Anda di halaman 1dari 42

Kinetika dan Perancangan

Reaktor Homogen

Dosen : Dr. Herti Utami, S.T., M.T.


Kode Mata Kuliah/ SKS :
PTK 612306/KMA 333/ 3 SKS
Reaksi Bolak-Balik
(Reaktor Batch)
• Disebut reaksi bolak-balik, jika zat hasil dapat
bereaksi lagi membentuk zat pereaksi.
• Jika reaksi bolak-balik dibiarkan dijalankan
dalam waktu yang lama, akan tercapai
keadaan seimbang, yaitu suatu keadaan yang
stabil.
• Reaksi bolak-balik yang paling sederhana, jika
reaksi yang ke kanan maupun yang ke kiri
keduanya tingkat satu
Reaksi Bolak-Balik Tingkat Satu

k1 CR
K = KC = =
k2 CA
(Keseimbangan)
Jika mula-mula ke dalam reactor batch dimasukkan
zat pereaksi A dan zat hasil R dengan perbandingan
CR0
= M atau CR0 = MCA0 maka :
CA0
Mula-mula : CA0
CR0 = MCA0
Setelah bereaksi : CA = CA0 − CA0 xA
CA = CA0 1 − xA
CR = CR0 + CA0 xA
CR = MCA0 + CA0 xA
CR = CA0 M + xA
• Persamaan kecepatan reaksi :
CA0 M + xA
−rA = k1 CA0 1 − xA −
KC
dxA M + xA
CA0 = k1 CA0 1 − xA −
dt KC
xA t
dxA
න = න dt
0 k M + xA 0
1 1 − xA − KC
dxA
t = KC න
k1 K C − k1 K C x A − k1 M − k1 x A
dxA
t = KC න
k1 K C − k1 M − k1 K C + k1 x A
• Harga konstanta keseimbangan K C dapat
dihitung dari data termodinamika
−RT ln K C = −∆G
Dapat juga K C dihitung dari data percobaan.
CR
KC =
CA
Pada saat keseimbangan
M + xAe CA0
KC =
1 − xAe CA0
M + xAe
KC =
1 − xAe
dCA dCA0 1 − xA
−rA = − =−
dt dt
dxA
−rA = CA0
dt
dxA
CA0 = k1 CA − k 2 CR
dt
dxA k1
CA0 = k1 CA − CR
dt KC
dxA k1
CA0 = k1 CA0 1 − xA − CA0 M + xA
dt KC
dxA M + xA
CA0 = k1 CA0 1 − xA −
dt KC
dxA M + xA
= k 1 1 − xA −
dt KC
Substitusi nilai K C
dxA M + xA
= k 1 1 − xA − 1 − xAe
dt M + xAe
Selesaikan persamaan ini.
Setelah diintegrasikan, diperoleh persamaan
sebagai berikut :
xA CA − CAe M+1
−ln 1 − = − ln = k1 t
xAe CA0 − CAe M + xAe
• Jika persmaan tersebut dibuat grafik dapat
diplotkan:
xA CA −CAe
−ln 1 − atau − ln terhadap t
xAe CA0 −CAe
Diperoleh garis lurus dengan kemiringan/slope
M+1
k1 dan titik potong dengan sumbu pada
M+xAe
t=0
Reaksi Bolak-Balik Tingkat Dua
• Jika reaksi yang ke kanan maupun ke kiri tingkat dua dan tidak
terjadi perubahan jumlah molekul pada persamaan reaksinya.
• Seperti pada persamaan reaksi berikut.
• Dengan keadaan awal: CA0 = CB0 dan
CC0 = CD0 =0
dCA
−rA = − = k 1 CA CB − k 2 CC CD
dt
dCA CA0 dxA k 1 CC CD
−rA = − = = k 1 C A CB −
dt dt KC
dCA CA0 dxA CC C D
−rA = − = = k1 CA CB −
dt dt KC
2 2
CA0 dxA 2 2
C A0 Ax
= k1 CA0 1 − xA −
dt KC
CC CD
KC =
CA CB keseimbangan
CA0 2 xAe 2
KC =
CA0 2 1 − xAe 2

