Anda di halaman 1dari 19

Tugas Besar MA6077 Eksplorasi dalam Pemodelan Matematika

LANCHESTER’S COMBAT MODEL


(Model Perang Lanchester untuk Perang Gerilya)

Dosen Pengampu:
Dr. Novry Erwina, S.Si M.Si

Oleh:
MAWARNI | 24619301
NUURILLAAH RAHMA DEWI | 24619306
URFI NS YOGABAMA | 10116105
SUHARDIN | 24619307

Program Studi Magister Pengajaran Matematika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2020
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Persamaan differensial digunakan untuk mengembangkan model yang memuat perubahan-


perubahan di dalam variabelnya. Untuk model persamaan yang melibatkan perubahan lebih dari satu
variable, maka digunakan sistem persamaan diferensial.
Pioneer dari model ini adalah F.W. Lanchaster. Model ini sering digunakan untuk memodelkan
kondisi perang yang sebenarnya. Misalkan ada dua pihak yang sedang berperang dan 𝑥(𝑡) dan 𝑦(𝑡)
menunjukkan kekuatan dari masing-masing pihak. Pada model Lanchaster, kekuatan pada pihak 𝑥
dimodelkan sebagai berikut.
dx
=−OLR−CLR+ RR
dt
dy
=−OLR−CLR + RR
dt
OLR: kerugian akibat biaya operasional di luar perang
CLR: kerugian akibat perang
RR: Bala bantuan
Ketika dua pihak tersebut memutuskan melakukan perang gerilya, di mana perang dilakukan
dengan sembunyi-sembunyi, CLR tidak hanya bergantung dari kekuatan lawan tetapi juga
bergantung pada kekuatan sendiri, sehingga 𝐶L𝑅 = 𝑏𝑥𝑦 untuk pihak 𝑥 dan 𝐶L𝑅 = 𝑑𝑥𝑦 untuk pihak
𝑦. Sehingga model yang diperoleh berupa sistem persamaan differensial non linier.
Kami akan melakukan simulasi, dengan mengganti-ganti beberapa parameter yang tertera.
Selanjutnya akan ditarik kesimpulan, bagaimana akhir dari perang, apakah dimenangkan oleh salah
satu pihak, atau seri.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari tugas besar ini yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan solusi equilibrium dari model perang gerilya Lanchester
2. Menentukan kecenderungan kemenangan di antara dua pihak jika model perang gerilya dibuat
dengan beberapa skenario
C. MODEL MATEMATIKA

Pada perang gerilya, Lanchester Combat dimodelkan sebagai berikut.


dx
=−( OLR+ CLR ) + RR
dy
dx
=−ax−bxy + P
dt
dy
=−cy −dxy +Q a , b , c , d P , Q> 0
dt

dengan

t = waktu (hari) sejak dimulai pertempuran

x(t) = kekuatan pasukan X pada waktu t

y(t) = kekuatan pasukan Y pada waktu t


a=¿tingkat kerugian pasukan X yang diakibatkan hal-hal di luar perang (penyakit, dll)

b=¿tingkat kerugian pasukan Y yang diakibatkan hal-hal di luar perang (penyakit, dll)

c=¿tingkat kerugian pasukan X yang diakibatkan perang

d=¿tingkat kerugian pasukan Y yang diakibatkan perang

P=¿bala bantuan pasukan X pada waktu t (konstan)

Q=¿bala bantuan pasukan Y pada waktu t (konstan)


D. PENYELESAIAN
dx
=−( OLR+ CLR ) + RR
dy
dx
=−ax−bxy + P = −( a+by )x + P
dt
dy
=−cy −dxy +Q = −( c+ dx) y +Q dengan a , b , c , d P , Q> 0
dt

Untuk melihat perilaku solusi di sekitar solusi equilibrium, tentunya kita akan
menentukan solusi equilibrium dan kestabilannya terlebih dahulu. Solusi equilibrium (titik

dx dy
kesetimbangan) yaitu pasangan ( ~
x ,~
y ) yang memenuhi kedua persamaan =0 dan =0.
dt dt

1. Menentukan Nullcline
 Menentukan x-nullcline

dx
=¿0
dt
−ax−bxy+ P=0

(−a−by ¿ x+ P=0
−P P
x= = …. . (1)
(−a−by ) (a+ by)

