Contoh :
a. 2, 6, 8, 4, 3, 9, 11
b. 2, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 14
Penyelesaian :
a. Urutkan data dari kecil ke besar terlebih dahulu.
2, 3, 4, 6, 8, 9, 11
Q1 Q2 Q3
Q2 = 6
Q1 = 3 Q3 = 9
Xmin = 2 Xmax = 11
STATISTIK LIMA SERANGKAI
b. Urutkan data dari kecil ke besar terlebih dahulu.
2, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 14
│ │ │
Q 1 Q2 Q3
Q1 = 3+4
2
= 3,5 ; Q2 = 6+8
2
=7; Q3 = 9+11
2
= 10
Q2 = 7
Q1 = 3,5 Q3 = 10
Xmin = 2 Xmax = 14
MEDIAN DATA TUNGGAL
𝑛+1
X 2
; n ganjil
Median (Me) = X + X𝑛2 + 1 ; n genap
𝑛
2
2
Contoh :
Tentukan median dari bilangan berikut :
a. 5, 3, 4, 8, 6, 8, 10
b. 11, 5, 9, 7, 18, 5, 12, 15
MEDIAN DATA TUNGGAL
Penyelesaian :
a. Statistik peringkat :
3, 4, 5, 6, 8, 8, 10 → Banyak data : n = 7
Median (Me) = X7+1 2
= X4 = 6
b. Statistik peringkat :
5, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 18 → Banyak data : n = 8
Median (Me) = 𝑋4+𝑋5 2
= 9+11
2
= 10
UKURAN PENYEBARAN
1. Jangkauan dan Koefisien Jangkauan
J = Xmax – Xmin
𝑋𝑚𝑎𝑥 −𝑋𝑚𝑖𝑛
Koefisien jangkauan = 𝑋𝑚𝑎𝑥+𝑋𝑚𝑖𝑛
4. Langkah (Step)
L = 112 H = 112 (Q3 – Q1)
Atau : L = 3 Qd
5. Pagar dalam dan pagar luar
PD = BPB = Q1 – L
PL = BPA = Q3 + L
6. Rataan Kuartil (RK) = 12 (𝑄1 + 𝑄3 )
1
7. Rataan tiga (RT) = (𝑄1 + 2𝑄2 + 𝑄3 )
4
Contoh :
Data NEM 25 siswa sebagai berikut :
4,23 4,95 6,23 7,27 8,87
4,50 5,30 6,40 7,50 8,95
4,65 5,40 6,67 8,23 9,23
4,72 5,57 6,95 8,27 9,40
4,90 6,00 7,04 8,55 9,65
Hitunglah :
a.Jangkauan data c.pagar dalam
b.Jangkauan semi antar kuartil d.pagar luar
e.Rataan kuartil f.Rataan Tiga
Penyelesaian :
Data tersebut sudah merupakan statistik
peringkat, dengan Xmin=4,23 dan Xmax=9,65
a.Jangkauan (J) = Xmax – Xmin
= 9,65 – 4,23 = 4,52
b.Jangkauan semi antarkuartil (Qd)= 12 (Q3-Q1)
Q1 = 4,95+5,30
2
= 5,125 dan Q 3 = 8,27+8,55
2
= 8,41
1
Jadi, Qd = (8,41 - 5,125) = 1,6425
2
= 6,71875
Penyajian Data
10
8
6
4
2
0
2001 2002 2003 2004
Tahun
Tentukan jumlah siswa yang bermasalah
dari tahun 2001 sampai dengan 2004!
Jawab:
Jumlah siswa yang bermasalah dari tahun
2001 sampai dengan 2004 = 6+10+13+10
= 39 siswa
Contoh :
Diagram batang berikut ini menggambarkan
kondisi lulusan dari suatu SMK dari tahun
1992 sampai dengan tahun 1996. Banyak
lulusan yang tidak menganggur selama
tahun 1992 sampai dengan tahun 1995
adalah…
300
250
Banyak lulusan
Bekerja
200
Melanjutkan
150
belajar
100 Menganggur
50
0
1992 1993 1994 1995 1996
Tahun
Pembahasan
Banyak lulusan yang tidak menganggur
selama tahun 1992 sampai dengan tahun
1995 adalah….
= 200+100+225+100+200+75+250+75
= 1225
DIAGRAM LINGKARAN
Banyaknya siswa
0
yang berjalan kaki ke
sekolah = 183 x 480 orang
0
360
= 244 orang
Diagram Garis
Diagram garis adalah diagram yang
menyajikan data dalam bentuk garis,
dimana garis itu diperoleh dari beberapa
ruas garis yang menghubungkan titik-titik
pada bidang bilangan. Titik-titik ini
merupakan pasangan bilangan dari suatu
data.
Diagram garis sangat baik sekali jika dipakai
untuk melihat perkembangan data dari
suatu waktu ke waktu berikutnya.
Contoh :
Diagram Kotak Garis (DKG)
Data statistik yang sudah diolah menjadi
statistik lima serangkai dapat disajikan
dalam bentuk DKG untuk menentukan
ukuran pemusatan dan penyebaran data.
Pencilan
∗
Diagram Batang Daun (DBD)
DBD adalah cara lain untuk menentukan ukuran penyebaran data.
Data harus disusun dalam bentuk peringkat, memuat batang
(puluhan) dan daun (satuan).
Kedalaman
2
2
6
16
6
4
Tabel Sebaran Frekuensi
Data yang berukuran besar (n≥30), sebaiknya
dalam bentuk tabel yang disebut tabel
distribusi frekuensi atau tabel sebaran
frekuensi.
Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5
Panjang interval kelas = tepi atas kelas –
tepi bawah kelas
Nilai tengah kelas = 12 (𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 +
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠)
Ketentuan Distribusi Frekuensi
Penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan tahapan penyusunan
data. Pertama melakukan pengurutan data-data terlebih dahulu sesuai
urutan besarnya nilai yang ada pada data, selanjutnya diakukan tahapan
berikut ini :
1. Tentukan jangkauan (range) dari data. Jangkauan = datum terbesar –
datum terkecil.
2. Tentukan banyak interval kelas (k) dengan rumus sturges k = 1 + 3.3
log n; k ∈ bilangan bulat (dengan : k = banyak kelas, n = banyak data),
usahakan k memenuhi : 6 ≤ k ≤ 15.
3. Tentukan perkiraan panjang interval kelas. Panjang interval kelas (i) =
Jangkauan (R) / banyak interval kelas (k)
4. Tentukan batas bawah kelas pertama. Usahakan pengambilan pada
data terkecil. Usahakan titik tengah berupa bilangan bulat.
5. Gunakan sistem turus untuk menentukan frekuensi pada masing-
masing interval kelas.
Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram adalah diagram batang yang
batang-batangnya saling berimpit. Alas
merupakan panjang interval kelas dan tinggi
sama dengan frekuensi masing-masing
interval kelas.
Poligon frekuensi adalah suatu garis yang
ditarik dari titik-titik tengah ujung batang
histogram.
Bentuk Histogram dan Poligon
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari (Ogif Positif)
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Lebih Dari (Ogif Negatif)
Contoh :
Untuk memahami cara membuat tabel
distribusi frekuensi simak kumpulan data berat
badan 45 siswa dibawah ini:
42, 42, 45, 45, 47, 47, 48, 48,48, 49
50, 50, 52, 52, 52, 53, 53, 55, 55, 55
57, 57, 57, 58, 58, 58, 59, 59, 59, 60
63, 65, 65, 68, 68, 69, 69, 70, 70, 72
72, 73, 74, 74, 75
Lalu kita melakukan tahap- tahap penyusunan
tabel distribusi frekuensi
1. Tentukan jangkauan :
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛(𝑅) = 75 − 42 = 32
2. Tentukan banyak interval kelas (k), N=45 :
𝑘 = 1 + 3,3 log 45 = 6,4 ≈ 6
3. Tentukan perkiraan panjang interval kelas
(𝑖) : 𝑖 = 𝑅𝑘 = 32
6
= 5,3 ≈ 5
Maka, kita mengambil data kelas pertama 42-46,
kelas kedua 47-51, kelas ketiga 52-56, kelas
keempat 57-61, kelas kelima 62-66, kelas keenam
67-71, kelas ketujuh 72-76 karena data yang
dimiliki paling tinggi 75 maka kelas hanya sampai
kelas ketujuh.
Menentukan frekuensi kelas
dalam turus
Meringkas tabel distribusi frekuensi
Nilai Interval Frekuensi
42-46 4
47-51 8
52-56 8
57-61 10
62-66 3
67-71 6
72-76 6
jumlah 45
Ukuran tendensi sentral
(UKURAN PEMUSATAN)
x 23 45 6
4
5
Data Berfrekuensi
b. Kondisi 2 Contoh :
Berat paket yang diterima oleh
Apabila data memiliki suatu perusahaan selama 1
frekuensi, maka rataan minggu tercatat seperti pada tabel
hitung menjadi : berikut ini.
