Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian PraktikKerja di Industri


Praktik kerja di Industri merupakan pembelajaran berbasis produksi
di mana kegiatan pembelajaran menyatu dengan proses produksi atau
menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran. Pembelajaran
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan peserta didik dengan
iklim kerja yang nyata. Durasi praktik kerja di Industri dilaksanakan selama
4 (empat) bulan pada industri yang terkait.

B. Tujuan Praktik Kerja di Industri


Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan untuk:
1. Mengaktualisasi model penyelenggaraan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DU/DI) yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan
di sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan keahlian di
dunia kerja (DU/DI).
2. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang
dapat dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat
dilaksanakan di Institusi Pasangan (DU/DI) sesuai dengan
sumber daya yang tersedia di masing-masing pihak.
3. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta
didik dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif
yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
4. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik
untuk memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar
kerja global.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 1


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C. KegiatanPesertaPraktikKerja di Industri
1. Tahap I : Pengamatan. Peserta didik mengamati kinerja dari suatu
kegiatan di tempat PKL kemudian merencanakan
mengartikulasikannya dalam suatu kegiatan nyata/riil.
2. Tahap II : Meniru tindakan (approximating). Peserta didik meniru
tindakan yang dilakukan oleh staf DU/DI/pembimbing industri .
Peserta didik mencoba melakukan kegiatan yang seperti dilakukan
oleh ahli dan membandingkannya
3. Tahap III : Kerja dalam bantuan dan pengawasan . Peserta didik
mulai bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan bantuan
pembimbing industri. Mereka bekerja sesuai dengan standar tempat
kerja. Kemampuan peserta didik meningkat melalui bantuan ahli
atau pembimbing industri.
4. Tahap IV : Bekerja Mandiri (Self-directed Learning). Peserta didik
hanya minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik mencoba
tindakan nyata di dunia kerja DU/DI, namun tetap membatasi
dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami. Peserta
didik melakukan tugas yang sebenarnya dan hanya mencari bantuan
bila diperlukan dari ahli.
5. Tahap V : Aktualisasi dan eksplorasi. Peserta didik melakukan
aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta didik
memberikan tanggapan terhadap pengembangan metode kerja,
prosedur kerja, formula dan hal lain yang digunakan di DU/DI.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 2


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II

URAIAN UMUM

A. Tinjauan Umum Universitas Islam Indonesia

Universitas Islam Indonesia didirikan pada tanggal 27 Rajab 1364 H atau


tanggal 8 juli 1945 dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. STI
didirikan dengan pemrakarsa tokoh nasional, seperti Dr.Mohammad Hatta,,
Moh.Natsir, Prof KHA Muzakkir, Mohammad Roem, KHA Wahid Hasyim,
dan lain sebagainya. Seiring dengan pindahnya pemerintahan Indonesia ke
Yogyakarta, maka STI pun akhirnya mengikuti jejak untuk pindah ke
Yogyakarta. Tanggal 10 April 1946 STI yang telah pindah ke Yogyakarta
akhirnya resmi dibuka kembali dan bertempat di Dalem Pengulon
Yogyakarta. Pada tanggal 22 maret 1948, STI berubah menjadi menjadi UII.
Kemudian pada tangal 5 juni 1948 secara resmi dibuka. Pada saat itu, UII
membuka empat fakultas, yaitu fakultas ekonomi, fakultas hukum, fakultas
pendidikan dan fakultas agama. Saat ini, UII terbagi menjadi tiga pusat
perkuliahan, pertama yaitu UII Condong Catur yang berisi Fakultas
Ekonomi. Kedua yaitu UII Taman Siswa, mempakan Fakultas Hukum.
Terakhir adalah kampus terpadu UII yang terletak di jalan kaliurang km
14.5. Dengan menggunakan Google earth, kampus terpadu UII kurang
lebihterletakdiantara7° 41' 15.41" - 7° 41' 11.85" LS dan 110 25' 07.57" -
110 24' 31.91"BT. Di kampusterpaduini terdapat berbagai fakultas, yaitu
Fakultas teknologi industri, Fakultas ilmu agama Islam, Fakultas teknik sipil
dan perencanaan, Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, fakultas
psikologi dan fakultas kedokteran.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 3


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B. Sejarah Berdirinya MIPA UII

Program Studi Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA-UII) adalah program studi yang
didirikan pada tanggal 20 Juni 1996 berdasarkan Keputusan Dirjen DIKTI
No.96/DIKTI/Kep./1996.

Program Studi Ilmu Kimia memiliki perhatian dan pemikiran yang besar
terhadap perkembangan lingkungan di mana program studi ini berdiri,
tumbuh dan berkembang serta lingkungan disekitarnya. Potensi daerah
dirasakan selama ini jauh dari perhatian pengembangan dan penerapan
keilmuan perguruan tinggi. Sumber daya alam dan manusia di daerah di
mana UII berada, atau masing-masing civitas akademika UII berasal,
memiliki keragaman dan kelebihan potensial yang perlu dioptimalkan.

Keinginan untuk berkiprah dengan teknologi tinggi yang dikembangkan


di proyek industri mercusuar telah menjauhkan perguruan tinggi dari
teknologi aplikatif yang diinginkan untuk pengembangan potensi daerah,
sehingga potensi yang ada selama ini hanya berkembang dengan cara
tradisional. Salah satu upaya nyata Program Studi Ilmu Kimia untuk
mewujudkan hal itu adalah dengan melakukan kegiatan ilmiah yang
melibatkan masyarakat luas dalam bentuk workshop dan pelatihan tentang
potensi, budidaya, produksi dan perdagangan minyak atsiri yang merupakan
potensi daerah yang belum disentuh. Kegiatan yang secara rutin dilakukan
tiap tahun ini cukup menarik minat masyarakat, baik petani, pedagang,
usahawan, lembaga swadaya masyarakat dan pemuda.

Program Studi Ilmu Kimia merupakan satu-satunya program studi yang


berada dalam pengelolaan Jurusan/program studi Kimia. Ketersediaan

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 4


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

sumber daya di bidang kimia sebagai staf akademik yang dapat mengelola
Program Studi Ilmu Kimia dan tersedianya fasilitas laboratorium serta
ketersediaan ruang dan fasilitas perkuliahan merupakan faktor-faktor internal
yang mendukung berdirinya program studi ini. Di samping itu, terjalinnya
kerja sama yang erat antara UII dengan Universitas Gadjah Mada (UGM),
pemanfaatan laboratorium penelitian dan analisis milik pemerintah, seperti
BATAN, BP POM, BTKL, BPPTK, dan Balai Kulit DIY sehingga
pemanfaatan sumber daya di bidang kimia untuk membantu pelaksanaan
proses pembelajaran dapat dimungkinkan.
Melalui program SEMI-QUE V tahun 2003 yang pernah diperolehnya, prodi
ilmu kimia telah berhasil memperbaiki manajemen internal dan mutu
akademik, sehingga berdampak terhadap kualitas proses pembelajaran.

Program Studi Ilmu Kimia memiliki perhatian dan pemikiran yang besar
terhadap perkembangan lingkungan di mana program studi ini berdiri,
tumbuh dan berkembang serta lingkungan disekitarnya. Potensi daerah
dirasakan selama ini jauh dari perhatian pengembangan dan penerapan
keilmuan perguruan tinggi. Sumber daya alam dan manusia di daerah di
mana UII berada, atau masing-masing civitas akademika UII berasal,
memiliki keragaman dan kelebihan potensial yang perlu dioptimalkan.
Keinginan untuk berkiprah dengan teknologi tinggi yang dikembangkan di
proyek industri mercusuar telah menjauhkan perguruan tinggi dari teknologi
aplikatif yang diinginkan untuk pengembangan potensi daerah, sehingga
potensi yang ada selama ini hanya berkembang dengan cara tradisional.
Salah satu upaya nyata Program Studi Ilmu Kimia untuk mewujudkan hal itu
adalah dengan melakukan kegiatan ilmiah yang melibatkan masyarakat luas
dalam bentuk workshop dan pelatihan tentang potensi, budidaya, produksi
dan perdagangan minyak atsiri yang merupakan potensi daerah yang belum
disentuh. Kegiatan yang secara rutin dilakukan tiap tahun ini cukup menarik

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 5


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

minat masyarakat, baik petani, pedagang, usahawan, lembaga swadaya


masyarakat dan pemuda.

Program Studi Ilmu Kimia merupakan satu-satunya program studi yang


berada dalam pengelolaan Jurusan/program studi Kimia. Ketersediaan
sumber daya di bidang kimia sebagai staf akademik yang dapat mengelola
Program Studi Ilmu Kimia dan tersedianya fasilitas laboratorium serta
ketersediaan ruang dan fasilitas perkuliahan merupakan faktor-faktor internal
yang mendukung berdirinya program studi ini. Di samping itu, terjalinnya
kerja sama yang erat antara UII dengan Universitas Gadjah Mada (UGM),
pemanfaatan laboratorium penelitian dan analisis milik pemerintah, seperti
BATAN, BP POM, BTKL, BPPTK, dan Balai Kulit DIY sehingga
pemanfaatan sumber daya di bidang kimia untuk membantu pelaksanaan
proses pembelajaran dapat dimungkinkan.
Melalui program SEMI-QUE V tahun 2003 yang pernah diperolehnya, prodi
ilmu kimia telah berhasil memperbaiki manajemen internal dan mutu
akademik, sehingga berdampak terhadap kualitas proses pembelajaran.