xAe 2
KC =
1 − xAe 2
Substitusi harga K C
2 2
dxA 2
x A 1 − xAe
= k1 CA0 1 − xA −
dt xAe 2
Setelah diintegrasikan dan disusun diperoleh persamaan :
xAe − 2xAe − 1 xA 1
ln = 2k1 − 1 CA0 t
xAe − xA xAe
Reaksi Otokatalitik
• Suatu reaksi disebut reaksi otokatalitik jika zat
hasil reaksi dapat berfungsi sebagai katalisator.
• Reaksi otokatalitik yang paling sederhana
A + R R + R
dCA
−rA = − = kCA CR
dt
Karena setiap mol A membentuk satu mol R, maka
jumlah mol dalam reaktor setiap saat selalu tetap.
Jadi CA0 + CR0 = C0 = CA + CR = tetap
• Maka,
• CR = C0 − CA
dCA
− = kCA CR
dt
dCA
− = kCA (C0 −CA )
dt
CA t
dCA
න = k න dt
CA0 CA (C0 −CA ) 0
Setelah diintegrasikan diperoleh persamaan :
CR
CA0 C0 − CA CR0
ln = ln = C0 kt = CA0 + CR0 kt
C A C0 − CA C A
CA0
CR0
• Jika perbandingan =M
CA0
CR0 = MCA0
C0 = CA0 + CR0
C0 = CA0 + MCA0
C0 = CA0 (1 + M)
C0 = (M + 1)CA0
dCA
− = kCA (C0 −CA )
dt
dCA
− = kCA ((M + 1)CA0 −CA )
dt
dxA
CA0 = kCA0 1 − xA [ M + 1 CA0 − CA0 (1 − xA )]
dt
• Setelah diintegrasikan dari CA0 ke CA atau dari
0 ke xA dan untuk t dari 0 sampai t, maka
diperoleh persamaan:
M + xA
ln = CA0 (M + 1)k1 t = (CA0 +CR0 )kt
M(1 − xA )
• Kecepatan reaksi akan mencapai maksimal
pada saat CA = CR

-rA

CA = CR
Reaksi Pararel pada Volume Tetap
• Suatu reaksi disebut reaksi pararel jika pada saat bersamaan dapat terjadi dua
macam reaksi dengan konstanta yang berbeda dan keduanya merupakan reaksi
yang sederhana.
• Reaksi pararel yang paling sederhana yaitu reaksi :
R
k1
A
k2 S
dCA
−rA = − = k1 CA + k 2 CA
dt

dCA
−rA = − = (k1 + k 2 )CA
dt
dCR
rR = = k1 CR
dt

dCS
rS = = k1 CS
dt
• Ditinjau dari zat pereaksi A, reaksi pararel ini
merupakan reaksi tingkat satu dengan
konstanta kecepatan reaksi = (k1 + k 2 )
• Jika diintegrasikan diperoleh:
CA
−ln = k1 + k 2 t
CA0
CA
Grafik (1) : −ln terhadap t merupakan garis
CA0
lurus
CA Tg α = (k1 + k 2 )
−ln
CA0

t
rR dCR k1
= =
rS dCS k 2
Setelah diintegrasikan, diperoleh
CR − CR0 k1
=
CS − CS0 k 2

Jika dibuat grafik CR terhadap CS , akan


k1
diperoleh garis lurus dengan kemiringan
k2
CR k1
Tg α =
k2

CR0

0
CS0 CS
• Dari grafik yang dibuat dari grafik (1) dapat
diketahui harga (k1 + k 2 ) dan dari grafik (2)
k1
dapat dibaca , selanjutnya harga k1 dan k 2
k2
dapat dihitung.
Reaksi Pararel Tidak Bolak-Balik
• Reaksi pararel yang paling sederhana yaitu reaksi :
k1 R

A
k2 S
dCR a
rR = = k1 CA1
dt

dCS a
rS = = k 2 CA2
dt
dCA a a
−rA = − = k1 CA1 + k 2 CA2
dt
rR dCR k1 a1 −a2
= = CA
rS dCS k 2
• Jika diinginkan supaya R sebagai hasil utama,
CR
maka besar, karena k1 , k 2 , a1 dan a2 sudah
CS
tertentu maka yang dapat diatur hanya
konsentrasi CA .
• Jika a1 > a2 maka a1 - a2 positif, maka supaya
CR
besar, maka CA harus dijaga tetap besar.
CS
• Jika a1 < a2 maka a1 - a2 negatif, maka supaya
CR
besar, maka CA harus dijaga tetap kecil.
CS
rR dCR k1
• Jika a1 - a2 maka = = = tetap, maka
rS dCS k2
CR
Jadi perbandingan tidak dipengaruhi oleh
CS
konsentrasi CA .
CR
• Dalam hal ini perbandingan hanya dapat
CS
diatur dengan memilih suhu reaksi yang tepat
yang akan memberikan harga k1 sebesar-
besarnya tetapi k 2 sekecil-kecilnya, sebab :
−E1
k1 = A1 e RT
−E2
k2 = A2 e RT
Reaksi Pararel dengan Dua Macam Zat
Pereaksi
• Zat pereaksi A dan B dapat bereaksi menjadi R
dan S menurut dua reaksi dengan konstanta k1
dan k 2

