Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PROTEKSI RADIASI
KODE MATA KULIAH : FIN202

ALAT UKUR RADIASI BACA LANGSUNG

Nama : Muhammad Farhad Faris A M

NIM : 413231188

Kelas : 2H/

Waktu Praktikum : Senin 19 Februari 2024 / 07.00-08.40 WIB

Tempat Praktikum : EF 1.8

Dosen Pengampu : Amillia Kartika Sari, S.Tr.Kes, M.T

DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024

Halaman 1 dari 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum alat ukur radiasi baca langsung pada kegiatan ini yaitu:
1. Mengetahui prinsip kerja alat ukur radiasi baca langsung/direct reading
dosimeter.
2. Mengetahui jenis/macam alat ukur radiasi baca langsung/direct reading
dosimeter.
3. Mengetahui tata cara pengukuran paparan radiasi menggunakan alat ukur radiasi
baca langsung/direct reading dosimeter.
4. Mengetahui besaran radiasi yang ditampilkan oleh alat ukur radiasi baca
langsung/direct reading dosimeter.

1.2 DASAR TEORI


a. Detektor Isian Gas
Detektor yang dimanfaatkan pada dosimeter ini memiliki prinsip sebagai
berikut: apabila detektor yang berisi gas terkena radiasi, maka akan terjadi proses
ionisasi gas dalam detektor tersebut. Jika konstanta waktu RC jauh lebih besar
dari waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan semua ion yang dihasilkan oleh
lintasan partikel tunggal yang melalui detektor, maka tinggi pulsa dapat dihitung
dengan rumus 1.
Q
V=
C
V merujuk pada potensial, Q adalah jumlah muatan yang dihasilkan dalam
detektor, dan C adalah kapasitas. Potensial (V) mengukur perbedaan potensial
atau tegangan dalam sistem. Jumlah muatan (Q) mencerminkan total muatan yang
dihasilkan dalam detektor. Kapasitas (C) mengacu pada kemampuan suatu sistem
untuk menyimpan muatan.
Adapun yang termasuk alat ukur radiasi baca langsung berbasis detector
isian gas antara lain :
1. Detektor Bilik Ionisasi (Ionization Chamber)
Bilik ionisasi adalah ruang tertutup yang berisi gas di mana ionisasi oleh
radiasi dapat diukur. Dalam ruang sensitif ini, medan listrik menarik elektron

Halaman 2 dari 9
bebas dan ion positif ke elektroda yang berbeda, memungkinkan pengukuran
muatan total atau arus. Dengan menghidupkan Variable High Voltage Power
Supply, terbentuk daerah tegangan operasi yang disebut daerah bilik Ionisasi.
Elektron yang terbentuk dari proses ionisasi ditarik ke anoda, menciptakan
tinggi pulsa sebanding dengan jumlah ion primer. Penting untuk memahami
pengaruh dinding ionization chamber; jika materialnya homogen, dikatakan
homogen. Jenis dinding lain, seperti plastik yang meniru komposisi tubuh
manusia, disebut tissue equivalent ionization chamber. Meskipun demikian,
alat ini efektif untuk mengukur dosis radiasi, termasuk radiasi Alpha, Beta,
dan Gamma. Meski memiliki kelemahan, seperti pulsa kecil, penguatan besar,
dan sensitivitas tinggi pada pencacah, ionization chamber tetap menjadi alat
yang berguna dalam pemantauan radiasi.
2. Dosimeter Detektor Proporsional
Kelemahan dalam dosimeter bilik Ionisasi terletak pada keluaran yang lemah,
sehingga memerlukan amplifikasi yang besar atau sensitivitas input yang
tinggi. Untuk mengatasi ini, Bilik Ionisasi dioperasikan sebagai penghitung
proporsional dengan menaikkan operating voltage. Elektron primer yang
terbentuk menarik proses ionisasi sekunder, dikenal sebagai avalanche,
meningkatkan faktor amplifikasi. Operating voltage, detektor, dan diameter
anoda memengaruhi amplifikasi. Proportional counter dapat membedakan
energi partikel dan mengukur radiasi Alpha dan Beta.

3. Dosimeter Detektor Geiger–Müller


Dengan meningkatkan tegangan tinggi secara perlahan melampaui daerah
proporsional, terjadi avalanche sepanjang anoda yang menandai daerah
Geiger–Müller. Pada daerah ini, ukuran pulsa menjadi seragam, sehingga tidak
mampu membedakan jenis radiasi atau mengukur energi. Efisiensi detektor
bergantung pada energi partikel, sehingga pengguna perlu menentukan
efisiensi detektor untuk berbagai energi agar hasil pengukuran dapat
diinterpretasikan dengan tepat. Plateau dalam grafik hitungan vs. tegangan
menunjukkan kemiringan positif sebesar 3% per 100 volt. Setelah ion negatif
(elektron) tertarik ke anoda, ion positif bergerak ke katoda, melepaskan energi
yang mengaktifkan atom di dinding detektor. Kembalinya atom-atom ini ke
keadaan normal memancarkan foton ultraviolet, berpotensi menyebabkan

Halaman 3 dari 9
ionisasi sekunder (avalanche) sdan hitungan/cacahan lancung (spurious
counts). Sistem peredaman atau quenching diterapkan untuk meredam
hitungan semacam itu dengan menurunkan tegangan anoda setelah suatu pulsa
atau menggunakan gas peredam diri secara kimiawi. Waktu resolusi menjadi
krusial untuk menangani kebetulan cepat antara dua partikel agar avalanche
dari satu partikel tidak menonaktifkan sistem penghitungan saat partikel kedua
masuk. Selain itu, pergerakan ion positif dapat menciptakan selubung di
sekitar anoda, mengurangi intensitas medan listrik dan menyebabkan "dead
time" hingga intensitas medan pulih.
b. Detektor Semikonduktor
Detektor semikonduktor berfungsi sebagai bilik ionisasi padat. Partikel
penyebab ionisasi seperti Alpha, Beta, dan yang lainnya berinteraksi dengan
atom-atom dalam volume sensitif detektor untuk menghasilkan elektron melalui
proses ionisasi. Pengumpulan ion-ion ini menghasilkan pulsa keluaran. Bahan
semikonduktor yang umum digunakan adalah silikon dan germanium.
c. Detektor Sintilasi
Detektor Sintilasi adalah transduser yang mengubah energi kinetik dari
suatu partikel yang menimbulkan ionisasi menjadi kilatan cahaya. Kilatan cahaya
yang terbentuk dapat diamati secara elektronis dengan menggunakan photo-
multiplier tube, di mana pulsa-pulsa keluarannya dapat diperkuat, diperbanyak,
disortir menurut ukuran, dan dihitung.
Detektor Sintilasi sangat efektif untuk memetakan spektrum dari suatu
sumber radioaktif, karena pulsa-pulsa yang dihasilkan berbanding lurus dengan
energi partikel mula-mula. Detektor Sintilasi banyak digunakan untuk
menghitung radiasi gamma dan beta.

Halaman 4 dari 9
BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


1. Surveymeter
2. Pen dosimeter
3. Kamera Dokumentasi

2.2 LANGKAH KERJA


1. Lakukan persiapan peralatan yang digunakan pada praktikum alat ukur radiasi
baca langsung/direct reading dosimeter.
2. Lakukan identifikasi alat ukur radiasi baca langsung berdasarkan jenis detector
3. Lakukan identifikasi alat ukur radiasi baca langsung berdasarkan fungsi
penggunaanya
4. Lakukan demonstrasi tata cara menggunakan alat ukur paparan radiasi lingkungan
antara lain
a. Periksa sumber radiasi yang akan dilakukan pengukuran paparan radiasi;
pastikan sumber radiasi sesuai dengan alat ukur radiasi
b. Periksa besarnya energi sumber radiasi; pastikan alat ukur radisi bisa
melakukan mengukuran energi radiasi
c. Periksa Baterei alat ukur radiasi
d. Periksa stiker tanda kalibrasi
e. Periksa manual book dari alat ukur
f. Pastikan sebelum melakukan pengukuran selalu menekan tombol ZERO pada
alat ukur radiasi

Halaman 5 dari 9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PRAKTIKUM


No
Jenis Alat ukur radiasi Spesifikasi
.
Surveymeter termasuk dalam dosimeter untuk
area. Prinsip kerja nya melibatkan proses
ionisasi, eksitasi, dan sintilasi pada detector,
Surveymeter
dimana hasil dari proses itu akan di ubah
menjadi pulsa pulsa listrik yang diteruskan ke
alat baca (elektronik). Surveymeter digunakan
1 dalam berbagai bidang seperti nuklir, medis,
industri, dan penelitian. Alat ini dapat mengukur
intensitas radiasi dan memberikan informasi
https://youtu.be/e5akbH9Ou-I penting tentang tingkat paparan radiasi yang
mungkin dialami manusia dan benda
disekitarnya.

Pen dosimeter adalah alat yang digunakan untuk


mengukur paparan radiasi manusia. Alat ini
biasanya digunakan oleh pekerja di bidang
nuklir, medis, dan industri yang terpapar radiasi
Pen dosimeter ionisasi.
Pen dosimeter bekerja dengan menggunakan
bahan yang peka terhadap radiasi ionisasi,

2 seperti lithium fluoride atau beryllium oxide.


Ketika bahan ini terpapar radiasi, elektron-
elektron di dalamnya terlepas dan bergerak ke
https://youtu.be/e5akbH9Ou-I elektroda dosimeter. Gerakan elektron ini akan
menghasilkan arus listrik yang dapat diukur.
Arus listrik ini dapat digunakan sebagai
pengukur paparan radiasi.

Halaman 6 dari 9
4.2 PEMBAHASAN
Radiasi merupakan fenomena alam yang ada di sekitar kita, dan ketika bekerja
di lingkungan yang melibatkan radiasi, penting untuk memiliki pemahaman yang
kuat tentang bagaimana alat ukur radiasi memengaruhi dosis radiasi yang diterima
oleh personel dan paparan radiasi di area kerja. Alat ukur radiasi adalah perangkat
yang dirancang khusus untuk mendeteksi dan mengukur tingkat radiasi dalam
berbagai bentuk, seperti radiasi gamma, radiasi beta, dan radiasi alfa. Alat ini
berperan penting dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk
mengevaluasi tingkat paparan radiasi.
Dalam lingkungan kerja yang melibatkan radiasi, penggunaan alat ukur radiasi
sangat penting untuk memastikan keselamatan personel dan menghindari paparan
radiasi yang berlebihan. Tanpa alat ukur yang tepat, sulit untuk mengetahui
tingkat radiasi yang ada di sekitar kita, meningkatkan risiko kecelakaan dan
dampak kesehatan jangka panjang. Beberapa faktor dapat memengaruhi hasil
dosis radiasi yang diterima oleh personel, termasuk jenis alat ukur yang
digunakan, tingkat akurasi alat ukur, dan penempatan alat ukur dalam area kerja.
Pemilihan alat ukur yang tepat dan pemahaman yang baik tentang cara
menggunakannya sangat penting untuk menghindari kesalahan pengukuran dan
memastikan keakuratan hasil.
Paparan radiasi di tempat kerja dapat memiliki dampak yang serius pada
kesehatan dan keselamatan personel jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena
itu, langkah-langkah mitigasi risiko, seperti pemantauan rutin dan penggunaan
perlindungan radiasi pribadi, harus diterapkan secara ketat.
Selain itu mengetahui prosedur penyimpanan alat ukur radiasi juga penting,
hal ini bertujuan agar hasil baca dari alat tersebut tetap optimal. Kondisi ruang
penyimpanan perlu diperhatikan, hindari ruang penyimpanan yang rentan
terhadap suhu ekstrem, kelembapan atau sinar matahari langsung, karena faktor
faftor tersebut berpengaruh negatif terhadap kinerja peralatan.

Halaman 7 dari 9
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dapat kita lihat bahwa alat ukur radiasi memiliki peran yang sangat penting
dalam meminimalisir risiko radiasi di lingkungan kerja. Dengan memilih alat ukur
yang tepat, memberikan pelatihan yang memadai, dan memastikan patuh terhadap
prosedur keselamatan, kita dapat mengurangi risiko paparan radiasi dan memastikan
keselamatan personel. Penyimpanan efektif peralatan pengukur radiasi juga berperan
penting untuk memastikan pembacaan yang akurat dan memperpanjang umur pakai
perangkat.

4.2 SARAN
Diharap berhati hati saat memegang dan mengamati alat ukur radiasi sehingga
memperkecil resiko yang tidak diinginkan, mengingat harganya yang tidak bisa di
katakan murah .

Halaman 8 dari 9
DAFTAR PUSTAKA
Alvin Fachrully Septiano Diah Rahayu Ningias, Susilo, Imam Maulana, Chintya
Anggraeny Pengembangan Surveymeter Radiasi Berbasis Arduino Internet of
Things (IoT) Sebagai Penunjang Keselamatan Radiasi [Journal]. - Semarang :
Jupeten, 2023. - Vol. 3.
Duwi Hariyanto Sidik Permana Studi Intensitas Radiasi Menggunakan Survey Meter
Berbasis Tabung Geiger M4011 dan Mikrokontroler Arduino Uno [Journal]. -
Bandung : Snips, 2019. - ISBN 978-602-61045-7-1.
Kardianto Kurnia Hastu Kristanti, Kandi Ayu Tiswati, Yanurita Dwihapsari Analisis
Nilai Ketidakpastian dan Faktor Kalibrasi pada Alat Ukur Radiasi di Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya [Journal]. - Surabaya : Jurnal
Fisika dan Aplikasinya, 2019. - 2 : Vol. 15.
Sari A.K, Praptono, S.I., Muqmiroh, L., Muhaimin, M. Modul Pelatihan Petugas Proteksi
Radiasi Medik Tingkat 2 [Journal]. - 2022. - Vol. 9.

Halaman 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai