV = 0
FOR I = 1 TO 5
READ HVNB(I)
HV = HV + HVNB(I) * (MOL4(I) - MOL2(I))
NEXT I
DATA 33201,36844,23697,50660,40683
PRINT " PANAS UNTUK PENGUAPAN
="; HV; "KJ/jam"
PRINT " PANAS DIBAWA CAIRAN KELUAR
="; HOUT1; "KJ/jam"
PRINT " PANAS DIBAWA GAS KELUAR
="; HOUT2; "KJ/jam"
HOUTTL = QT + HOUT1 + HOUT2
PRINT " PANAS KELUAR TOTAL
="; HOUTTL; "KJ/jam"
HOUTTL = HOUTTL + HV
' PERHITUNGAN ENTALPI MASUK REAKTOR
' ENTHALPI FRESH FEED
TIN = 30 + 273
T = TIN
TGIN = 442.95
TG = TGIN
HIN = 0
TB = 298.16
FOR I = 1 TO N
HIN = HIN + FEED(I) / BM(I) * CP(I) * (T - 298.16)

NEXT I
HGIN = 0
FOR I = 1 TO N
HGIN = HGIN + MOL2(I) * (CPA(I) * (TG - TB) + CPB(I) / 2 * (TG ^ 2 - TB ^ 2))
HGIN = HGIN + MOL2(I) * (CPC(I) / 3 * (TG ^ 3 - TB ^ 3) + CPD(I) / 4 *
(TG ^ 4 - TB ^ 4))
NEXT I
' ENTHALPI RECYCLE (PADA BUBBLE POINT HABIS DI CONDENSER)
REC1 = 0: REC2 = 0
FOR I = 1 TO N
REC1(I) = REC1(I) / BM(I): REC2(I) = REC2(I) / BM(I)
REC1 = REC1 + REC1(I)
REC2 = REC2 + REC2(I)
NEXT I
PAK = 1.2
' RECYCLE1
FOR I = 1 TO N
X(I) = REC1(I) / REC1
NEXT I
AMBA:
GOSUB BUBBLE
IF ABS(Y - 1) > .01 THEN
IF Y > 1 THEN T = T - .1
IF Y < 1 THEN T = T + .1
GOTO AMBA
END IF
TREC1 = T
HREC1 = 0
FOR I = 1 TO N
HREC1 = HREC1 + REC1(I) * CP(I) * (T - 298.16)
NEXT I
TREC2 = 310
HREC2 = 0
FOR I = 1 TO N
HREC2 = HREC2 + REC2(I) * CP(I) * (T - 298.16)
NEXT I
' ENTHALPI MASUK MIXER
HMIX = HIN + HREC1 + HREC2
' SET HEATLOSS DI MIXER 25.000 KJ/jam
HMIXOUT = HMIX - 25000
' HITUNG SUHU KELUAR MIXER ATAU UMPAN REAKTOR
HOMO = 0
TM = 310
DADA:
FOR I = 1 TO N
HOMO = HOMO + MASSA1(I) / BM(I) * CP(I) * (TM - 298.16)
NEXT I
IF ABS(HMIXOUT - HOMO) > 100000 THEN
IF HMIXOUT > HOMO THEN TM = TM + .01
IF HMIXOUT < HOMO THEN TM = TM - .01
GOTO DADA