k1
dCR a1 b1
• A+B R rR = = k1 CA CB
dt
k2 dCS a2 b2
• A+B S rS = = k 2 CA CB
dt
rS dCS k 2 a2 −a1 b2 −b1
= = CA CB
rR dCR k1
• Jika diinginkan hasil R yang maksimal, maka
dCS k2 a2 −a1 b2 −b1
atau CA CB harus minimal.
dCR k1
• Jadi harga a2 − a1 dan b2 − b1 sangat
menentukan apakah sebaiknya reaksi
dijalankan pada konsentrasi A dan B yang
rendah atau tinggi untuk memperoleh harga R
yang maksimal.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada reaksi pararel , konsentrasi zat pereaksi
sangat menentukan distribusi hasil
2. Untuk memperoleh harga R yang maksimal,
jika tingkat reaksinya tinggi sebaiknya dipakai
konsentrasi zat pereaksi yang besar dan jika
tingkat reaksinya rendah sebaiknya reaksi
dijalankan pada konsentrasi zat pereaksi yang
kecil.
3. Konsentrasi zat pereaksi tidak berpengaruh
pada distribusi hasil jika tingkat reaksinya sama,
CS k2
sebab =
CR k1
Reaksi Pararel Bolak-Balik
• Reaksi pararel bolak-balik pada kedua arahnya.
k1 R
A k2
k3
k4
S
dCA
−rA = − = k1 CA + k 2 CR + k 3 CA − k 4 CS
dt
dCR
rR = = k1 CA − k 2 CR
dt
dCS
rS = = k 3 CA − k 4 CS
dt
rR dCR k1 CA − k 2 CR
= =
rS dCS k 3 CA − k 4 CS
Dari neraca massa :
CA0 + CR0 + CS0 = CA + CR + CS

Reaksi Seri
Suatu reaksi disebut seri jika zat hasil dapat bereaksi
terus membentuk hasil yang lain. Reaksi seri yang
paling sederhana jika langkah pertama dan kedua tidak
bolak-balik dan keduanya tingkat satu.
• Reaksi seri tingkat satu dan tidak bolak-balik,
k1 k2
A R S
dCA
rA = = −k1 CA
dt
dCR
rR = = k 1 CA − k 2 C R
dt
dCS
rS = = k 2 CR
dt
Jika mula-mula konsentrasi A=CA0
Sedangkan CR0 = CS0 = 0 dan konsentrasi A
pada t=CA , maka
CA
−ln = k1 t
CA0
CA = CA0 e−k1t
Dari neraca massa:
CA0 + CR0 + CS0 = CA + CR + CS
Jika harga CA = CA0 e−k1 t , disubstitusi ke persamaan
rR ,maka diperoleh persamaan diferensial,
dCR
+ k 2 CR = k1 CA0 e−k1t
dt
Jika diselesaikan, maka diperoleh:
e−k1 t e−k2t
CR = CA0 k1 +
k 2 − k1 k1 − k 2
CA0 = CA + CR + CS
Karena CR0 = CS0 = 0
k2 −k1 t
k1
CS = CA0 1 + e + e−k2t
k1 − k 2 k 2 − k1
Jika harga k 2 jauh lebih besar dari k1, maka e−k2t dapat
dianggap mendekati nol, dan (k1 −k 2 ) mendekati k1,
sehingga:
CS = CA0 1 − e−k1t
Jadi kecepatan reaksi seri ini ditentukan oleh langkah yang
lambat. Sebaliknya jika k1 yang jauh lebih besar dari k 2 , maka
e−k1t ≈ 0, dan k 2 − k1 ≈ −k1 sehingga,
CS = CA0 1 − e−k2t
Kesimpulan: Pada reaksi seri, langkah yang paling lambat yang
menentukan kecepatan reaksi seri secara keseluruhan.
Reaksi Seri Bolak-Balik
• Reaksi seri bolak-balik tingkat satu,