C. Struktur Organisasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia


1. Ketua jurusan Kimia
2. Ketua Program Studi Kimia
3. Koordinator Kepala Lab
4. Kepala Lab
5. Laboran

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 6


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

D. Visi dan Misi UII


1. Visi UII
Terwujudnya Universitas Islam Indonesia sebagai rahmatan
lil’alamin memiliki komitmen pada kesempurnaan, keunggulan, dan
risalah islamiah dalam bidang pendidikan, penelitian, pengadilan, pada
masyarakat dan dakwah setingkat Universitas yang berkualitas
dinegara-negara maju.
2. Misi UII
Mendekatkan wahyu ilahi dan sunnah Nabi sebagai sumber
kebenaran abadi yang membawa rahmat bagi alam semesta melalu
pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
sastra dan seni yang berjiwa islami, dalam rangka membentuk
cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bertakwa, berakhlak
mulia, berilmu amaliyah dan beramal ilmiah, yang memiliki keunggulan
dalam keislamian, keilmuan, kepemimpinan, keahlian, kemandirian, dan
profesionalisme.

Visi Dan MISI FMIPA UII

1. Visi FMIPA UII


Terwujudnya fakultas MIPA UII sebagai lembaga pendidikan
yang menghasilkan lulusan bermutu dan mampu bersaing ditingkat
internasional melalui pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat dan dakwah yang berdasarkan pada risalah islamah menuju
rahmatilah lil’alamin.
2. Misi FMIPA UII
Meningkatkan sistem pendidikan dan menjalin kerjasama
nasional ataupun internasional untuk menghasilkan lulusan bermutu,
tanggap terhadap kemajuan teknologi dan menghasilkan riset bekualitas

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 7


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

tingi yang bermanfaat untyk ndakwah islamiah serta kepentingan


masyarakat.

3. Tujuan Pendidikan UII


Dalam status Universitas Islam Indonesia 2009 dijelaskan UII bertujuan :
1. Membentuk cendikiawan muslim dan pemimpin bsngsa yang
berkualitass, bermanfaat bagi masyarakat, menguasai ilmu keislaman
dan mampu menerapkan nilai-nilai islam serta budaya tinggi
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
budaya, sastra, dan seni berjiwa islam.
3. Turut serta membangun masyarakat dan Negara RI yang adil dan
makmur serta mendapat ridho allah SWT
4. Mengalami, mengembangkan, dan menyebarluaskan pemahaman ajaran
agama islam untuk dipahami, dihayati dan diamalkan oleh warga
universitas dan masyarakat.

4. Sasaran Mutu UII


1. Lulusan bekerja dlama bulan pertama minimal 90%
2. Tepat waktu studi minimal 90%
3. Nilai kinerja dosen dalam aspek pedagogik, social dan profesional
dosen dengan nilai baik minimal 90%
4. Capaian kompetisi ke-UII-an lulusan yang meliputi keislaman,
kebangasaan, kewirausahaan, bahasa inggris dan nilai baik, minimal
90%
5. Program studi SI terakreditasi internasional minimal 4%
6. Jumlah dosen dengan publikasi karya ilmiah internasional minimal 55%
7. Jumlah dosen asing minimal 1%
8. Jumlah mahasiswa baru berasal dari luar negrei minimal 1%

5. Tujuan Pendidikan Sarjana UII

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 8


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Bertaat, berakhlak, terampil, berilmu, amaliah dan beramal ilmiah.


2. Berjiwa pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi
sebagai sarjana MIPA .
3. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan
teknologi maupun masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang
berkaitan dengan bidang keahliannya.
4. Mampu mengenali, mengamati dan melakukan pendekatan dan
penalaran permasalahan kedasar ilmu MIPA.
5. Mempunyai bekal dasar ilmu pengetshusn ysng cukup untuk
melanjutkan pendidikan.
Memiliki dasar pengetahuan umum dan pengetahuan profesi
yang cukup untuk dapat memperluas pandangan

E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Institusi


1. Keselamatan Kerja
a. Undang-Undang Keselamatan Kerja di Laboratorium
Falsafah keselamatan kerja diartikan dalam rumusan beikut :
Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun
rohani manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

Keselamatan kerja mempunyai sasaran terperinci sebagai berikut:

1) Mencegah terjadinya kecelakaan


2) Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
3) Mencegah atau mengurangi kematian
4) Mencegah atau mengurangi cacat tetap
5) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin, pesawat, instalasi, dan sebagainya

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 9


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6) Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan


menjamin kehidupan produksinya
7) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat, dan sumber-
sumber produksi lainnya selaku kerja dan sebagainya
8) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
menimbulkan kegembiraan semangat kerja
9) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan semua sasaran itu bertujuan meningkatkan dan
mengamankan produksi industri serta pembangunan semua sasaran itu
bertujuan meningkatkan taraf hidup (standart of living) dan
kesejahteraan manusia.

