Draf Proposal
Oleh:
SUSI SUSANTI
60400117042
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
dengan subur seperti buah-buahan. Banyaknya tanaman yang ada memiliki manfaat
yang beraneka ragam pula. Oleh karena itu sangat potensial untuk dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Salah satu tanaman di Indonesia yang dapat digunakan
Moraceae. Buah sukun banyak dimanfaatkan sebagai makanan. Kandungan dari buah
sukun yaitu protein, vitamin, kalsium, magnesium, kalium, tembaga, zat besi,
thiamin, dan senyawa fenolik. Buah sukun dapat digunakan sebagai sumber makanan
alternatif, sementara itu, daun sukun juga banyak dimanfaatkan sebagai obat
beberapa antioksidan diatas, antioksidan yang paling banyak diteliti adalah flavonoid
yang mempunyai aktivitas anti inflamasi. Selain aktivitas anti inflamasi, efek lain
Salah satu tumbuhan obat yang dapat digunakan adalah daun sukun. Daun
seluruh wilayah Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk bahan obat. Daun Sukun
bebas yang terbentuk selama fase inflamasi (Evan, 2006). Saponin akan mengganggu
tegangan permukaan dinding sel, maka saat tegangan permukaan terganggu zat
antibakteri akan masuk kedalam sel dan akan mengganggu metabolism hingga
akhirnya dinding tersenut akan pecah atau lisis dan terjadilah kematian bakteri
(karlina, 2013) tanin memiliki fungsi sebagai astrigen yang dapat mengecilkan pori-
Vitamin adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan walaupun hanya dalam jumlah yang
sedikit. Vitamin terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin yang larut dalm air dan vitamin
yang larut dalam lemak . Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh
dan dikeluarkan melalui urin. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap
hari untuk mencega kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin C (asam askorbat) adalah salah satu jenis vitamin yang larut air dan memiliki
peranan penting di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Fungsi vitamin C
yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang
rawan, gigi, membrane kapiler, kulit dan urat otot. Dengan demikian, vitamin C
berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, memelihara kesehatan gigi dan
gusi.
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna, maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorbsi) secara selektif dan
intensitas sinar yang diserp dengan intensitas sinar datang. Nilai absorbansi ini akan
bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat
yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin
besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi
penetapan kadar vitamin C pada cabai merah (Capsicum annum L.) using
olahan buah salak (Salacca zalacca) secara spektrofotometri UV-Vis, untuk sari buah
didapatkan hasil 7,8008 mg/100 g, manisan yaitu 8,6432 mg/100 g dan selai yaitu
8,6451 mg/100 g. kadar vitamin C terdapat pada selai lebih besar dibanding dengan
vitamin C yang terdapat pada buah tomat muda yaitu 74,o3666 mg/100 g, tomat
setelah dimasak yaitu 53,81333 mg/100 g dan tomat masak yaitu 43,56666 mg/100 g.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada buah tomat muda lebih
tinggi dibandingkan dengan buah tomat setelah masak dan tomat masak.
Berdasarkan uraian diatas maka hal yang melatar belakangi penelitian ini
adalah untuk menentukan nilai absorbansi dalam penentuan kadar vitamin C hasil
spektrofotometer UV-Vis.
(Artocarpus altalitis).
b. Sebagai sumber masukan untuk masyarakat mengenai manfaat kandungan
a. Daun yang digunakan yaitu daun segar dan daun kering dari daun sukun
(artocarpus altalitis).
b. Daun segar yang digunakan yaitu berwarna hijau dan tidak diserang hama.
c. Daun kering yang diperoleh dari daun segar yang dikeringkan selama 2 hari
Kab. Gowa.
spektrofotometer UV-Vis.
