Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUMPROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


MATERI :

Pengujian Penahan atau HVL Radiasi Berbahan Timbal,


Alumunium, Plastik

DISUSUN OLEH :
NAMA

Bilqis Latifah

KELOMPOK

A1

REKAN KERJA

Annisa, Hengky Fernando

PROGRAM STUDI :

D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR

JURUSAN

TEKNOKIMIA NUKLIR

PEMBIMBING

Haries Handoyo, SST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

HALF VALUE LAYER (HVL)


I.

TUJUAN
1. Menerangkan penurunan intensitas radiasi terhadap tebal bahan yang dilalui
2.
3.
4.
5.
6.

II.

berdasarkan teori atenuasi.


Menyebutkan definisi tebal paro perisairadiasi.
Menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi tebal parobahan perisai radiasi.
Menghitung tebal paro salah satu jenis bahan berdasarkan tabel atenuasi.
Menetukan tebal paro beberapa jenis bahan secara pengukuran.
Menghitung tebal suatu jenis bahan yang diperlukan pada suatu kasus.
DASAR TEORI

Penahanan radiasi bertujuan mengurangi intensitas radiasi dengan memanfaatkan


interaksi radiasi dengan materi. Radiasi alpha dan beta dapat ditahan dengan baik oleh
benda yang relatif tipis. Sedang untuk radiasi beta yang berenergi tinggi, diperlukan
bahan penahan seperti halnya yang digunakan untuk menahan sinar-X. Pada radiasi
positron penahanan radiasi dilakukan hingga bebas radiasi. Untuk penahanan radiasi
gamma berlaku hukum kuadrat terbalik. Sedang radiasi gamma yang merupakan radiasi
langsung berkurang secara eksponensial terhadap tebal bahan penahan. Pengaruh radiasi
gamma karena penyebaran pada bahan penahan perlu dikoreksi dengan menggunakan
koefisien build up (build up factor). Radiasi neutron juga berkurang secara eksponensial
terhadap tebal bahan penahan dan faktor koefisienbuild up juga dapat digunakan. Pada
penahanan radiasi neutron termal, tebal materi dapat dikurangi apabila menggunakan
materi yang memiliki tampang lintang tangkapan neutron yang besar. Untuk menahan
radiasi neutron cepat dapat digunakan cara penangkapan neutron setelah kecepatannya
berkurang akibat hamburan elastis, tetapi radiasi gamma yang terpancar juga harus
ditahan. Labirin sangat berpengaruh terhadap penahanan radiasi gamma. Penahanan
radiasi ditujukan untuk mencegah paparan radiasi pada tubuh manusia dan kerusakan
pada alat ukur radiasi. Prinsip penahanan radiasi adalah mengurangi intensitas radiasi
yang didasarkan pada interaksi radiasi dengan materi, yaitu dengan mengubah energi
radiasi menjadi energi panas sehingga paparan radiasinya menjadi berkurang. Karena
interaksi radiasi dengan materi berbeda menurut jenis materi dan energi radiasi, maka
cara penahanan yang digunakan juga berbeda. Umumnya intensitas radiasi dapat
dikurangi dengan menambah tebal materi yang digunakan sebagai penahan. Selanjutnya
akan diuraikan tentang penahanan radiasi yang banyak dikenal, yaitu alpha, beta,
gamma, sinar-X, dan neutron. Namun yang utama adalah uraian tentang penahanan
radiasi gamma, sinar-X, dan neutron, yang mempunyai daya tembus besar terhadap
materi.
Radiasi Gamma merupakan jenis radiasi yang mempunyai daya tembus sangat besar
dan tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Setiap pancaran radiasi Gamma yang mengenai
suatu bahan akan berinteraksi dengan bahan tersebut sehingga sebagian dari
intensitasnya akan terserap dan sebagian lagi diteruskan.
Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas
radiasi gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan

kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh
karena intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama
dalam melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per
jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma. Konstanta gamma dari
beberapa sumber radiasi ditunjukkan pada Tabel 1.

Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas


tertentu menembus bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara
eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan
intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal
bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan
dengan rapat jenis materi.

Gambar 1. Radiasi gamma menembus bahan penahan


Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi
apabila melalui suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah

bahan penahan, seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Sampai saat ini dianggap
bahwa radiasi gamma dalam materi akan lepas dari berkas radiasi sejajar setelah
bertumbukan dan selanjutnya akan terhambur. Walaupun radiasi tidak dalam bentuk
berkas radiasi sejajar, dalam bahan penahan yang tipis jumlah hamburan radiasi
gamma sangat sedikit, maka hukum eksponensial masih bisa digunakan. Sebaliknya,
radiasi yang terhambur dalam materi akan menjadi banyak bila bahan penahan
semakin tebal. Maka, intensitas yang dihasilkan akan lebih rendah daripada intensitas
radiasi yang dihitung dengan hukum eksponensial. Pengaruh radiasi yang telah
terhambur dikoreksi menggunakan koefisien build up. Koefisien build up bergantung
pada energi radiasi, tebal materi yang dilewati dan geometri sumber radiasi. Tentu
sajakoefisien build up tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari 1, dan
cenderung bertambah bila bahan penahannya semakin tebal. Karena materi bernomor
atom besar memiliki koefisien penyerapan massa yang besar terhadap radiasi gamma
dan rapat jenisnya pada umumnya tinggi, maka materi seperti ini dapat menahan
radiasi gamma secara efisien. Dengan mempertimbangkan sifat dan penggunaannya
yang mudah, materi yang digunakan sebagai bahan penahan gamma misalnya timbal,
besi, beton kongkrit. Selanjutnya, penahanan sinar-X hampir sama seperti gamma,
tetapi karena berenergi rendah, maka bahan penahan yang digunakan cukup tipis
saja.Perbandingan intensitas pancaran yang datang dan intensitas yang masih
diteruskan, tergantung pada tebal bahan, Jenis bahan dan energi radiasi gamma.
Secara matematis hubungan tersebut dinyatakan dengan

I I0 e x
dengan
I0

Intensitas paparan radiasi yang datang (mR/jam)

Intensitas paparan radiasi yang diteruskan (mR/jam)

Koefisienn serap linier bahan pada energi tertentu (mm-1)

Tebal bahan (mm)

Bila intensitas pancaran radiasi gamma tersebut digambarkan terhadap tebal


bahan, maka akan sesuai dengan gambar 2. Tebal paro merupakan tebal bahan yang
dapat menyerap sebagian intensitas paparan radiasi yang datang sehingga intensitas
paparan radiasi yang diteruskan tinggal setengah intensitas mula-mula.

I
1
e HVT
I0
2

1
HVT
2

ln

HVT

0,693

Gambar 2. Kurva Intensitas Radiasi vs Tebal Bahan


Nilai HVL dapat ditentukan secara matematis dengan persamaan 3 di atas atau
dapat juga ditentukan secara eksperimen dengan melakukan beberapa pengukuran dan
menggambarkan kurva peluruhan intensitas paparan radiasi sebagaiman gambar diatas.
Nilai HVL sangat bermanfaat untuk keperluan praktis di lapangan, yaitu untuk
menentukan tebal suatu bahan yang diperlukan sebagai penahan radiasi.

I 1

I0 2

dengan
n

=
=

III.
1.
2.
3.
4.

banyaknya HVT penyusun tebal penahan radiasi

x/HVL

ALAT DAN BAHAN


Sumber radiasi gamma Co-60.
Sistem pencacah GM.
Lempengan bahan penahan radiasi (Pb, plastik dan Al)
Pinset.

IV.

CARA KERJA
1. Sistem pencacah GM dinyalakan.
2. Cacah latar dihitung dengan cara mencacah background (tanpa sumber radiasi)
dan dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Sistem pencacah GM pada jarak 3 cm dari sumber radiasi Co-60 dan diukur
paparan radiasinya (tanpa penahan radiasi) dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Lempengan penahan radiasi timbal disisipkan antara sumber radiasi dengan sistem
pencacah GM. Cacahannya di lakukan sebanyak 3 kali dan tebal penahan radiasi
yang disisipkan tersebut diukur.
5. Langkah 4 diulangi untuk lembar penahan radiasi Pb, Al danplastik.

V.

DATA PERCOBAAN

Sumber Co-60

Nilai

Satuan

Aktivitas

0,00000
1
5,27
4,33
3
100
940
1,3
1
1
0,01
2

Currie

t1/2
tanggal pembuatan nov 2011
jarak detektor ke sumber
waktu cacah
HV
Faktor gamma
R
Faktor bobot radiasi (gamma)
Faktor bobot jaringan (kulit)
Jarak detektor ke shielding

Tahun
Tahun
cm
Detik
V
R m2/(Ci jam)
m

cm

No
1
2
3

Cacah sumber standar


2137
2164
2193

Latar
78
53
63

Kode

Tebal Timbal (inch)

Q
R
S

0,032
0,064
0,125

Kode

Tebal Plastik (inch)

G
H
I

0,02
0,025
0,032

Kode

Tebal Al (inch)