Terjadinya kecelakaan di laboratorium disebabkan oleh sebagai faktor,


antara lain :

1) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang alat dan zat yang


digunakan .
2) Ketidakhati-hatian seseorang dalam melakukan percobaan.Yang
menjadi sumber kecelakaan dapat bermacam-macam misalnya
kecelakaan yang disebabkan oleh zat kimia, tabung gas listrik dan api.

Tetapi yang akan dibicarakan disini adalah bahaya yang disebabkan


atau diakibatkan oleh zat kimia. Zat kimia berbahaya dibagi dalam
Sembilan kelompok yaitu zat kimi beracun, korosif, mudah terbakar,
bahan peledak, oksidator, zat yang reaktif terhadap air, zat yang teraktif
terhadap asam, gas bertekanan dan zat radioaktif. Zat kimia dikatakan
berbahaya bila termasuk dalam kategori tersebut.

Agar bahaya dan zat kimia mudah dan cepat dikenali maka
digunakan label atau simbol bahaya contoh: bahan-bahan kimia yang
dikeluarkan oleh pabrik E merk jerman, pada botol masing-masing zat

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 10


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

yang dilengkapi dengan simbol atau lambang bahaya yang menunjukan


sifat dari zat tersebut.

1) Lambang E (explosive): Zat yang mudah meledak


Bahaya : Dapat meledak dalam kodisi tertentu
Pencegahan : Hindari terjadinya tumbukan, guncangan

2) Lamabang O (oxsidingzing substance) : Zat yang dapat mengoksidasi


Bahaya : Dapat membakar bahan-bahan yang mudah
terbakar
Pencegahan : Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah tebakar
3) Lambing F ( flammable): Zat yang mudah menyala
Bahaya : Mudah menyala
Pencegahan : Hindari kontak dengan udara
4) Lambing T (toxic) : Zat yang bersiafat beracun
Bahaya : Bahaya bagi kesehatan bila terhisap masuk
kedalm tubuh, dapat pula menimbulkan kematian
Pencegahan : Hindarkan kontak dengan tubuh manusia
5) Lamabang Xn (harmful) : Zat-zat yang merugikan
Bahaya : Dapat menimbulkan kerusakan bila terserap
oleh tubuh
Pencegahan : Hindarkan kontak langsung dengan tubuh
manusia supaya tidak terhirup
6) Lambang C (corrosive) : Zat-zat yang korosif
Bahaya : Dapat merusak jaringan maupun peralatan
Pencegahan : Jangan kena kulit, mata dan pakaian
7) Lambing Xi ( irritating) : Zat-zat yang dapat mengakibatkan sakit atau
peradangan

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 11


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Bahaya : Menyakitkan kulit, mata, organ pernafasan


Pencegahan : Hindarkan kontak dengan kulit, mata, dan
jangan dihirup.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 12


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III

PROSES PRODUKSI

PENENTUAN BESI (Fe) DENGAN SPEKTROFOTOMETRI


SERAPAN ATOM

I.TUJUAN

Tujuan percobaan ini adalah:

1.Mempelajari penggunaan alat spektrofotometer serapan atom

2.Mempelajari kadar besi (Fe) dalam air menggunakan spektrofotometer


serapan atom

II.DASAR TEORI

1.Besi (Fe)

Besi(Fe) adalah zat terlarut dalam air yang sangat tidak diinginkan
karena dapat menimbulkan bekas karat pada pakaian,porselen dan dapat
menimbulkan bekas rasa tidak enak pada aiar minum pada konsentrasi kira kira
lebih dari 0,31mg/L.Sifat dan kimia ada biologi dari besi sangat rumit dan telah
banyak menjadi subjek penelitian.Bidang yang sangat menarik bagi bidang
kimia perairan dari besi adalah sifat redoks,pembentukan
kompleks,metabolisme mikroorganisme dan pertukaran dari besi antara fasa
larutan dan fasa padat yang mengandung besi karbonat,hidroksida,dan sulfide.

Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan kandungan besi dalam


sampel air dengan menggunakan AAS dalam bentuk besi total.Hasil

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 13


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pengukuran kadar Fe dapat dibandingkan dengan standar baku mutu untuk


menentukam kelayakan penggunaan air.

2.Spektofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis yang


didasarkan pada proses penyerapan energy radiasi oleh atom atom yang berada
pada tingkat enegi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil
mengeluarkan energy yang berbentuk radiasi.

Dalam spektrofotometri serapan atom, atom bebas berinteraksi dengan


berbagai bentuk energi seperti energy panas, energy elektromagnetik, energy
kimia, dan energy listrik. Interaksi ini menimbulkanproses proses dalam atom
bebas yang menghaislkan absorbsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas.
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang
yang karakteristik untuk setiap atom bebas.

Adanya absorbsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektrolik


yaitu perpindahan elektron dalam atom dari tingkat energy yang satu ke tingkat
energy yang lain. Absorbsi radiasi terjadi apabila ada elektron yang
mengabsorbsi energy radiasi sehingga berpindah ke tingkat energy yang lebih
rendah sehingga terjadi pelepasan energy dalam bentuk radiasi.

Panjang gelombang dari radiasi yang menyebabkan eksitasi ke tingkat


eksitasi tingkat-1 disebut panjang gelombang radiasi resonansi. Radiasi ini
berasal dari unsure logam/metalloid. Radiasi resonansi dari unsur X hanya
dapat diasorbsi oleh atom X. Sebaliknya atom X tidak dapat megasorbsi radiasi
resonansi unsur Y. Tak ada satupun unsure dalam susunan berkala yang radiasi
resonansinya menyamai unsur lain.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 14


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Hal inilah yang menyababkan metode spektrofotometri serapan atom


sangat spesifik dan hamper bebas gangguan karena frekuensi radiasi yang
diserap adalah karakteristik untuk setiap unsure. Gangguan hanya akan terjadi
apabila panjang radiasi resonansi dari dua unsure yang sangat berdekatan satu
sama lain.

Bagian bagian pektrofotometri serapan atom

1. Sumber radiasi/ Hollow Katoda Lamp


Fungsinya adalah untuk memancarkan spectrum atom dari unsur yang
ditentukan. Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu
katoda berongga (Hollow Katoda Lamp) atau Ellectrodelless Discharge
Tube (EDT)
2. Atomizer
Atomizer terdiri dari Nebulizer (system pengabut), spray chamber, dan
burner (system pembakar)
 Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol
(butir butir kabut dengan ukuran partikel 15 – 20 µm)
 Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang
homogen antara gas oksidan..
 Burner merupakan sitem tempat terjadi atomiasi yaitu
pengubahan kabut/uap garam unsure yang akan dianalisis
menjadi atom atom normal dalam nyala.
3. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi yang reonansi yang
telah mengalami absorbs tersebut dari radasi radiasi lainnya.
4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mengukur radiasi yang di transmisikan oleh
sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energy
listrik.
5. Rekorder

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 15


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rekorder berfungsi untuk menggambarkan secar otomatis kurva


absorbsi.

III.ALAT

1. SSA

2. Lampu hollow katoda Fe

3. Gelas piala 250 ml

4. Labu ukur 100 ml

5. Pipet ukur 5ml

6. Corong gelas

7. Pemanas listrik

8. Kertas saring whatman 40,dengan ukuran pori diameter 0,42 um.

9. Labu semprot

IV. BAHAN

1. Air Suling
2. Asam Nitrat (HNO3)
3. Larutan standar logam besi (Fe),dan
4. Gas asetilen (C2H2)
5. Sampel air

V. CARA KERJA

1. Persiapan Sampel Uji

1.) Masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen
kedalam gelas piala.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 16


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.) Tambahkan 5 ml asam nitrat.

3.) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh hamper kering.

4.) Ditambahkan 50 ml air suling, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml


melalui kertas saring dan ditetapkan 100 ml dengan air suling.

2. Peengenceran larutan Fe 1000 ppm menjadi 10 ppm

1.) Pipet FeCl3 1000 ppm 0,25 dan masukkan ke dalam labu ukur 25ml.

2.) Tambahkan air suling sampai tanda batas.

3. Pembuatan larutan kerja

1.) Pipet 0,5 ml ; 1 ml ; 2 ml ; 3 ml ; 4 ml dan 5 ml larutan baku besi, Fe


10 mg/L masing – masing ke dalam labu ukur.

2.) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga


diperoleh konsentrasi logam besi 0,5mg/L ; 1,0 mg/L ; 2,0 mg/L ; 3,0
mg/L ; 4,0 mg/L dan 5,0 mg/L.

4. Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi

1.) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk alat penggunaan alat.

2.) Ukur masing – masing larutan kerja yang telat dibuat pada panjang
gelombang 248,3 nm.

3.) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.

4.) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di persiapkan.

VI. ANALISIS DATA

1. Data Pengamatan

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 17


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Konsentrasi Absorbansi

0,5 ppm 0,008661

1 ppm 0,014131

2 ppm 0,025347

3 ppm 0,038875

4 ppm 0,063351

5 ppm 0,082258

Konsentrasi sampel Absorbansi sampel

0,608 ppm 0,009

VII. PERHITUNGAN

 Pengenceran larutan 1000 ppm menjadi 10 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

1000 x X = 10 x 25

25
X = 1000

X = 0,25

 Konsentrasi sampel

Y = mx + c

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 18


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Absorbansi sampel = 0,009

Y = 0,0164x – 0,0036

Y = mx = c

0,009 = 0,0164x – 0,0036

0,009 + 0,0036 = 0,0164x

0,0126 = 0,0164x

0,0126
= x
0,0164

0,7682 = x

3. Kurva

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 19


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

VIII. PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini yaitu penentuan besi (Fe) dengan


sepektrofotometri serapan atom. Langkah pertama yang dilakukan yaitu
persiapan sampel uji. Caranya masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok
sampai homogen kedalam gelas piala, kemudian tambahkan 5 ml asam
nitrat.Setelah itu panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh hampir
kering. Kemudian tambahkan 50 ml air suling, masukkan ke dalam labu ukur
100 ml melalui kertas saring dan ditetapkan 100 ml dengan air suling.