END IF
' PERHITUNGAN PANAS REAKSI
DELH = (290400 + 242000 + 50000)
DELHR = XB * DELH * MOL1(1)
DELHT = DELHR + HMIXOUT + HGIN - HOUTTL
PRINT : PRINT
PRINT " SUHU UMPAN FRESH (MASUK MIXER)
="; TIN; "K"
PRINT " SUHU RECYCLE 1 (MASUK MIXER)
="; TREC1; "K"
PRINT " SUHU RECYCLE 2 (MASUK MIXER)
="; TREC2; "K"
PRINT " SUHU UMPAN MASUK REAKTOR
="; TM; "K"
PRINT " SUHU GAS MASUK REAKTOR
="; TGIN; "K"
PRINT " PNS DIBAWA UMPAN FRESH MKIXER
="; HIN; "KJ/jam"
PRINT " PANAS HASIL REAKSI
="; DELHR; "KJ/jam"
PRINT " PANAS DIAMBIL COIL
="; DELHT; "KJ/jam"
PRINT " ENTHALPI UMPAN REAKTOR
="; HMIXOUT; "KJ/jam"
PRINT " PERANCANGAN KOIL PENDINGIN"
PRINT " PENDINGIN DOWNTERM A TEKANAN 5 ATM"
CPA = .65 * 4.18
TWO = 473: TWI = 353
W = DELHT / CPA / (TWO - TWI)
' KECEPATAN ALIR DAN JUMLAH SET COIL
OD = 2.5 * .0254: ID = 2.2 * .0254
AT = 3.14159 / 4 * (ID) ^ 2
SET = 9
RHOW = 47.3 / 64.5 * 1000
VS = W / RHOW / SET / AT / 3600
K=5
DIM BC(K), PL(K), REN(K), FR(K), DELP(K)
PRINT
PRINT " JUMLAH SET KOIL
="; SET
PRINT " DIAMETER DALAM KOIL
="; ID; "m"
PRINT " DIAMETER LUAR KOIL
="; OD; "m"
PRINT " 11 BWG"
PRINT " BEBAN PENDINGIN
="; DELHT; "KJ/jam"
PRINT " JUMLAH PENDINGIN
="; W; "Kg/jam"
PRINT " DIAMETER LUAR COIL
="; OD; "m"
PRINT " DIAMETER DALAM COIL
="; ID; "m"
PRINT " KECEPATAN ALIR
="; VS; "m/s"
PRINT " MASUK RANGE SYARAT ALIRAN CAIRAN DALAM COIL (1-2) m/s"
PRINT : PRINT
DO
LOOP WHILE INKEY$ = ""
PRINT : PRINT
TR = 498: TB = 298
' KAPASITAS PANAS (KJ/Kg.C)_
CPM = HOUT1 / (TR - TB) / MASSA3
PRINT " KAPASITAS PANAS CAMPURAN
="; CPM; "KJ/Kg.C"
' KONDUKTIVITAS PANAS
KM = .0000356 * CPM * (RHO ^ 4 / BM) ^ .33 * 3.62
PRINT " KONDUKTIVITAS RERATA
="; KM; "KJ/m.J.K"
' BILANGAN PRANDTL

PR = CPM * MIU / KM
PRINT " BILANGAN PRANDTL
NB = 4
' KOEFISIEN TRANSFER PANAS KONVEKSI DI SHELL
H = .09 * NRe ^ .65 * PR ^ .33 * (DP / D) ^ .33 * (2 / NB) ^ .2
HO = H * KM / OD / 3.63
PRINT " HO
' KOEFISIEN KONVEKSI DI TUBE
H = 4200 * (1.35 + .002 * 45) * VS ^ .8 / (1000 * ID) ^ .2
HIO = H * ID / OD
PRINT " HIO
' OVERALL HEAT TRANSFER KOEFISIEN
UO = HO * HIO / (HO + HIO)
Rd = .0002
UD = 1 / ((1 / UO) + Rd)
PRINT " OVERALL KOEFISIEN (UD)
TR = 493
TLMTD = ((TR - TWI) - (TR - TWO))
TLMTD = TLMTD / (LOG((TR - TWI) / (TR - TWO)) * 2.303)
PRINT " LOGMEAN TEMP.DIFF
' LUAS TRANSFER DIPERLUKAN TIAP SET
AD = DELHT / 3.6 / SET / UD / TLMTD
PRINT " LUAS TRANSFER DIPERLUKAN
LAM = 3.14159 * OD
LC = AD / LAM
PRINT " PANJANG KOIL/SET
' TINGGI CAIRAN DAN KOIL DI SHELL
VL = VRE
VTS = VL + (3.14159 * OD ^ 2 * LC * SET) / 4
HCS = VTS * 4 / (3.14159 * D ^ 2)
AB = 2 * OD
PRINT " JUMLAH LAPISAN/SET
' DIAMETER KOIL TERBESAR DIAMBIL 0.8D
BC = .8 * D: PL = 0
FOR I = 1 TO K
BC(I) = BC
PL(I) = 3.14159 / 2 * ((AB ^ 2 + BC(I) ^ 2) ^ .5 + BC(I))
PL = PL + PL(I)
BC = BC(I) - 2 * OD
JK = LC / PL
PRINT " LAPISAN KE
PRINT " DIAMETER PENGADUK
PRINT " DIAMETER LAPISAN KOIL
PRINT " PANJANG TIAP LAPISAN/SET
NEXT I
PRINT " JUMLAH KOIL/SET/LAPISAN
TSK = JK * OD + (JK - 1) * AB
PRINT " TINGGI SET KOIL
TKOIL = TSK * SET + (SET - 1) * OD
PRINT " TINGGI KOIL
PRINT " TINGGI CAIRAN