Densitas(mg/cm
2
)

F
E
E&
F

0,04
0,03
0,07

1
1446
1428
1286

cacahan
2
1488
1486
1269

3
1500
1407
1302

1
1742
1701
1690

cacahan
2
1797
1715
1721

3
1851
1726
1692

102
59,1

1
1857
1882

cacahan
2
1817
1882

3
1899
1919

80,55

1654

1661

1741

Densitas
(mg/cm2)
1120
2066
3448

Densitas(mg/cm
2
)
141
170
216

VI.
PERHITUNGAN
1. Aktivitas
A t =A 0 et
ln 2

A t =1 106 Ci e 5,27 tahun

4,33 tahun

At = 5,6587x10-7 Ci

2. Cacah Rata-rata
No
1
2
3
Rata-rata

Cacah sumber standar


2137
2164
2193
2164,67

Cacah Latar
78
53
63
64,67

3. Hubungan ln N terhadap tebal bahan (x)


N=N 0 . ex
=

ln N=ln N 0x

0,693
HVL

a) Bahan timbal
Kode
Q
R
S

Tebal Timbal
(inch)
0,032
0,064
0,125

cacahan
1
2
1446
1488
1428
1486
1286
1269

N (cps)
3
1500
1407
1302

1478,00
1440,33
1285,7

N0 (cps)

ln (N0/N)

2164,7

0,38158
0,40739
0,52099

Grafik hubungan ln (N0/N) vs Tebal timbal


0.6000
0.5000
0.4000

f(x) = 1.55x + 0.32


R = 0.97

Linear ()

ln (N/N0) 0.3000
0.2000

Linear ()
Exponential ()

0.1000
0.0000
0.020.040.060.08 0.1 0.120.14
Tebal Timbal (inc)

y=1,547 x +0,3227
Slope==1,547

0,693
=1,547
HVL
HVL=0,448 inch

b) Bahan plastik
Kode
G
H
I

Tebal plastik
(inch)
0,02
0,025
0,032

Cacahan
1
2
1742
1797
1701
1715
1690
1721

N (cps)
3
1851
1726
1692

1796,67
1714
1701

N0 (cps)

ln (N0/N)

2164,67

0,18633
0,23344
0,24105

Grafik hubungan ln (N0/N) vs Tebal Plastik


0.3000
0.2500
0.2000

f(x) = 4.34x + 0.11


R = 0.78

ln(N0/N) 0.1500
0.1000

Linear ()

0.0500
0.0000
0.02

0.02

0.03

0.03

0.04

Tebal (inch)

y=4,337 x+0,109
Slope ==4,337

0,693
=4,337
HVL
HVL=0,16 inch
c) Bahan Al
Kode

Tebal Al (inch)

F
E
E&F

0,04
0,03
0,07

1
1857
1882
1654

Cacahan
2
1817
1882
1661

N (cps)
3
1899
1919
1741

1857,67
1894,33
1685,33

N0 (cps)

ln (N/N0)

2164,67

0,15294
0,13334
0,2503

Grafik hubungan ln (N0/N) vs Tebal Al


0.3000
0.2500
0.2000

f(x) = 3x + 0.04
R = 0.99

ln(N0/N) 0.1500
0.1000

Linear ()

0.0500
0.0000
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
Tebal (inch)

y=2,9982 x+ 0,0389
Slope==2,9882

0,693
=2,9882
HVL
HVL=0,23 inch

4. Laju paparan
At x
X= 2
r
X = 7,35631x10-7 R/jam
5. Laju dosis

= 7,35631x10-9 Sv/jam
= 1,47126x10-5 Sv/tahun

6. Dosis Ekivalen

Laju dosis x Faktor bobot radiasi

= 7,35631x10-9 Sv/jam
7. Dosis efektif =

Dosis ekivalen x faktor bobot jaringan

= 7,35631x10-11 Sv/jam

VII.

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan tebal paro (HVL) perisai radiasi, dapat