 Menentukan y-nullcline
dy
=¿0
dt
−cy −dxy +Q=0

(−c−dx) y +Q=0
−Q Q
y= = ….. (2)
(−c−dx ) (c +dx )

2. Menentukan solusi equilibrium

Menentukan solusi equilibrium ( ~


x ,~
y ) dengan substitusi (2) ke (1) diperoleh:
P P
x= =
( a+by ) Q
( a+b
( c+ dx ) )
P
x=
a ( c +dx ) +bQ
( ( c+ dx ) )
P ( c+ dx )
x=
( ac +adx +bQ¿ )

x ( ac+ adx+bQ )=P ( c+ dx )

acx +ad x 2+ bQx=cP+d P x

ad x 2+ ( ac+bQ−d P ) x−cP=0

Dengan rumus ABC:


2
−( ac +bQ−d P ) ± √ ( ac +bQ−d P ) −4 (ad )(−cP)
x 1,2=
2 ad
2
−( ac +bQ−d P ) ± √( ac +bQ−d P ) + 4( ad)(cP)
x 1,2=
2 ad
2
~ −( ac +bQ−d P ) + √ ( ac +bQ−d P ) +4 acdP (bernilai positif)
x 1=
2 ad
2
~ −( ac +bQ−d P ) −√ ( ac+bQ−d P ) + acdP (bernilai negatif)
x 2=
2 ad

Dengan cara yang sama untuk menentukan ~y :


Q Q
y= =
( c+ dx) P
( c+ d ( a+by ))

Q
¿
c (a+ by)+dP
( ( a+by ) )
Q ( a+by )
¿
( ac+ bcy+ dP )
y ( ac +bcy +dP )= Q ( a+by )

acy +bc y 2+ dPy = a Q+b Qy

bc y 2+ ( ac+ dP ( t )−b Q ) y −a Q=0

Dengan rumus ABC:


2
−( ac +dP−b Q ) ± √( ac +dP−b Q ) −4(bc )(−a Q)
y 1,2=
2bc
2
−( ac +dP−b Q ) ± √ ( ac +dP−b Q ) +4 (bc)(a Q)
y 1,2=
2 bc
2
~y =− ( ac+ dP−b Q ) + √ ( ac +dP−b Q ) +4 abc Q (bernilai positif)
1
2 bc
2
~y =− ( ac+ dP−b Q ) −√ ( ac+ dP−b Q ) + 4 abc Q (bernilai negatif)
2
2 bc

Sehingga diperoleh solusi equilibrium ( ~


x ,~
y ) yang memenuhi:

¿)

dan
2 2
−( ac +bQ−d P )− √( ac +bQ−d P ) + acdP −( ac +dP−b Q )−√ ( ac +dP−b Q ) + 4 abc Q
( , )
2 ad 2 bc

3. Mengecek kestabilan solusi equilibrium


Karena model yang kita gunakan berupa Sistem Persamaan Differensial Non-Linear, untuk
mengetahui kestabilan solusi equilibrium, kita akan menggunakan matriks jacobian dan
linearisasi dari SPD tersebut.

 Matriks Jacobian

df 1 df 1

[ ]
J( x , y ) =
dx
df 2
dx
dy
df 2
dy
d (−ax−bxy + P) d (−ax−bxy + P)
=
[ dx
d(−cy−dxy+ Q)
dx
dy
][
d (−cy −dxy +Q)
dy
=
−a−by −bx
−dy −dx ]
 Linearisasi sistem persamaan differensial untuk ( ~
x ,~
y ) positif :

−a−b ~y −b ~x
J( ~
x ,~ [
y )=
−d ~
y −d ~x ]
=

− ( ac+ dP−b Q )+ √ ( ac +dP−b Q )2 +4 abc Q −( ac+bQ−d P )+ √( ac+bQ−d P )2+ 4 acdP

[ −a−b

−d
2 bc
2
−( ac +dP−b Q ) + √ ( ac+ dP−b Q ) + 4 abc Q
2 bc
−b

−d
2ad

2 ad
2
−( ac+ bQ−d P ) + √ ( ac+ bQ−d P ) +4 acdP
]
( ac +dP−b Q )−√ ( ac +dP−b Q )2+ 4 abc Q ( ac+ bQ−d P )−√ ( ac +bQ−d P )2 +4 acdP
=
[ −a+

d
2c

2 bc
2
( ac+ dP−b Q ) −√ ( ac+ dP−b Q ) + 4 abc Q
b
2 ad
2
( ac+ bQ−d P )−√ ( ac +bQ−d P ) +4 acdP
2a
]
 Cek kestabilan solusi equilibrium untuk ( ~
x ,~
y ) positif
−a−b ~y −b ~x
J( ~
x ,~
y )= [−d ~
y −d ~x ]
Determinan J( ~
x ,~
y) = (−a−b ~
y ¿(−d ~
x)−(−b ~
x )(−d ~y)

