Anda di halaman 1dari 9

DIY, provinsi tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur Memiliki status istimewa /otonomi khusus, warisan dari

i zaman sebelum

kemerdekaan Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman, sebagai cikal bakal DIY, memiliki status sebagai Kerajaan vasal/Negara bagian/Dependent state(VOC), Hindia Perancis (Republik Bataav Belanda-Perancis), India Timur/EIC(Kerajaan Inggris), Hindia Belanda (Kerajaan Nederland), Tentara Angkatan Darat XVI Jepang(Kekaisaran Jepang), Belanda(Zelfbestuurende Lanschappen),Jepang (Koti/Kooti) Membawa konsekuensi hukum dan politik berupa kewenangan untuk mengatur dan mengurus wilayah sendiri di bawah pengawasan pemerintah penjajahan Diakui dan diberi payung hukum oleh Soekarno sebagai sebuah daerah, bukan negara.

Memberikan sumbangsih yang besar dalam mempertahankan, mengisi, dan

menjaga keutuhan NKRI Maklumat Sri Paduka Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII 5 September 1945, yang dikukuhkan dengan Piagam Kedudukan Presiden RI 6 September 1945, Sri Paduka Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menetapkan wilayah, penduduk, dan pemerintahannya menjadi bagian dari wilayah, penduduk, dan pemerintahan NKRI sebagai Daerah Istimewa Pasal 18B ayat (1) UUD45 Pengaturan Keistimewaan Provinsi Yogyakarta,UU Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan DI Yogyakarta, diubah UU Nomor 9 Tahun 1955

Keistimewaan, kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan

sejarah dan hak asal-usul menurut UUD45 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. Kewenangan Istimewa, wewenang tambahan tertentu yang dimiliki Provinsi DIY selain wewenang Pemerintahan Daerah. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Badan Hukum Kebudayaan dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono Kadipaten Pakualam, dipimpin Adipati Paku Alam Parardhya Keistimewaan Yogyakarta, lembaga yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam sebagai satu-kesatuan yang mempunyai fungsi sebagai simbol, pelindung dan penjaga budaya, serta pengayom dan pemersatu Masyarakat DI Yogyakarta.

Otonomi khusus Yogyakarta berdasarkan historis yaitu kerajaan,

sedangkan Pilkada seharusnya sesuai ketentuan UU 32 tahun 2004 Masyarakat Yogyakarta menghendaki Yogyakarta tetap menjadi daerah istimewa dan Sultan Hamengkubuwono XAdipati Pakualaman sebagai raja sekaligus gubernur Presiden RI menolak adanya sistem monarkhi di Indonesia yang bersistemkan demokrasi, tapi tetap mendukung Sri Sultan sebagai gubernur Yogyakarta

Sri Sultan Hamengkubuwono X menerima apapun keputusan dari

rakyat, bukan masalah diadakan pemilihan lagi atau tidak, karena tak mengharapkan polemik Pemerintahdalam RUUK DIY, Sultan-Paku Alam tetap memegang posisi posisi orang tertinggi yang memiliki kewenangan khusus sesuai keistimewaan Yogyakarta Rapat internal Kemdagri, akan diadakan pemilihan gubernur, dan ada kemunkinan Sultan dapat mencalonkan diri MK tidak dapat memutuskan sebelum menjadi UU DPR diharapkan mampu menampung aspirasi rakkyat

Keistimewaan Yogyakarta harus dapat dipertahankan

Indonesia adalah negara demokrasi, oleh karenanya sudah seharusnya

pemerintah mendengarkan seruan rakyat Bertindak cepat dan tepat akan mempercepat penyelesaian masalah dan memngurangi polemik serta menjaga keutuhan RI

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai