Oleh:
YUSUF MUNAFRI
NIM : 60400117032
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. iii
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5
2.1 Pepaya (Carica papaya Linn) .................................................................. 5
2.1.1 Definisi Pepaya ...................................................................................... 5
2.1.2 Klasifikasi Pepaya ................................................................................. 5
2.1.3 Kandungan Kimia Daun Pepaya ......................................................... 6
2.2 Aedes aegypti ........................................................................................... 8
2.2.1 Definisi Nyamuk Aedes aegypti ............................................................ 8
2.2.2 Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti ....................................................... 8
2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti ................................................... 9
2.2.4 Distribusi Nyamuk Aedes aegypti......................................................... 10
2.2.5 Peranan Nyamuk Aedes aegypti ........................................................... 11
2.2.6 Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti .................................................. 11
2.3 Insektisida atau Larvasida ..................................................................... 12
2.3.1 Insektisida Kimia .................................................................................. 12
2.3.2 Insektisida Alami Nabati ...................................................................... 13
2.4 Ekstraksi .................................................................................................. 13
2.4.1 Definisi.................................................................................................... 13
2.4.2 Jenis Ekstrak ......................................................................................... 14
2.4.3 Metode Ekstrak ..................................................................................... 14
2.4.4 Pelarut .................................................................................................... 16
2.5 Integrasi Keilmuan ................................................................................. 17
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 19
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 19
ii
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 19
3.3 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................................. 20
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
75 persen dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2010, sementara
Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus Demam Berdarah Dengue
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), pada tahun 2015, penderita demam
Januari 2020, terjadi 1.358 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia yang
tersebar di sebelas provinsi. Catatan Kemenkes, atas kasus DBD ini, sebanyak 12
orang meninggal dunia. Angka kematian ini tercatat sejak Januari 2020. Dari 11
provinsi yang terdapat penderita DBD, kejadian terbanyak ada di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dengan 552 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Sikka
1
2
nyamuk Aedes aegypti bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Pola
penyakit di Indonesia sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) juga dapat dipengaruhi
(DBD) dapat terjadi bila kepadatan penduduk meningkat. Semakin banyak manusia
maka peluang tergigit oleh nyamuk Aedes aegypti juga akan lebih tinggi (Suryani,
2018).
jentiknya. Pemberantasan dapat dilakukan dengan cara kimia, biologi, dan fisik.
Pemberantasan secara kimia yang dapat dilakukan yaitu dengan larvasida yang
dikenal dengan istilah abatesasi. Larvasida yang biasa digunakan adalah temefos.
lebih aman bagi lingkungan, untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan
larvasida alami adalah pepaya (Carica papaya Linn). Karena tumbuhan pepaya
banyak mengandung zat atau unsur senyawa yang sering disebut papain. Papain
adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah tumbuhan pepaya dan buah
pepaya muda, sehingga mengandung enzim papain yang lebih tinggi pula terutama
daun pepaya (Carica papaya Linn) yang masih muda (Swastika, dkk 2016).
3
Didalam daun pepaya juga memiliki berbagai zat metabolit aktif yang diduga
berguna sebagai larvasida. Zat metabolit aktif yang terkandung berupa alkaloid,
tannin, phenolics, saponin, flavonoid, dan steroid (Ramayanti dan Febriani, 2016).
(2016) Peran Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya Linn) Terhadap Kematian
Larva Nyamuk Aedes aegypti metode Non Equivalent Control Group. Ekstrak daun
pepaya (Carica papaya Linn) dapat membunuh larva. Karena didalam daun pepaya
Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian uji daya hambat ekstrak daun
1. Apakah ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) memiliki daya hambat
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn)
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) pada
konsentrasi 5%.
b. Mengetahui daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) pada
konsentrasi 10%.
c. Mengetahui daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) pada
konsentrasi 15%.
ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) dapat diaplikasikan dan dikembangkan
tumbuhan monokotil yang dahulu berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian
utara Amerika Selatan. Dalam bahasa Indonesia, tumbuhan berbuah ini disebut
dengan pepaya kerena mengambil dari bahasa Belanda, yaitu papaja (Yahya,
2012). Di Indonesia pepaya tersebar hampir diseluruh kepulauan, pohon ini dapat
tumbuh di daerah basah hingga kering, dataran maupun pegunungan dan pada
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
5
6
Ordo : Cistales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Bagian tanaman pepaya baik daun, buah dan biji dapat bermanfaat sebagai
obat alami. Daun pepaya memiliki kandungan senyawa metabolit aktif berupa
1. Papain
walaupun dalam dosis rendah yaitu sebesar 14,5% dari 5 gram dari ekstrak
2. Flavonoid
merah, ungu, biru dan zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuhan
Cara kerja flavonoid yaitu dengan masuk kedalam tubuh larva melalui
tidak bisa bernapas dan akhirnya mati (Ramayanti dan Ferbriani, 2016).
3. Alkaloid
memiliki atom hidrogen basa dan tersebar luas di dunia tumbuhan sebagai
4. Saponin
5. Polifenol
saponin dan polifenol dalam suatu ekstrak tanaman dapat bekerja sebagai
racun perut jika termakan oleh larva, sedangkan sebagai racun pernapasan,
6. Tannin
Dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini telah
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Subordo : Nematocera
Famili : Culicidae
9
Subfamili : Culicinae
Genus : Aedes
Untuk pertama kali nyamuk Aedes aegypti ini ditemukan di Mesir pada
tahun 1762 oleh Linneus. Pada tahun 1787 ditemukan di Afrika oleh Poiret, tahun
1818 ditemukan oleh Meigen di Portugal, tahun 1827 ditemukan di India oleh
bentuk telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Pada stadium telur, jentik,
dan kepompong hidup di dalam air (aquatik), sedangkan nyamuk hidup secara
teresterial (di udara bebas). Pada umumnya telur akan menetas menjadi larva
dalam waktu kira-kira 2 hari setelah telur terendam air. Nyamuk betina
menempel pada dinding perindukannya. Nyamuk betina setiap kali bertelur dapat
12 hari yaitu stadium jentik berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong (pupa)
berlangsung 2-4 hari. Pertumbuhan mulai dari telur sampai menjadi nyamuk
dewasa berlangsung selama 10- 14 hari. Umur nyamuk dapat mencapai 2-3 bulan
(Hasyimi, 1993).
10
pinggiran kota dan perdesaan. Dari beberapa kota yang terdapat banyak tumbuhan,
dapat ditemukan Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, tetapi Aedes aegypti
merupakan spesies yang paling dominan tergantung pada ketersediaan dan habitat
1. Perilaku Istirahat
2. Jarak Terbang
namun secara pasif, jika dipengaruhi oleh angin dapat terbang jauh.
3. Ketinggian
Aedes sp. Keberadaan Aedes sp. di Asia Tenggara dengan ketinggian tidak
telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain
Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat pada saat musim hujan yaitu
akhirnya telur akan menetas dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu
pada musim hujan populasi nyamuk akan semakin meningkan dan akan
1. Pengendalian Lingkungan
2. Pengendalian Biologis
3. Pengendalian Kimiawi
air seperti, gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain. Juga dilakukan
serangga yang menyerang tanaman (Indiati, 2012). Dari berbagai jenis insektisida
yang beredar di pasaran sebagian besar adalah insektisida yang terbuat dari bahan
pirethrin atau pirethroid sintetik. Insektisida kimia sintetik merupakan salah satu
agen pencemaran lingkungan baik melalui air, udara maupun tanah dapat
kimia sintetik adalah keracunan terhadap pemakai dan pekerja, keracunan tersebut
terjadi karena kontaminasi melalui mulut atau saluran pencernaan dan kulit atau
(Pratiwi, 2013).
insektisida yang berasal dari alam (Gandahusada, 2000) dan zat racun bagi
adalah golongan sianida, saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, steroid dan minyak
2.4 Ekstraksi
2.4.1 Definisi
dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu yang sesuai. Prinsip dari
ekstraksi yaitu pemisahan yang didasarkan pada kemampuan atau daya larut analit
dalam pelarut tertentu. Pelarut yang digunakan harus mampu menarik komponen
1. Ekstrak Encer
2. Ekstrak Kental
Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak
dapat dituang.
3. Ekstrak Kering
untuk dituang.
4. Ekstrak Cair
(Voight, 2005).
1. Maserasi
Maserasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat cair yang paling
Kelebihan dari metode ini adalah alat dan cara yang digunakan sangat
2. Perkolasi
dalam suatu perlokator (Leba, 2017). Metode ini dilakukan dengan cara
3. Reflux
4. Soxhlet
dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux.
Keuntungan dari metode ini adalah proses ekstraksi yang kontinyu, sampel
16
(Mukhriani, 2014).
5. Digesti
temperature yang lebih tinggi dari temperature ruangan, yaitu secara umum
2.4.4 Pelarut
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut (cairan padat atau gas
yang berada secara kimiawi), yang menghasilkan suatu larutan. Proses pembuatan
larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekat disebut dengan pengenceran.
1. Air
didapat, air bersifat stabil, tidak mudah menguap dan tidak mudah
memiliki nilai positif, pelarut air juga memiliki kekurangan yaitu bersifat
tidak selektif, sehingga komponen lain dalam suatu bahan juga dapat
dilarutkan dalam air. Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang
dan khamir, karena itu pada pembuatan sari dengan air harus ditambah
dengan zat pengawet. Air juga dapat melarutkan enzim. Enzim yang
17
mengakibatkan penurunan mutu dari suatu bahan. Disamping itu air akan
2015).
2. Etanol
titik didih yang rendah yaitu 79oC sehingga memerlukan panas yang lebih
penyari karena lebih efektif, tidak beracun, netral, dan dapat terabsorbsi
kehidupan manusia yang bermanfaat sebagai makanan dan obat-obatan. Hal ini
menunjukkan bahwa segala apa yang tercipta ada manfaatnya dan itu semua
mencegah beberapa jenis penyakit. Di dalam ayat Al-Qur’an di jelaskan pada Surah
ت ِإ َّن فِي َٰذَلِكَ َۡلٓ َي ٗة َ ٱلز ۡيتُونَ َوٱل َّن ِخي َل َو ۡٱۡل َ ۡع َٰ َن
ِ ِۚ ب َو ِمن ُك ِل ٱلثَّ َم َٰ َر َّ ع َو َّ ي ُۢن ِبتُ لَ ُكم ِب ِه
َ ٱلز ۡر
١١ َِلقَ ۡو ٖم َيتَ َف َّك ُرون
18
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan” (Q.S. An-Nahl: 11).
berbagai macam tumbuhan yang mempunyai manfaat yang begitu besar bagi
manusia, yaitu salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai obat, dan ini merupakan
anugerah Allah Swt yang harus dipelajari dan dimanfaatkan. Allah menciptakan
beragam jenis buah, setiap jenis memiliki rasa dan harum tersendiri meskipun
semuanya tumbuh di tanah yang sama dan diairi dengan air yang sama pula. Allah
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Neraca analitik
3. Tabung reaksi
4. Batang pengaduk
5. Beaker glass
6. Pipet ukur
7. Pipet tetes
8. Gelas ukur
9. Hot plate
10. Termometer
11. Corong
12. Blender
19
20
13. Pisau
16. Handscoon
3.2.2 Bahan
3. Etanol 96%
4. Aquadest
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain hingga
analisis datanya (Hidayat, 2012). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Populasi
Larva Aedes aegypti dari Poltekes Surabaya
Sampel
Seluruh Larva Aedes aegypti instar III/IV dari PoltekesSurabaya
Teknik Sampling
Total sampling
Desain Penelitian
Deskriptif
Pengumpulan Data
Observasi Laboratorium Menggunakan Mikroskop
21
Penyajian Data
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Daya Hambat Ekstrak Daun Pepaya
(Carica papaya Linn) pada kematian larva Aedes aegypti.
terkandung di dalamnya.
10. Dipanaskan beaker gelas yang berisi filtrat di atas hot plate dengan suhu
kadar etanol habis dengan cara dibakar. Jika, masih terbakar maka kadar
etanol masih ada. Dan jika tidak terbakar maka kadar etanol habis.
11. Sehingga hasil akhir merupakan ekstrak daun pepaya (Carica papaya
V1 × M1 = V2 × M2
Keterangan :
M1 V2 M2 𝑉₂𝑥 𝑀₂
𝑉₁ =
𝑀₁
100% 10 ml 5% 0,5 ml
100% 10 ml 10% 1 ml
100% 10 ml 15% 1,5 ml
Total 3 Ml
larva, kemudian dibiarkan dan dilihat larva mati atau hidup setiap 1 jam,
kemudian dibiarkan dan dilihat larva mati atau hidup setiap 1 jam, 12
3. Ekstrak daun pepaya konsentrasi 15% sebanyak 1,5 ml dan 8,5 aquadest
kemudian dibiarkan dan dilihat larva mati atau hidup setiap 1 jam, 12
Pada setiap tabung reaksi dihitung jumlah larva yang mati. Perhitngan
jumlah larva yang mati dilakukan setiap 1 jam, 12 jam dan 24 jam, dilihat dengan
menggunakan mikroskop, serta dicatat dalam bentuk tabel. Larva yang mati adalah
larva yang tidak bergerak, tenggelam kedasar tabung reaksi dan tidak berespon
ketika disentuh.
24
a. Coding
Data umum
b. Tabulating
yang mana sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel yang
menggambarkan hasil daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) pada
(Notoatmodjo, 2010). Analisa data pada penelitian adalah suatu metode yang
sesuatu yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu untuk
25
mengidentifikasi daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) pada
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
keterangan:
N : jumlah larva
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2010. Acuan Sediaann Herbal. Vol. 5, Edisi I. Direktorat Obat
Asli Indonesia.Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Jakarta.
Cania, Eka. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex Trifolia)
Terhadap Larva Aedes aegypti. MAJORITY (Medical Journal of Lampung
University).Vol. 2.No. 4.
Dinkesprov Jawa Timur. 2017. Profil Kesehatan Jawa Timur 2016. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Indiati, S.W. 2012. Pengaruh Insektisida Nabati dan Kimia Terhadap Hama Thrips
dan Hasil Kacang Hijau. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 31(2).
26
27
Putri, Dea Alvicha. 2014. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Konsentrasi Terhadap
Aktivitas Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) Sebagai Antibakteri
Escherichia coli.
Sa’adah, Hayanatus. 2015. Perbandingan Pelarut Etanol dan Air Pada Pembuatan
Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Americana Merr) Menggunakan
MetodeMaserasi. Jurnal Ilmiah Manuntung. 9(2):150-153.
Suryani, Endah Tri. 2018. Gambaran Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kota
Blitar Tahun 2015-2017. Jurnal Berkala Epidemiologi. 6(3):261.
Susanto, Inge. 2013. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Yahya, Marjuqi. 2012. Khasiat Daun Pepaya untuk Penderita Kanker. Jakarta
Timur : Dunia Sehat.
Yuliana, C.L. 2016. Efek Infusa Biji Buah Pepaya (Carica papaya Linn) Terhadap
Kematian Larva aedes aegypti.
Yulidar & Dinata, Arda. 2016. Rahasia Daya Tahan Hidup Nyamuk Demam
Berdarah: Cara Cerdas Mengenal Aedes aegypti dan Kiat Sukses
Pengendalian Vektor DBD. Yogyakarta : Deepublish CV Budi Utama.