Langkah kedua yaitu pengenceran larutan induk Fe dari 1000 ppm


menjadi 10 ppm. Caranya pipet FeCl3 1000 ppm 0,25 dan masukkan ke dalam
labu ukur 25 ml dan tambahkan air suling hingga tanda batas.

Langkah ketiga yaitu Pembuatan larutan kerja. Caranya Pipet 0,5 ml ; 1


ml ; 2 ml ; 3 ml ; 4 ml dan 5 ml larutan baku besi, Fe 10 mg/L masing – masing
ke dalam labu ukur. Kemudian tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda
tera sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,5mg/L ; 1,0 mg/L ; 2,0 mg/L ;
3,0 mg/L ; 4,0 mg/L dan 5,0 mg/L.

Langkah terakhir yaitu prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi.


Caranya optimalkan alat SSA sesuai petunjuk alat penggunaan alat. Kemudian
ukur masing – masing larutan kerja yang telat dibuat pada panjang gelombang
248,3 nm. Setelah itu buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis
regresi. Kemudian lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di
persiapkan.

Pada percobaan kali ini yaitu penentuan besi (Fe) dengan


sepektrofotometri serapan atom dengan sampel air diperoleh konsentrasi
sampel sebesar 0,7682. Sedangkan kandungan besi dalam air sesuai SNI nomor
6989.4:2009 tentang air dan air limbah bagian 4 : cara uji besi (fe) secara

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 20


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Spektrofotometri Serapan Atom- nyala, dengan ruang lingkup Metode ini


digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uji
air dan air limbah secara spektrofotometri serapan atom-nyala pada kisaran
kadar Fe 0,3 mg/liter sampai dengan 10 mg/liter dengan panjang gelmbang
248,3 nm. Maka sampel air tersebut layak untuk dikonsumsi.

Namun pada percobaan ini kurva standard tidak linear. Hal ini mungkin
terjadi karena pada saat pembuatan larutan standard terjadi kesalahan saat
memipet. Atau mungkin terjadi karena larutan belum homogen.

IX. KESIMPULAN

Pada penentuan besi (Fe) dengan sepektrofotometri serapan atom


diperoleh konsentrasi sampel sebesar 0,7682 dalam excel dan 0,608 dalam
instrumen. Didalam SNI kadar Fe dalam air yang boleh dikonsumsi berkisar
antara 0,3 mg/liter sampai dengan 10 mg/liter. Sehingga air aman untuk
dikonsumsi.

ANALISIS METILEN BLUE MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER UV – VIS SINGLE - BEAM
DENGAN METODE KURVA STANDAR DAN ADISI
STANDAR

I.TUJUAN

Tujuan percobaan ini adalah :

1.Mempelajari penggunaan alat spektrofotometer UV – VIS Single - Beam

2.Menentukan panjang gelombang metilen blue dengan menggunakan


spektrofotometer UV-VIS Single - Beam

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 21


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.Menentukan kadar metilen blue dalam sampel dengan menggunakan metode


kurva standard an adisi satandar.

II. DASAR TEORI

1. Methylen Blue

Methylen blue adalah senyawa kmia aromatic heterosiklik dengan


rumus kimia C16H18N3SC. Senyawa ini banyak digunakan pada bidang biologi
dan kimia. Pada suhu ruangan senyawa ini berbentuk padatan, tak berbau,
berbentuk bubuk warna hijau tua yang menghasilkan larutan warna biru tua bila
dilarutkan dalam air. Bentuk hidtratnya mengandung 3 molekul air per molekul
methylen blue

2. Analisis spektroskopi molekul

Analisis Spektroskopi adalah analisis yang didasarkan pada interaksi radiasi


dengan spesies kimia. Interaksi radiasi dengan spesies kimia tersebut dapat
berupa refleksi, refleksi atau difraksi. Cara interaksi dapat berupa absorbansi,
pemendaran, emisi, penghamburan tergantung pada jenis materi. Dalam
spektrofotometri UV-VIS , interaksi yang terjadi adalah adanya eksitasi
elektronik dalam molekul meliputi :

a. Eksitasi dari orbital πkeπ*atau n ke π * , terjadi pada molekul organk


dengan ikatan rangkap atau yang disebut sebagai gugus kromofor.
b. Eksitasi elektronik dslsm orbital d, terjadi pada molekul kompleks.

