Anda di halaman 1dari 4

Saya Cinta Sedari Kecil

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Sebuah kalimat slogan yang juga merupakan arti dari sebuah hadist tentang kebersihan. Kita sering mendengar slogan seperti itu. Tapi terkadang hanya dilihat lalulalang saja. Padahal himbauan tersebut sangat penting perannya untuk kehidupan makhluk hidup di bumi. Kenapa? Kebersihan yang dimaksud di slogan tersebut adalah kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Kebersihan diri secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja kita sehari-hari. Dengan badan kita bersih maka badan kita akan sehat dan badan yang sehat akan lebih nyaman digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Begitu juga dengan lingkungan, kebersihan lingkungan jauh lebih berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Lingkungan yang kotor atau tidak terawat dapat meyebabkan bencana yang membahayakan kehidupan makhluk hidup, seperti banjir, wabah penyakit, longsor, pemanasan global, dll. Bencana tersebut dapat dicegah dengan melakukan kegiatankegiatan yang mendukung kelestarian lingkungan. Menjaga kelestarian lingkungan dapat dimulai dari lingkungan sekitar, dari daerah yang kita tinggali, dari kelompok dan orang terdekat, dan dari diri kita sendiri. Desa Tasikhargo adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Jatisrono. Desa Tasik hargo adalah desa yang dipilih sebagai tempat KKN-PPM UGM oleh tim JTG-21. Desa ini terdiri dari 6 dusun yang terpisahkan oleh sungai menjadi dua bagian. Dua dusun di sebelah timur sungai dan empat dusun di sebelah barat sungai. Desa Tasikhargo adalah desa yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Hasil pertanian yang dihasilkan di daerah ini antara lain : padi, singkong, kedelai, kacang hijau, jagung, cabai, dll. Sedangkan hasil kehutanannya yang paling dominan adalah pohon jati. Kesemua sumber daya tersebut dapat tumbuh dengan baik apabila cuaca mendukung. Namun terkadang tanah di desa Tasikhargo sangat kering, air yang dihasilkan oleh sumber-sumber air juga terbatas, sehingga tidak mencukupi kehidupan dan pertumbuhan tanaman yang ada. Akibatnya pertumbuhan dari tanaman tersebut terhambat dan berdampak pada hasil panen para petani menurun. Keindahan desa Tasikhargo juga tak luput dari banyaknya jenis tanaman yang rindang lainnya yang memberikan dampak pada desa Tasikhargo menjadi semakin sejuk dan nyaman untuk

dihuni. Begitu juga dengan kejernihan sumber mata air yang ada di desa ini yang menambah pemandangan desa Tasikhargo menjadi semakin indah. Keindahan tersebut akan semakin terjaga apabila semua warga masyarakat desa Tasikhargo selalu menjaga lingkungan desa Tasikhargo dengan seksama. Upaya penjagaan kelestarian lingkungan seharusnya dilakukan oleh semua warga Tasikhargo dan berlaku untuk semua tempat di desa Tasikhargo. Namun pada kenyataannya, saat mendatangi desa Tasikhargo ini sampah-sampah bertebaran di berbagai tempat. Beberapa orang juga tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. Sebagai contoh, beberapa Warga Tasikhargo membuang sampah rumah tangga mereka di sungai atau di pekarangan rumah, beberapa siswa membuangan sampah sisa makanan di halaman atau jalan. Kondisi ini sangat memprihatinkan sebab lingkungan menjadi kotor dan tidak indah. Berangkat dari masalah tersebut, program tentang kelestarian lingkungan digalakkan dalam program KKN-PPM JTG-21. Pada awalnya tim KKN-PPM UGM menawarkan pembuatan tong sampah dan tempat pembuangan sampah terpadu. Namun, ide tersebut tidak disetujui oleh beberapa pemerintah desa Tasikhargo. Menurut mereka, sampah yang dibuang di pekarangan rumah dan kemudian dibakar, telah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat Tasikhargo. Kegiatan tersebut dirasa tidak mengganggu kesetimbangan lingkungan desa mereka. Bagi mereka, daerah mereka adalah daerah yang masih sangat alami tidak seperti Jakarta atau kota besar lain yang sudah tercemar sehingga akan banjir ketika warganya membuang sampah sembarangan atau tidak begitu berpengaruh terhadap kondisi udara di desa apabila mereka membakar sampah. Alasan lain yang mereka utarakan adalah karena di desa mereka tidak ada petugas khusus yang mau mengangkuti sampah-sampah baik yang organik maupun yang anorganik. Kami dari tim KKN-PPM cukup tercengang mendengar penuturan mereka, akan tetapi bagian tidak adanya orang yang mau mengurus sampah tersebut benar juga. Lagipula daerah mereka cukup luas, sehingga siapa yang akan bertanggung jawab atas semua kebersihan, siapa yang mau mengerjakan dan mengecek kebersihan seluruh desa? Kalaupun ada yang mau, adakah biaya yang perlu disediakan untuk mengupahi mereka? Kami tidak berhenti sampai disitu. Penolakan program pembuatan pembuangan sampah terpadu tidak menyurutkan semangat Kami untuk tetap menegakkan prinsip

