BAB I
PENDAHULUAN
C. KegiatanPesertaPraktikKerja di Industri
1. Tahap I : Pengamatan. Peserta didik mengamati kinerja dari suatu
kegiatan di tempat PKL kemudian merencanakan
mengartikulasikannya dalam suatu kegiatan nyata/riil.
2. Tahap II : Meniru tindakan (approximating). Peserta didik meniru
tindakan yang dilakukan oleh staf DU/DI/pembimbing industri .
Peserta didik mencoba melakukan kegiatan yang seperti dilakukan
oleh ahli dan membandingkannya
3. Tahap III : Kerja dalam bantuan dan pengawasan . Peserta didik
mulai bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan bantuan
pembimbing industri. Mereka bekerja sesuai dengan standar tempat
kerja. Kemampuan peserta didik meningkat melalui bantuan ahli
atau pembimbing industri.
4. Tahap IV : Bekerja Mandiri (Self-directed Learning). Peserta didik
hanya minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik mencoba
tindakan nyata di dunia kerja DU/DI, namun tetap membatasi
dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami. Peserta
didik melakukan tugas yang sebenarnya dan hanya mencari bantuan
bila diperlukan dari ahli.
5. Tahap V : Aktualisasi dan eksplorasi. Peserta didik melakukan
aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta didik
memberikan tanggapan terhadap pengembangan metode kerja,
prosedur kerja, formula dan hal lain yang digunakan di DU/DI.
BAB II
URAIAN UMUM
Program Studi Ilmu Kimia memiliki perhatian dan pemikiran yang besar
terhadap perkembangan lingkungan di mana program studi ini berdiri,
tumbuh dan berkembang serta lingkungan disekitarnya. Potensi daerah
dirasakan selama ini jauh dari perhatian pengembangan dan penerapan
keilmuan perguruan tinggi. Sumber daya alam dan manusia di daerah di
mana UII berada, atau masing-masing civitas akademika UII berasal,
memiliki keragaman dan kelebihan potensial yang perlu dioptimalkan.
sumber daya di bidang kimia sebagai staf akademik yang dapat mengelola
Program Studi Ilmu Kimia dan tersedianya fasilitas laboratorium serta
ketersediaan ruang dan fasilitas perkuliahan merupakan faktor-faktor internal
yang mendukung berdirinya program studi ini. Di samping itu, terjalinnya
kerja sama yang erat antara UII dengan Universitas Gadjah Mada (UGM),
pemanfaatan laboratorium penelitian dan analisis milik pemerintah, seperti
BATAN, BP POM, BTKL, BPPTK, dan Balai Kulit DIY sehingga
pemanfaatan sumber daya di bidang kimia untuk membantu pelaksanaan
proses pembelajaran dapat dimungkinkan.
Melalui program SEMI-QUE V tahun 2003 yang pernah diperolehnya, prodi
ilmu kimia telah berhasil memperbaiki manajemen internal dan mutu
akademik, sehingga berdampak terhadap kualitas proses pembelajaran.
Program Studi Ilmu Kimia memiliki perhatian dan pemikiran yang besar
terhadap perkembangan lingkungan di mana program studi ini berdiri,
tumbuh dan berkembang serta lingkungan disekitarnya. Potensi daerah
dirasakan selama ini jauh dari perhatian pengembangan dan penerapan
keilmuan perguruan tinggi. Sumber daya alam dan manusia di daerah di
mana UII berada, atau masing-masing civitas akademika UII berasal,
memiliki keragaman dan kelebihan potensial yang perlu dioptimalkan.
Keinginan untuk berkiprah dengan teknologi tinggi yang dikembangkan di
proyek industri mercusuar telah menjauhkan perguruan tinggi dari teknologi
aplikatif yang diinginkan untuk pengembangan potensi daerah, sehingga
potensi yang ada selama ini hanya berkembang dengan cara tradisional.