Di dalam spektrofotometri UV-VIS terdapat dua daerah panjang


gelombang yaitu daerah ultra violet dengan panjang gelombang antara 200-
400 nm dan daerah tampak (visible) dengan panjang gelombang 400 – 800 nm.
Senyawa kimia yang menyerap pada daerah tampak adalah senyawa yang dapat
berwarna. Contoh senyawa berwarna adalah larutan metilen blue yang mampu
menyerap radiasi dari gelombang elektromagnetik pada daerah visible.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 22


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3. Spektrofotometer UV – Vis Single Beam

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


absorbansi dengan cara melewatkan cahay dengan panjang geloombang
tertentu pada suatu analit yang berada dalam suatu kuvet yang terbuat dari
kaca (glass) atau kuarsa (quart) . Sebagian dari cahaya yang dilewakan
melalui kuvet tersebut akan diserap oleh analit dan sisa cahaya yang tidak
terserap akan diteruskan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan konsentrai larutan di dalam kuvet.

Spektrofotometer UV- Vis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu


spektrofotometer single-beam dan spektrofotometer double- beam.
Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut terletak pada pemisahan
sumber cahaya. Pada single-beam, sumber cahaya akan langsung melewati
kuvet, sehingga nilai absorbansi yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari
analit yang terdapat di dalam kuvet. Berbeda dengan single-beam,sumber
cahaya akan terbagi dalam dua arah menuju blanko dan analit, sehingga
nilai asorbansi blanko dapat langsung terukur bersamaan dengan nilai
absorbansi analit yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Hal ini
dapat terjadi karena pada spektrofotometer double-beam terdapat chopper
yang akan membagi sumber cahaya menjadi dua, yaitu yang melewati
blanko ( disebut juga reference beam) dan yan melewati analit (disebut juga
sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut,
spektrofotoktometer double-beam memiliki keunggulan lebih disbanding
single-beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami
pengurangan tearhadap nilai absorbansi blanko. Selain itu, pada single-
beam,ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas
cahaya akibat fluktuasi volitase.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 23


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

III. ALAT

1.Labu ukur 10 ml 6 buah

2. Pipet ukur 1 mL dan 5 mL

3. Gelas piala 100 mL 2 buah

4. Kuvet

5. Spektrofotometer UV-VIS double beam UH-2010

IV. BAHAN

1. Larutan baku metilen blue 100 mg/liter

2. Aquadest

3. Sampel yang mengandung metilen blue

V. CARA KERJA

1. Masukan kedalam 5 labu ukur 25 ml berturut turut 2 mg/L, 4 mg/L, 6 mg/L,


8 mg/L, 10 mg/L larutan metilen blue 100 mg/L.

2. Tambahkan air suling sampai tepat tanda batas

3. Homogenkan

4. Analisis menggunakan Uv- Vis double beam UH-2010

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 24


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

VI. ANALISIS DATA

Konsentrasi Absorbansi

2 ppm 0,173

4 ppm 0,285

6 ppm 0,458

8 ppm 0,531

10 ppm 0,861

Konsentrasi sampel Absorbansi sampel

3,4 0,271

VII. PERHITUNGAN

 Pembuatan kurva standar

1) 100 x X = 2 x10

20
X = 100

X = 0,2 ml

2) 100 x X = 4 x10

40
X = 100

X = 0,4 ml

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 25


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3) 100 x X = 6 x10

60
X = 100

X = 0,6 ml

4) 100 x X = 8 x10

80
X = 100

X = 0,8 ml

5) 100 x X = 10 x10

100
X = 100

X = 1 ml

 Konsentrasi sampel

Y = mx + c

Absorbansi sampel = 0,271

Y = 0,0811x – 0,0025

Y = mx = c

0,271 = 0,0811x – 0,0025

0,271 + 0,025 = 0,0811x

0,296 = 0,0811x

0,296
= x
0,0811

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 26


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3,6498= x

3.Kurva

y = 0.0811x - 0.025
absorbansi R² = 0.9436
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12

VIII. PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini yaitu analisis metilen blue menggunakan


sepektrofotometer UV – VIS double beam dengan metedo kurva standar dan
adisi setandar. Dengan tujuan mempelajari penggunaan alat spektrofotometer
UV – VIS Double Beam, menentukan panjang gelombang metilen blue dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS Double Beam, dan menentukan kadar
metilen blue dalam sampel dengan menggunakan metode kurva standard dan
adisi satandar. Pada percobaan kali ini instrument yang di gunakan adalah
Spektro Uv-Vis UH 2010. Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan kurva
standard, kurva standard terdiri dari 2 mg/L, 4 mg/L, 6 mg/L, 8 mg/L, 10 mg/L
larutan metilen blue.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 27


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Cara pembuatan kurva standard adalah pertama, membuat kurva


standard 2 mg/L. Caranya ambil larutan methylen blue 100mg/liter sebanyak
0,2 ml, kemudian masukan dalam labu ukur 10ml. kemudian tambahkan
aquadest sampai tanda batas.