𝑥ҧ = 7,6
Mean Data Kelompok
Cara I (Rumus Umum)
X
f .x i
f
Cara II ( Simpangan Sementara)
x A
f.d
f
Cara III ( Pengkodean/Coding)
x A
f.u
.c
f
Contoh :
Tentukan mean nilai tes Matematika
20 orang siswa yang disajikan pada
tabel berikut ini!
Nilai Frekuensi
3-4 2
5-6 4
7-8 8
9 - 10 6
Jumlah 20
Penyelesaian :
Cara I (Rumus Umum)
Nilai Frekuensi x
f .x i
f
Xi f.xi
3-4 2 3,5 7
5-6 4 5,5 22 146
7-8 8 7,5 60 x
20
9 - 10 6 9,5 57
146
x 7,3
Jumlah 20
σ x2
k= n
= 20 = 2 5
Modus
Modus dari sekumpulan bilangan adalah
bilangan yang paling sering muncul atau
nilai yang memiliki frekuensi terbanyak.
Modus Data Tunggal
Contoh : Pembahasan:
Tentukan modus dari
masing-masing kumpulan a. Modusnya = 5
bilangan di bawah ini: b. Modusnya = 4 dan 7
a. 5,3,5,7,5 disebut bimodal
b. 4,3,3,4,4,7,6,8,7,7
c. 2,5,6,3,7,9,8 c. Modusnya = tidak ada
d. 2,2,3,3,5,4,4,6,7 d. Modusnya = 2, 3, dan 4.
disebut dengan
multimodal
Rumus Modus Data
Berkelompok
f 0 f 1
Mo L 0 .c
2 f f f
0 1 1
Keterangan:
Mo = Modus
𝐿0 = Tepi bawah kelas modus
𝑓0 = frekuensi kelas modus
𝑓−1 = frekuensi sebelum kelas modus
𝑓+1 = frekuensi sesudah kelas modus
c = Interval / panjang kelas
Modus Data Berkelompok
d1
Mo L0 .c
d1 d 2
Keterangan:
Mo = Modus
𝐿0 = Tepi bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sesudahnya
c = Interval / panjang kelas
Contoh :
Berat badan 30 orang siswa suatu kelas
disajikan pada tabel berikut. Modus data
tersebut adalah….
Berat (kg) f
41 - 45 1
46 - 50 6
51 - 55 12
56 - 60 8
61 - 65 3
Pembahasan :
Frekuensi tertinggi
Berat (kg) f
41 - 45 1
d1
46 - 50 6 Mo L0 .c
d1 d 2
51 - 55 12
56 - 60 8 6
Mo 50,5 5
61 - 65 3 6 4
30
Mo 50,5
10
d1= 12 – 6
Mo 50,5 3
d2 = 12 - 8
Mo 53,5
Contoh :
18
Tentukan nilai modus
histogram di samping!
12
6
5
Mo 25,5 2
Mo 27,5
10,5 15,5 20,5 25,5 30,5 35,5
Contoh :
Hitunglah modus dari table distribusi frekuensi
berikut ini !
Interval Frekuensi
1–4 2
5–8 5
9 – 12 8
13 – 16 9
17 – 20 12
21 – 24 14
25 – 28 14
29 – 32 15
33 – 36 11
37 – 40 13
Jawab :
Mula-mula kita buat table pengelompokan frekuensi.
Median Data Berkolompok
1
2 n 2
f
Median = L2 f 2 .c
Keterangan :
𝐿2 = Tepi bawah kelas median
n = Jumlah frekuensi
𝑓−2 = Jumlah frekuensi sebelum kelas median
𝑓2 = frekuensi di kelas median
c = Interval / panjang kelas
Contoh :
Tentukan nilai median dari tabel distribusi
frekuensi berikut ini!
Nilai Frekuensi
40 - 44 4
45 - 49 8
50 - 54 12
55 - 59 10
60 - 64 9
65 - 69 7
Pembahasan :
1
Nilai Frekuensi F Tb 2n f 2
40 - 44 4 4 39,5 Me L2 .c
45 - 49 8 12 44,5 f2
50 - 54 12 24 49,5
55 - 59 10 34 54,5 1
2 50 24
60 - 64 9 43 59,5 Me 54,5 5
65 - 69 7 50 64,5 10
1
Me 54,5 5
10
Me 54,5 0,5
Me 55
Kuartil
Kuartil adalah nilai pengamatan yang
membagi data menjadi 4 bagian yang
sama.
