PENDAHULUAN
pembangunan dalam industri kimia, salah satunya adalah industri cat. Dimana
diperlukan pelarut yang ramah lingkungan atau rendahnya tingkat VOC. Salah
satu pelarut yang memiliki tingkat VOC rendah yaitu metil asetat.
Nama lain metil asetat adalah methyl etanoat atau acetic acid methyl ester.
Metil asetat banyak digunakan dalam industri cat cepat kering, lak, resin,
thinner, parfum dan penghapus cat kuku. Metil asetat memiliki bau yang
Depleting Subtances) serta memiliki tingkat viskositas lebih kecil dari aseton
tetapi lebih tinggi dari etil asetat. Dengan demikian metil asetat merupakan
kebutuhan impor dunia (oec.world). Maka perlu didirikan pabrik metil asetat
yang dapat diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam negri dan mengurangi
Kegunaan metil asetat adalah sebagai pelarut dalam cat cepat kering, lak,
resin, thinner, parfum dan penghapus cat kuku. Berikut adalah daftar pabrik
ditentukan dari besarnya nilai impor yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS). Berikut adalah data impor metil asetat pada 5 tahun terakhir:
Tabel 1.2 Impor Metil Asetat di Indonesia 2014-2018
gambar berikut:
35000
30000
25000
Impor (Ton)
20000
15000
10000 y = 3178,9x + 12640
R² = 0,923
5000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
per m2, jarak bahan baku dan pasar per km, intensitas terjadinya bencana
alam, serta jumlah sumber daya manusia siap kerja. Berdasarkan beberapa
faktor tersebut maka dipilih lokasi pabrik metil asetat di Kawasan Industri
Bahan baku utama yaitu Metanol diperoleh dari PT. Kaltim Methanol
diperoleh dari PT. Indo Acidatama Tbk, Jawa Tengah yang berkapasitas 36.600
ton/tahun. Asam sulfat diperoleh dari PT. Indonesian Acids Industri, Jakarta
Timur yang berkapasitas 82.500 ton/tahun dan natrium hidroksida (NaOH) dari
dengan prioritas utama pemasaran metil asetat sebagai bahan pelarut pada
cat serta bisa memenuhi kebutuhan industri lainnya seperti industri, lak,
c. Transportasi
memiliki akses yang memadai seperti pintu tol, dermaga dan jalan raya
luar negri.
d. Utilitas
e. Tenaga kerja
pengangguran 10,97% dari total usia siap kerja. Dengan jumlah angkatan