menerangkan penurunan intensitas radiasi terhadap tebal bahan yang dilalui berdasarkan teori
atenuitas, dapat menghitung tebal paro salah satu jenis bahan berdasarkan tabel atenuasi dan
dapat menghitung tebal paro beberapa jenis bahan secara pengukuran.
HVL merupakan tebal bahan yang dapat menyerap intensitas paparan radiasi yang
datang sehingga intensitas paparan radiasi yang diteruskan tinggal setengah intensitas mulamula. Kemampuan suatu materi untuk menahan atau mengabsorpsi paparan radiasi
dipengaruhi oleh berat atom dari materi tersebut. Semakin tinggi densitas materi, maka
kerapatan atom akan semakin tinggi, sehingga intensitas radiasi yang diserap bahan akan
semakin besar karena semakin banyak bagian dari atom yang berinteraksi dengan radiasi.
Kemampuan suatu materi untuk menahan radiasi dipengaruhi oleh nilai koefisien
serap linier () dan tebal bahan tersebut. Semakin besar nilai koefisien serap linier maka
kemampuan bhan tersebut dalam menyerap radiasi yang datang akan semakin besar, begitu
pula dengan ketebalan bahan. Semakin tebal bahan yang digunakan maka radiasi yang dapat
diserap bahan akan semakin besar.
Untuk penahanan radiasi gamma berlaku hukum kuadrat terbalik. Dan radiasi gamma
yang merupakan radiasi langsung berkurang secara eksponensial terhadap tebal bahan
penahan. Pengaruh radiasi gamma karena penyebaran pada bahan penahan perlu dikoreksi
dengan menggunakan koefisien build up.
Pada praktikum kali ini digunakan tiga jenis shielding yang berbeda jenisnya yakni
timbal, alumunium, plastik dengan ketebalan yang berbeda. Untuk mengamati pengaruh
ketebalah shielding maka bahan tersebut disusun dari ketebalan yang paling tipis hingga yang
paling tebal. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengamati pengaruh tebalnya shielding
terhadap intensitas radiasi yang nantinya dibuat grafik persamaan untuk menentukan nilai
HVL. Serta mengetahui pengaruh jenis bahan penahan radiasi terhadap intensitas tertahan.

Berdasarkan hasil percobaan, dibuat grafik hubungan antara tebal bahan penahan
dengan nilai ln No/N. Pada praktik dibuktikan semakin tebal bahan radiasi maka intensitas
yang diteruskan akan semakin kecil.
Dari grafik ini dapat diketahui nilai HVL nya. Nilai ketebalan berdasarkan
perhitungan yang diperlukan bahan timbal, plastik, alumunium dalam menahan intensitas
radiasi yang datang hingga separuhnya berturut-turut adalah 0,448 inch; 0,16 inch; 0,23 inch.
Pada jenis timbal, nilai intensitas yang diteruskan lebih sedikit dari pada alumunium,
dan alumunium lebih sedikit dari pada timbal. Hal ini disebabkan karena densitas timbal lebih
besar dari pada alumunium, dan densitas alumunium lebih besar dari plastik. Semakin tinggi
densitas materi, maka kerapatan atom akan semakin tinggi, sehingga intensitas radiasi yang
diserap bahan akan semakin besar karena semakin banyak bagian dari atom yang berinteraksi
dengan radiasi.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwanilai dari HVL dapat dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu jenis bahan dan ketebalan bahan. Bahan penahan radiasi jelas sangat
mempengaruhi nilai HVL,karena jenis radiasi yang berbeda memerlukan penahan yang
berbeda pula.Kemudian tebal penahan radiasi, penahan radiasi yang baik adalah yang
tipistetapi dapat mengurangi nilai paparan radiasi dengan signifikan. Bahan perisai semakin
tebal perisai yang digunakan maka intensitas yang diterima akan semakin kecil dan
sebaliknya.

VIII.

KESIMPULAN
1. HVL merupakan tebal bahan yang dapat menyerap intensitas paparan radiasi yang
datang shingga intensitas paparan radiasi yang diteruskan tinggal setengah intensitas
mula-mula.
2. Faktor yang mempengaruhi tebal paruh adalah koefisien serap linier bahan, tebal
bahan dan jenis bahan.
3. Berikut adalah nilai HVL dari masing-masing bahan dari hasil praktikum
Tebal paro bahan aluminium adalah 0,448 inch
Tebal paro bahan aluminium foil adalah 0,16 inch
Tebal paro bahan plastik adalah 0,23 inch

IX. DAFTAR PUSTAKA


Haries, Handoyo. 2016. Petunjuk Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Yogyakarta : STTN - BATAN
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html
Akhadi, M. 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Rineka Cipta, Jakarta
Anonim. 2006. Penahan Radiasi. Sumber:
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html. Diakses
pada tanggal 25 April 2013
Anonim. 2007. Radiasi. Sumber : http://industrialhygiene.blogspot.com/2007/05/radiasi.html. Diakses pada tanggal 25 April
2013
Marjanto, Djoko dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
STTN-BATAN. Yogyakarta.

Dosen Pembimbing,

Yogyakarta, 1 April 2016


Praktikan,

Haries Handoyo, SST

Bilqis Latifah

Anda mungkin juga menyukai