cinta lingkungan di desa ini. Beberapa ide didiskusikan, direnungkan, ditimbang baik buruknya, akhirnya kami memutuskan untuk membuat program yang menanamkan sikap cinta lingkungan dengan sasaran anak-anak usia sekolah. Mengapa demikian? Karena Kami berharap penanaman pikiran untuk selalu mencintai lingkungan sudah terterapkan sedari dini. Sehingga anak-anak di desa Tasikhargo pada umumnya telah memahami dengan baik bahaya yang dapat terjadi apabila mereka membuang sampah dan membakar sampah dengan sembarangan, mencintai dan menghargai lingkungan mereka sedari kecil. Harapan yang lainnya adalah agar setelah mereka besar nanti, mereka mempunyai pemikiran untuk mencintai lingkungan terus-menerus sehingga dapat disalurkan kepada anak dan cucu mereka. Pada akhirnya, desa Tasikhargo dapat menjadi desa yang asri, bersih, nyaman, dan indah. Kegiatan yang Kami lakukan untuk mencapai hal tersebut yaitu pemberian materi tentang kebersihan dan lingkungan melalui tanya-jawab, media film kartun lucu, video pendidikan, pembuatan mading dengan barang bekas, pelatihan daur ulang kertas, lomba menggambar, dan lomba mewarnai bertemakan cinta lingkungan. Kegiatankegiatan tersebut merupakan beberapa alternatif pembelajaran untuk anak-anak agar mencintai lingkungannya, menjaga kebersihan, dan menjaga kelestarian alam. Program pemutaran video tentang kebersihan dan cinta lingkungan dijalankan di SDN Kutolawas. Program ini dijalankan pada tanggal 31 Juli 2013 pukul 15.30 bertempat di SDN Kutolawas. Kegiatan ini dibarengi dengan acara buka bersama guru dan siswa SDN Kutolawas dan dihadiri oleh kurang lebih 80 orang yang terdiri atas siswa kelas 3-6, guru, dan tim KKN-PPM UGM. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan tertib. Video yang diputar menceritakan tentang anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta kewajiban untuk mencintai lingkungan. Pemutaran video ini diharapkan lebih menarik dan mudah disampaikan dan dipahami. Sebagian dari mereka juga antusias dan aktif menanggapi video yang ditayangkan. Dengan begitu acara pembinaan ini menjadi sangat komunikatif. Program lomba mewarnai dan menggambar juga dilaksanakan di SDN Kutolawas kelas 3 dan 4 SD pada tanggal 31 Juli pukul 16.30 setelah pembelajaran cinta lingkungan. Lomba menggambar dan lomba mewarnai sama-sama diikuti oleh 15 siswa. Lomba ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam anak-anak menyerap

dan memahami video yang telah mereka tonton. Anak-anak sangat antusias mengikuti kedua lomba tersebut. Gambar-gambar yang mereka hasilkan juga bagus dan mencerminkan bahwa materi yang disampaikan melalui video telah dipahami anak-anak dengan baik. Sebagai bentuk apresiasi tim KKN-PPM UGM memberikan hadiah untuk 2 gambar dan 2 pewarna terbaik. Selanjutnya program pelatihan daur ulang kertas. Program ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak agar memahami proses daur ulang kertas. Proses daur ulang ini sangat simple, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. Hanya saja jika tidak disertai dengan rasa kesabaran, proses daur ulang kertas yang masih sangat manual ini menjadi sulit untuk dikerjakan. Sasaran dari program ini adalah anak-anak di dusun Banaran. Sistem pelaksanaannya dilakukan melalui media outbond. Harapannya anak-anak akan lebih mudah dan tertarik untuk memahami setiap materi yang disampaikan. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 20 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok besar. Setiap kelompok mempunyai seorang pemandu, meliki sebuah nama kelompok, dan mengarang sebuah yel-yel. Tujuannya agar pembelajaran yang akan disampaikan menjadi terlihat lebih menarik. Untuk mencapai tujuan tersebut progam ini juga dilakukan di alam terbuka sehingga anak-anak dan pemateri lebih bebas mencari tempat yang sekiranya teduh dan menyenangkan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan disambut dengan antusias yang tinggi oleh anak-anak Tasikhargo. Harapannya keceriaan dan antusias anak-anak dapat membawa desa Tasikhargo menjadi desa yang lebih bersih, indah, nyaman, dan lestari. Aamiinn.

Anda mungkin juga menyukai