Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Rumus Matematika

Kelas XII SMU

soalmafia.wordpress.com

29 Mei 2017
Rangkuman Rumus Mate XII 1
Ra
Bab 1 Integral 2. terhadap sumbu-y: L = b f (y) dy
3. dibatasi
R a 2 kurva, terhadap sumbu-x:
Integral: adalah kebalikan dari turunan L = b f (x) g(x) dx
Rumus Integral Fungsi Aljabar: 4. Jika diberikan 2 buah persamaan, f (x) dan g(x), paling
R R R
1. a dx = ax + c , khususnya dx = 1 dx = x + c sedikit ada satu yang merupakan persamaan kuadrat,
2. ax dx = a2 x2 + c
R
maka untuk mencari luas antara kedua kurva itu tidak
3.
R n
ax dx = n+1 a
xn+1 + c perlu menggambar kurvanya. Cukup cari titik potong
R R R kedua kurva (y = y), diperoleh dua buah akar,
R x2 yaitu
4. [f (x) g(x)] dx = f (x) dx g(x) dx x1 dan x2 , lalu langsung integralkan: L = x1 f (x)
Artinya,
R bentuk +/,
R maka integral masing-masing g(x) dx
5. R a f (x) dx = a f (x) dx
6. x1 dx = ln |x| + c
Panjang Busur Kurva
1. Panjang busur kurva y = f (x) dari titik (a, b) sampai
R
Integral Tentu: Jika f (x) dx = F (x) + c,
Rb titik (c, d) dapat dihitung dengan rumus:
maka a f (x) dx = F (x)|ba = F (b) F (a) Rcq Rdq
dy 2
Artinya, integral dulu, lalu masukkan batas atas dan batas s = a 1 + ( dx ) dx atau s = b 1 + ( dx
dy
)2 dx
bawah, lalu dikurang. 2. Untuk kurva yang dinyatakan dalam bentuk fungsi pa-
rameter x = f (t) dan y = g(t), maka pangjang busur
Integral Fungsi Trigonometri
R ditentukan dengan rumus:
1. R cos x dx = sin x + c dan R t1 q dx
1
R cos(ax + b) dx = a sin(ax + b) + c s = t2 ( dt )2 + ( dy
dt
)2 dt
2. R sin x dx = cos x + c dan
R sin(ax + b) dx = a1 cos(ax + b) + c Volume Benda Putar: Harus
3. R sec2 x dx = tan x + c dan R a digambar!
1. terhadap sumbu-x: V = R b {f (x)}2 dx
2
R sec (ax + b) dx = a1 tan(ax + b) + c a
2. terhadap sumbu-y: V = b {f (y)}2 dy
2
4. R cosec x dx = cot x + c dan 3. dibatasi
2 1 R a2 kurva, terhadap sumbu-x:
R cosec (ax + b) dx = a cot(ax + b) + c V = b {f (x)}2 {g(x)}2 dx
5. R tan x sec x dx = sec x + c
6. cot x cosec x dx = cosec x + c
Bab 2 Program Linear
Rumus perkalian trigonometri:
1. 2 sin A cos B = sin(A + B) + sin(A B) Lambang Pertidaksamaan:
2. 2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A B) artinya: lebih besar atau sama dengan; sedikitnya; min-
3. 2 sin A sin B = cos(A + B) cos(A B) imum; tidak kurang dari
artinya: lebih kecil atau sama dengan; paling banyak;
Integral Substitusi: maksimum; tidak lebih dari
Jika f (x) = g(u) du
R R
dx
, maka f (x) dx = g(u) du
Rumus ini biasanya digunakan pada soal yang berbentuk Penentuan daerah himpunan penyelesaian
(f (x))n , maka misalkan f (x) = u. (HP)/yang diarsir:
Ciri-ciri substitusi: ada bentuk (f (x))n , sesudah 1. Lihat tanda variabel y: + atau
dimisalkan tidak ada variabel x lagi (semua dalam ben- 2. Lihat tanda pertidaksamaan:
tuk u), hasil turunan u diperoleh sebelah kiri dari f (x) berarti +, berarti
Untuk bentuk trigonometri (misal sin(f (x))), misalkan 3. Kalikan tanda variabel dengan tanda pertidaksamaan,
u = f (x) atau misalkan u = sin(f (x)), lihat mana yang jika hasilnya +, maka arsir di atas garis
cocok. jika hasilnya , maka arsir di bawah garis
Substitusi Trigonometri (sangat repot):
1. bentuk a2 x2 , maka misalkan x = a sin Bentuk-bentuk persamaan garis:
2. bentuk x2 a2 , maka misalkan x = a sec 1. Sumbu-x atau garis y = 0, yaitu garis horizontal tepat
3. bentuk a2 + x2 , maka misalkan x = a tan pada sumbu-x
4. bentuk sinn x, dengan n genap, 2. Sumbu-y atau garis x = 0, yaitu garis vertikal tepat
maka gunakan sin2 x = 21 (1 cos 2x) pada sumbu-y
5. bentuk sinn x, dengan n ganjil, 3. Garis y = b, yaitu garis horizontal yang sejajar dengan
maka gunakan sin2 x = 1 cos2 x sumbu-x dan melewati titik (0, b)
6. bentuk cosn x, dengan n genap, 4. Garis x = a, yaitu garis vertikal yang sejajar dengan
maka gunakan cos2 x = 21 (1 + cos 2x) sumbu-y dan melewati titik (0, a)
7. bentuk cosn x, dengan n ganjil, 5. Garis yang melewati titik (a, 0) dan (0, b), maka per-
maka gunakan cos2 x = 1 sin2 x samaan garisnya diperoleh dengan rumus: xa + yb = 1
R
Integral Parsial: u dv = uv v du
R atau bx + ay = ab
Lebih mudah gunakan cara tabel! 6. Garis yang melewati titik (x1 , y1 ) dan (x2 , y2 ), maka
persamaan garisnya: yyy 1
2 y1
= xxx 1
2 x1
Luas daerah yang dibatasi kurva: Harus digambar!
7. Garis yang melewati titik (x1 , y1 ) dan memiliki gradien
Ra
1. terhadap sumbu-x: L = b f (x) dx m, maka persamaan garisnya: y y1 = m(x x1 )
Jika kurva terletak dibawah sumbu-x, dikali tanda mi- Ingat bahwa untuk persamaan garis y = mx + c, maka
nus! nilai m adalah gradien garis tersebut.
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017 Untuk Kalangan Sendiri
2 Rangkuman Rumus Mate XII