Kuartil ada 3, yaitu :
- Kuartil pertama disebut dengan kuartil
bawah dinotasikan dengan Q1
- Kuartil kedua disebut juga dengan
median dinotasikan dengan Q2
- Kuartil ketiga disebut dengan kuartil atas
dinotasikan dengan Q3
Kuartil Data Berkelompok
Kuartil 1 Kuartil 2
1 1
4 n f 1 2 n f 2
Q1 L1 .c Q2 L2 .c
f1 f2
Kuartil 3
3
4 n f 3
Q3 L3 .c
f3
Contoh :
40 30 60 50
Q 2 16,5 3 Q3 19,5 3
20 17
Q 2 18 Q3 21,26
Desil
1. Untuk data tunggal
Penentuan letak desil dilakukan setelah telah
terbentuk statistik peringkat dan letaknya
ditentukan dengan rumus berikut :
Letak desil ke −𝑖 = 𝑖(𝑛+1)
10
dengan :
𝑖 = 1, 2, … , 9 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑛 > 10 .
𝑖(𝑛+1)
= 𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖 =>𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑙=𝑥𝑖(𝑛+1)
10
10
𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 , 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑑𝑒𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑙𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟
Contoh :
Diberikan data : 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥11 . Tentukan :
a.Desil pertama (D1) c.Desil kedelapan (D8)
b.Desil kelima (D5) d.Desil kesembilan (D9)
Jawab : Data kelas terurut dengan n = 11.
a.Letak desil pertama, menurut rumus 𝑖(𝑛+1)
10
Jawab :
Mula-mula kita buat table distribusi frekuensi
kumulatif sebelum kelas desil 𝑘𝑒 − 𝑖 σ 𝑓−1 ,
Nilai Frekuensi 𝒇−𝟏
31 – 40 3 3
41 – 50 5 8
51 – 60 5 13
61 – 70 7 20
71 – 80 8 28
81 – 90 9 37
91 – 100 3 40
𝑓 = 40
Keterangan:
MD = Simpangan rata-rata
n = banyaknya data
Xi = data ke i
x = rata-rata hitung
Contoh :
Tentukan Penyelesaian:
simpangan rata- 3 4689
x
rata dari data : 5
6
3, 4, 6, 8, 9 1 n
MD xi x
n i 1
MD 3 6 4 6 6 6 8 6 9 6
1
5
MD 3 2 0 2 3
1
5
MD 2
Simpangan rata-rata data Berfrekuensi
1 n
MD xi x . f
n i 1 i
Keterangan:
MD = Simpangan rata-rata
n = banyaknya data
Xi = data ke i/ titik tengah kelas ke - i
x = rata-rata hitung
Contoh :
Tentukan simpangan rata-rata data berikut:
Nilai Frekuensi
2 2
3 4
4 5
5 8
6 11
7 6
8 4
Pembahasan :
Nilai Frekuensi f i .xi xi x xi x xi x f i
x
x
1 n
i 1
f i .xi MD xi x f
n i 1 i
n
.53,2 1,33
1
MD
216
40
5,4 40
Contoh :
Tentukan simpangan rata-rata dari data
pada tabel berikut:
Nilai Frekuensi
55 – 59 7
60 – 64 12
65 – 69 23
70 – 74 21
75 – 79 18
80 – 84 10
85 – 89 8
90 - 94 1
Pembahasan :
Nilai fi . xi f i .xi x xi x xi x xi x f i
Simpangan baku
S
1 n
n i 1
xi x
2
Contoh :
Tentukan ragam dan simpangan baku dari
data: 11, 12, 13, 14, 15, 16
Penyelesaian:
xi xi x x i x
2
x
x i
81
13,5
n 6
11 -2,5 6,25
12 -1,5 2,25 2 1 n
S xi x
n i 1
2
13 -0,5 0,25 1
14 0,5 0,25 S 2 .17,5
6
15 1,5 2,25
S 2 2,92
16 2,5 6,25
S 2,92 1,71
x 81
i 17,5
Jadi, ragam = 2,92 dan simpangan baku = 1,71
Ragam dan Simpangan Baku Data
Berkelompok
Ragam: Simpangan Baku:
2 1 n
S fi xi x
2
1 n
2
n i 1 S fi xi x
n i 1
Keterangan:
fi = frekuensi di kelas ke i
Xi = titik tengah kelas ke i
Contoh :
Tentukan ragam dan simpangan baku dari
data berikut: Nilai Frekuensi
141-147 2
148-154 7
155-161 12
162-168 10
169-175 9
176-182 7
183-189 3
Pembahasan :
Nilai Frekuensi Xi fi.Xi Xi- x xi x fixi x
2 2
1 n
Ragam : S fi xi x
2
n i 1
2
5878
50
119,56
n
1
Simpangan baku:
2
S fi xi x 119,46 10,9
n i 1