Kemudian membuat larutan standard 4mg/L. Caranya ambil 0,4 ml


larutan methylen blue 100mg/liter, masukan dalam labu ukur 10 ml. Kemudian
tambahkan aquadest sampai tanda batas

Kemudian membuat larutan standard 6mg/L. Caranya ambil larutan


methylen blue 100mg/liter 0,6 ml, masukan dalam labu ukur 10ml. Kemudian
tambahkan aquadest sampai tanda batas.

Kemudian membuat larutan standard 8mg/L. Caranya ambil 0,8 ml


larutan methylen blue 100mg/liter, masukan dalam labu ukur 10ml. Kemudian
tambahkan aquadest sampai tanda batas.

Kemudian membuat larutan standard 10mg/L. Caranya ambil larutan


methylen blue 100mg/liter sebanyak 1ml, masukan dalam labu ukur 10ml.
Kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas.

Setelah itu analisis dengan spektrofotometer uv-vis UH 2010. Saat


menganalisis harus urut dari blanko, lalu larutan standard dengan konsentrasi
paling kecil sampai larutan standard yang paling besar konsentrasinya.
Sehingga akan membentuk kurva linear.

Setelah semua larutan standard dianalisis, kemudian sampel yang akan


dianalisis. Dalam praktikum ini kami tidak mempunyai sampel yang ada
kandungan methylen blue. Kemudian untuk sampel kami memakai sisa larutan
standard kemudian kami tambahkan aquadest secukupnya.

Pada percobaan kali ini diperoleh hasil konsentrasi sampel sebesar


3,6498 dalam excel, sedangkan dalam instrumen sebesar 3,4.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 28


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Namun pada percobaan ini kurva standard tidak linear. Hal ini mungkin
terjadi karena pada saat pembuatan larutan standard terjadi kesalahan saat
memipet. Atau mungkin terjadi karena larutan belum homogen.

IX. KESIMPULAN

Dalam percobaan kali ini yaitu analisis metilen blue menggunakan


sepektrofotometer UV – VIS single beam dengan metedo kurva standar dan
adisi setandar diperoleh hasil konsentrasi sampel sebesar 3,6498 dalam excel,
sedangkan dalam instrumen sebesar 3,4.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 29


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
Praktik kerja industri dilaksanakan di gedung Laboratorium Terpadu
Prodi FMIPA UII, yaitu di Laboratorium Pendidikan Kimia, dan
Laboratorium Riset Basement . Praktik kerja industri ini dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2019 – 31 Juli 2019. Berbagai kegiatan yang kami lakukan
diantaranya Penentuan Besi (Fe) dengan Spektrofotometri Serapan Atom,
Analisis Metilen Blue menggunakan Sprektrofotometri UV –VIS Single –
Beam dengan Metode Kurva Standard an Adisi Standar .

2. Kesimpulan praktikum di laboratorium FMIPA praktikum analisis yang


dilaksanakan selama PI yaitu :

1.Pada praktikum Penentuan Besi (Fe) dengan Spektrofotometri


Serapan Atom diperoleh konsentrasi sampel sebesar 0,7682 dalam excel dan
0,608 dalam instrumen.

2. Pada praktikum Analisis Metilen Blue menggunakan


Spektrofotometer UV – VIS Single Beam dengan metedo kurva standar dan
adisi setandar diperoleh hasil konsentrasi sampel sebesar 3,6498 dalam excel,
sedangkan dalam instrumen sebesar 3,4.

B. Saran
1. Untuk DU/DI

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 30


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

c. Siswa Praktik Kerja Industri seharusnya diberikan rencana program


latihan di Industri selama PI, sehingga siswa dapat mengetahui apa
yang akan dikerjakan selanjutnya dan dapat mempersiapkan materi
lebih matang.
d. Pembimbing diharap lebih sering berkomunikai terhadap siswa
e. Pembimbing diharapkan selalu membimbing dan mengawasi
kegiatan yang dilakukan siswa
2. Untuk Sekolah
a. Sebelum daftar tempat PI diumumkan kepada siswa, sebaiknya
sekolah sudah melalukan konfirmasi kepada tempat DU/DI yang
terkait
b. Sebaiknya sekolah harus memilih waktu dan tempat praktek kerja
industri
c. Guru pembimbing sebaiknya banyak menemui siswa ditempat
DU/DI sebelum PI, siswa diberikan bekal materi yang cukup dan
sesuai dengan tempat PI masing – masing.

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 31


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

SMK NEGERI 1 TRUCUK Page 32

Anda mungkin juga menyukai