Salah satu upaya nyata Program Studi Ilmu Kimia untuk mewujudkan hal itu
adalah dengan melakukan kegiatan ilmiah yang melibatkan masyarakat luas
dalam bentuk workshop dan pelatihan tentang potensi, budidaya, produksi
dan perdagangan minyak atsiri yang merupakan potensi daerah yang belum
disentuh. Kegiatan yang secara rutin dilakukan tiap tahun ini cukup menarik
Agar bahaya dan zat kimia mudah dan cepat dikenali maka
digunakan label atau simbol bahaya contoh: bahan-bahan kimia yang
dikeluarkan oleh pabrik E merk jerman, pada botol masing-masing zat
BAB III
PROSES PRODUKSI
I.TUJUAN
II.DASAR TEORI
1.Besi (Fe)
Besi(Fe) adalah zat terlarut dalam air yang sangat tidak diinginkan
karena dapat menimbulkan bekas karat pada pakaian,porselen dan dapat
menimbulkan bekas rasa tidak enak pada aiar minum pada konsentrasi kira kira
lebih dari 0,31mg/L.Sifat dan kimia ada biologi dari besi sangat rumit dan telah
banyak menjadi subjek penelitian.Bidang yang sangat menarik bagi bidang
kimia perairan dari besi adalah sifat redoks,pembentukan
kompleks,metabolisme mikroorganisme dan pertukaran dari besi antara fasa
larutan dan fasa padat yang mengandung besi karbonat,hidroksida,dan sulfide.
III.ALAT
1. SSA
6. Corong gelas
7. Pemanas listrik
9. Labu semprot
IV. BAHAN
1. Air Suling
2. Asam Nitrat (HNO3)
3. Larutan standar logam besi (Fe),dan
4. Gas asetilen (C2H2)
5. Sampel air
V. CARA KERJA
1.) Masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen
kedalam gelas piala.
1.) Pipet FeCl3 1000 ppm 0,25 dan masukkan ke dalam labu ukur 25ml.
2.) Ukur masing – masing larutan kerja yang telat dibuat pada panjang
gelombang 248,3 nm.
1. Data Pengamatan
Konsentrasi Absorbansi
1 ppm 0,014131
2 ppm 0,025347
3 ppm 0,038875
4 ppm 0,063351
5 ppm 0,082258
VII. PERHITUNGAN
N1 x V1 = N2 x V2
1000 x X = 10 x 25
25
X = 1000
X = 0,25
Konsentrasi sampel
Y = mx + c
Y = 0,0164x – 0,0036
Y = mx = c
0,0126 = 0,0164x
0,0126
= x
0,0164
0,7682 = x
3. Kurva
VIII. PEMBAHASAN
Namun pada percobaan ini kurva standard tidak linear. Hal ini mungkin
terjadi karena pada saat pembuatan larutan standard terjadi kesalahan saat
memipet. Atau mungkin terjadi karena larutan belum homogen.
IX. KESIMPULAN
I.TUJUAN
1. Methylen Blue
III. ALAT
4. Kuvet
IV. BAHAN
2. Aquadest
V. CARA KERJA
3. Homogenkan
Konsentrasi Absorbansi
2 ppm 0,173
4 ppm 0,285
6 ppm 0,458
8 ppm 0,531
10 ppm 0,861
3,4 0,271
VII. PERHITUNGAN
1) 100 x X = 2 x10
20
X = 100
X = 0,2 ml
2) 100 x X = 4 x10
40
X = 100
X = 0,4 ml
3) 100 x X = 6 x10
60
X = 100
X = 0,6 ml
4) 100 x X = 8 x10
80
X = 100
X = 0,8 ml
5) 100 x X = 10 x10
100
X = 100
X = 1 ml
Konsentrasi sampel
Y = mx + c
Y = 0,0811x – 0,0025
Y = mx = c
0,296 = 0,0811x
0,296
= x
0,0811
3,6498= x
3.Kurva
y = 0.0811x - 0.025
absorbansi R² = 0.9436
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
VIII. PEMBAHASAN
Namun pada percobaan ini kurva standard tidak linear. Hal ini mungkin
terjadi karena pada saat pembuatan larutan standard terjadi kesalahan saat
memipet. Atau mungkin terjadi karena larutan belum homogen.
IX. KESIMPULAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
Praktik kerja industri dilaksanakan di gedung Laboratorium Terpadu
Prodi FMIPA UII, yaitu di Laboratorium Pendidikan Kimia, dan
Laboratorium Riset Basement . Praktik kerja industri ini dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2019 – 31 Juli 2019. Berbagai kegiatan yang kami lakukan
diantaranya Penentuan Besi (Fe) dengan Spektrofotometri Serapan Atom,
Analisis Metilen Blue menggunakan Sprektrofotometri UV –VIS Single –
Beam dengan Metode Kurva Standard an Adisi Standar .
B. Saran
1. Untuk DU/DI
DAFTAR PUSTAKA