i. Variabel yang akan diukur adalah nilai absorbansi dan kadar vitamin C
2.1 Absorbansi
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna, maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorbsi) secara selektif dan
bergantung pada kadar zat yang terkandung didalamnya, semakin banyak kadar zat
yang terkandung dalam suatu samppel maka semakin banyak molekul yang akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin
besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi
Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi ketingkat energi yang
lebih rendah maka beberapa energi akan dilepas. Energi ini dapat hilang sebagai
radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika suatu molekul dikenai
suatu radiasi elektromagnetik pada frekuuensi yang sesuai sehingga energi molekul
tersebut ditingkatkan kelevel yang lebih tinggi, maka terjadi perisitiwa penyerapan
spektra). Spektra juga dapat berfungsi sebagai bahan informasi yang bermanfaat
untuk analisa kuantitatif. Banyaknya sinar yang diabsorbsi pada panjang gelombang
tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang diserap radiasi, sehingga spektra
suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Pada suatu molekul yang memegang peranan penting adalah electron valensi dari
setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki
oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi)
jika dikenai suatu energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan
Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap
adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan
pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar
electron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio
(Elsair, 2012).
datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya
setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah transmittansi atau
absorbansi. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya
lambert-beer atau hukum Beer yang berbunyi, “jumlah radiasi cahaya tampak
(ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsetrasi zat dan tebal larutan
(Febrianti, 2004).
absorbsi cahaya pada cahaya tampak. Kita melihat objek dengan pertolongan cahaya
yang diteruskan atau dipantulkan. Apabila cahaya polikromatis (cahaya putih) yang
menyerap panjang gelombang tertentu, maka medium itu tampak berwarna. Karena
panjang gelombang yang diteruskan sampai ke mata, maka panjang gelombang inilah
yang menentukan warna medium. Warna ini disebut warna yang komplementer
dapat digunakan untuk informasi baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.
kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan
Gelombang merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang bermanfaat untuk
sebagai akibat adanya gangguan pada medium udara, air maupun gas yang kemudian
bergerak berpindah dari satu tempat ketempat lainnya tanpa didikuti oleh medium
mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah
menjadi cahaya tampak (visible light). Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan
di ruang bebas sama dengan 3 x 108 meter per detik. Jika frekuensi (f) dan panjang
v
λ= f (2.1)
Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 340 nanometer (nm) hingga 700
nanometer (nm), dimana jika diuraikan cahaya ini akan terdiri atas beberapa daerah
dapat merambat dengan atau tanpa adanya medium rambatan. Berdasarkan jenisnya,
cahaya dibedakan menjadi cahaya yang tampak dan cahaya yang tidak tampak.
Cahaya tampak merupakan cahaya yang jika mengenai benda maka benda tersebut
akan dapat dilihat oleh manusia, contohnya adalah cahaya matahari. Cahaya tak
tamapak merupakan cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak lebih terang
atau masih sama sebelum terkena cahaya. Contoh cahaya tak tampak adalah sinar
inframerah dan sinar x. cahaya tampak dibagi menjadi dua yaitu monokromatik dan
medan listrik cahaya juga mempunyai medan magnet dimana arah vektor kedua
medan tersebut adalah saling tegak lurus. Medan listrik pada arah vertikal sedangkan
Gambar 2.2 Gelombang elektromagnetik dengan arah medan magnet tegak lurus
warna. Misalnya warna merah yang mempunyai panjang gelombang sekitar 650 nm,
warna kuning sekitar 570 nm dan warna biru sekitar 475 nm. Sedangkan cahaya putih
mengandung semua warna. Energi cahaya meningkat dari warna merah ke warna
biru, ketika cahaya tampak mengenai suatu benda, beberapa spektrum warna diserap
dan yang lain diteruskan dan dipantulkan. Perbedaan dalam hal spektrum warna apa
yang diserap dan spektrum mana yang diteruskan akan menghasilkan suatu warna
benda. Cahaya berinteraksi dengan materi atu benda akan menentukan sifat optik
benda tersebut, karena secara garis besar sifat optic yang dapat teramati pada suatu
materi padat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pencerminan, perambatan, dan
transmisi. Apabila suatu cahaya merambat melalui medium optik, maka terjadi
spontan oleh atom yang tereksitasi di dalam medium optik. Salah satu cara agar atom
mengalami eksitasi adalah dengan absorbsi cahaya. Jadi, luminesensi terjadi setelah
atom mengalami absorbsi walaupun tidak semua absorbsi diikuti oleh luminesensi.
Karena kadang kala setelah absorbsi, atom tereksitasi kehilangan energi dalam bentuk
diemisikan ke segala arah dan mempunyai frekuensi berbeda dan frekuensi cahaya
medium. Pada peristiwa ini intensitas cahaya berkurang. Absorbsi sangat berkaitan
dengan transmisi karena cahaya yang tidak terabsorbsilah yang akan ditransmisikan
yang berosilasi dan merambat melewati ruang dan membawa energi dari satu tempat
ke tempat lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
2.3 Vitamin C
dengan enam atom karbon yang disintesis dari glukosa oleh bahan hewan.
Vitamin C disintesis di hati pada beberapa mamalia dan di ginjal pada burung
dan reptile (FAO&WHO, 1998). Menurut (Finar, 1975), asam askorbat sangat
dari ini. Struktur vitamin C dicetuskan oleh Haworth, Hirts, dan rekan-
sebagai berikut :
mengisolasi L-asam askorbat (vitamin C). Asam askorbat terdapat pada semua
hewan dan jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Manusia, primata lain, marmot,
struktur molekul yang hadir dalam makanan. Vitamin C merupakan salah satu
antioksidan yang tersedia. Secara struktur, vitamin yang larut dalam air
memiliki gugus –OH, -COOH, dan gugus polar lain yang menunjukkan
kelarutan mereka dalam air, tetapi diantara mereka ada yang memiliki
setelah dipisahkan dari air jeruk pada tahun 1928. Penyekit karena difisiensi
jaringan. Manfaat vitamin C sangat banyak bagi tubuh antara lain, untuk
saraf dan hormone serta meningkatkan penyerapan dari zat gizi lainnya (Adi
2008).
RM : C6H8O6
BM : 176,13
Pemerian : serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau,
rasa asam.
Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
Khasiat : Antiskorbut.
2.3.3 Fungsi Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat diperlukan tubuh kita
dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk
buahan seperti buah jeruk, nanas, jambu, tomat, bayam, brokoli, cabe hijau,
Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C
mudah rusak karena adanya udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas.
Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam keadaan
disimpan, perendaman dalam air, dimasak dengan suhu tinggi untuk waktu
lama, dimasak dalam panic besi atau tembaga, dan dibiarkan lama sesudah
dimasak pada suhu kamar ruangan atau suhu panas sebelum dimakan
(Andarwulan, 1992).
pertama kali dilakukan oleh Tillmans pada tahun 1972. Metode ini pada saat
kecil tetapi dalam bahan-bahan yang disimpan jumlahnya cukup besar maka
dengan asam kuat secara cepat. Asam-asam yang dapat digunakan antara lain
Asam yang paling baik digunakan adalah asam metafosfat karena dapat
Indofenol sering pula disebut “dye” yang berwarna biru dalam larutan
basa dan merah dalam larutan asam direduksi oleh asam askorbat membentuk
tereduksi dalam larutan. Perubahan warna dapat dilihat secara fotometri atau
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat
kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
1. Maserasi
berasal dari bahasa latin macere, yang artinya merendam. Maserasi adalah
dalam dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel
tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi
keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel. Maserasi
biasanya dilakukan pada temperature 15o -20oC dalam waktu selama 3 hari
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 7 hari, terlindung dari cahaya, sambil
seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat
sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan (H.
Putri, 2016).
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
panjang 20-60 cm dan lebar 20-40 cm, tangkai daun 3-7 cm dan berdaun tunggal
(Gambar 2.4). bentuk daun sukun dapat dibagi menjadi 3 yaitu berlekuk dangkal,
berlekuk agak dalam, dan berlekuk dalam (Ragone, 1997). Daun sukun memiliki ciri
yaitu daunnya sangat tebal, keras, hijau gelap dan kilap di bagian atas, hijau pucat dan
alkaloid dan tanin (Tsai and Maeda, 2005). Kandungan flavonoid tertinggi
terdapat pada daun sukun tua yaitu sebesar 100,68 mg/g, daun sukun muda 87,
03 mg/g, daun sukun tua yang sudah gugur 42,89 mg/g (Mardiana, 2013).
sehingga menjadikan radikal yang lebih stabil dan akan mengakhiri rantai
radikal tersebut (Suryanto dan Wehantouw, 2009). Falfonoid sebagai
(Dwidjoseputro, 1994).
(Winarsi, 2007). Fungsi tanin yang lainnya yaitu sebagai adstringen yang
proliferasi fibroblas dan pembuluh darah sehingga dapat menarik lebih banyak
2.6 Spektrofotometer
Spektroskopi adalah suatu studi mengenai aksi antara energi radiasi (cahaya)
adalah suatu pengukuran seberapa banyak energi radiasi diserap (diabsorbsi) atau
dipancarkan (diemisi) oleh suatu materi sebagai suatu fungsi panjang gelombang dari
gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang
gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu
Vis) Pada Spektrofotometer Visible (Spektro Vis) yang digunakan sebagai sumber
tampak adalah 380 nm sampai 750 nm. Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai
pada spektro visible adalah lampu tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama
wolfarm merupakan unsur kimia dengan dengan simbol W dan nomer atom 74.
Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi yaitu 3422℃ dibanding logam
lainnya. Karena sifat ilmiah maka ia digunakan sebagai sember lampu. Sampel yamg
dapat dianalisa denghan metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Hal ini
untuk sampel yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
bereaksibdengan analit yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna
yang dihasilkan harus benar-benar stabil. Salah satu contohnya adalah pada analisa
kadar protein terlarut (soluble protein). Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki
warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa.
Reagent yang biasa digunakan adalah reagrnt folin. Saat protein terlarut direaksikan
dengan folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein akan
membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Berdsarkan hal tersebut semakin tinggi intensitas
warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Yang merupakan isotope
hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom deuterium
mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani,
deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua partikel. Sinar
UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar
ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna alias bening dan
transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna
meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometer adalah sampel harus
terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent folin, maka bila menggunakan
dengan mengukur berapa jauh energi radiasi yang diserap oleh absorbansi terisolasi
2010 : 225).
digunakan dalam analisis farmasi. Hal ini melibatkan pengukuran jumlah radiasi
ultraviolet atau zat yang diserap dalam larutan. Instrument yang mengukur rasio, atau
funsi dari rasio, intensitas dua berkas cahaya di daerah UV-Visible disebut
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan sutau alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
spesifik tergantung substituen yang diikatnya dan tambahan konjugasi ikatan rangkap
adalah untuk analisa senyawa yang berwarna. Secara kuantitatif, maka kedua jenis
spektroskopi ini juga dapat digunakan karena jumlah sinar yang diserap sebanding
sejumlah cahaya yang diabsorbsi pada setiap panjang gelombang di daerah ultraviolet
dan tampak. Dalam instrument ini suatu sinar cahaya terpecah sebagian cahaya
ikatan-ikatan rangkap, sebagian dari radiasi biasanya diabsorbsi oleh senyawa. Hanya
beberapa radiasi yang diabsorbsi, tergantung pada panjang gelombang dari radiasi
cahaya radiasi ketika electron dalam orbital darai daerah tereksitasi keorbital energi
Kesehatan adalah faktor penting bagi kehidupan manusia. Kalau kita sehat,
maka kita bisa berbuat kebaikan dengan memberikan manfaat kepada sesama.
Tindakan medis barat hanyalah salah satu usaha mnusia untuk meraih kesehatan.
Obat setiap penyakit itu diketahui oleh orang yang ahli dibidang pengobatan, dan
tidak diketahui oleh orang yang bukan ahlinya. Dan Allah swt. Menghendaki agar
pengobatan itu dipelajari oleh ahlinya agar sesuai dengan penyakit yang akan diobati
sehingga akan mendorong kesembuhan (Shihab, 2009). Firman Allah SWT. Dalam
Q.S Asy-Syu’araa/ 26 : 80
Tejemahannya :
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk terus berusaha dan yang
menentukan hasilnya adalah Allah SWT. Seperti halnya dalam dunia kesehatan, jika
suatu penyakit menyerang kita dianjurkan untuk mencari pengobatan apakah itu
dengan menggunakan obat tradisional maupun obat sintetik karena berobat adalah
tanaman untuk dimanfaatkan manusia. Sebagaimana Firman Allah swt. Dalam Q.S.
Asy-Syu’ara/26 :7
Terjemahannya :
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
tumbuhan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik”
Allah SWT. Menyuruh manusia supaya memperhatikan keberagaman dan
Allah menciptakan semua yang ada di dunia ini tidaklah sia-si dari yang kecil hingga
yang besar. Makhluk hidup (hewan, tumbuhan, dan lain-lain) semuanya dapat
dimanfaatkan oleh manusia jika manusia itu berfikir. Allah menjaga semua yang telah
ia ciptkan agar tetap hidup. Allah membuktiknnya dengan diturunkan oleh-Nya hujan
sebagai sumber kehidupan, dan agar manusi dapat mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepadanya. Allah telah menjelaskannya dalam Q.S. An’am/ 06: 99
Terjemahannya :
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa
dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah
dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman”.
Ayat ini masih merupakan lanjutan bukti-bukti kemahakuasaan Allah SWT.
Ayat ini menguraikan tentang anjuran agar manusia mengamati semua yang
terbentang di bumi, seperti pertumbuhan biji dan benih. Dan dia juga bukan selain-
Nya yang telah menurunkan air, yakni dalam bentuk hujan yang deras dan banyak
dari langit, lalu kami, yakni Allah, mengeluarkan, yakni menumbuhkan disebabkan
olehnya, yakni akibat turunnya air itu, segala macam tumbuh- tumbuhan, maka kami
Ayat diatas telah memberikan gambaran yang begitu indah dan memukau
tentang bagaimana proses tanaman tumbuh dimulai dari jatuhnya air hujan dari langit
buahan yang ranum dan masak. Dari sebagian uangkapan ayat tersebut, tampak jelas
adanya keindahan kalam sang Pencipta, Allah swt (Hisham et al, 2009: 63).
Hal yang perlu menjadi pusat perhatian dalam pembahasan Al-Qur’an adalah
kata-kata yang berada diakhir setiap ayat, seperti kata “ yang Mahabijak lagi Maha
Mengetahui”, “yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat “, “yang maha mulia lagi
pada ayat ini. Dalam ayat ini Allah telah bercerita tentang sebuah permasalahan
penting seputar sel tumbuhan, yakni kloroplas yang mengandung zat klorofil-pigmen
Ayat ini ditutup dengan menyebutkan bahwa proses tersebut merupakan tanda
dan salah satu bukti kebesaran mukjizat Allah swt. Yang didalamnya terdapat tanda-
tanda keimanan dan keindahan bagi orang-orang yang beriman. Mahasuci Allah yang
Tumbuhan memiliki banyak spesies serta jenis yang beragam. Dan sama pula
dengan makhluk hidup lainnya. Diseluruh penjuru dunia ini terdapat banyak sekali
jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar dari seluruh
: Terjemahannya
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal”.
Adapuan ayat Al-Qur’an di atas memang tidak menyebutkan jumlah spesies-
spesies tumbuhan sedetail botani umum, tetapi lebih jauh telah mengisyaratkan hal-
hal yang sangat dalam seperti menciptakan: “kebun-kebun yang berjunjung dan yang
yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri”; “Tanaman-
spesiesnya, keberaneka-ragaman buah dan rasanya, ada khusus dimakan ternak ada
pula khusus manusia dan bermacam-macam warnanya serat kebun-kebun yang lebat.
spesiesnya seperti pada jumlah-jumlah yang disebutkan di atas , maka belakangan ini
para ahli biologi merumuskan bidang spesialis baru yang mereka sebut “Botani”.
berfikir agar dapat memanfaatkan segala yang Allah Swt. Telah ciptakan di muka
manusia harus bisa memanfaatkan hasil alam dalam ini tumbuhan yang kemudian
Terkait dengan hal di atas, secara umum dapat ditemukan dalilnya pada hadist
ْب د ََوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هللاِ َع َّز َو َج َّل ِ َ فَإ َذا أ،لِ ُك ِّل دَا ٍء َد َوا ٌء
َ صي
Artinya :
“Setiap penyakit ada obatnya, Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka
dia akan sembuh dengan seizing Allah Azza Wa Jalla”. (H.R. Muslim, VI.1729)
Dengan banyaknya tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebgai obat, maka
Rasululla Saw., memerintahkan kita untuk berobat ketika terkena suatu penyakit.
Saw. Bersabda :
Artinya:
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya” (H.R. Al-Bukhari, VII, 12).
Dari hadist di atas pula dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak
terlepas dari penyakit. Penyakit yang dialami manusia terdiri dari penyakit rohani dan
penyakit jasmani. Penyakit jasmani sering muncul karena dipengaruhi oleh faktor
zat-zat yang gizi seperti vitamin dan sebagainya. Selain itu, tidak ada satau pun
penyakit yang tidak ada obatnya. Allah swt yang menurunkan penyakit, dan Allah
swt. Pula yang menurunkan obatnya. Kesembuhan seseorang dari penyakit yang
diderita memang Allah yang menyembuhkan, tetapi Allah Swt. Menghendaki agar
pengobatan itu dipelajari oleh ahlinya agar sesuai dengan penyakit yang akan diobati
sehingga akan mempermudah penyembuhannya. Kedua hadist diatas juga
menegaskan bahwa dengan penyakit, Allah Swt. Hendak menguji kesabaran dan
keimana hamba-Nya, dan melihat sejauh mana seorang hamba akan berusaha dan
Dari beberapa ayat dan hadis di atas dapat diketahui bahwa Allah Swt. Telah
adalah sebagai bahan pengobatan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. Yang
telah melakukan pengobatan dan rekayasa belum mampu melewati ketentuan-
ketentuan sang pencipta, sebab Allah Swt. Yang mengetahui apa yang ada dilangit
dan di bumi. Sebagai makhluk hidup, manusia tidak bisa lepas dari penyakit, penyakit
yang diturunkan oleh Allah Swt. Pasti ada obatnya, hanya saja diperlukan usaha
pengetahuannya seperti ilmu yang membahas tentang obat-obatan yang berasal dari
dan laboratorium organik Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
a. spektrofotometer UV-Vis
b. Batang Pengaduk
c. Blender
d. Buld
e. Corong
f. Gelas Kimia
g. Gelas Ukur
h. Handcoon
i. Incubator
j. Kuvet
k. Lap halus
l. pipet tetes
m. pipet volume
n. Rotavapor
o. Sendok besi
p. Timbangan Analiti
q. Vial
r. Toples
3.2.2 Bahan
b. Aluminium foil
d. Aquades
e. Etanol 90%
f. Larutan HCL
g. Logam magnesium
h. Natrium asetat
a. Pengambilan Sampel
Kabupaten Gowa.
b. Pengolahan Sampel
a) Daun Segar
1. Mengambil dan mengumpulkan daun sukun (Artocarpus Altilis).
b) Daun Kering
hari.
mesh.
a) Daun Segar
b) Daun Kering
membentuk pasta.
1. Daun Segar
2. Daun Kering
tabung reaksi pertama yang berisi filtrat akan terbentuk warna biru
keunguan.
sulfat pada tabung kedua yang berisi filtrat akan membentuk warna
keunguan.
1. Daun segar
2. Daun kering
3.5 Bagan Alir
Mulai
Studi literatur
Identifikasi masalah
Pembuatan serbuk
Analisis nilai
Daun Segar absorbansi kadar Daun Kering
vitamin C
Analisis data
Kesimpulan
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Koswara, S., 1992 “Kimia Vitamin “, Rajawali Press. Jakarta.