= ad ~x+ bd ~
x ~y−bd ~
x ~y

= ad ~x > 0

Trace J( ~
x ,~
y ) = (−a−b ~
y ¿+(−d ~
x)

= −a−b ~
y−d ~
x <0
Karena det J ( ~
x ,~
y ) > 0 dan trece J( ~
x ,~
y ) < 0, maka equilibrium stabil local di titik ( ~
x ,~
y ) =¿

2 2
−( ac +bQ−d P ) + √ ( ac +bQ−d P ) +4 acdP −( ac +dP−b Q )+ √ ( ac+ dP−b Q ) + 4 abc Q
( , )
2 ad 2 bc

 Linearisasi sistem persamaan differensial untuk ( ~


x ,~
y ) negatif :
−a−b ~y −b ~x
J( ~
x ,~ [
y )=
−d ~
y −d ~x ]
=

− ( ac+ dP−b Q )−√ ( ac+ dP−b Q )2 + 4 abc Q −( ac+ bQ−d P )− √ ( ac +bQ−d P )2 + 4 acdP

[ −a−b

−d
2 bc
2
−( ac +dP−b Q )−√ ( ac +dP−b Q ) + 4 abc Q
2bc
−b

−d
2 ad

2 ad
2
−( ac +bQ−d P ) −√ ( ac+ bQ−d P ) + 4 acdP
]
( ac +dP−b Q ) + √ ( ac+ dP−b Q )2 + 4 abc Q ( ac +bQ−d P ) + √( ac +bQ−d P )2 + 4 acdP
=
−a+

d [ 2 bc
2c
2
( ac+ dP−b Q ) + √( ac +dP−b Q ) +4 abc Q
b
2 ad
2
( ac +bQ−d P ) + √ ( ac +bQ−d P ) + 4 acdP
2a
]

 Cek kestabilan solusi equilibrium untuk ( ~


x ,~
y ) negatif
−a−b ~y −b ~x
J( ~
x ,~ [
y )=
−d ~
y −d ~x ]
Determinan J( ~
x ,~
y) = (−a−b ~
y ¿(−d ~
x)−(−b ~
x )(−d ~y)

= ad ~x+ bd ~
x ~y−bd ~
x ~y
= ad ~x < 0 (karena ~
x bernilai negatif)

Trace J( ~
x ,~
y ) = (−a−b ~
y ¿+(−d ~
x)

= −a−b ~
y−d ~
x <0

Karena det J ( ~
x ,~
y ) < 0 dan trece J( ~
x ,~
y ) < 0, maka equilibrium tidak stabil di titik ( ~
x ,~
y ) =¿ ¿ ,

2
−( ac +dP−b Q )−√ ( ac +dP−b Q ) + 4 abc Q )
2 bc

Jadi, diperoleh bahwa solusi equilibrium hanya stabil di titik ¿ ,


2
−( ac +dP−b Q )+ √( ac+ dP−b Q ) + 4 abc Q ) artinya untuk t→ ∞, solusi x dan y akan menuju
2 bc
dan stabil di ( ~
x ,~
y ) . Dengan kata lain, seiring bertambahnya waktu, pada akhirnya jumlah
pasukan X dan Y akan stabil di ( ~
x ,~
y ) dimana tidak akan ada lagi perubahan jumlah pasukan
X maupun Y. Sehingga bisa disimpulkan pasukan yang menang perang adalah pasukan
dengan jumlah yang lebih banyak.

