Anda di halaman 1dari 5

Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu

yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat
mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan
menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.
Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara biologi yang
memanfaatkan tumbuhan atau mikroorganisme yang dapat berasosiasi untuk mengurangi
polutan lingkungan baik pada air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh logam atau bahan
organik.
Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses secara
serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/ pencemar yang berada
disekitarnya.

Phytoacumulation (phytoextraction)
Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar
akar tumbuhan. Proses ini disebut juga Hyperacumulation.
Akar tanaman menyerap limbah logam dari tanah dan mentranslokasinya ke bagian
tanaman yang berada di atas tanah. Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda untuk
menyerap dan bertahan dalam berbagai limbah logam. Terutama di tempat-tempat yang
tercemar dengan lebih dari satu jenis logam.
Ada spesies tertentu yang disebut hiperakumulator tanaman yang menyerap jumlah
jauh lebih tinggi dari polutan dibandingkan spesies lainnya kebanyakan. Spesies ini
digunakan pada banyak situs karena kemampuan mereka untuk berkembang di daerah-daerah
yang sangat tercemar. Setelah tanaman tumbuh dan menyerap logam mereka dipanen dan
dibuang dengan aman. Proses ini diulang beberapa kali untuk mengurangi kontaminasi ke
tingkat yang dapat diterima.
Dalam beberapa kasus memungkin untuk benar-benar mendaur ulang logam melalui
proses yang dikenal sebagai phytomining, meskipun ini biasanya digunakan pada logam
mulia. Senyawa logam yang telah berhasil phytoextracted meliputi seng, tembaga, dan nikel.
Logam kontaminan dalam tanah: diserap oleh akar (penyerapan), pindah ke tunas
(translokasi), dan disimpan (akumulasi).

Rhizofiltration (rhizo= akar)


Merupakan proses adsorpsi atau pengedapan zat kontaminan oleh akar untuk
menempel pada akar.
Rhizofiltration mirip dengan Phytoextraction tapi digunakan untuk membersihkan air
tanah terkontaminasi daripada tanah tercemar. Kontaminan yang baik teradsorbsi ke
permukaan akar atau diserap oleh akar tanaman.
Tanaman yang digunakan untuk rhizofiltration tidak ditanam langsung di situs tetapi
harus terbiasa untuk polutan yang pertama. Tanaman hidroponik di tanam pada media air,
hingga sistem perakaran tanaman berkembang. Setelah sistem akar yang besar pasokan air
diganti untuk pasokan air tercemar untuk menyesuaikan diri tanaman. Setelah tanaman
menjadi acclimatised kemudian ditanam di daerah tercemar di mana serapan akar air tercemar
dan kontaminannya sama. Setelah akar menjadi jenuh kemudian tanaman dipanen dan
dibuang. Perlakuan yang sama dilakukan berulangkali pada daerah yang tercemar sehingga
dapat mengurangi polusi. Percobaan untuk proses ini dilakukan dengan menanan bunga
matahari pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.

Phytostabilization
Merupakan penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin
terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar
sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
Untuk mencegah kontaminasi dari penyebaran dan bergerak di seluruh tanah dan air
tanah, zat kontaminan diserap oleh akar dan akumulasi, diabsorbsi akar, terjadi pada rhizosfer
(ini adalah daerah di sekitar akar yang bekerja seperti laboratorium kimia kecil dengan
mikroba dan bakteri dan organisme mikro yang disekresikan oleh tanaman) ini akan
mengurangi atau bahkan mencegah perpindahan ke tanah atau udara, dan juga mengurangi
bioavailibility dari kontaminan sehingga mencegah penyebaran melalui rantai makanan..
Teknik ini juga dapat digunakan untuk membangun kembali komunitas tanaman pada daerah
yang telah benar-benar mematikan bagi tanaman karena tingginya tingkat kontaminasi
logam.
Kontaminan organik dalam tanah adalah: diserap oleh akar tanaman dan dipecah
menjadi bagian-bagian mereka dengan "eksudat" dalam sistem akar tanaman.

Rhyzodegradetion
yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang berada disekitar akar
tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bakteri.

Phytodegradation (phyto transformation)


yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang
mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan
dengan susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan
tumbuhan itu sendiri.
Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau diluar sekitar akar dengan
bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri.
Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat
proses proses degradasi.

Phytovolatization
yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk
yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di
uapkan ke atmosfir.
Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari
untuk setiap batang.

Jenis Tanaman
Fitoremediasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk media fitoremediasi antara lain :
1. Bunga matahari/ Heliantus anuus : mendegradasi Uranium
2. Populas trichocarpa, P.deltaritas Famili sacnaceae : mendegradasi TCE
(Trichloroethylene)
3. Najar graminae (tumbuhan air) : menyerap Co, Pb,Ni
4. Vetiver grass (Vetiveria zizonaides), akar wangi: mendegradasi Pb, Zn
5. Kangkung air, teratai, eceng gondok : menyerap/mengakumulasi logam berat pada
semua jaringan.

Kelebihan dan kekurangan Fitoremediasi


Kelebihan Fitoremediasi
1. Biaya murah karena memanfaatkan cahaya matahari
2. Mudah diterima oleh masyarakat
Kekurangan Fitoremediasi
1. Terbatas pada air dan tanah
2. Cara kerjanya lambat
3. Dapat meracuni tanaman dan berpotensi masuk ke makanan
4. Racun sulit diketahui jenisnya

Langkah Kerja
1. Tanaman enceng gondok yang masih hidup disiapkan di dalam pot bererta air dan
tanah
2. 1-2 ml I-131 ditambahkan ke dalam pot
3. Setelah satu jam, bagian akar, batang dan daun dicacah dengan menggunakan counter
GM
4. Pencacahan juga dilakukan setelah dua, tiga dan 24 jam
5. Massa akar, daun dan batang yang dicacah juga ditimbang dengan menggunakan
neraca analitis

Anda mungkin juga menyukai