Jika garis membentuk sudut terhadap sumbu-x, Contoh: untuk matriks A berordo 33 diatas, maka:
maka nilai gradien m = tan . e f a b
Jika dua garis saling sejajar, maka m1 = m2 dan M11 = = ei f h dan M23 = = ah bg
h i g h
jika dua garis saling tegak lurus, maka
m1 m2 = 1 Kofaktor: Kij = (1)i+j Mi j, untuk contoh di atas:
K11 = (1)1+1 M11 = M11 = ei f h dan
Penentuan Model Matematika K23 = (1)2+3 M11 = M11 = (ei f h)
Jangan lupa tambahkan x 0 dan y 0 untuk soal-soal
cerita tentang situasi di dunia nyata. Menghitung determinan matriks dengan cara
Untuk soal tentang produksi, penggunaan modal, dan se- ekspansi kofaktor Contoh untuk ordo 33
jenisnya, tanda pertidaksamaannya adalah . Ekspansi baris ke-1: det A = a11 K11 + a12 K12 + a13 K13
Untuk soal tentang vitamin, pupuk dan sejenisnya, tanda Ekspansi kolom ke-2: det A = a12 K12 + a22 K22 + a32 K32
pertidaksamaannya adalah .
Variabel x dan y biasanya untuk hal-hal yang memiliki Invers Matriks: A disebut invers dari B jika
harga. AB = BA = I . A ditulis B 1 dan B ditulis A1
Ingat: untung atau laba = jual - beli Mencari invers dari A: A1 = det1 A adjA , dimana adj A
disebut sebagai adjoin dari A
Penyelesaian Program Linear:
!
1. Gambarkan semua pertidaksamaan lalu arsir (biasakan d b
arsir daerah yang tidak benar, maka daerah akhir yang Untuk ordo 2 2, adj A = sehingga
c a
bersih adalah HP) !
2. Tentukan semua (ingat: semua!) titik pojok yang 1 d b
ada. Kalau perlu gunakan cara substitusi/eliminasi. A1 =
ad bc c a
3. Maksukkan semua titik pojok yang ada ke dalam fungsi
objektif K11 K21 K31
4. Jika soal maks, maka ambil nilai yang terbesar, atau se- Untuk ordo 3 3, adj A = K12 K22 K32