4. Skenario
Untuk mengetahui akhir dari kedua pasukan yang melakukan perang gerilya, kita
akan gunakan beberapa skenario.
a b P
a. > >
c d Q
a b b P
b. < , >
c d d Q
a b P
c. = >
c d Q
a b P
d. < <
c d Q
a b P
e. = <
c d Q
a b P
f. < =
c d Q
a b P
g. = =
c d Q

5. Grafik Bidang Fasa

Untuk menyimpulkan pasukan yang akan menang dalam perang gerilya ini maka skenario
yang telah ditentukan, kemudian dibuat dalam bentuk sistem persamaan diferensial.
Parameter-parameter diubah dalam bentuk angka-angka, sesuai dengan scenario yang telah
ditentukan. Untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan grafik solusi dari kedua belah
pihak yakni X dan Y. Grafik dibuat dengan menggunakan bantuan aplikasi geogebra. Grafik
terdiri dari dua, yakni grafik 1 (sebelah kiri) merupakan grafik solusi dari X (warna merah)
dan Y (warna Hijau). Adapun grafik 2 (sebelah kanan) merupakan trayektori solusi dan potret
fasa dari sistem persamaan diferensial. Sumbu y pada grafik menunjukkan kekuatan awal dari
kedua belah pihak. Adapun sumbu x merupakan perubahan waktu dalam peperangan (t).

Berikut grafik masing-masing skenario:

a. Skenario 1
a b P
> >
c d Q
Model:
dx
=−200 x−150 xy + 80
dt
dy
=−20 x−30 xy+ 40
dt
Grafik

Pada grafik 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari Y
(warna hijau). Berdasarkan gambar diatas bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan
bahwa seiring bertambahnya waktu kekuatan Y selalu naik, sedangkan X menunjukkan
penurunan. Pada saat t tertentu kekuatan X mengalami kesetimbangan dan pada saat t
yang lain kekuatan X sedikit naik yang mendesak kekuatan Y untuk sedikit melemah,
walaupun tidak terlalu berarti bagi kekuatan Y. Bahkan kekuatan X mengalami kekalahan
total seiring bertambahnya waktu. Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa perang gerilya
yang dilakukan oleh X dan Y dimenangkan oleh Y.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi menuju ke arah
vertical, yang kestabilannya tidak dapat ditentukan.
b. Skenario 2
a b b P
< , >
c d d Q

Model:
dx
=−100 x −150 xy + 80
dt
dy
=−50 x−30 xy+ 20
dt

Grafik

Pada grafik 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari dari Y
(warna hijau). Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring
bertambahnya waktu kekuatan Y selalu naik, sedangkan kekuatan X mengalami penurunan
sampai dimana kekuatannya tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan setimbang. Dari
grafik ini dapat disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan Y dimenangkan
oleh Y.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi menuju ke arah
vertical, yang kestabilannya tidak dapat ditentukan.
c. Skenario 3

a b P
= >
c d Q

Model:
dx
=−100 x −80 xy+ 60
dt
dy
=−50 x−40 xy + 40
dt

Grafik

Pada grafik 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari dari Y
(warna hijau). Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring
bertambahnya waktu kekuatan Y selalu naik meninggalkan X, sedangkan kekuatan X
mengalami penurunan bahkan tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan setimbang.
Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan Y
dimenangkan oleh Y.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi menuju ke arah
vertikal, yang kestabilannya tidak dapat ditentukan.

d. Skenario 4
a b P
< <
c d Q

Model:
dx
=−40 x−100 xy +120
dt
dy
=−20 x−40 xy +30
dt

Grafik

Pada grafik 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari dari Y
(warna hijau). Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring
bertambahnya waktu ketika kekuatan Y memasuki wilayah kekuatan X, ia akan mengalami
penurunan kekuatan. Bahkan pada saat t tertentu tidak mengalami perubahan atau dalam
keadaan setimbang. Kekuatan Y pada saat t yang lain mengalami kenaikan yang membuat
kekuatan X mengalami penurunan. Akan tetapi kenaikan kekuatan Y tidak lah cukup berarti.
Bahkan kekuatan Y mengalami penurunan yang sangat drastis. Sedangkan kekuatan X pada
awalnya turun, akan tetapi berusaha naik mengalahkan kekuatan Y. Dari grafik ini dapat
disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan Y dimenangkan oleh X.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi menuju ke arah
sumbu X , kestabilan grafik ini dapat ditentukan. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa terjadi
perpotongan grafik antara X dan Y yakni pada t = 40,….