k1 k2
A R S
k3 k4 k1
K1 =
k3
k2
K2 =
k4
dCA
−rA =− = k 1 CA − k 3 CR
dt
dCA k 1 CR
−rA =− = k 1 CA −
dt K1
dCA CR
−rA = − = k 1 CA − …………(a)
dt K1
dCR
−rR = − = k 2 CR − k 4 CS − k1 CA − k 3 CR
dt
dCR k 2 CS k1 CR
−rR = − = k 2 CR − − k1 CA −
dt K2 K1
dCR C C
−rR = − = k 2 CR − KS − k1 CA − KR (b)
dt 2 1
dCR k1 C S k2
−rR = − dt = CR k 2 − − − k1 CA (c)
K2 K2
dCS
rS = = k 2 CR − k 4 CS
dt
dCS k 2 CS
rS = = k 2 CR −
dt K2
dCS C
rS = dt
= k 2 CR − KS (d)
2
Jika persamaan (a) didiferensialkan ke t, maka diperoleh :
d2 CA dCA k1 dCR
= −k1 + (e)
dt2 dt K1 dt
dCR
Substitusi
dt
d2 CA dCA k1 k1 k1 k2
2 = −k1 + k2 + CR + CS +
dt dt K1 K1 K1 K2
k21
CA (f)
K1
Dari neraca massa diketahui
CA0 = CA + CR + CS
CS = CA0 − CA − CR (g)
Dari persamaan (a)
1 dCA CR
− = CA −
k1 dt K1
K1 dCA
CR = CA K 1 + (h)
k1 dt
CS pada persamaan (g) disubstitusi ke
persamaan (f). CR pada persamaan (h)
disubstitusi ke persamaan (f)
d2 CA k1 k2 dCA
+ k1 + + k2 + + ቀk1 k 2 +
dt2 K1 K2 dt
• Persamaan (i) jika diselesaikan diperoleh hasil
sebagai berikut :
−D1 t −D2 t
k1 k 2
CA = Me + Ne +
K 1 K 2 E2
Dengan,
k1 − D2 C2
M=
D1
k1 k1 k 2
1− −
D1 K1 K 2 E2
N=
D2
1−
D1
−E1 + E12 − 4E2
D1 =
2
−E1 − E12 − 4E2
D2 =
2
1 1
E1 = k1 1 + + k2 1 +
K1 K2
1 k1 k 2
E2 = k 1 k 2 1 + +
K1 K 2 K2
Jelas bahwa harga CA , C𝑅 dan CS banyak
dipengaruhi oleh harga k1 , k 2 , K1 dan K 2 atau
k1 , k 2 , k 3 dan k 4
Reaksi Seri Pararel
• Reaksi ganda dengan langkah yang merupakan
reaksi seri dan reaksi pararel disebut reaksi seri
pararel.
• Pada reaksi seri-pararel, cara kita mencampur zat
pereaksi akan berpengaruh pada hasil.
• Salah satu contoh reaksi seri-pararel adalah:
k1
A + B R
k2
R + B S
k3
S + B T dst.
• Terlihat bahwa reaksi ini merupakan reaksi
pararel untuk B. Tetapi jika ditinjau dari A,
reaksi ini merupakan reaksi seri.
A +B R +B S +B T
k1 k3
k2
Ditinjau 2 reaksi pertama,
A + B k1 R
k2
R + B S
Dianggap reaksi berlangsung dalam fasa larutan,
rapat larutan tetap, merupakan reaksi tidak
bolak-balik, bimolecular.
• Persamaan kecepatan reaksi untuk pereaksi dan
pembentukan hasil dapat dituliskan sebagai berikut
dCA
−rA = − = k 1 CA CB
dt
dCB
−rB = − = k 1 CA CB + k 2 CA CB
dt
Jika R sebagai pereaksi
dCR
−rR = − = k 2 CR CB + k 1 CA CB
dt
Jika R dianggap sebagai hasil reaksi :
dCR
rR = = k 1 CA CB + k 2 CB CR
dt
Dan hasil S adalah
dC𝑆
rS = = k 2 CR CB
dt

Anda mungkin juga menyukai