="; PR

="; HO; "W/m2.K"

="; HIO; "W/m2.K"

="; UD; "W/m2.K"

="; TLMTD; "K"

="; AD; "m2"
="; LC; "m"

="; K; "LAP"

="; I
="; DP; "m"
="; BC(I); "m"
="; JK * PL(I); "m"
="; JK
="; TSK; "m"
="; TKOIL; "m"
="; HCS; "m"

PRINT : PRINT
PRINT " JADI KOIL TERCELUP CAIRAN"
PRINT " STOP"
DO
LOOP WHILE INKEY$ = ""
' PERHITUNGAN PRESSURE DROP/SET
DELPI = 0
FOR I = 1 TO K
REN(I) = 998 * VS * ID / .0006 * (1 + 12 * (ID / BC(I)) ^ .5)
FR(I) = .08 * REN(I) ^ -.25 + .01 * (ID / BC(I)) ^ .5
DELP(I) = JK * (8 * FR(I) * (PL(I) / ID) + 2.5) * RHO * VS ^ 2 / 2
DELPI = DELPI + DELP(I)
NEXT I
DELP = DELPI / 110130! * 14.7
PRINT : PRINT
PRINT " PRESSURE DROP/SET KOIL ="; DELP; "Psi"
PRINT " PRESSURE DROP CUKUP RENDAH DAN BISA DIGUNAKAN"
END
UAPCAIR:
UAP = 0: CAIR = 0
FOR I = 1 TO N
LP = AT(I) - BT(I) / (CT(I) + T)
PS = EXP(LP) / 760
K = PS / P
CAIR(I) = MOL(I) / (R * K + 1)
CAIR(6) = MOL(6)
UAP(I) = MOL(I) - CAIR(I)
UAP = UAP + UAP(I)
CAIR = CAIR + CAIR(I)
NEXT I
RAT = UAP / CAIR
RETURN
UAPCAIR2:
UAP = 0: CAIR = 0
FOR I = 1 TO N
LP = AT(I) - BT(I) / (CT(I) + T)
PS = EXP(LP) / 760
K = PS / P
CAIR(I) = F(I) / (R * K + 1)
CAIR(6) = F(6)
UAP(I) = F(I) - CAIR(I)
UAP = UAP + UAP(I)
CAIR = CAIR + CAIR(I)
NEXT I
RAT = UAP / CAIR
RETURN
SERAMBI:
' GAS FLOWRATE (MASUK REAKTOR)
VG = MOL2 * .08206 * T / P
' DIAMETER REAKTOR YANG DIGUNAKAN (DIAMBIL L/D=1)
' OVERDESIGN 15%