e. Skenario 5
a b P
= <
c d Q

Model:
dx
=−100 x −80 xy+ 180
dt
dy
=−50 x−40 xy +60
dt

Grafik

Pada grafik 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari dari Y
(warna hijau). Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring
bertambahnya waktu ketika kekuatan Y memasuki wilayah kekuatan X, ia akan menurun.
Bahkan pada saat t tertentu kekuatan Y tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan
setimbang. Sedangkan kekuatan X pada awalnya turun, bahkan mengalami keadaan setimbang
akan tetapi berusaha terus naik mengalahkan kekuatan dari Y. Dari grafik ini dapat
disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan Y dimenangkan oleh X.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi menuju ke arah
sumbu X , kestabilan grafik ini dapat ditentukan. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa terjadi
perpotongan grafik antara X dan Y yakni pada t = 60,….

f. Skenario 6
a b P
< =
c d Q

Model:
dx
=−80 x−250 xy+ 100
dt
dy
=−40 x−50 xy +20
dt

Grafik
Pada grafik 1 menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari dari Y (warna hijau).
Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring bertambahnya
waktu kekuatan Y cenderung tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan setimbang.
Begitu pula dengan kekuatan X cenderung tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan
setimbang, Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan
Y seri atau tidak ada yang menang ataupun kalah diantara keduanya.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi tidak dapat
ditentukan.

g. Skenario 7
a b P
= =
c d Q

Model:
dx
=−100 x −80 xy+ 200
dt
dy
=−50 x−40 xy +100
dt

Grafik
Pada grafik 1 menyatakan solusi dari X (warna merah) dan solusi dari Y (warna hijau).
Berdasarkan gambar bagian Grafik 1 (sebelah kiri) menunjukkan bahwa seiring bertambahnya
waktu kekuatan Y cenderung tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan setimbang. Begitu
pula dengan kekuatan X cenderung tidak mengalami peurbahan atau dalam keadaan setimbang,
Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa perang gerilya yang dilakukan oleh X dan Y seri atau
tidak ada yang menang ataupun kalah diantara keduanya.
Sementara dari grafik 2 (sebelah kanan) dapat terlihat bahwa solusi tidak dapat
ditentukan.

E. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari analisis scenario Lanchester’s Combat Model untuk model
Perang Lanchester untuk Gerilya adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan kedua pasukan sangat dipengaruhi oleh parameter b dan d, karena parameter tersebut

b P
mempengaruhi variabel x dan y sekaligus, apabila rasio > , maka parameter a dan c bisa
d Q
dibaikan, dengan hasil akhir kekuatan Y > X sehingga disimpulkan pasukan Y yang menang.
b P
Sebaliknya apabila rasio parameter < , maka parameter a dan c bisa dibaikan, dengan hasil
d Q
akhir kekuatan X > Y sehingga disimpulkan pasukan X yang menang.
b P a
2. Apabila parameter = maka kekuatan kedua pasukan ditentukan oleh rasio ,apabila
d Q c

a b P
> = maka kekuatan pasukan X lebih besar dari kekuatan pasukan Y sehingga pasukan X
c d Q
yang memenangkan perang, begitu juga sebaliknya.
a b P a b P
3. Apabila rasio ketiga parameter sama = = atau < = maka kekuatan kedua pasukan
c d Q c d Q
seimbang, dengan kata lain hasil perang dari kedua pasukan seri.
F. PENGEMBANGAN MODEL
dx
=−ax−bxy + P
dt
dy
=−cy −dxy +Q
dt
Model di atas dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan beberapa parameter baru
maupun variabel baru, misalnya:
dx
=−( a ¿ ¿ 1+ a2 +. ..) x−(d ¿ ¿ 1+d 2 +. . .) xy z + P ¿ ¿
dt
dy
=−( b ¿ ¿ 1+b2 +…) y−( e ¿ ¿ 1+e 2 +. ..) xy z +Q ¿ ¿
dt
dz
=−(c 1+ c 2+. . .) z−(f ¿ ¿ 1+ f 2 +. ..)xy z + R ¿
dt
dengan a 1 , b1 , c 1=¿tingkat kerugian operasional setiap pasukan akibat hal di luar perang
a 2 , b2 , c 3=¿tingkat kematian anggota setiap pasukan akibat hal di luar perang
d 1 , e1 , f 1=¿tingkat kerugian operasional setiap pasukan akibat perang
d 2 , e2 , f 3 =¿tingkat kematian anggota setiap pasukan akibat perang
P ,Q , R=¿bala bantuan setiap pasukan X, Y, Z (konstan)

Anda mungkin juga menyukai