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit. Universitas
Gadjah Mada. Press : Yogyakarta.
Ardiana, T., Andina, R.P.K., Muhammad, D.F. 2015. Efektifitas Pemberian Gel
Binahong (Anredera cordifolia) 5% Terhadap Jumlah Sel Fibroblast Pada
Soket Pasca Pencabutan Gigi Marmut (Cavia cobaya). Odonto Dental
Journal. 2 (1): 64-70.
Behera, et al. UV-Vis Spectrophotometric Method Development and Validation of
Assay of Paracetamol Tablet Formulation. J Anal Bional Techniques.
ISSN: 2155-9872. 2012.
Belitz, 1987, Pharmaceautical Analysis, Volume III.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Elsair, Romain. 2012. Fundamentals of Chemistry. Denmark: Ventus Publishing
Aps.
FAO & WHO, 1998, Vitamin and Mineral Requirements in Human Nutrition, Second
Edition, Report of a Joint FAO & WHO Expert Consultation, Bangkok.
Febrianti, P.E., 2004, Penetapan Kadar Vitamin C dalam Minuman Serbuk Instan
Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Alkaline Background
Correction, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Finar, I.L., 1975, Organic Chemistry,Volume 2, fifth edition, Longman Singapore
Publishers Pte Ltd, Singapore.
Hermanto, S. 2009. Teknik Analisa Kromatografi dan Spektrofotometer. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah.
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. 2010.
Lenny, S. 2006. Senyawa Flafonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Karya Ilmiah
Tidak Diterbitkan. Medan : MIPA Universitas Sumatera Utara.
Mardiana, L. 2013. Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Muchtadi, D., 1989, “Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Pangan”, Antar
Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bandung.
Mulja, 1990. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012.
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan
Kadar Flavanoid Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Padang: Pillar
Physics, Vol 2 oktober 2013.
Pradhan C., Monhanty, M. and Rout, A. 2012. Phytochemical Screening And
Comparative Bioefficacy Assessment Of Artocarpus Altilis Leaf Extracts
For Antimicrobial Activity. Frontiers In Life Science. 2(3): 72.
Putri, H. (2016). Perbandingan Uji Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Daun The
Hijau dan Ekstrak Daun The Hitam (Camellia sintesis) Dengan Metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) (Karya Tulis Ilmiah). Politeknik
Harapan Bersama Tegal, Tegal.
Ragone, D. 1997. Breadfruit : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg. Promoting The
Conservation And Used Of Underutilize And Neglected Crops. 10.
International plant Genetic Resources Institute. Rome, Italy.
Silitonga, P.M., 2007, Biokimia Dasar, FMIPA UNIMED Medan, Medan.
Siemonsma, J.S And Pileuk, K. 1992. PROSEA: Plant Resource Of South-East Asia
2, Edible Fruits.
Sitorus, Marham. Kimia Organik Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010.
Suryanto, E. dan Wehantouw, F. 2009. Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari
Ekstrak Fenolik Daun Sukun (Artocarpus altilis F.). Journal of Chemistry
Progress. 2(1) : 6.
Sushmita and Naira, N. 2013. Artocarpus Altilis: Over View of a Plant which is
referred to as Bread Fruit. Internasional Journal of Pharmaceutical Sciences
Letters. 3(5): 273.
Syahrul. 2015. Spectrophotometry and the Beer-Lmbert Law: An Important
Analytical Tecnique in Chemistry. Handout Departement of Chemistry
Collin College.
Tsai, Y.S., and Maeda, N. 2005. PPARgamma: A Critical Determinat Of Body Fat
Distributin In Human And Mice. Journal Trends Cardiovascular Medicine.
15 (3): 81-5.
Tugino. 2012. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Ke-4. Jakarta : Erlangga.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, 1st edn, kanisius,
Yogyakarta. 77.
Winarno, L.G., 1986 , “ Kimia Pangan dan Gizi” , Gramedia. Jakarta.