VRE = 1.15 * VR
D = (4 * VRE / 1 / 3.14159) ^ .333
L=1*D
LREAK = L + D
AT = 3.14159 * D ^ 2 / 4
USG = VG / 3600 / AT
' VISKOSITAS GAS (PERRY, 1984)
TC = .21 * 154.6 + .79 * 126.2
PC = .21 * 50.5 + 33.9 * .79
TR = T / TC: PR = P / PC
EPS = TC ^ (1 / 6) * 29 ^ -.5 * PC ^ (2 / 3)
VIS = 4.61 * TR ^ .618 - 2.04 * EXP(-.449 * TR) + 1.94 * EXP(-4.058 * TR + .1)
MIUG = VIS / EPS * .01 * 3.6
' KOREKSI VISKOSITAS TERHADAP TERKANAN
' FROM EQ 3.91 PERRY, 1984 DIPEROLEH (BERDASAR TR DAN PR):
AA = .0019824 / TR * EXP(5.2683 * TR ^ -.5767)
BB = AA * (1.6552 * TR - 1.276)
CC = .1319 / TR * EXP(7.7035 * TR ^ -79.8678)
DD = 2.9496 / TR * EXP(2.919 * TR ^ -16.6169)
DOL = AA * PR ^ 1.5 / (BB * PR + (1 + CC * PR ^ DD) ^ -1)
MIUG = (1 + DOL) * MIUG
' PUTARAN MINIMUM PENGADUK (FROMENT, 1990)
DP = .33 * D
G = 9.81
NMIN = (MASSA2 / RHOG * G * (D / DP) ^ 3.3 / 3600 / 16 / DP ^ 4) ^ .33
' DIAMETER GELEMBUNG GAS (PERRY, 1984)
DB = .63 * (THO * 1000 / 72) ^ .6 * (1000 / RHO) ^ .2 / 100
' TINGGI CAIRAN DALAM REAKTOR
' TEKANAN TINGGI DIGUNAKAN ELIPTICAL DISHED HEAD
VH = .000076 * (D * 100 / 2.54) ^ 3 * .02832
VCSHELL = VR - VH
HL = VCSHELL / AT
' DIAMBIL TINGGI PENGADUK 0.5 TINGGI CAIRAN DI SHELL
HP = .5 * HL
' PUTARAN KARAKTERISTIK (FROMENT,1990)
NSTAR = 2 * (THO * G / RHO) ^ .25 * (D / DP ^ 2) * ((HL - HS) / D) ^ .5
' PUTARAN PENGADUK DIPAKAI (MINIMAL 2.5X PUTARAN KARAKTERISTIK)
NP = 1.05 * NMIN
' HOLD-UP GAS (VAN DIERENDONCK, 1970)
HOG = .31 * (USG / (THO * G / RHO) ^ .25) ^ .667 + .45 * (NP - NSTAR) * DP ^ 2/D/(G*D)^.5
' INTERFACIAL AREA (FROMENT, 1990)
AV = 6 * HOG / DB
AVL = AV / (1 - HOG)
' KOEFISIEN TRANSFER MASSA FASA CAIR (PERRY,1984)
IF DB < .5 / 1000 THEN GOSUB BUNGKER1
IF DB > 2.5 / 1000 THEN GOSUB BUNGKER2
IF DB < 2.5 / 1000 AND DB > .5 / 1000 THEN
GOSUB BUNGKER1: SH1 = SH
GOSUB BUNGKER2: SH2 = SH
SH = SH2 - (.0025 - DB) / .002 * (SH2 - SH1)
END IF

' KOEFISIEN TRANSFER MASSA (m/det)

KL = SH * DAB / DB
' KOEFISIEN TRANSFER MASSA VOLUMETRIS, KLA, 1/det
KLA = KL * AVL
' TEBAL LAPISAN FILM CAIR
LAP = DAB / KLA
' TRIAL TOTAL GAS KELUAR
MOL4 = MOL40
MULAK:
GOSUB GASCAIR
' TEKANAN TOTAL GAS KELUAR
PT = MOL4 / MOL2 * P
' TRIAL TEKANAN OKSIGEN FASA GAS
PA = .15 * PT
CAH:
' PENENTUAN KONSTANTA HENRY
PTST = 6.95464 - 1344.8 / (219.482 + T - 273)
PTST = 10 ^ PTST / 760
KB = 46 * (PT - PTST) / 82.057 / T
LH = LOG(PT) + 2.229535 - KB
H = EXP(LH)
' PENENTUAN KONDISI JENUH OKSIGEN FASA CAIR
CAS = PA / H
' PENENTUAN KONSENTRASI OKSIGEN DALAM CAIRAN
KR = 1.108568E+13 * EXP(-15179.85 / T)
CB0 = MOL1(1) / FV
CA0 = MOL1(7) / FV
CBN = CB0 * (1 - XB)
CA = KLA * CAS / (KLA + KR * CBN)
MOL3(7) = CA * FV
MOL4(7) = MOL2(7) + MOL1(7) - 1.5 * MOL1(1) * XB - MOL3(7)
MOL4(8) = MOL2(8)
' KONDISI JENUH FASA GAS
GAS = GAS + MOL4(7) + MOL4(8)
FOR I = 1 TO 5
YS(I) = V(I) / GAS
NEXT I
' DIFUSIVITAS CAIRAN DALAM GAS (COULSON, 1989)
CARBON = 16.5: HIDRO = 1.98: OKSI = 5.48: RING = -20: NITRO = 5.69
DV(1) = 7 * CARBON + 8 * HIDRO + RING
DV(2) = 8 * CARBON + 10 * HIDRO + RING
DV(3) = 2 * CARBON + 4 * HIDRO + 2 * OKSI
DV(4) = 7 * CARBON + 6 * HIDRO + 2 * OKSI + RING
DV(5) = 2 * HIDRO + OKSI
DV(7) = 2 * OKSI
DV(8) = 2 * NITRO
MOLK = 0
FOR I = 1 TO 5
DVB = MOL4(8) / MOL4 * DV(8) + MOL4(7) / MOL4 * DVA
BMB = 29
DG = 1.013E-07 * T ^ 1.75 * (1 / BM(I) + 1 / BMB) ^ .5 / (P * (DV(I) ^ .333 + DVB^.333)^2)

WAKTUL = HOG / VG * 3600

' KOEFISIEN M.T. FASA GAS VOLUMETRIS (KYA) (1/det)
KYA = DG / LAP
Y(I) = YS(I)
MOL4(I) = Y(I) * MOL4
MOLK = MOLK + MOL4(I)
NEXT I
MOL4(5) = MOL2(5) + MOL4(5)
MOL4H = MOLK + MOL4(7) + MOL4(8)
PAH = MOL4(7) / MOL4H * PT
IF ABS(PAH - PA) < .1 THEN GOTO KUNYUK
PA = PAH
GOTO CAH
KUNYUK:
IF ABS(MOL4 - MOL4H) < 1 THEN GOTO MUNYUK
MOL4 = MOL4H
GOTO MULAK
MUNYUK:
FOR I = 1 TO N
MASSA4(I) = MOL4(I) * BM(I)
NEXT I
MOL3(1) = MOL1(1) * (1 - XB) - MOL4(1)
MOL3(2) = MOL1(2) - MOL4(2)
MOL3(3) = MOL1(3) - MOL4(3)
MOL3(4) = MOL1(4) + XB * MOL1(1) - MOL4(4)
MOL3(5) = (MOL1(5) + MOL2(5)) + XB * MOL1(1) - MOL4(5)
MOL3(6) = MOL1(6)
MASSA3 = 0
FOR I = 1 TO N
MASSA3 = MASSA3 + MOL3(I) * BM(I)
NEXT I
FVOUT = MASSA3 / RHO
' PERHITUNGAN VOLUME REAKTOR
' DITEMPATI CAIRAN
TIME = (CB0 - CBN) / (KR * CA * CBN)
VC = TIME / 3600 * FV
' DITEMPATI CAIRAN DAN GAS
VRHIT = VC / (1 - HOG)
RETURN
BUNGKER1:
SH = 2 + .31 * (DB * 3 * G * (RHO - RHOG) / DAB / RHO) ^ .333
RETURN
BUNGKER2:
SH = .42 * (DB * 3 * G * (RHO - RHOG) / DAB / RHO) ^ .33 * (MIU / 3600 / RHO / DAB) ^ .1666
RETURN
GASCAIR:
V = (MOL1 + MOL2) / 30
MUL:
GAS = 0
FOR I = 1 TO 5
PI = AT(I) - BT(I) / (CT(I) + T)

PI = EXP(PI) / 760
K = PI / P
FEEDI = (MOL1(I) + MOL2(I))
FEED = MOL1 + MOL2
CA = FEEDI / (V * K / (FEED - V) + 1)
V(I) = FEEDI - CA
GAS = GAS + V(I)
NEXT I
IF ABS(GAS - V) < .5 THEN GOTO LANJ
V = GAS
GOTO MUL
LANJ:
RETURN
BUBBLE:
Y=0
FOR I = 1 TO N
PI = AT(I) - BT(I) / (CT(I) + T)
PI = EXP(PI) / 760
K(I) = PI / PAK
Y = Y + K(I) * X(I)
NEXT I
RETURN
LATEN:
' PANAS PADA TOP PRODUCT =
' PANAS PENGUAPAN DIHITUNG PADA SUHU NORMAL BOILING POINT
' DITAMBAH PANAS SENSIBLE DARI NORMAL BOILING POINT KE SUHU SISTEM
' KOEFISIEN M.T. FASA GAS VOLUMETRIS (KYA) (1/det)
HL = 0: HT = 0
TREFF = 298.16
FOR I = 1 TO N
HL(I) = CP(I) * (TNB(I) - TREFF)
HL = HL + HL(I) * Y(I)
NEXT I
' PANAS PENGUAPAN DIGUNAKAN PADA NORMAL BOILING POINTNYA
FOR I = 1 TO N
HV(I) = HVNB(I)
TE = TNB(I)
HL(I) = (CPA(I) * (T - TE) + CPB(I) / 2 * (T ^ 2 - TE ^ 2) + CPC(I) / 3 * (T ^
HL(I) = HL(I) + CPD(I) / 4 * (T ^ 4 - TE ^ 4)
HL = HL + HL(I) * Y(I)
HT = HT + HV(I) * Y(I)
NEXT I
HV = HT + HL
RETURN
ENTHALPI:
HL = 0: TREFF = 298.16
FOR I = 1 TO N
HS = X(I) * CP(I) * (T - TREFF)
HL = HL + HS
NEXT I
RETURN

<><><><><><><><><><<><><<><><><><><><><><><><>
<>
REAKTOR
<>
<>
PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT <>
<>
DARI TOLUEN DAN UDARA
<>
<>
kapasitas : 100.000 ton/thn
<>
<>
Oleh : Ismanto dan Joko NF
<>
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
JUMLAH REAKTOR
SUHU DALAM REAKTOR
TEKANAN OPERASI
KONVERSI TOLUEN
KADAR KATALIS
1. TOLUEN
5. AIR

= 3 PARAREL
= 498 K
= 25 atm
= .95
= 0.05 %

2. O-XYLEN 3. ASAM ASERTAT 4. ASAM BENZOAT

6. Co Ac
7. OKSIGEN
8. NITROGEN
SIFAT-SIFAT FISIS

DENSITAS RERATA CAIRAN

VISKOSITAS CAIRAN
BM RERATA CAIRAN
DIFUSIFITAS O2 DI FASA CAIR
FLOWRATE UMPAN REAKTOR

= 755.756 Kg/m3
= .5902073 Kg/m.jam
= 38.72908
= 1.999401E-08 m2/dtk
= 14.90731 m3/jam

NERACA MASSA REAKTOR SETIAP REAKTOR

----------------------------------------------------------------------------------| SENY| MSK GAS | MSK CAIR | KLUAR GAS | KLUAR CAIR |
----------------------------------------------------------------------------------| 1 |
0.00
| 3412.69 |
0.42
| 170.21
|
| 2 |
0.00
|
262.02 |
0.02
| 262.00
|
| 3 |
0.00
| 2151.09 |
0.28
| 2150.81
|
| 4 |
0.00
| 1776.89 |
0.01
| 6076.14
|
| 5 | 108.89
| 3610.19 |
109.93
| 4243.47
|
| 6 |
0.00
|
25.73 |
0.00
|
25.73
|
| 7 | 2537.26 |
1.94
|
845.12
|
2.57
|
| 8 | 8351.83 |
0.00 | 8351.83
|
0.00
|
---------------------------------------------------------------------------------TOTAL CAIRAN MASUK
TOTAL GAS MASUK
TOTAL GAS KELUAR
TOTAL CAIRAN KELUAR
TOTAL MASUK
TOTAL KELUAR
V REAKTOR TERHITUNG

= 11266.29 Kg/jam
= 10997.98 Kg/jam
= 9307.604 Kg/jam
= 12956.66 Kg/jam
= 22264.27 Kg/jam
= 22264.27 Kg/jam
= 25.71714 m3

DIPEROLEH HASIL PERHITUNGAN:

DIAMETER REAKTOR TERHITUNG
TINGGI SHELL TERHITUNG

= 3.351059 m
= 6.702118 m

TINGGI LEVEL CAIRAN DI REAKTOR

TINGGI DISANGEGAMENT SPACE
DIAMETER PENGADUK
PUTARAN PENGADUK MINIMUM
PUTARAN KARAKTERISTIK
PUTARAN PENGADUK DIPAKAI
KECEPATAN ALIR GAS
WAKTU TINGGAL GAS
FLOODING VELOCITY

= 3.351059 m
= 3.351059 m (MINIMAL=DIAMETER)
= 1.10585 m
= 1.394833 put/det
= .6148022 put/det
= 1.464575 put/det
= 87.8745 rpm
= 1.97498E-02 m/s
= .6370807 detik
= .2285034 m/s

KECEPATAN DI BAWAH FLOODING VELOCITY (ACCEPTABLE)

DIAMETER GELEMBUNG GAS
GAS HOLD UP
KLA
KR

= 3.490554E-03
= 3.490554 mm
= 11.09717 % ACCEPTABLE
= MAX 15 % (PERRY, 1984)
= .1248723 1/det
= .640856 1/mol/det

MECHANICAL DESIGN VESSEL

TEKANAN DESIGN
SUHU DESIGN
TEBAL SHELL TERHITUNG
TEBAL SHELL DIPAKAI
TEBAL HEAD TERHITUNG
TEBAL HEAD DIPAKAI

= 2.714709 N/mm2
= 525.7778 K
= 1.600958 inch
= 1.75 inch
= 1.587036 inch
= 1.75 inch

UKURAN SPARGER UDARA

DIAMETER ORIFICE
DEBIT KARAKTERISTIK GAS
DIAMETER SPARGER
LUAS PLATE/LUBANG
LUAS PLATE TOTAL
JUMLAH HOLE
PITCH
KEC UDARA SETIAP HOLE

= 2.093578E-03 m
= 2.093578 mm
= 1.274225E-06 m3/s
= 2.680847 m
= 2.834269E-05 m2
= 5.644607 m2
= 199155.7 hole
= 6.280735E-03 m
= 8.746317E-07 m2/s

DEBIT GAS MELALUI HOLE (DEBIT KARAKTERISTIK; CUKUP MMNHI SYARAT)

PRESSURE DROP HIDROSTATIS
TEKANAN UDARA MSK REAKTOR

= .1730291 atm
= 25.17303 atm

PRESSURE DROP DI ORIFICE SANGAT KECIL SEHINGGA DIABAIKAN

DESIGN PENGADUK
JENIS : FLATE BLADE TURBINE 6 SUDU (CCK UTK VISKOSITAS RENDAH)

DIAMETER
PANJANG BAFFLE
LEBAR BAFFLE
JUMLAH BAFFLE
DAYA TANPA GELEMBUNG GAS
DAYA DG PENGGELEMBUNGAN GAS

= 1.10585 m
= 3.351059 m
= .110585 m
= 4 buah
= 31.5925 hp
= 16.70924 hp

KRN DG GLBUNG GAS DAYA TURUN MK DPAKAI DAYA TANPA GLBUNG GAS
EFISIENSI DAYA
DAYA MOTOR PENGADUK DIPERLUKAN
DIPAKAI MOTOR BERDAYA 75 hp
REYNOLD NUMBER

= 70 %
= 45.13214 hp
= 8256260

NERACA PANAS DAN DESIGN ISOLASI

SUHU UDARA LUAR
-----------------------------------------------------------| TP | HC | Hr | Q/A | TIP | XSS
-----------------------------------------------------------| 311 | 1.319 | 6.230 | 45.3 | 497.87 | 0.6849
| 312 | 1.387 | 6.260 | 53.5 | 497.84 | 0.5763
| 313 | 1.450 | 6.291 | 61.9 | 497.82 | 0.4954
| 314 | 1.507 | 6.322 | 70.5 | 497.79 | 0.4330
| 315 | 1.561 | 6.353 | 79.1 | 497.77 | 0.3834
| 316 | 1.611 | 6.384 | 87.9 | 497.74 | 0.3431
| 317 | 1.657 | 6.415 | 96.9 | 497.71 | 0.3097
| 318 | 1.702 | 6.447 | 105.9 | 497.69 | 0.2816
| 319 | 1.744 | 6.478 | 115.1 | 497.66 | 0.2576
| 320 | 1.784 | 6.510 | 124.4 | 497.63 | 0.2370
| 321 | 1.823 | 6.542 | 133.8 | 497.60 | 0.2191
------------------------------------------------------------

= 305 K

SUHU PERMUKAAN SHELL

PANAS HILANG DI SHELL

= 317 K
= 14976.58 KJ/jam

---------------------------------------------------------| TP | HC | Hr | Q/A | TIP | XSS |

---------------------------------------------------------| 312 | 0.248 | 6.260 | 45.6 | 497.86 | 0.6772|
| 313 | 0.255 | 6.291 | 52.4 | 497.84 | 0.5859|
| 314 | 0.262 | 6.322 | 59.3 | 497.82 | 0.5150|
| 315 | 0.268 | 6.353 | 66.2 | 497.80 | 0.4583|
| 316 | 0.273 | 6.384 | 73.2 | 497.78 | 0.4121|
| 317 | 0.279 | 6.415 | 80.3 | 497.76 | 0.3736|
| 318 | 0.283 | 6.447 | 87.5 | 497.74 | 0.3410|
| 319 | 0.288 | 6.478 | 94.7 | 497.72 | 0.3132|
| 320 | 0.292 | 6.510 | 102.0 | 497.70 | 0.2891|
| 321 | 0.296 | 6.542 | 109.4 | 497.68 | 0.2681|
---------------------------------------------------------

|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

TEBAL ISOLASI HEAD DIAMBIL

TOTAL HEAD LOSS DI HEAD
TOTAL PANAS HILANG
PANAS UNTUK PENGUAPAN
PANAS DIBAWA CAIRAN KELUAR
PANAS DIBAWA GAS KELUAR
PANAS KELUAR TOTAL
SUHU UMPAN FRESH (MASUK MIXER)
SUHU RECYCLE 1 (MASUK MIXER)
SUHU RECYCLE 2 (MASUK MIXER)
SUHU UMPAN MASUK REAKTOR
SUHU GAS MASUK REAKTOR
PANAS DIBAWA UMPAN FRESH MKIXER
PNS HSL RX
PANAS DIAMBIL COIL
ENTHALPI UMPAN REAKTOR

= 30 cm
= 17413.88 KJ/jam
= 32390.46 KJ/jam
= 2616.645 KJ/jam
= 6546228 KJ/jam
= 1945850 KJ/jam
= 8524468 KJ/jam
= 303 K
= 354.9032 K
= 310 K
= 310.1001 K
= 442.95 K
= 129834.7 KJ/jam
= 2.052364E+07 KJ/jam
= 1.733407E+07 KJ/jam
= 3703503 KJ/jam

PERANCANGAN KOIL PENDINGIN

PENDINGIN DOWNTERM A TEKANAN 5 ATM
JUMLAH SET KOIL
=9
DIAMETER DALAM KOIL
= .05588 m
DIAMETER LUAR KOIL
= .0635 m
11 BWG
BEBAN PENDINGIN
= 1.733407E+07 KJ/jam
JUMLAH PENDINGIN
= 53165.47 Kg/jam
DIAMETER LUAR COIL
= .0635 m
DIAMETER DALAM COIL
= .05588 m
KECEPATAN ALIR
= .9123908 m/s
MASUK RANGE SYARAT ALIRAN CAIRAN DLM COIL (1-2) m/s
KAPASITAS PANAS CAMPURAN
KONDUKTIVITAS RERATA
BILANGAN PRANDTL
HO
HIO
OVERALL KOEFISIEN (UD)
LOGMEAN TEMP.DIFF
LUAS TRANSFER DIPERLUKAN
PANJANG KOIL/SET
JUMLAH LAPISAN/SET

= 2.526201 KJ/Kg.C
= .6138159 KJ/m.J.K
= 2.429039
= 5754.411 W/m2.K
= 2212.014 W/m2.K
= 1210.864 W/m2.K
= 26.77716 K
= 16.50044 m2
= 82.71271 m
= 5 LAP

LAPISAN KE
DIAMETER PENGADUK
DIAMETER LAPISAN KOIL
PANJANG TIAP LAPISAN/SET

=1
= 1.10585 m
= 3.160847 m
= 82.71271 m

LAPISAN KE
DIAMETER PENGADUK
DIAMETER LAPISAN KOIL

=2
= 1.10585 m
= 3.033847 m

PANJANG TIAP LAPISAN/SET

= 40.5092 m

LAPISAN KE
DIAMETER PENGADUK
DIAMETER LAPISAN KOIL
PANJANG TIAP LAPISAN/SET

=3
= 1.10585 m
= 2.906847 m
= 26.41777 m

LAPISAN KE
DIAMETER PENGADUK
DIAMETER LAPISAN KOIL
PANJANG TIAP LAPISAN/SET

=4
= 1.10585 m
= 2.779847 m
= 19.35324 m

LAPISAN KE
DIAMETER PENGADUK
DIAMETER LAPISAN KOIL
PANJANG TIAP LAPISAN/SET

=5
= 1.10585 m
= 2.652847 m
= 15.09847 m

JUMLAH KOIL/SET/LAPISAN
TINGGI SET KOIL
TINGGI KOIL
TINGGI CAIRAN

= 1.810601
= .2179194 m
= 2.469275 m
= 2.611618 m

JADI KOIL TERCELUP CAIRAN

PRESSURE DROP/SET KOIL

= 3.464062 Psi

PRESSURE DROP CUKUP RENDAH DAN BISA DIGUNAKAN