baliknya, jika soal min, maka ambil nilai yang terkecil.
K13 K23 K33
Bab 3 Matriks Rumus cantik untuk menghitung determinan:
1
Ordo Matriks = jumlah barix jumlah kolom 1. det(AB) = det A det B 2. det A1 = det A
aij = komponen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j 3. det AT = det A
Tranpose (AT ): baris menjadi kolom, atau kolom men-
jadi baris Rumus-rumus yang berhubungan dengan invers:
Matriks Identitas (I) atau matriks satuan: matrix yang 1. (AB)1 = B 1 A1 (jangan lupa urutan AB dibalik)
diagonal utamanya bernilai 1, sisanya semua 0
Matrix Simetris yaitu matriks yang sama dengan hasil 2. Jika AX = B, maka X = A1 B (A1 di depan)
transposenya, A = AT 3. Jika XA = B, maka X = BA1 (A1 di belakang)
Trace dari matriks A = trace(A) adalah jumlah dari
komponen diagonal utama sebuah persegi, jadi trace(A) Bab 4 Vektor
= aii = a11 + a22 + . . . + ann
Vektor AB menyatakan vektor yang berawal di A dan be-
Perkalian rakhir di B.
Matrix: baris dikali dengan kolom
Vektor OA menyatakan sebuah vektor dari garis OA yang

a b ! ak + bl am + bn
k m berpangkal di O dan berujung di A, dan ditulis sebagai ~a.
c d = ck + dl cm + dn

l n ~a disebut sebagai vektor posisi dari titik A.
e f ek + f l em + f n Kesamaan dua vektor: dua vektor dikatakan sama, jika
Ingat AB 6= BA (urutan perkalian penting, kalau dibalik, panjang dan arahnya sama.
hasilnya tidak sama)
Vektor satuan (~e): vektor yang panjangnya satu, dino-
Determinan Matriks Persegi: tasikan sebagai ~e. Untuk vektor ~r sembarang, maka vektor
Untuk orde 2:! satuan dari ~r adalah ~e~r = |~1r| ~r, dimana |~r| menyatakan
a b a b

A= maka det (A) = |A| = = ad bc
panjang dari vektor ~r.
c d c d

Penjumlahan dua vektor: AB + BC = AC
Untuk orde 3 (cara Sarrus): Minus dari suatu vektor artinya kebalikan dari vektor

a b c tersebut: AB = BA

A = d e f maka P Q = P O + OQ = OQ OP = ~q p~ (akhir - awal)

g h i
Jika titik P membagi garis AB dengan rasio m : n, artinya
a b c a b ~a
AP : P B = m : n atau PAPB = m
n
, jadi ~p~b~p
=m
n
|A| = d e f d e = aei+bf g+cdh(ceg+af h+bdi)
g h i g h Vektor ~a dan ~b disebut sejajar, jika ~a = k ~b, dengan k
sebuah bilangan real bukan nol. Artinya ~a adalah suatu
Minor: Mij artinya tutup baris ke-i dan kolom ke-j, lalu
hitung determinannya. kelipatan dari vektor ~b.
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017 Untuk Kalangan Sendiri
Rangkuman Rumus Mate XII 3

Tiga buah titik A, B dan C disebut segaris (kolinear), Untuk pencerminan terhadap garis ! y = (tan )x, matrik-

jika AB = k AC, k bukan nol, artinya AB dan AC sejajar cos 2 sin 2
snya adalah
 
u sin 2 cos 2
2
Vektor di R : untuk ~a = , maka:
v !
panjang vektor ~a = |~a| = u2 + v 2 cos sin
Rotasi/Perputaran: matriksnya R = ,
vektor satuannya: ~e~a = |~a1| ~a sin cos
 
u dimana adalah sudut perputaran berlawanan arah
~a = juga ditulis sebagai: ~a = u~i + v~j jarum jam. Jika disebutkan perputaran searah jarum
v
jam, maka diberi tanda negatif.
~ ~ a. perputaran terhadap
  pusat O(0, 0):
Perkalian Skalar dua vektor
  (~a b, baca ~a dot b):
 
 x x
a1 b1 = R
Jika ~a = dan ~b = , maka ~a ~b = a1 b1 + a2 b2 y y
a2 b2
b. perputaran terhadap  pusat(a, b) :
dan ~a ~b = |~a| |~b| cos
 
x a xa
= R
Perhatikan bahwa: y b yb
1. Jika ~a dan ~b saling tegak lurus, maka = 0 , jadi
!
k 0
~a ~b = 0 Dilatasi (Perkalian): matriksnya D =
2. ~a ~a = |~a| |~a| cos 0 = |~a|2   0 k 
x x
a. dilatasi terhadap pusat O(0, 0):
=D
y y
Proyeksi Orthogonal vektor ~a terhadap ~b (~a~b ) b.dilatasiterhadap pusat (a, b) :
x a
 
~a~b xa
1. Proyeksi skalar atau panjang proyeksi: |~a~b | = |~b|
=D
y b yb
 
~
2. Proyeksi vektor: ~a~b = |~a~b|b2 ~b Komposisi
  transformasi:  jika disebut M1 lalu M2 ,
x x
maka
= M 2 M1
Bab 5 Transformasi Geometri y y
(Perhatikan urutan penulisan: M1 di belakang M2 )
Translasi/Pergeseran (T (a, b)):
T (a,b) Luas bayangan = determinan matrix luas awal:
A(x, y) A (x , y ) = (x + a, y + b)
L = det M L
A disebut bayangan dari A
Bayangan dari persamaan garis/kuadrat/kurva:
Refleksi/Pencerminan (Mirror)  
x
Cari bayangannya dalam bentuk x dan y, lalu pin-
1. terhadap sumbu-x atau garis y = 0 y
Mx dahkan ruas sehingga diperoleh x dan y dalam bentuk x
A(x, y) A (x , y ) = (x, y)
dan y , lalu substitusikan ke persamaan garis, kuadrat atau
x tetap, y dikali minus
2. terhadap sumbu-y atau garis x = 0 kurva yang disebut di soal.
My Khusus
  jika matriks transformasi telah diketahui, maka:
A(x, y) A (x , y ) = (x, y) x
 
x
x dikali minus, y tetap =M , sehingga
y   y 
3. terhadap titik pusat O(0, 0)
x x
MO
A(x, y) A (x , y ) = (x, y) M 1 = , diperoleh x dan y dalam bentuk x dan
y y
x dan y dikali minus y , lalu substitusikan ke persamaan garis, kuadrat atau
4. terhadap garis x = h kurva yang disebut di soal.
Mx=h
A(x, y) A (x , y ) = (2h x, y)
5. terhadap garis y = k Semester Genap
My=k
A(x, y) A (x , y ) = (x, 2k y)
6. terhadap titik (h, k) Bab 6 Barisan dan Deret
M(h,k)
A(x, y) A (x , y ) = (2h x, 2k y) Barisan bilangan: U1 , U2 , U3 , . . . Un dimana Un adalah
7. terhadap garis y = x suku ke-n
My=x
A(x, y) A (x , y ) = (y, x)
x dan y dibalik urutannya Barisan Aritmatika: adalah barisan yang suku-sukunya
8. terhadap garis y = x diperoleh dengan cara menambahkan suatu konstanta
My=x (disebut beda b) pada suku sebelumnya.
A(x, y) A (x , y ) = (y, x) Jika suku pertama adalah U1 = a, maka barisannya dapat
x dan y dibalik urutannya, lalu masing-masing dikali ditulis sebagai: a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . .
minus
Rumus suku ke-n: Un = a + (n 1)b
Matrix khusus!untuk pencerminan:
! ! Rumus beda b: b = U2 U1 = U3 U2 = Un Un1
1 0 1 0 1 0 Suku tengah: UT = 12 (a + Un ) , posisi UT : n+1
Mx = My = MO = 2
0 1 ! 0 1 ! 0 1 b
Sisipan: beda baru b = k+1 , dimana b: beda lama dan
0 1 0 1
My=x = , My=x = k: jumlah angka yang disisipkan
1 0 1 0
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017
Untuk Kalangan Sendiri
4 Rangkuman Rumus Mate XII

Deret Aritmatika Sn : yaitu jumlah dari suku-suku 3. Bentuk af (x) = bf (x) , maka f (x) = 0
barisan aritmatika, sampai suku ke-n
Rumus deret Aritmatika: 4. Bentuk af (x) = bg(x) , maka ada 2 cara:
Sn = n2 [2a + (n 1)b] atau Sn = n2 (a + Un ) a. f (x) = 0 dan g(x) = 0 lalu iris
Rumus lain: Un = Sn Sn1 , misalnya U2 = S2 S1 b. logaritma kedua ruas

Barisan Geometri: adalah barisan yang suku-sukunya 5. Bentuk H(x)f (x) = H(x)g(x) , maka ada 4 syarat:
diperoleh dengan cara mengalikan suatu konstanta (dise- a. pangkatnya sama: f (x) = g(x)
but rasio r) pada suku sebelumnya. b. basisnya bernilai 1: H(x) = 1, sebab 1x pasti 1
Jika suku pertama adalah U1 = a, maka barisannya dapat c. basisnya bernilai 1 : H(x) = 1, dengan syarat
ditulis sebagai: a, ar, ar2 , ar3 , . . . f (x) dan g(x) kedua-duanya bernilai genap atau
kedua-duanya bernilai ganjil
Rumus suku ke-n: Un = arn1
d. basisnya bernilai 0: H(x) = 0, dengan syarat f (x)
U2 U3 Un
Rumus beda b: r = U1
= U2
= Un1 dan g(x) kedua-duanya harus bernilai positif

Suku tengah: UT = aUn , posisi UT : n+1
2 6. Bentuk f (x)h(x) = g(x)h(x) , maka ada 2 syarat:


Sisipan: rasio baru r = k+1
r , dimana r: rasio lama dan a. h(x) = 0 dengan f (x) 6= 0 dan g(x) 6= 0
k: jumlah angka yang disisipkan b. f (x) = g(x)

Deret Geometri Sn : yaitu jumlah dari suku-suku 7. Bentuk A(bf (x) )2 + B(bf (x) ) + C = 0, maka misalkan
barisan Geometri, sampai suku ke-n bf (x) sebagai a, diperoleh persamaan kuadrat, lalu fak-
Rumus deret Geometri: Sn = a(1r n )
atau Sn = a(r n 1) torkan, dan seterusnya. Jangan lupa a diganti kembali
1r r1
ke bf (x) agar diperoleh x.
Rumus lain: Un = Sn Sn1 , misalnya U2 = S2 S1
Pertidaksamaan Eksponen:
a
Deret Geometri tak Hingga S : S = 1r
dengan 1. Jika basis a > 1, maka ax > ay syaratnya x > y
syarat konvergen 1 < r < 1 2. Jika basis 0 < a < 1, maka ax > ay syaratnya x < y
Untuk bola yang dilepaskan dari ketinggian awal h, maka Dengan kata lain, jika basis > 1, maka tanda pertidak-
panjang lintasan yang ditempuh bola sampai berhenti samaan tidak berubah. Jika basis < 1, maka tanda per-
2h
tidaksamaan harus dibalik. Jadi, lebih baik ubah basis
adalah: 1r h menjadi > 1

Notasi Sigma: nk=1 Uk = U1 + U2 + . . . + Un Bab 8 Persamaan dan Pertidaksamaan Logaritma


Sifat-sifat notasi sigma:
Xn Jika y = a log x, maka a disebut bilangan pokok/basis
1. c = c + c + ... + c = n c dan x disebut numerus.
k=1 Untuk bentuk logaritma harus selalu dipenuhi:
n n
X X 1. Syarat basis: a > 0 dan a 6= 1
2. (ak bk ) = ak nk=1 bk 2. Syarat numerus: x > 0
k=1 k=1
Jadi, penjumlahan/pengurangan boleh dipecah
n n Persamaan Logaritma (jangan lupa syarat basis dan
syarat numerus)
X X
3. (c ak ) = c ak
k=1 k=1 1. Bentuk a log f (x) = a log p maka f (x) = p
Jadi, pada perkalian dengan angka c boleh ditarik
keluar
m n n 2. Bentuk a log f (x) = a
log g(x) maka f (x) = g(x)
X X X
4. ak + ak = ak
k=1 k=m+1 k=1
3. Bentuk a log f (x) = b log f (x) maka f (x) = 1
Jadi, indeks pada Sigma boleh digabung, dari k = 1
f (x) f (x)
s/d m dan k = m + 1 s/d n digabung menjadi k = 1 4. Bentuk log g(x) = log h(x) maka g(x) = h(x)
s/d n
Xn n+p
X 5. Bentuk A(a log f (x))2 + B(a log f (x)) + C = 0, maka
5. ak = akp misalkan a log f (x) sebagai p, diperoleh persamaan
k=m k=m+p kuadrat, faktorkan, dan seterusnya
Jika indeks pada sigma ditambah p, maka indeks pada
a harus dikurang p Pertidaksamaan Logaritma (jangan lupa syarat ba-
n np
X X sis dan syarat numerus)
ak = ak+p 1. Jika basis a > 1, maka a log x >a log y syaratnya x > y
k=m k=mp
2. Jika basis 0 < a < 1, maka a log x >a log y
Jika indeks pada sigma dikurang p, maka indeks pada
syaratnya x < y
a harus ditambah p
Dengan kata lain, jika basis > 1, maka tanda pertidak-
samaan tidak berubah. Jika basis < 1, maka tanda per-
tidaksamaan harus dibalik. Jadi, lebih baik ubah basis
Bab 7 Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen menjadi > 1
1. Bentuk af (x) = ap , maka f (x) = p

2. Bentuk af (x) = ag(x) , maka f (x) = g(x)

c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017


Untuk Kalangan Sendiri

Anda mungkin juga menyukai